Glino Kubelaborbir (Kab. Jayapura) PDF
Glino Kubelaborbir (Kab. Jayapura) PDF
Di Susun oleh:
Glino Ryan Kubelaborbir
0130640282
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan hikmat yang di berikan
kepada saya anggota kelompok Kabupaten Jayapura, sehingga saya bisa menyelesaikan
Makalah ini dengan baik. kami sangat menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dalam penulisan Makalah ini, karena keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan yang saya
miliki. Namun atas bantuan, bimbingan dan arahan yang baik dari semua pihak, maka
makala ini dapat di seleseikan.
Akhirnya semoga makala ini dapat berguna dan bermanfaat bagi siapa saja yang
membaca dan membutuhkannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
HALAMANJUDUL
KATAPENGANTAR
ii
DAFTARISI
iii
BAB l PENDAHULUHAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran
1.2.1 Maksud
1.2.2Tujuan
1.2.3 Sasaran
1
2
2
2
2
Keadaan Geografis
Luas wilayah
Fisiografis (Elevansi)
iklim
tanah
Keadaan Demografi
3
4
5
7
8
10
14
15
16
16
17
23
BAB IV PEMBAHASAN
.4.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
27
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kota merupakan salah satu bagian dari Ruang yang selalu mengalami
pertumbuhan dan perkembangan
secara terus menerus yang sangat sulit di hentikan. Adanya proses pertumbuhan
dan perkembangan suatau kota akan akan mengakibatkan transformasion ruang
sosial-ekonomi sebagai akibat dari moderenisasi dan industrialisasi perkotaan yang
mengakibatkan perubahan fungsi ruang sebagai akibat adanya pembangunan, baik
yang terencana maupun yang tidak terencana. Mana proses perkembangan
perkotaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang sejalan dengan
perkembangan jumlah penduduk, urbanisasi maupun perkembangan fungsi kota itu
sendidri.
Pertumbuhan
ekonomi
terjadi
bila
terdapat
kenaikan
output
perkapita.
pertumbuhan
ekonomi.
Pertumbuhan
ekonomi
adalah
pertumbuhan
Maksud
Laporan
Akhir
ini
dimaksudkan
untuk
mengarahkan
untuk
Tujuan
Laporan Akhir ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
menajemen
Pembangunan
dan
pengembangan
masyarakat
di
Kabupaten Jayapura
1.1.3
Sasaran
Sasaran Laporan akhir ini adalah untuk menjelaskan langkahlangkah untuk penginditifikasi . Adalah sebagai berikut :
PrioritasPrioritas
pembangunan
(RPJM)
di
wilayah
kabupaten jayapura
Analisis
proses
Menajemen
pengembangan masyarakat.
pembangunan
teknik
BAB II
Gambaran Umum
Sebelah
Selatan
berbatasan
dengan
Kabupaten
Pegunungan
Bintang,
Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom, dan
15.779 ha atau 4.08% dari luas lahan potensial untuk tanaman perkebunan. Berikut
ini disajikan luas wilayah Distrik dibandingkan dengan pembangunan perkebunan
yang telah dilakukan pada tahun 2008 seperti terlihat pada Tabel 1.
Karakteristik yang dimiliki, merupakan tantangan
Tabel 1.
Luas Wilayah, Luas Pengembangan dan Potensi Lahan
Di Kabupaten Jayapura Tahun 2008
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
DISTRIK
SENTANI
SENTANI TIMUR
EBUNGFAUW
WAIBU
SENTANI BARAT
DEPAPRE
RAVENIRARA
YOKARI
DEMTA
KEMTUK
KEMTUK GRESI
GRESI SELATAN
NIMBORAN
NIMBOKRANG
NAMBLONG
UNURUM GUAY
YAPSI
KAUREH
AIRU
JUMLAH
Sumber : Dinas Perkebunan 2008
Luas
Wilayah
(ha)
12,116
48,422
22,116
25,825
6,438
18,734
46,730.1
51,943.6
49,742.6
25,825
18,234.5
14,385.8
71,018.9
77,475.1
274,500
313,128.7
129,125.2
435,797.7
256,490
1,898,048
Luas Areal
Pengembangan
(ha)
322.40
708.00
703.00
327.25
590.00
462.61
103.00
434.00
347.00
618.00
1,465.65
300.00
1,043.75
602.50
649.00
161.75
1,198.00
12,965.80
23,001.71
Luas
Potensi
(ha)
6,450.66
4,376.00
6,528.45
4,465.25
1,693.72
5,408.71
14,005.53
15,544.08
7,782.01
6,854.34
4,989.26
4,225.74
20,538.82
9,946.80
22,176.90
73,877.41
38,553.36
130,549.69
16,745.20
394,711.93
buah, sebagian besar muaranya menuju ke Pantai Utara (samudera pasifik) dan
pada umumnya sangat tergantung dari fluktuasi air hujan.Disamping itu terdapat
sungai-sungai kecil yang merupakan sumber air permukaan yang mengalir diwilayah
ini.
