(An Analysis On Byproduct of Some Variety of Sorghum (Sorghum
(An Analysis On Byproduct of Some Variety of Sorghum (Sorghum
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan (1) mengoptimalkan ketersediaan pakan melalui
pemanfaatan limbah tanaman sorgum (2) menganalisis kandungan limbah
tanaman sorgum sebagai pakan ruminansia (3) mengetahui dan
membandingkan kualitas serta kuantitas limbah pada beberapa varietas
tanaman sorgum di Kabupaten Merauke. Penelitian ini dilaksanakan di Distrik
Semangga Kabupaten Merauke. Penelitian dengan pengambilan dan
pengamatan sampel daun dari 3 varietas tanaman sorgum dengan 7 kali
ulangan. Metode yang digunakan, yaitu analisis proksimat (AOAC), kandungan
ADF dan NDF (Van Soest), daya cerna bahan kering dan daya cerna bahan
organik (Selulosa/pepsin), kandungan tannin (Lowenthal Procter). Data
dianalisis menggunakan analisis statistik dengan bantuan program SPSS. Hasil
penelitian menunjukan limbah tanaman sorgum berpotensi sebagai sumber
pakan ruminansia untuk mengoptimalkan ketersediaan pakan, daya
tampungnya dapat mencapai 1,23 ST/ha dan sangat disukai ternak sapi,
kandungan tanninnya masih dapat ditoleransi sebagai pakan ruminansia.
Varietas Numbu memperlihatkan hasil yang lebih baik dimana produksi BK,
daya tampung, TDN, total BK dan BO yang dapat dicerna serta presentase BK
yang dikonsumsi per BB lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Hegari
genjah dan Kawali, kadar NDF dan ADF lebih tinggi namun masih sesuai
dengan kebutuhan ruminansia. Tetapi kadar PK, kadar TDN dan daya cerna in
vitro lebih rendah.
Kata kunci : Limbah sorgum, varietas, kualitas nutrisi, pakan ruminansia
ABSTRACT
This research aims to (1) optimize the availability of feed through the use of
byproduct of Sorghum (2) analyze the content byproduct of Sorghum as
ruminants feed, (3) find and compare the quality and quantity of some varieties
of byproduct of Sorghum grown in Merauke regency. The research was
conducted in the Semangga District of Merauke regency, Papua province. The
samples of leaves of three varieties of sorghum were taken by 7 repetition. The
methods used were proximate analysis (AOAC), contens of ADF and NDF (Van
Soest), digestibility of dry matter and digestibility of organic matter
(Sellulase/pepsin), tannin (Lowenthal Procter). The data were analyzed by
using statistic analysis with SPSS program. The results showed that byproduct
PENDAHULUAN
nilai nutrisi pada limbahnya sebagai pakan. Masih terbatasnya informasi hijauan
pakan yang dihasilkan tanaman sorgum di Kabupaten Merauke sehingga perlu
adanya analisis untuk pemanfaatannya sebagai pakan dengan pemilihan
varietas yang tepat.
BAHAN dan METODE
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, melakukan
pengambilan dan pengamatan sampel dari 3 varietas tanaman sorgum dengan
7 kali ulangan. Perlakuan yang diamati meliputi tiga varietas tanaman sorgum,
terdiri dari Sorgum (Sorghum bicolor Moench) cv Numbu, Sorgum (Sorghum
bicolor Moench) cv
genjah.
Penelitian ini dilaksanakan di Distrik Semangga Kabupaten Merauke
Provinsi Papua. Analisis kimia pada sampel dilakukan di Laboratorium Kimia
Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.
Parameter yang diukur meliputi produksi bahan segar dan bahan kering
(BK) limbah yang dihasilkan tanaman sorgum, kandungan nutrisi limbah
meliputi protein kasar (PK), lemak kasar (LK), serat kasar (SK), bahan ekstrak
tanpa nitrogen (BETN), Ca, P dan TDN, kandungan tannin, serta kandungan
acid detergent fiber (ADF) dan neutrasi detergent
bahan kering (BK) dan daya cerna bahan organik (BO), tingkat konsumsi ternak
akan daun sorgum dan daya dukung limbah berupa daun tanaman sorgum.
Teknik pengumpulan data dan informasi yang dilakukan pada penelitian
ini adalah :
1. Pengumpulan Data Sekunder
Data-data pendukung (sekunder) yang berkaitan dengan penelitian ini
diperoleh dari dinas/instansi terkait.
