Anda di halaman 1dari 29

Tugas Individu

Pengembangan Masyrakat + Menajemen Pembangunan


Mengunakan Analisis PRA & RRA

Di Susun oleh:
Glino Ryan Kubelaborbir
0130640282

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN


PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
FAKULTAS TEKNIK
PLANOLOGI
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan hikmat yang di berikan
kepada saya anggota kelompok Kabupaten Jayapura, sehingga saya bisa menyelesaikan
Makalah ini dengan baik. kami sangat menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dalam penulisan Makalah ini, karena keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan yang saya
miliki. Namun atas bantuan, bimbingan dan arahan yang baik dari semua pihak, maka
makala ini dapat di seleseikan.
Akhirnya semoga makala ini dapat berguna dan bermanfaat bagi siapa saja yang
membaca dan membutuhkannya.

Jayapura, 8 Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Hal
HALAMANJUDUL

KATAPENGANTAR

ii

DAFTARISI

iii

BAB l PENDAHULUHAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran
1.2.1 Maksud
1.2.2Tujuan
1.2.3 Sasaran

1
2
2
2
2

BAB II GAMBARAN UMUM


2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.

Keadaan Geografis
Luas wilayah
Fisiografis (Elevansi)
iklim
tanah
Keadaan Demografi

3
4
5
7
8
10

BAB III PERMASALAHAN


3.1. Permasalahan Pengembangan Kota Sentani
3.2. Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD)Kab. Jayapura
3.3. Analisis Kemampuan Lahan
3.4. Analisis proses Menajemen Pembangunan
3.5. Teknik Pengembangan Masyarakat
3.6. Metode dan Teknik pengembangan Masyarakat

14
15
16
16
17
23

BAB IV PEMBAHASAN
.4.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

27

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kota merupakan salah satu bagian dari Ruang yang selalu mengalami
pertumbuhan dan perkembangan

yang di tunjukan dengan adanya perubahan

secara terus menerus yang sangat sulit di hentikan. Adanya proses pertumbuhan
dan perkembangan suatau kota akan akan mengakibatkan transformasion ruang
sosial-ekonomi sebagai akibat dari moderenisasi dan industrialisasi perkotaan yang
mengakibatkan perubahan fungsi ruang sebagai akibat adanya pembangunan, baik
yang terencana maupun yang tidak terencana. Mana proses perkembangan
perkotaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang sejalan dengan
perkembangan jumlah penduduk, urbanisasi maupun perkembangan fungsi kota itu
sendidri.

Kawasan pusat kota mengalami perubahan penggunaan lahan sangat intensif


dari kawasan permukiman menjadi komersil, sedangkan di kawasan pinggiran kota
terjadi alih fungsi (konservasi) lahan pertanian yang subur menjadi kawasan
terbangun yaitu industri dan permukiman Kondisi tersebut kondisi tersebut terjadinya
pembangunan yang mengarah ke daerah pinggiran (hinterland), ditunjukan dengan
adanya gejala Urban sparawl yang secara perlahan akan mempengaruhi pola
struktur ruang yang terbentuk.

Adanya fenomena perkembangan perkotaan tersebut mengakibatkan penikatan


intensistas penggunaan ruang kota dan terjadi alih fungsi lahan yang akan kota.
Akibatnya ketidakteraturan ruang, baik keseimbangan, keselarasan maupun maupun
keserasiannaya bagi kehidupan warga kota. Padahal kebutuhan akan ruang/lahan
sebagai wadah aktivitas selalu meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah
penduduk perkotaan, tetapi tetapi dengan fenomena keterbatasan lahan di
perkotaan. Adanya peningkatan intesitas pemanfaatan lahan perkotaan tersebut
mengakibatkan terjadinya konflik kepentingan antara kegiatan sektor yang berbeda,
termasuk terjadinya pemaksaan terhadap lahan sebagai sumberdaya alam yang
terbatas.

Pertumbuhan

ekonomi

terjadi

bila

terdapat

kenaikan

output

perkapita.

Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup yang diukur dengan


output riil per orang. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau
perkembangan, jika tingkat kegiatan ekonominya meningkat atau lebih tinggi jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya baru
terjadi jika jumlah barang dan jasa secara fisik yang dihasilkan perekonomian
tersebut bertambah besar pada tahun-tahun berikutnya. Salah satu indikator
keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah atau daerah adalah dengan
angka

pertumbuhan

ekonomi.

Pertumbuhan

ekonomi

adalah

pertumbuhan

pendapatan masyarakat secara keseluruhan sebagai suatu cerminan kenaikan


seluruh nilai tambah (value added) yang tercipta di suatu wilayah atau daerah.

1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran


1.1.1

Maksud
Laporan

Akhir

ini

dimaksudkan

untuk

mengarahkan

untuk

memberikan rincian tahapan-tahapan yang harus di lakukan sebelum


mengidentifikasi potensi yang ada di Kabupaten Jayapura
1.1.2

Tujuan
Laporan Akhir ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
menajemen

Pembangunan

dan

pengembangan

masyarakat

di

Kabupaten Jayapura
1.1.3

Sasaran
Sasaran Laporan akhir ini adalah untuk menjelaskan langkahlangkah untuk penginditifikasi . Adalah sebagai berikut :

Mengindetifikasi permasalahan pembangunan

PrioritasPrioritas

pembangunan

(RPJM)

di

wilayah

kabupaten jayapura

Analisis

proses

Menajemen

pengembangan masyarakat.

pembangunan

teknik

BAB II
Gambaran Umum

2.1 Keadaan Geografis


Kabupaten Jayapura terletak diantara 139O15-140O45 Bujur Timur dan
2O15 Lintang Utara dan 3O45 Lintang Selatan.

Dengan batas-batas wilayah

administrasi sebagai berikut :

Sebalah utara berbatasan dengan Samudera Pasifik dan Kabupaten Sarmi,

Sebelah

Selatan

berbatasan

dengan

Kabupaten

Pegunungan

Bintang,

Kabupaten Yahokimo dan Kabupaten Tolikara,

Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom, dan

Sebelah Barat dengan kabupaten Sarmi.

Gambar. Peta Kabupaten Jayapura

2.2 Luas Wilayah


Luas wilayah Kabupaten Jayapura adalah 17.516.60 km2 yang terbagi dalam
19 Distrik, 139 Kampung dan 5 Kelurahan, dengan penduduk Tahun 2011 berjumlah
118.182 jiwa dan kepadatan penduduk 6,73 per km2.