Danau yang berada di wilayah kabupaten Jayapura adalah danau sentani
seluas 9.630 ha, terdapat di Distrik Sentani, Sentani Timur, Embungfau dan Waibu.
Keadaan topografi dan lerang umumnya relative terjal dengan kemiringan 5-30%
serta mempunyai ketinggian actual 0,5 m dpl 1500 mdpl. Daerah pesisir Pantai
Utara merupakan dataran rendah yang bergelombang dengan kemiringan 0-10%
yang ditutupi dengan endapan alluvial, secara fisik salain daratan juga terdiri dari
rawa (13,700 ha) sebagian besar wilayah kabupaten Jayapura (72,09 %) berada
pada kemiringan diatas 41%, Sedangkan yang mempunyai kemiringan leranga 015% berkisar 23,74%.Luas masing-masing kelas kemiringan lereng pada mamsingmasing distrik di Kabupaten Jayapura dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Luas Masing-masing Kleas Kemiringan Lereng pada Distrik
Di Kabupaten Jayapura
Sebagian besar
ketinggian tempat di Kabupaten Jayapura berada di bawah 500 m dpl dengan luas
sebesar 958.273 ha atau 81,09% dari luas wilayah Kabupaten Jayapura. Wilayah
dengan ketinggian 500-1000 m dpl dengan luas sekitar 209.694 ha atau 17.74%,
dan wilayah dengan ketinggian 1000-2000 m dpl dengan luas 149,900 ha 137.78
ha atau 1.17%.
Tabel 3.
Luas Masing-Masing Ketinggian Menurut Distrik
Di Kabupaten Jayapura
No
DISTRIK
100-500
500-1000
1000-2000
SENTANI
55.75
26.76
14.48
17.50
SENTANI TIMUR
150.42
40.39
31.87
28.67
EMBUNGFAU
167.55
83.45
WAIBU
77.54
45.80
7.49
4.78
SENTANI BARAT
29.37
46.36
0.36
DEPAPRE
41.75
26.64
34.30
REVENIRARA
19.02
24.73
58.39
13.43
YOKARI
60.88
90.11
49.08
DEMTA
44.40
93.26
10
KEMTUK
103.95
82.56
11
KEMTUK GRESI
102.29
97.14
12
GRESI SELATAN
8.70
243.77
39.50
13
NIMBORAN
86.81
104.13
6.09
14
NIMBOKRANG
138.95
80.48
1.64
15
NAMBLONG
37.64
67.24
7.02
16
UNURUM GUAY
1202.76
1656.02
93.02
22.32
17
YAPSI
126.46
937.50
47.19
18
KAUREH
1548.99
244.63
1476.36
19
AIRU
JUMLAH
701.39
4,704.62
887.14
4,878.11
281.23
2,096.94
137.78
2.4 Iklim
Kondisi iklim di Kabupaten Jayapura digolongkan kedalam tipe iklim Af (hutan
hujan tropika) yang dicirikan dengan curah hujan tahunan yang sangat tinggi 20003000 mm/tahun. Rataan curah hujan bulanan berkisar antara 170-282 mm/bulan
dengan hari hujan rataan bulan berkisar antara 16-17 hari.
Kabupaten Jayapura terletak dekat sekali dengan garis katulistiwa yang
menyebabkan daerah ini beriklim tropis.Selain itu Kabupaten Jayapura juga terletak
diatara dua Samudera yaitu Samudera Asia dan Australia yang sangat dipengaruhi
oleh Angin Munsoon Tenggara yangbertiup secara bergantian 6 bula sekali.Angin ini
bertiup antara bulan Mei hingga bulan Nopember yang berasal dari benua Australia
dan pada bulan-bulan tersebut matahari berada di bagian belahan Bumi Utara dari
katulistiwa sehingga wilayah ini memiliki tekanan udara yang rendah.Sifat angin ini
tidak banyak mengandung uap air, karena daerah Australia sebagian besar
merupakan daerah savanna yang tandus, sehingga berpengaruh terhadap wilayah
Jabupaten Jayapura terjadi musm panas.