2. Jumlah Populasi dan Satuan Ternak Sapi Potong
Perhitungan jumlah populasi ternak sapi potong berdasarkan struktur
populasi dari ternak anak, muda dan dewasa terhadap populasi ternak sapi
potong.
3. Identifikasi Produksi Limbah Sorgum
= serat kasar
LK
= lemak kasar
= Protein Kasar
selama
hari
untuk
masing-masing
varietas
dengan
kandungan
protein
dilakukan
dengan
metode
kjeldahl,
Populasi
(ekor)
Sapi
25.773
Dewasa (ekor)
Jantan Betina
Muda (ekor)
Jantan Betina
Anak (ekor)
Jantan Betina
1.637
2.972
1.997
11.002
5.966
2.198
BK
(%)
30,42a
22,66b
21,07b
BK
(kg/ha)
934,40a
745,60ab
654,08b
BK
(kg/ha/thn)
2.803,20 a
2.236,80 ab
1.962,24 b
Daya tampung
(ST/ha)
1,23 a
0,98 ab
0,86 b
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05)
PK (%)
6,11a
11,17b
10,85b
PK (kg/ha)
56,84a
83,30b
71,11ab
PK (kg/ha/thn)
170,52a
249,90b
213,34ab
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05)
berbeda nyata (p>0,05) (Tabel 6). Produksi lemak kasar pada ketiga varietas
tidak berbeda nyata (p>0,05).
Tabel 4. Lemak kasar (LK) masing-masing varietas daun sorgum
Varietas
Numbu
Hegari genjah
Kawali
LK (%)
3,30a
3,88b
3,59ab
LK (kg/ha)
30,73
29,07
23,88
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05)
SK (%)
32,70
31,99
32,45
SK (kg/ha)
305,10a
237,86ab
212,60b
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05)
Kadar serat kasar pada varietas Hengari genjah rendah tetapi jumlah
produksi yang paling rendah pada varietas Kawali hal ini dipengaruhi oleh
bahan kering yang dimiliki varietas Hengari genjah yang lebih tinggi
dibandingkan dengan Kawali.
1.5. Produksi Ca dan P.
Hasil penelitian menunjukkan, kadar Ca dan P pada varietas Kawali
(0,66% dan 0,23%) nyata lebih rendah (p<0,05), sedangkan kadar Ca dan P
pada varietas Numbu (0,9% dan 0,30%) dan Hegari genjah (0,88% dan 0,48%)
tidak berbeda nyata (p>0,05).
Tabel 6. Ca dan P masing masing varietas daun sorgum
Varietas
Numbu
Hegari genjah
Kawali
Ca (%)
0,9a
0,88a
0,66b
Ca (kg/ha)
8,45 a
6,48 a
4,32 b
P (%)
0,30a
0,29a
0,23b
P (kg/ha)
2,77 a
2,14 a
1,52 b
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05)
TDN (%)
53,33a
56,83b
59,90c
TDN (kg/ha)
498,11
424,33
392.01
TDN (kg/ha/thn)
1.494,35
1.273.00
1.176,02
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05)
10
NDF (%)
76,89a
73,08b
72,85b
NDF(kg/ha)
718,87 a
545,55 ab
476,95 b
ADF (%)
44,87a
41,8b
41,38b
ADF (kg/ha)
420,05 a
312,36 ab
271,82 b
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05)
11
Tannin (%)
0,82a
0,60b
0,46c
Tannin (gr/kg)
8,23 a
6,06 b
4,6 c
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05)
Menurut Preston dan Leng (1987) yang ditulllis Tanuwiria (2007) batas
ideal kadar tannin dalam ransum adalah 20 40 gr/kg BK ransum. Berdasarkan
hasil laboratorium, diperoleh kadar tannin dalam daun sorgum varietas Numbu
8,23 gr/Kg, varietas Hegari genjah 6,06 gr/Kg, dan dalam varietas Kawali 4,6
gr/Kg. Dari hasil tersebut diketahui bahwa kadar tannin yang terdapat pada
daun sorgum untuk ketiga varietas masih dibawah batas ideal, hal ini berarti
kandungan tannin yang terdapat pada daun tanaman sorgum masih dapat
digunakan sebagai pakan.