Pemanfaatan lahan untuk

pembangunan perkebunan di Kabupaten Jayapura dalam pelaksanaannya mengacu

pada program-program yang telah ditetapkan dan direalisasikan melalui kegiatan


pembangunan sesuai pola pengembangan.
Bila dilihat dari potensi lahan yang dapat dikembangkan untuk komoditas
perkebunan di Kabupaten Jayapura adalah seluas 386.470 ha, dan saat ini yang
telah dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman perkebunan masih sedikit

15.779 ha atau 4.08% dari luas lahan potensial untuk tanaman perkebunan. Berikut
ini disajikan luas wilayah Distrik dibandingkan dengan pembangunan perkebunan
yang telah dilakukan pada tahun 2008 seperti terlihat pada Tabel 1.
Karakteristik yang dimiliki, merupakan tantangan

yang besar dalam

pengembangan kabupaten Jayapura dimasa yang akan datang, bukan hanya


sejajar, tetapi mampu melebihi kemajuan daerah lain. Disisi lain posisi geografis
tersebut dengan keragaman yang dimiliki harus tetap mendapat perhatian khusus
dan menuntut kecermatan, pengelolaan kegiatan pembangunan dan masalah
kemasyarakatan lainnya.

Tabel 1.
Luas Wilayah, Luas Pengembangan dan Potensi Lahan
Di Kabupaten Jayapura Tahun 2008

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

DISTRIK

SENTANI
SENTANI TIMUR
EBUNGFAUW
WAIBU
SENTANI BARAT
DEPAPRE
RAVENIRARA
YOKARI
DEMTA
KEMTUK
KEMTUK GRESI
GRESI SELATAN
NIMBORAN
NIMBOKRANG
NAMBLONG
UNURUM GUAY
YAPSI
KAUREH
AIRU
JUMLAH
Sumber : Dinas Perkebunan 2008

Luas
Wilayah
(ha)
12,116
48,422
22,116
25,825
6,438
18,734
46,730.1
51,943.6
49,742.6
25,825
18,234.5
14,385.8
71,018.9
77,475.1
274,500
313,128.7
129,125.2
435,797.7
256,490
1,898,048

Luas Areal
Pengembangan
(ha)
322.40
708.00
703.00
327.25
590.00
462.61
103.00
434.00
347.00
618.00
1,465.65
300.00
1,043.75
602.50
649.00
161.75
1,198.00
12,965.80
23,001.71

Luas
Potensi
(ha)
6,450.66
4,376.00
6,528.45
4,465.25
1,693.72
5,408.71
14,005.53
15,544.08
7,782.01
6,854.34
4,989.26
4,225.74
20,538.82
9,946.80
22,176.90
73,877.41
38,553.36
130,549.69
16,745.20
394,711.93

Distrik Kaureh merupakan daerah dengan wilayah terluas yaitu 435.797,7 ha


dengan luas potensi lahan untuk perkebunan 130.549,69 ha dan luas pengebangan
sebesar 12.965,60 ha sedangkan luas wilayah terkecil adalah Distrik Sentani Barat
dengan luas wilayah 6.438 ha dengan luas wilayah potensial untuk pengembangan
perkebunan adalah 1.693,72 ha dan luas areal pengembangan seluas 590 ha.
Sumber air di wilayah kabupaten Jayapura terdiri dari sungai, danau dan air
tanah.

Sungai besar yang melintas di wilayah kabupaten Jayapura sebanyak 4

buah, sebagian besar muaranya menuju ke Pantai Utara (samudera pasifik) dan
pada umumnya sangat tergantung dari fluktuasi air hujan.Disamping itu terdapat
sungai-sungai kecil yang merupakan sumber air permukaan yang mengalir diwilayah
ini.
Danau yang berada di wilayah kabupaten Jayapura adalah danau sentani
seluas 9.630 ha, terdapat di Distrik Sentani, Sentani Timur, Embungfau dan Waibu.
Keadaan topografi dan lerang umumnya relative terjal dengan kemiringan 5-30%
serta mempunyai ketinggian actual 0,5 m dpl 1500 mdpl. Daerah pesisir Pantai
Utara merupakan dataran rendah yang bergelombang dengan kemiringan 0-10%
yang ditutupi dengan endapan alluvial, secara fisik salain daratan juga terdiri dari
rawa (13,700 ha) sebagian besar wilayah kabupaten Jayapura (72,09 %) berada
pada kemiringan diatas 41%, Sedangkan yang mempunyai kemiringan leranga 015% berkisar 23,74%.Luas masing-masing kelas kemiringan lereng pada mamsingmasing distrik di Kabupaten Jayapura dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Luas Masing-masing Kleas Kemiringan Lereng pada Distrik
Di Kabupaten Jayapura

Sumber : BPN Kabupaten Jayapura, 2007 ; Profil Kabupaten Jayapura, 2010 ;

2.3 Fisiografi (elevasi)


Elevasi merupakan salah satu faktor lingkungan biofisik yang penting, karena
elevasi berkaitan dengan suhu udara pada suatu wilayah.

Sebagian besar

ketinggian tempat di Kabupaten Jayapura berada di bawah 500 m dpl dengan luas
sebesar 958.273 ha atau 81,09% dari luas wilayah Kabupaten Jayapura. Wilayah
dengan ketinggian 500-1000 m dpl dengan luas sekitar 209.694 ha atau 17.74%,
dan wilayah dengan ketinggian 1000-2000 m dpl dengan luas 149,900 ha 137.78
ha atau 1.17%.
Tabel 3.
Luas Masing-Masing Ketinggian Menurut Distrik
Di Kabupaten Jayapura

No

DISTRIK

LUAS KELAS KETINGGIAN


<100

100-500

500-1000

1000-2000

SENTANI

55.75

26.76

14.48

17.50

SENTANI TIMUR

150.42

40.39

31.87

28.67

EMBUNGFAU

167.55

83.45

WAIBU

77.54

45.80

7.49

4.78

SENTANI BARAT

29.37

46.36

0.36

DEPAPRE

41.75

26.64

34.30

REVENIRARA

19.02

24.73

58.39

13.43

YOKARI

60.88

90.11

49.08

DEMTA

44.40

93.26

10

KEMTUK

103.95

82.56

11

KEMTUK GRESI

102.29

97.14

12

GRESI SELATAN

8.70

243.77

39.50

13

NIMBORAN

86.81

104.13

6.09

14

NIMBOKRANG

138.95

80.48

1.64

15

NAMBLONG

37.64

67.24

7.02

16

UNURUM GUAY

1202.76

1656.02

93.02

22.32

17

YAPSI

126.46

937.50

47.19

18

KAUREH

1548.99

244.63

1476.36

19

AIRU
JUMLAH

701.39
4,704.62

887.14
4,878.11

281.23
2,096.94

137.78

Sumber : BPN Kabupaten Jayapura 2008 ; Profil Kabupaten Jayapura 2010

2.4 Iklim
Kondisi iklim di Kabupaten Jayapura digolongkan kedalam tipe iklim Af (hutan
hujan tropika) yang dicirikan dengan curah hujan tahunan yang sangat tinggi 20003000 mm/tahun. Rataan curah hujan bulanan berkisar antara 170-282 mm/bulan
dengan hari hujan rataan bulan berkisar antara 16-17 hari.
Kabupaten Jayapura terletak dekat sekali dengan garis katulistiwa yang
menyebabkan daerah ini beriklim tropis.Selain itu Kabupaten Jayapura juga terletak
diatara dua Samudera yaitu Samudera Asia dan Australia yang sangat dipengaruhi
oleh Angin Munsoon Tenggara yangbertiup secara bergantian 6 bula sekali.Angin ini
bertiup antara bulan Mei hingga bulan Nopember yang berasal dari benua Australia
dan pada bulan-bulan tersebut matahari berada di bagian belahan Bumi Utara dari
katulistiwa sehingga wilayah ini memiliki tekanan udara yang rendah.Sifat angin ini
tidak banyak mengandung uap air, karena daerah Australia sebagian besar
merupakan daerah savanna yang tandus, sehingga berpengaruh terhadap wilayah
Jabupaten Jayapura terjadi musm panas.
Sebaliknya pada bulan Desember hingga bulan April bertiup Angin Mosoon
Barat