Sebaliknya pada bulan Desember hingga bulan April bertiup Angin Mosoon
Barat
Laut
yang
sangat
berbeda
sifatnya
dibandingkan
Angin
Munsoon
Tenggara.Angin ini berasal dari dataran Asia dan pada saat itu matahari berada di
bagian Selatan dari katulistiwa, sehingga berakibat Kabupaten Jayapura memiliki
tekanan udara yang rendah.Angin ini banyak membawa uap air, karena daerah yang
dilaluinya cukup panjang dan sebagian besar melewati laut dan samudera.Karena
sifat yang demikian banyak mendatangkan hujan di Kabupaten Jayapura dan
sekitarnya.
Tabel 4.
Ratan Curah Hujan, Hari Hujan dan Suhu Udara Pada
Dua Stasiun di Kabupaten Jayapura Tahun 2009
Suhu Udara
No.
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Curah Hujan
Sentani
Genyem
CH
HH
CH
HH
240
26
402
28
344
21
681
21
330
22
569
22
135
12
242
20
240
16
233
13
38
10
98
9
129
15
159
13
148
15
107
12
63
16
83
14
57
8
178
12
145
17
345
23
168
18
287
16
Sentani Genyem
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOPEMBER
DESEMBER
21.7
26.9
27.1
27.3
27.3
27.9
26.9
26.8
28.1
27.2
27.6
28.9
26.5
26.3
26.5
26.7
27
27.4
26.5
26.3
26.6
27.1
26.6
27.2
2.5 Tanah
Tanah
merpakan
media
yang
penting
bagi
pertumbuhan
dan
Berdasarkan
lima
jenis
tanah
yaitu
Podsolik
Merah
Tabel 5.
Kuning,
Mediteran,
Luas masing-masing
Distrik
SENTANI
EMBUNGFAU
SENTAN TIMUR
Jumlah
PCK
PMK
MDT
ORG
LT
100.00
34.80
6.20
141.00
3.20
46.80
50.00
11.00
8.80
19.80
12.00
6.00
16.40
8.00
42.40
19.20
14.80
6.40
73.90
116.30
230.60
208.70
154.80
363.50
SENTANI BARAT
WAIBU
DEMTA
YOKARI
DEPAPRE
REVENIRARA
10
KEMTUK
11
KEMTUK GRESI
12
GRESI SELATAN
13
NIMBORAN
14
NAMBLONG
15
NIMBOKRANG
16
UNURUM GUAY
17
YAPSI
18
KAUREH
125.70
627.60
21.60
774.90
19
AIRU
JUMLAH
465.60
852.20
69.60
109.70
125.10
1623.20
Prosentase
28.70% 52.50%
Keterangan : PCK = Podsolik Merah Kuning
PMK = Podsolik Merah Kelabu
MDT = Mediteran
4.30%
6.80%
7.70%
ORG = Organosol
LT = Latosol
100
Terletak pada
100 mdpl, Solumnya agak tebal (1-2m), warna tanah merah hingga kuning,
Reaksi tanah sangat asan hingga asam (3,4-5,0) dan sangat peka terhadap
erosi serta mempunyai tingkat kesuburan rendah. Tanah ini penyebarannya
paling luas mencapai 897,20 ha dan hamper setiap Distrik mempunya jenis
tanah ini. Paling luas terdapat di Distrik Kaureh seluas 627,60 ha dan yang
paling kecil adalah pada Distrik Demta dan Yokari seluas 3,20 ha. Jenis
tanah ini cocok untuk persawahan, tanaman semusin dan tahunan dengan
perlakuan tambahan.
3. Mediteran
Tanah ini berkembang pada iklim dengan curah hujan berkisar antara
80-2500 mm/tahun, Terletak pada elevasi 0-400 m dpl. Solumnya agak tebal
(1-2m), Reaksinya tanahnya agak asam samapi netral (pH 6,0-7,5),
kepekaan terhadap erosi sedang hingga besar. Jenis tanah ini cocok untuk
persawahan, padang penggembalaan, dan buah-buahan.Jenis tanah ini di
kabupaten Jayapura berada pada Distrik Demta dan Yokari dengan luas
46,80 ha da sebgian kecil berada pada Distrik Nimbokrang dan Namblong
seluar 6,40 ha.
4. Organosol/Aluavial
Pembentukan jenis tanah ini tidak dipengaruhi oleh iklim.Terletak
pada topografi datar hingga bergelombang dan berada di daerah dataran
rendah, warna tanah kelabu tua/hitam.