4. Kecernaan secara In vitro.
Kecernaan secara In vitro di bagi menjadi daya cerna bahan kering (BK)
dan daya cerna bahan organik (BO). Daya cerna bahan kering dan daya cerna
bahan organik pada masing-masing varietas berbeda nyata (p<0,05), dimana
nilai daya cerna bahan kering dan daya cerna bahan organik paling tinggi pada
varietas Kawali (46,06% dan 44,94%), kemuadian varietas Hengari genjah
(44,61% dan 44,74%) dan varietas Numbu (40,96% dan 40,60%). Total bahan
kering dan total bahan organik yang dapat dicerna pada masing-masing
varietas tidak berbeda nyata (p>0,05).
Daya cerna bahan kering dan bahan organik lebih rendah pada varietas
Numbu dibandingkan dengan varietas Hengari genjah dan Kawali, akan tetapi
total bahan kering dan bahan organik yang dapat dicerna lebih tinggi pada
varietas Numbu dibandingkan dengan varietas Hegari genjah dan Kawali. Hal
12
ini disebabkan karena jumlah bahan kering pada varietas Numbu nyata lebih
tinggi dibandingkan dengan varietas Hengari genjah dan Kawali.
Tabel 10. Daya cerna in vitro bahan kering (BK) dan bahan organik (BO)
masing-masing varietas daun sorgum
Varietas
Numbu
Hegari genjah
Kawali
Daya
cerna BK
(%)
40,96a
44,61b
46,06c
Total BK yang
dapat dicena
(kg/ha)
382,22
333,08
301,11
Daya
cerna BO
(%)
40,60a
42,74b
44,94c
Total BO yang
dapat dicena
(kg/ha)
378,98
319,49
294,19
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05)
Konsumsi
BS (kg/hr)
13,11a
12,39b
12,25b
14,79c
Konsumsi
BK (kg/hr)
3,99a
2,81b
2,58c
3,22d
Jumlah konsumsi
BK/BB (%)
1,76a
1,24b
1,14c
1,42d
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
(p<0,05). Ket: BS (bahan segar), BK (bahan kering), BB (bobot badan)
Ternak sapi termasuk ternak yang selektif, sering memilih bahan pakan
yang paling disukai. Dengan jumlah konsumsi daun sorgum yang hampir sama
dengan konsumsi akan rumput yang biasa dikonsumsi, hal ini mengindikasikan
bahwa
kesukaan
ternak
akan
limbah
tersebut
cukup
besar.
14
Konsumsi bahan kering vaietas Numbu lebih besar dari varietas lainnya,
hal ini mengindikasikan bahwa konsumsi ternak akan varietas Numbu jauh lebih
baik, sedangkan pada varietas lainnya jumlah yang dikonsumsi dalam keadaan
bahan segar sama banyak dengan varietas Numbu namun sebagian besar
yang dikonsumsi lebih banyak kandungan air.
D. Daya Dukung Limbah Sorgum sebagai Sumber Pakan
Daya dukung limbah tanaman sorgum adalah kemampuan suatu wilayah
untuk menghasilkan pakan berupa limbah tanaman sorgum tanpa melalui
pengolahan dan dapat menyediakan pakan untuk menampung sejumlah
populasi ternak sapi. Kepemilikan ternak di Kabupaten Merauke sebagian besar
hanya sebagai tabungan sehingga rata-rata penduduk memiliki 1 2 ekor
ternak tiap keluarga/rumah tangga, dengan demikian dalam 1 ha tanaman
sorgum dalam satu tahun mampu menyumbang kebutuhan nutrisi pakan selain
rumput, terutama pada musim kemarau.
Produksi daun sorgum yang dihasilkan dalam bentuk segar dapat
mencapai 3 ton/ha, hal ini sesuai dengan pendapat Sirappa (2003), bahwa
daun sorgum dalam keadaan berat segar dapat mencapai 3 ton/ha, sedangkan
di Merauke produksinya lebih dari 3 ton/ha, hal ini juga dapat disebabkan
karena tanah/lahan di Kabupaten Merauke masih kaya akan bahan organik
dengan belum banyak dikembangkan untuk pertanian.