Laut

yang

sangat

berbeda

sifatnya

dibandingkan

Angin

Munsoon

Tenggara.Angin ini berasal dari dataran Asia dan pada saat itu matahari berada di
bagian Selatan dari katulistiwa, sehingga berakibat Kabupaten Jayapura memiliki
tekanan udara yang rendah.Angin ini banyak membawa uap air, karena daerah yang
dilaluinya cukup panjang dan sebagian besar melewati laut dan samudera.Karena
sifat yang demikian banyak mendatangkan hujan di Kabupaten Jayapura dan
sekitarnya.

Sesuai dengan letaknya yang demikian menyebabkan Kabupaten Jayapura


pada waktu tertentu memiliki suhu yang tinggi.Rataan suhu maksimum 31.8oC,
rataan suhu minimum 23.5oC, dan Rataan suhu optimum sekitar 27oC.Ratan curah
hujan, hari hujan dan suhu udara pada dua lokasi yang berbeda dapat dilihat pada
Table 4.

Tabel 4.
Ratan Curah Hujan, Hari Hujan dan Suhu Udara Pada
Dua Stasiun di Kabupaten Jayapura Tahun 2009
Suhu Udara
No.

Bulan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Curah Hujan
Sentani
Genyem
CH
HH
CH
HH
240
26
402
28
344
21
681
21
330
22
569
22
135
12
242
20
240
16
233
13
38
10
98
9
129
15
159
13
148
15
107
12
63
16
83
14
57
8
178
12
145
17
345
23
168
18
287
16

Sentani Genyem

JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOPEMBER
DESEMBER

21.7
26.9
27.1
27.3
27.3
27.9
26.9
26.8
28.1
27.2
27.6
28.9

26.5
26.3
26.5
26.7
27
27.4
26.5
26.3
26.6
27.1
26.6
27.2

Sumber : BPN Kabupaten Jayapura 2008 ; Profil Kabupaten Jayapura 2010

2.5 Tanah
Tanah

merpakan

media

yang

penting

bagi

pertumbuhan

dan

perkembangan tanaman. Tanah berbeda dari satu tempat ke tampat lain


demikian juga dengan sifat fisik dan kandungan kimianya.

Berdasarkan

pembentukannya maka tanah dibentuk oleh faktor-fantor diantaranya adalah


bahan induk, iklim, topografi, vegetasi dan waktu. Faktor-faktor tersebut akan
membentuk berbagai jenis tanah yang berbeda-beda sifatnya.
Secara garian besar jenis tanah di kabupaten Jayapura dapat digolongkan
menjadi

lima

jenis

tanah

yaitu

Podsolik

Merah

Organosol/Aluvial, Latosol dan Podsolik Ciklat Kelabu.


jenis tanah tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 5.

Kuning,

Mediteran,

Luas masing-masing

Luas dan Jenis Tanah di Kabupaten Jayapura


No

Distrik

SENTANI

EMBUNGFAU

SENTAN TIMUR

Luas Masing-Masing Jenis Tanah

Jumlah

PCK

PMK

MDT

ORG

LT

100.00

34.80

6.20

141.00

3.20

46.80

50.00

11.00

8.80

19.80

12.00

6.00

16.40

8.00

42.40

19.20

14.80

6.40

73.90

116.30

230.60

208.70

154.80

363.50

SENTANI BARAT

WAIBU

DEMTA

YOKARI

DEPAPRE

REVENIRARA

10

KEMTUK

11

KEMTUK GRESI

12

GRESI SELATAN

13

NIMBORAN

14

NAMBLONG

15

NIMBOKRANG

16

UNURUM GUAY

17

YAPSI

18

KAUREH

125.70

627.60

21.60

774.90

19

AIRU
JUMLAH

465.60

852.20

69.60

109.70

125.10

1623.20

Prosentase
28.70% 52.50%
Keterangan : PCK = Podsolik Merah Kuning
PMK = Podsolik Merah Kelabu
MDT = Mediteran

4.30%
6.80%
7.70%
ORG = Organosol
LT = Latosol

100

1. Podsolik Coklat kelabu


Tanah ini berkembang pada iklim dengan Curah Hujan diatas 1500
mm/tahun, tanpa bulan kering. Terletak pada topografi datar, bergelombang,
landai dan berbukit dengan elevasi 10-2000 m dpl, warna tanah kehitaman,
coklat tua hingga kekuningan. Reaksi tanah masam hingga netral (pH 5-7,0).
Di Kabupaten Jayapura mencapai 375,68 ha atau 26 % tersebar di 19 Distrik.
Luas tanah ini terbesar pada Disrik Unurum Guay dengan luas 208.700 ha
dan yang terkecil pada Disrik Kemtuk Gresi dan Gresi Selatan seluas 12 ha.

2. Podsolik Merah Kuning


Jenis Tanah ini terbentuk pada type iklim basah dengan curah hujan
berkisar antara 2500-3500 mm/tahun, tanpa bulan kering.

Terletak pada

topografi bergelombang sampai berbukit dengan elevasi berkisar antara 20-

100 mdpl, Solumnya agak tebal (1-2m), warna tanah merah hingga kuning,
Reaksi tanah sangat asan hingga asam (3,4-5,0) dan sangat peka terhadap
erosi serta mempunyai tingkat kesuburan rendah. Tanah ini penyebarannya
paling luas mencapai 897,20 ha dan hamper setiap Distrik mempunya jenis
tanah ini. Paling luas terdapat di Distrik Kaureh seluas 627,60 ha dan yang
paling kecil adalah pada Distrik Demta dan Yokari seluas 3,20 ha. Jenis
tanah ini cocok untuk persawahan, tanaman semusin dan tahunan dengan
perlakuan tambahan.

3. Mediteran
Tanah ini berkembang pada iklim dengan curah hujan berkisar antara
80-2500 mm/tahun, Terletak pada elevasi 0-400 m dpl. Solumnya agak tebal
(1-2m), Reaksinya tanahnya agak asam samapi netral (pH 6,0-7,5),
kepekaan terhadap erosi sedang hingga besar. Jenis tanah ini cocok untuk
persawahan, padang penggembalaan, dan buah-buahan.Jenis tanah ini di
kabupaten Jayapura berada pada Distrik Demta dan Yokari dengan luas
46,80 ha da sebgian kecil berada pada Distrik Nimbokrang dan Namblong
seluar 6,40 ha.

4. Organosol/Aluavial
Pembentukan jenis tanah ini tidak dipengaruhi oleh iklim.Terletak
pada topografi datar hingga bergelombang dan berada di daerah dataran
rendah, warna tanah kelabu tua/hitam.

Reaksi tanah sangat masam (pH

3,5-5). Cocok untuk persawahan , tanaman palawija, tambak dan tanaman


kelapa. Jenis tanah ini paling banyak di jumpai pada Distrik Nimboran dan
Namblong dengan luas 75,90 ha dan paling sedikit ditemukan di Distrik
Sentani dengan luas 6,2 ha.

5. Latosol
Jenis tanah ini terbentuk pada iklim basah dengan curah hujan
berkisar antara 2000-7000 mm/tahun, dengan bulan kering kurang dari 3
bulan, terletak pada topografi bergelombang, berbukit dan bergunung pada
elevasi 10-13 m dpl. Solumnya dalam (1,5-10m), dengan warna tanah coklat
hingga kuning. Reaksi tanah hingga agak asam (pH 4,5-6,5), dan kepekaan
terhadap erosi kecil. Jenis tanah ini cocok untuk tanaman sayur-sayuran,

buah-buahan dan tanaman perkebunan. Tanah ini sebagian besar berada di


Distrik Depapre dengan luas 8,80 ha.

2.6 Keadaan Demografi


Penyebaran jumlah penduduk di Kabupaten Jayapura terkonsentrasi pada
daerah-daerah pusat pemerintahan dan perekonomian yang ramai. Hal ini dapat
dilihat pada beberapa Distrik misalnya Distrik

Sentani dimana kota Sentani

merupakan pusat pemerintahan dan sekaligus pusat perekonomian daerah.


Distrik Sentani memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu 48.339jiwa dan 11.176
KK, sedangkan jumlah penduduk terkecil adalah Distrik Gresi Selatan sebanyak
1279 jiwa dan 302 KK. Data penyebaran jumlah penduduk Kabupaten Jayapura
dapat dilihat pada Tabel 6.Sedangkan jumlah penduduk menurut pekerjaan di
Kabupaten Jayapura dapat dilihat pada Tabel 7.Dari Tabel tersebut dapat dilihat
bahwa jumlah pendudukan yang memiliki pekerjaan sebagai PNS berjumlah
7374 orang atau 5,09%, paling banyak ada pada Distrik Sentani sebanyak 4.397
orang dan paling sedikit terdapat di Distrik Airu sebanyak 8 orang. TNI/POLRI
sebanyak sebanyak 3.298 atau 2,28%, terbanyak terdapat di Distrik Sentani
sebanyak 2499 orang dan yang paling sedikit terdapat di Distrik Gresi Selatan
sebanyak 2 orang. Jumlah petani di Kabupaten Jayapura 35.975 orang, yang
terbanyak terdapat di Distrik 13049 orang atau 24,83% dari jumlah penduduk
Kabupaten Jayapura.

Tabel 6.
Jumlah Penduduk Kabupaten Jayapura Menurut Jenis Kelamin
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

DISTRIK
SENTANI
SENTANI TIMUR
EMBUNGFAU
WAIBU
SENTANI BARAT
DEPAPRE
REVENIRARA
YOKARI
DEMTA
KEMTUK
KEMTUK GRESI
GRESI SELATAN
NIMBORAN

JENIS KELAMIN
L
P
25,275
3,834
1,309
3,847
2,278
2,072
596
1,074
1,756
1,858
2,129
466
2,203

21,996
3,857
1,271
3,516
2,101
1,924
569
907
1,544
1,865
2,132
469
2,025

JUMLAH
JIWA
KK
47,271
7,691
2,580
7,363
4,379
3,996
1,165
1,981
3,300
3,723
4,261
935
4,228

11,176
1,911
660
1,548
906
703
322
403
703
815
981
302
977

14
15
16
17
18
19

NIMBOKRANG
NAMBLONG
UNURUM GUAY
YAPSI
KAUREH
AIRU
JUMLAH

3,490
1,614
1,099
3,257
3,765
522
62,444

3,186
1,507
937
2,769
2,739
424
55,738

6,676
3,121
2,036
6,026
6,504
946
118,182

1,692
731
508
1,341
3,721
327
29,727

Sumber : Kabupaten Jayapura Dalam Angka 2011

Jumlah nelayan di Kabupaten Jayapura adalah 675 orang atau 0,47%


dari jumlah penduduk Kabupaten Jayapura, yang terbanyak berada di Distrik 105
orang dan terendah berada ada Distrik Sentani Barat, Kemtuk Gresi, Gresi
Selatan, Yapsi dan Kaureh masing-masing 1 orang.

Peternak di Kabupaten

Jayapura hanya 74 orang. Sedangkan yang memiliki pekerjaan dbidang swasta


berjumlah 72.006 orang atau 47,70% termasuk penduduk yang cukup banyak di
kabupaten Jayapura, sedangkan penduduk yang belum bekerja di Kabupaten
Jayapura berjumlah 72.006 atau 49,70% dari jumlah penduduk Jayapura dan
merupakan angka pengangguran yang cukup besar. Jumlah penduduk yang
belum bekerja terbanyak ada di Distrik Sentani 29.143 dan yang paling sedikit
ada di Distrik Revenirara 662 orang.Distrik sentani merupakan Distrik yang
mendominasi semua aktivitas kegiatan karena Distrik Sentani merupakan Pusat
pemerinatahan Kabupaten Jayapura.

Tabel 7.
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pekerjaan di Kabupaten Jayapura
JENIS PEKERJAAN
No