Berdasarkan daya dukung bahan kering dari limbah tanaman sorgum
dan populasi sapi potong di Kabupaten Merauke maka potensi limbah sorgum
sebagai sumber pakan masih sangat rendah, namun dengan potensi luas lahan
kering yang tersedia seluas 2.959.441ha, dapat menampung populasi ternak
yang ada. Berdasarkan kebutuhan bahan kering dan luasan lahan kering yang
tersedia (2.959.441 ha), apabila dioptimalkan khususnya pada musim kering
untuk budidaya tanaman sorgum, maka limbah tanaman sorgum varietas
Numbu mampu menampung 1.212.187,03 ST/ton/thn, varietas Hegari genjah
967.258,832 ST/ton/thn dan varietas Kawali 848.530,294 ST/ton/thn
Secara keseluruhan untuk Kabupaten Merauke daya dukung limbah
tanaman sorgum cukup potensial untuk dikembangkan sebagai pakan ternak,
15
dengan luas lahan kering yang masih cukup besar khususnya pada musim
kemarau dimana tidak banyak hijauan tersedia dan disisi lain, lahan tanaman
pertanian banyak yang tidak terolah pada musim kering
dan dapat
16
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, J. 2010. Pengembangan Pakan Ternak Ruminansia : Menggagas
Lumbung Pakan Berbasis Hasil Samping Tanaman Pangan. Disampaikan
pada acara Apresiasi Budidaya Ternak Ruminansia. Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Hotel Sahid
Yogyakarta, tanggal 14 15 Desember 2010.
AOAC. 1984. Official Methods of Analysis of the Association of Official
Agriculture Chemist AOAC Inc. Washington
Darmono. 2007. Penyakit Defisiensi Mineral pada Ternak Ruminansia dan
Upaya Pencegahannya.. Balai Besar Penelitian Veteriner. Bogor. Jurnal
Litbang
Pertanian
2007,
(Online),
Vol.
26,
No.
3,
(http://www.pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/p3263073.pdf, diakses
25 Mei 2011)
De Boever, J.L., Cottyn, B.G., Buysse, F.X and Vanacker, J.M. 1988. The Use
of Cellulase technique to predict digestibility, Metabolizable and net
energy of forages. Anim. Feed Sci. Tech. 19,247
Dinas Peternakan Kabupaten Merauke. 2010. Populasi Ternak Akhir Tahun
Menurut Jenis dan Distrik. Merauke.
Hartadi, H., Reksohadiprodjo, S., Lebdosukojo, S., Tillman, A.D. 1980. Tabeltabel dari Komposisi Bahan Makanan Ternak untuk Indonesia. Published
by the International Feedstuffs Institute Utah Agricultural Experiment
Station, Utah State University Logan, Utah. Nopember 1980.
(Online)(http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PNAAR370.pdf, diakses 5 Juli
2011).
Hartanto, R. 2002. Uji Linieritas Nili Kecernaan Pakan Berserat Secara In Vitro
Akibat Adanya Lignin. Tesis tidak diterbitkan. Program Studi Magister
Ilmu Ternak. Program Pasca Sarjana. Fakultas Peternakan. Universitas
Diponegoro.
Kariyasa, K. 2003. Hasil Laporan Pra Survey Kelembagaan Usaha Tanaman
Ternak Terpadu dalam Sistem dan Usaha Agribisnis. Jakarta
Mayulu, H., Sunarsono., Sutrisno. C.I. dan Sumarsono. 2010. Kebijakan
Pengembangan Peternakan Sapi Potong di Indonesia. Jurnal Litbang
Pertanian 2010, (Online), Vol. 29, No. 1
(http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/p3291105.pdf).
Murni, R., Suparjo, Akmal, Ginting, BL. 2008. Potensi dan Faktor Pembatas
Pemanfaatan Limbah Sebagai Pakan Ternak. Buku Ajar Teknologi
Pemanfaatan Limbah Untuk Pakan. Laboratorium Makanan Ternak.
Fakultas Peternkan Universitas Jambi. (Online)
(http://jajo66.files.wordpress.com/2008/11/02potensi.pdf, di akses 25 mei 2011).
Nurdin. 2006. Identifikasi Potensi Sumberdaya Lahan untuk Pengembangan
Sapi Potong Di Kabupaten Lombok Tengah. Tesis. Tidak diterebitkan
Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Pangestu, E., Achmadi, J., Wahyono, F.
dan Nuswantara, L.K. 2009.
Karakteristik Daya Ikat Serat Dari Beberapa Bahan Pakan Hasil Samping
Agroindustri Terhadap Kalsium. Pemberdayaan Peternakan Berbasis
Sumber Daya Lokal untuk Ketahanan Pangan Nasional Berkelanjutan.
Seminar Nasional Kebangkitan Peternakan Semarang, 20 Mei 2009.
17
18