DISTRIK

JUMLAH
PNS

TNI/POLRI

PETANI

NELAYAN

PEDAGANG

PETERNAK

SWASTA

BLM BEKERJA

4,397

2,499

13,049

105

987

16

9,913

29,143

60,109

SENTANI

SENTANI TIMUR

477

69

1,360

64

37

1,041

4,199

7,250

EMBUNGFAU

67

11

872

10

84

1,580

2,625

WAIBU

606

238

1,897

18

104

14

1,311

5,170

9,358

SENTANI BARAT

261

82

1,098

14

354

2,345

4,162

DEPAPRE

168

52

1,022

120

18

225

2,773

4,380

REVENIRARA

31

365

17

15

13

34

662

1,141

YOKARI

31

493

160

473

1,322

2,484

DEMTA

77

22

824

167

24

277

1,895

3,290

10

KEMTUK

108

988

592

1,872

3,573

11

KEMTUK GRESI

122

24

1,395

110

2,457

4,114

12

GRESI SELATAN

17

496

49

31

778

1,375

13

NIMBORAN

274

54

1,602

19

373

3,108

5,436

14

NIMBOKRANG

290

52

2,845

15

1,347

3,522

8,071

15

NAMBLONG

169

31

1,341

11

373

1,918

3,846

16

UNURUM GUAY

40

915

364

1,388

2,726

17

YAPSI

127

119

3,108

24

473

3,149

7,003

18

KAUREH

104

17

1,980

14

6,743

4,472

13,332

19

AIRU
JUMLAH

323

25

253

609

7,374

3,298

35,973

675

1,344

71

24,143

72,006

144,884

BAB III
PERMASALAHAN

3.1 Permasalahan pengembangan Kota Sentani


Secara rinci permasalahan yang terdapat diwilayah ibukota Kabupaten
Jayapura Berdasarkan Aspek penggunaan lahan dan aktivtas ditabulasikan sebagai
berikut
Terjadi polarisasi pembangunan kawasan Distrik Sentani.
Keadaan topografi wilayah Kabupaten Jayapura umumnya bergelombang,
berbukit dan lereng yang relatif terjal.
Batas administrasi Kabupaten dan Distrik belum ditetapkan secara definitif di
lapangan setelah pemekaran daerah.
Permasalahan Wilayah ibukota Kabupaten Jayapura
Kondisi pengunaan lahan
Kedudukan wilayah ibukota kabupaten jayapura dalam lingkup kabupaten
berada pada batas wilayah yang mempunyai fungsi lindung (pegunungan
Cyclops). Kondisi ini merupakan pembatasa dalam pengembangan kawasan
,sekaligus harus mengemban fungsi ( lindung)bagi kawasan lainnya
Keberadaan RTH belum di tata dengan baik
Munculnya permukiman padat dengan KDB mencapai 90% pada beberapa
Lokasi. Kondisi ini menjadi prioritas dalam penanganan penataan bangunan
di wilayah ibukota kabupaten jayapura
Adanya ancaman banjir tanah longsor akibat perambahan hutan di bagian
utara danau sentani. Juga terdapat beberapa lokasi rawan longsor pada
distrik sentani timur (pada daerah bertopografi Miring/terjal)
Pembangunan pelabuhan peti kemas di distrik Depapre dalam kaitanya
dengan sistem transportasi, pengembangan lahan di sekitar pelabuhan
Pembangun tempat pengelolahan akhir (TPA) di waibron distrik sentani Barat
yang masih Bermasalah terhadap terhadap lingkungan dan ulayat adat
sekitar Pengembangan bandara udara sentani distrik sentani dan
pengaruhnya terhadap kawasan keselamatan Operesi Penerbangan

Adanya Rencana Pembangunan rumah sakit Internasional pada distrik


sentani dalam kaitanya dengan pembuangan limbah Rumah sakit
Bererapa tempat masih bersengketa tanah ulayat antara suku satu dengan
suku lainnya
Rencana pembangunan kota baru di kampung Puay, Distrik sentani Timur.

3.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Jayapura


Visi:
Masyarakat Kabupaten yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan dasarnya
Misi :
1. Melindungi hak-hak dasar Masyarakat kabupaten Jayapura
2. Memfasilitasi pemenuhan Kebutuhan dasar masyarakat
3. Mengembangkan Sumberdaya Masyarakat aparatur pemerintah dan
Masyarakat,
4. Mengatur pemanfaatan Sumberdaya Alam yang lestari dan berkelanjutan
Wilayah pembangunan I

Sekitar danau Sentani yang di dalamnya terdapat empat Distrik, masing


masing Distrik Sentani Timur, Sentani, Ebungfaw, dan Waibu. Potensi
Unggulan yang di kembangkan adalah sumbardaya air danau sentani,
perbukitan dan pemandangan danau serta budaya Sentani yang dapat di
kembangkan sebagai Kawasan Wisata. Selain itu, Kota Sentani akan di
kembangkan sebagai pusat Perdagangan, Pendidikan dan Pemerintah.
Wilayah pembangunan ll

Terletak pada pantai Utara dan Barat Deponsero yang di dalamnya terdapat
lima Distrik, yaitu masing-masing distrik Demta, Yokari, Depapre, Ravenirara,
dan Sentani Barat (moi).Potensi unggulan yang dimiliki adalah Teluk dengan
kedalaman yang cukup untuk di kembangkan sebagai pelabuhan peti kemas
atau Kontainer, selain itu daerah ini memiliki pegunungan yang kaya akan air
dan mineral.
Wilayah pembangunan lll

Daerah Lembah Grime yang di dalamnya memiliki enam Distrik, yaitu Distrik
Nimboran, Nembukrang, Namblong, Kemtuk, Gresi selatan.

Wilayah ini memiliki dataran yang cukup luas dan subur untuk pengembangan
pertanian, perkebunan dan peternakan skala Rakyat, serta memiliki lahan
yang cocok untuk pengembangan kawasan Industri. Kawasan ini juga akan di
kembangkan sebagai kawasan Agropolitan.
Wilayah pembangunan IV

Daerah Lembah Nawa yang di dalamnya terdapat empat Distrik yaitu Distrik
Unurum Guay, Yapsi, Kaureh, dan Airu. Wilayah ini memiliki dataran yang sangat
luas dan memiliki potensi air terjun yang dapat di kembangkan sebagai sumber listrik
tenaga air.
Wilayah ini dapat di kembangkan komoditas perkebunan dengan skala besar
serta pemanfaatan sumberdaya kehutanan terutama terutama pada kawasan aliran
dan hulu sungai untuk kepentingan energi listrik yang dapat mendukung kebutuhan
listrik wilayah pembangunan 1 sebagai kawasan pengembangan pariwisata
,perdagangan ,pendidikan dan pemerintah; wilayah pembangunan 2 sebagai
pelabuhan peti kemas; dan pembangunan 3 sebagai kawasan pengembangan
Agropolitan, industri berbasis pertanian dalam arti luas.

3.2 Analisis Kemampuan Lahan


Keseluruha Wilayah Perkotaan Sentani yang terdiri dari 6 Distrik menjadi satu
kesatuan Bagian Wilayah Perencanaan (BWP) Sentani. Untuk memudahkan
perencanaan,maka

akan

dibagi

menjadi

beberapa

Sub

Bagian

Wilayah

Perencanaan menurut fungsi lahan yang terjadi.Berikut adalah Analisis kemampuan


Lahan Kawasan Perkotaan Sentani menurut pembagian Sub Bagian Wilayah
Perencanaan (S-BWP).
S-BWP I meliputi Distrik Sentani dan Waibu
1. Fungsi Utama

: Pusat Pemerintahan

2. Fungsi Pendukung

:Perumahan, Pendidikan, Perdagangan dan Jasa,

Kesehatan Dan Konservasi


S-BWP II meliputi Distrik Sentani Timur dan Ebungfau

Fungsi Utama

: Pusat Pemerintahan

Fungsi Pendukung : Perumahan, Pendidikan,Perdagangan dan Jasa ,


kesehatan dan Konservasi

S-BWP III meliputi Distrik Sentani Barat dan sebagian Distrik Waibu

Fungsi Utama

Fungsi Pendukung : Perumahan, Pendidikan, Perdagangan dan Jasa,

: Pusat Pemerintahan

Kesehatan dan konservasi


S-BWP IV meliputi Distrik Depapre

Fungsi Utama
: Pusat Pemerintahan
Fungsi Pendukung : Perumahan,Pendidikan,Perdaangan dan
Jasa,Kesehatan dan konservasi.

Kondisi fisik, Sumber Daya Alam (SDA), dan lingkungan pada kawasan Pusat
Kawasan Perkotaan Sentani merupakan Landasan Dasar yang perlu
diperhatikan dalam melakukan suatu analisis Perencanaan Kawasan.Oleh
karena itu, perlu dilakukan Analisis Fisik dan SDA untuk mengetahui
kesesuaian Lahan suatu kawasan yang kemudian dapat diketahui arahan
pemanfaatan lahan untuk pengembangan kawasan yang ada.

Penentuan kesesuaian lahan pada suatu Perkotaan Sentani mengacu pada


Permen No.20/PRT/M/2007 tentang Teknik Analisis Aspek Fisik dan
Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang.

3.3 Analisis Proses Manajemen Pembangunan


Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembangunan di Kabupaten Jayapura :

Sektor Sosial Budaya

Sektor Perdagangan dan Jasa

Sektor Perekonomian

Sektor Transportasi

3.4 Teknik Pengembangan Masyarakat :


Prinsip-Prinsip Pembangunan Masyarakat

Prinsip-prinsip pembangunan masyarakat akan menjadi ranah bagi implementasi


pembangunan masyarakat. Korelasi dari prinsip-prinsip tersebut sangat diperlukan

dalam upaya mewujudkan keberhasilan pembangunan masyarakat. Jim Ife


(1995:178) mengungkapkan 22 prinsip pembangunan masyarakat, yang dapat
diuraikan dibawah ini:
1.

Pembangunan terpadu dan seimbang


Pembangunan masyarakat pada dasarnya harus mencakup pembangunan di bidang
politik, ekonomi, sosial, kultural, lingkungan dan personal atau spiritual.

2.

Konfrontasi terhadap ketimpangan struktural


Pembangunan masyarakat harus mampu merubah adanya ketimpangan kelas
maupun ketimpangan gender dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi
masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan masyarakat perlu diupayakan.

3.

Menjunjung tinggi hak asasi manusia


Dalam rangka menjamin hak asasi manusia, maka perlu adanya aturan atau regulasi
yang memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap hak asasi manusia. Hakhak yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah pemenuhan tiap standard
kehidupan, hak mendapatkan pendidikan, hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan
kultural komunitasnya, hak untuk berkembang secara mandiri dan hak untuk
mendapatkan perlindungan keluarga.

4.

Keberlanjutan
Dua aspek penting dalam rangka mewujudkan keberlanjutan pembangunan adalah
pentingnya pembangunan tersebut memperhatikan dimensi keseimbangan ekologis
dan keadilan sosial. Dalam konteks keseimbangan ekologis, pembangunan
masyarakat ditujukan pada upaya meminimalkan ketergantungan terhadap sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan menggantikannya dengan sumber
daya alam yang dapat diperbaharui. Di sisi lain, peminimalan terhadap polusi
lingkungan dan konservasi terhadap sumber-sumber daya alam menjadi issue utama
dari pendekatan ekologis ini. Sementara pada asas keadilan sosial, distribusi
pendapatan yang proporsional dari negara terhadap warga negaranya menjadi issue
yang perlu dikedepankan.

5.

Pemberdayaan
Konsep pemberdayaan menjadi basis utama dalam pembangunan masyarakat.
Pemberdayaan memiliki makna membangkitkan sumber daya, kesempatan,
pengetahuan dan keterampilan mereka untuk meningkatkan kapasitas dalam
menentukan masa depan mereka. Konsep utama yang terkandung dalam
pemberdayaan adalah bagaimana memberikan kesempatan yang luas bagi
masyarakat untuk menentukan sendiri arah kehidupan dalam komunitasnya.

6.

Pembangunan personal dan politik


Pembangunan

masyarakat

pada

hakekatnya

perlu

untuk

menyeimbangkan

hubungan antara personal dan politik, individu dan struktur maupun personal privat
dan

publik.

Persoalan-persoalan

dalam

masyarakat

seperti

pengangguran,

perdagangan bebas, asuransi kesehatan, pembangunan industri perlu diakomodasi


sebagai obyek dari pembangunan masyarakat.
7.

Pemilikan komunitas
Pemilikan komunitas mencakup dua level, yaitu kepemilikan pada sebuah benda
material dan kepemilikan pada struktur serta proses. Benda material mencakup
tanah, bangunan dan beberapa hal lain yang dimiliki individu. Perluasan pemilikan
komunitas menjadi aspek penting dalam membangun komunitas, dapat mendorong
tumbuhnya rasa memiliki terhadap identitas komunitas, dapat memberi akan alasan
bagi seseorang untuk menjadi aktif terlibat dalam setiap level komunitas dan dapat
mendorong penggunaan sumber daya secara lebih efisien. Pemilikan terhadap
struktur dan proses merupakan aspek lain dari pemilikan komunitas. Hal tersebut
dibutuhkan untuk melakukan kontrol terhadap sesuatu seperti penyampaian
pelayanan kesehatan, pendidikan, pembuatan keputusan tentang aktivitas lokal,
perumahan, pembangunan lokal dan sebagainya. Dalam konteks ini, desentralisasi
menjadi hal yang essensial. Oleh karena itu, pembangunan masyarakat haruslah
difokuskan pada upaya untuk memberikan stimulasi dan mendukung kontrol dan
pemilikan komunitas melalui pengembangan sumber daya, keterampilan dan
kepercayaan diri serta tanggung jawab.

8.

Kemandirian
Kemandirian memiliki makna bahwa komunitas seharusnya mendayagunakan
sumber-sumber daya yang ada dengan kekuatan sendiri dan tidak bergantung pada
pihak eksternal. Kemandirian komunitas akan sangat bermanfaat dalam menghadapi
ketidakpastian dan krisis. Oleh karena itu, pembangunan masyarakat seharusnya
diupayakan untuk penguatan kemandirian komunitas.

9.

Independen dari negara


Hal ini tidak berarti bahwa dukungan pemerintah tidak perlu diterima. Dukungan
pemerintah sangat diperlukan untuk memulai proses pembangunan masyarakat.
Setelah tahap itu, maka inisiatif dan kreativitas dalam melaksanakan pembangunan
harus diserahkan kepada pemerintah.

10.

Tujuan dekat (antara) dan visi akhir jangka panjang

Dalam pembangunan masyarakat adalah sangat penting dan essensial untuk


menjaga keseimbangan antara tujuan dekat dan tujuan akhir jangka panjang. Hal ini
selaras dengan prinsip ekologis dan prinsip keadilan sosial seperti yang telah
diuraikan di muka. Dalam konteks ini, memiliki makna bahwa meskipun dalam
jangka pendek pembangunan harus diupayakan pada terwujudnya keadilan sosial,
namun

dalam

jangka panjang

pembangunan

mesti

memperhatikan

aspek

keseimbangan lingkungan agar hasil pembangunan dapat terus berkelanjutan


11.

Pembangunan organis
Pembangunan organis pada dasarnya menjadi suatu konsep yang berlawanan
dengan pembangunan yang bersifat mekanistik. Oleh karena itu, pembangunan
komunitas tidak diperintahkan dengan teknik yang sifatnya sedehana, akan tetapi
melalui proses yang kompleks dan dinamis. Pembangunan organis memiliki arti
upaya untuk membangun melalui pemahaman hubungan yang sifatnya kompleks
antara komunitas dengan lingkungannya. Hal ini seperti pendekatan kabutuhan
secara holistik daripada perspektif linear.

12.

Tahapan pembangunan
Konsekuensi logis dari konsep pembangunan organis adalah adanya suatu
keharusan bahwa suatu proses pembangunan harus melalui beberapa tahapan.
Dengan demikian, pembangunan masyarakat memerlukan proses waktu yang lama,
sebab ia lebih mengutamakan keaktifan dari partisipasi komunitas. Hal inilah yang
seringkali membuat frustasi para pelaksana/ pekerja, para birokrasi pembangunan
terutama bagi mereka yang ingin segera melihat hasilnya. Situasi demikian seringkali
menjadi alasan mengapa para birokrat untuk menentukan cara pendekatan dalam
pembangunan masyarakat harus membutuhkan waktu yang relatif lama.

13.

Bebas dari tekanan luar


Pembangunan masyarakat tidak akan berjalan dengan baik, ketika ada tekanantekanan dari pihak eksternal. Oleh karena itu, pembangunan masyarakat haruslah
dibangun secara murni oleh komunitas itu sendiri dengan memperhatikan sensivitas
terhadap budaya komunitas lokal, tradisi dan lingkungan. Perspektif pembangunan
masyarakat membutuhkan komunikasi yang bersifat horizontal (belajar dari sesama
komunitas, tidak dari tekanan luar), pertanggungjawaban terhadap komunitas dan
pengakuan adanya keberagaman.

14.

Pembangunan komunitas
Semua pembangunan masyarakat seharusnya bertujuan untuk membangun
komunitas. Pembangunan komunitas meliputi semua interaksi sosial dengan

komunitas dan membantu mereka untuk mengkomunikasikan apa yang menjadi


jalan untuk menuju dialog yang murni, pemahaman dan aksi sosial. Pendek kata,
pembangunan komunitas memiliki makna membangun masyarakat secara bersamasama. Oleh karena itu, proses berkelompok, inklusivitas, membangun rasa saling
percaya diri, dan membangun semangat bersama untuk mencapai tujuan sangat
penting dalam membangun komunitas.
15.

Proses dan hasil


Penekanan pada proses dan hasil menjadi issue utama dalam kerja komunitas.
Pendekatan pragmatis cenderung hanya akan melihat hasil, sehingga bagaimana
upaya untuk memperoleh hasil tersebut tidaklah begitu penting. Namun demikian,
pandangan ini kemudian ditentang oleh berbagai pihak, karena proses dan hasil
pada hakekatnya merupakan dua hal yang saling berkaitan. Proses pada dasarnya
harus merefleksikan hasil, demikian juga hasil juga merupakan refleksi dari proses.
Dalam konteks ini, moral dan etika dalam memperoleh hasil akan menjadi pusat
perhatian.

16.

Integritas proses
Integritas dalam proses akan menjadi unsur penting dalam menentukan hasil dan
tujuan. Proses bimbingan sosial masyarakat mengandung dua unsur pokok yaitu
perencanaan

dan

pengintegrasian

masyarakat

yang

dapat

memperlancar

penumbuhan kesadaran akan loyalitas kepada masyarakat dimana perorangan,


peningkatan

perasaan

tanggungjawab

terhadap

kondisi

serta

kedudukan

masyarakat, permunculan sikap-sikap yang memungkinkan kerja sama dengan


orang-orang yang mempunyai perbedaan dalam berbagai seginya, dan pertumbuhan
nilai-nilai yang sama didalam masyarakat secara keseluruhan (Soetarso, 1994: 39).

17.

Anti kekerasan
Pada konteks ini, pembangunan masyarakat menghendaki sebuah proses
pendekatan yang anti kekerasan. Oleh karena itu, pendekatan yang bersifat koersif
ataupun pendekatan atau penekanan terhadap sesama merupakan aspek-aspek
yang mesti dihindari dalam konteks pembangunan masyarakat.

18.

Inklusif
Aplikasi prinsip inklusif dalam pembangunan masyarakat membutuhkan proses
adanya keterlibatan masyarakat untuk mengambil bagian dalam proses pelaksanaan
pembangunan. Proses pembangunan haruslah bersifat terbuka dan memanjang
aspirasi dari warga masyarakat.

19.

Konsesus
Prinsip anti kekerasan dan pendekatan inklusif memerlukan proses pembangunan
masyarakat yang seharusnya dibangun atas dasar konsesus dan keputusan
konsesus tersebut seharusnya dibuat untuk dapat diaplikasikan. Pendekatan
konsesus pada hakekatnya didasarkan pada persetujuan dari masyarakat dan hal ini
merupakan konsekuensi dari prinsip anti kekerasan dan inklutif. Dengan prinsip ini,
diharapkan tidak ada menganalisa dan alienasi dalam kehidupan masyarakat.

20.

Kooperasi
Perspektif ekologis dan pendekatan anti kekerasan kedua-duanya menekankan pada
kebutuhan struktur yang kooperatif daripada struktur yang kompetitif. Banyak dari
struktur, proses dan institusi masyarakat modern dibangun atas dasar asumsi
kompetisi yang baik, termasuk sistem pendidikan, ekonomi, kesibukan, pekerjaan,
seni, rekreasi dan pelayanan kesehatan. Kooperasi mengasumsikan bahwa problem
maupun masalah sosial yang dihadapi tidak sekedar menjadi tanggungjawab dari
komunitas itu sendiri, melainkan juga harus diatasi bersama-sama dengan komunitas
lain.

21.

Partisipasi
Pembangunan masyarakat harus selalu melihat partisipasi masksimal, dengan
tujuan setiap orang dalam komunitas dapat secara aktif berperan dalam kegiatan
masyarakat. Prinsip partisipasi yakni bertujuan mendorong tumbuhnya perubahan
sikap dan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kemajuan, meningkatkan kualitas
partisipatif masyarakat dari sekedar mendukung, menghadiri, menjadi konstributor
kegiatan dakwah dan menyegarkan dan meningkatkan efektifitas fungsi dan peran
pemimpin lokal. Dalam hubungan sosial masyarakat, faktor yang esensi dari
pengembangan masyarakat adalah penumbuhan demokrasi partisipatif dari segenap
masyarakat padahal untuk menumbuhkan demokrasi tersebut mempersyaratkan
adanya

desentralisasi

dan

pemerataan kekuasaan,

persatuan

yang

dapat

mendukung keanekaragaman intern di dalam masyarakat, partisipasi dalam


pertemuan dan diskusi untuk menghasilkan konsesus yang sebenarnya, serta hak
untuk menjadi salah satu bagian mempengaruhi arah kehidupan sosial di dalam
masyarakat.

Adapun

strategi

bimbingan

sosial

masyarakat

berdasarkan

atas

prinsip

pemberdayaan agar proses pengembangan masyarakat lebih efektif, langkah yang


perlu dilakukan sebagai berikut:
1) Mengindentifikasi, menamai masalah dan isu-isu.

2) Menganalisis masalah dan mengidentifikasi pelaku (analisis masalah)


3) Mengidentifikasi tujuan umum dan khusus.
4) Menyiapkan rencana tindakan yang secara rinci berisi taktik, program, tugas dan
proses mencapai tindakan.
5) Melaksanakan rencana tindakan.
6)

Mengevaluasi

seluruh

proses

dan

rencana

tindakan

dalam

rangka

membandingkan hasil yang ditetapkan dan hasil yang nyata.


7) Melaksanakan evaluasi dan pengendalian (Kenny, 1994 : 13-115).

3.5

Metode dan Teknik Pengembangan Masyarakat


1.

Metodologi Pengembangan Masyarakat


Untuk menjangkau masyarakat secara luas pendekatan yang digunakan oleh yaitu
pembinaan melalui pembinaan sumberdaya manusianya seperti pembinaan
kelompok dan kader lokal.
a)

Pembinaan melalui kelompok mempunyai beberapa kelebihan antara lain:


Mempermudah pengorganisasian
Memperlancar pencapaian tujuan bersama
Meningkatkan kerjasama dan gotong-royong

b)

Pembinaan kader lokal diharapkan membentuk seseorang menjadi motivator,

fasilitator dan katalisator bagi masyarakat sendiri sehingga keberlanjutan kegiatan


diharapkan dapat lebih terjamin.
2.

Teknik dan Metode Lapangan


Masyarakat mempunyai karakteristiknya masing-masing. Untuk itu ada beberapa
teknik dan metode pendekatan lapangan lain:
a)

Participatori Rural Appraisal (PRA), teknik ini merupakan kelanjutan dari RRA

yang mengemas metode-metode pengembangan masyarakat menjadi bagian dari


metodenya.
b) Achievement Motivation Training (AMT), yaitu latihan motivasi yang berdasarkan
pada prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa yang memperhatikan 3 aspek domain,
yaitu achievement, power dan psikomotorik.
c)

Action-Research adalah sebuah metode untuk menyadarkan masyarakat

terhadap potensi dan masalah yang ada pada masyarakat.


d) Participatory Action Research adalah metode penyadaran masyarakat terhadap
potensi dan masalah yang dimiliki yang menekankan pada keikutsertaan masyarakat
pada kegiatan yang dilaksanakan.

e)

Why tree dan problem tree merupakan metode perencanaan dan evaluasi yang

mempergunakan struktur analisis jaringan seperti pohon. Teknik ini antara lain
problem tree, solution tree dan sebagainya.
Terdapat beberapa metoda pemberdayaan masyarakat yang digunakan sejak lama.
Antara lain adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1. Ragam Metoda Pemberdayaan Masyarakat
No. Kelompok Metoda

Ragam Metoda

Keterangan

1.

Percakapan/dialog, Anjang-sana, Anjang-karya.

Individual

Tatap-muka

Pertemuan, Ceramah, diskusi, FGD, RRA,


PRA, PLA, Sekolah Lapang, Pelatihan.

Kelompok

Pameran

Masal
2.

3.

Percakapan tak-

Telepon, TV, Radio.

Individual

langsung

Teleconference

Kelompok

Demonstrasi

Demonstrasi cara, Demonstrasi hasil,

Kelompok

Demonstrasi cara dan hasil.


4.

Barang cetakan

Foto, pamflet, leaflet, folder, brosur, poster,


baliho, dll

5.

Media-masa

6.

Kampanye

Surat kabar, tabloid, majalah.

Media cetak

Radio, tape-recorder.Media Sosial, Video di

Media lisan

youtube

Media

TV, VCD, DVD.

terproyeksi

Gabungan dari semua metoda di atas

Sumber: Konsep-Konsep Pemberdayaan Masyarakat (Mardikanto, 2011)

Selain metoda di atas, terdapat beberapa metoda pemberdayaan masyarakat


partisipatif. Antara lain adalah sebagai berikut.

Teknik Pengembangan Masyarakat yang Sampai pada saat ini telah yang telah di lakukan
oleh pemerintah adalah :

PNPM-Mandiri RESPEK

Pembagian Bibit Tanaman, Benih Ikan air tawar, dan Peternakan.

Pembagian Ruamah Oleh Dinas Kehutanan Untuk Masyarakat Lokal di pinggir


Danau Senatni.

Sosialisasi

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pendekatan radikasl lebih terfokus pada upaya Untuk Menigkatkan
Kemandirian dan memperbaiki sistem pemberian pelayanan Kepada masyarakat
Mulai

Memberdayakan

Kelompok-kelompok

lemah

Meningkatkan

Inisiatif

Masyarakat Termasuk Kemandirian Pemberdayaan Masyarakat Guna mencapai


Akar Penyebab Ketertindasan Dan diskriminasi yang ada dan Sering terjadi di
kabupaten jayapura

DAFTAR PUSTAKA
1. Ife, Jim. 1996. Community Development: Creating Community Alternatives Vision.
Analisysis and Practice. Melbourne. Longman.
2. Kenny, S. 1994. Developing Communities For The Future Development The
Australia. Australia : Nelson Australia Prelimited, Canbera.
3. Mardikanto, Totok. 2011. Pemberdayaan Masyarakat. Surakarta. UNS Press
4. Moh. Ali Aziz. 2005. Dakwah Pengembangan Masyarakat. Gramedia. Jakarta.
5. Soetarso. 1994. Praktek Pekerjaan Sosial Dalam Pembangunan Masyarakat. Koperasi
Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial. Bandung
6. Megginson, David,et.al, Human Resource Development, Fast-Track MBA Series, 2003
7. Burgoyne, J, Management Development for the Individual and the Organization,
Personal Management, 2000.
8. Sumarto, Hetifah, Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance,Yayasan Obor Indonesia,
2003.
9. Blackburn, James and Holland, Institutionalising Participation in Development, ITP
London, 1998
10. Revans, R, The ABC of Action Learning, Chatwell Bratt, Bromley.

Anda mungkin juga menyukai