5. Latosol
Jenis tanah ini terbentuk pada iklim basah dengan curah hujan
berkisar antara 2000-7000 mm/tahun, dengan bulan kering kurang dari 3
bulan, terletak pada topografi bergelombang, berbukit dan bergunung pada
elevasi 10-13 m dpl. Solumnya dalam (1,5-10m), dengan warna tanah coklat
hingga kuning. Reaksi tanah hingga agak asam (pH 4,5-6,5), dan kepekaan
terhadap erosi kecil. Jenis tanah ini cocok untuk tanaman sayur-sayuran,
Tabel 6.
Jumlah Penduduk Kabupaten Jayapura Menurut Jenis Kelamin
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
DISTRIK
SENTANI
SENTANI TIMUR
EMBUNGFAU
WAIBU
SENTANI BARAT
DEPAPRE
REVENIRARA
YOKARI
DEMTA
KEMTUK
KEMTUK GRESI
GRESI SELATAN
NIMBORAN
JENIS KELAMIN
L
P
25,275
3,834
1,309
3,847
2,278
2,072
596
1,074
1,756
1,858
2,129
466
2,203
21,996
3,857
1,271
3,516
2,101
1,924
569
907
1,544
1,865
2,132
469
2,025
JUMLAH
JIWA
KK
47,271
7,691
2,580
7,363
4,379
3,996
1,165
1,981
3,300
3,723
4,261
935
4,228
11,176
1,911
660
1,548
906
703
322
403
703
815
981
302
977
14
15
16
17
18
19
NIMBOKRANG
NAMBLONG
UNURUM GUAY
YAPSI
KAUREH
AIRU
JUMLAH
3,490
1,614
1,099
3,257
3,765
522
62,444
3,186
1,507
937
2,769
2,739
424
55,738
6,676
3,121
2,036
6,026
6,504
946
118,182
1,692
731
508
1,341
3,721
327
29,727
Peternak di Kabupaten
Tabel 7.
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pekerjaan di Kabupaten Jayapura
JENIS PEKERJAAN
No
DISTRIK
JUMLAH
PNS
TNI/POLRI
PETANI
NELAYAN
PEDAGANG
PETERNAK
SWASTA
BLM BEKERJA
4,397
2,499
13,049
105
987
16
9,913
29,143
60,109
SENTANI
SENTANI TIMUR
477
69
1,360
64
37
1,041
4,199
7,250
EMBUNGFAU
67
11
872
10
84
1,580
2,625
WAIBU
606
238
1,897
18
104
14
1,311
5,170
9,358
SENTANI BARAT
261
82
1,098
14
354
2,345
4,162
DEPAPRE
168
52
1,022
120
18
225
2,773
4,380
REVENIRARA
31
365
17
15
13
34
662
1,141
YOKARI
31
493
160
473
1,322
2,484
DEMTA
77
22
824
167
24
277
1,895
3,290
10
KEMTUK
108
988
592
1,872
3,573
11
KEMTUK GRESI
122
24
1,395
110
2,457
4,114
12
GRESI SELATAN
17
496
49
31
778
1,375
13
NIMBORAN
274
54
1,602
19
373
3,108
5,436
14
NIMBOKRANG
290
52
2,845
15
1,347
3,522
8,071
15
NAMBLONG
169
31
1,341
11
373
1,918
3,846
16
UNURUM GUAY
40
915
364
1,388
2,726
17
YAPSI
127
119
3,108
24
473
3,149
7,003
18
KAUREH
104
17
1,980
14
6,743
4,472
13,332
19
AIRU
JUMLAH
323
25
253
609
7,374
3,298
35,973
675
1,344
71
24,143
72,006
144,884
BAB III
PERMASALAHAN
Terletak pada pantai Utara dan Barat Deponsero yang di dalamnya terdapat
lima Distrik, yaitu masing-masing distrik Demta, Yokari, Depapre, Ravenirara,
dan Sentani Barat (moi).Potensi unggulan yang dimiliki adalah Teluk dengan
kedalaman yang cukup untuk di kembangkan sebagai pelabuhan peti kemas
atau Kontainer, selain itu daerah ini memiliki pegunungan yang kaya akan air
dan mineral.
Wilayah pembangunan lll
Daerah Lembah Grime yang di dalamnya memiliki enam Distrik, yaitu Distrik
Nimboran, Nembukrang, Namblong, Kemtuk, Gresi selatan.
Wilayah ini memiliki dataran yang cukup luas dan subur untuk pengembangan
pertanian, perkebunan dan peternakan skala Rakyat, serta memiliki lahan
yang cocok untuk pengembangan kawasan Industri. Kawasan ini juga akan di
kembangkan sebagai kawasan Agropolitan.
Wilayah pembangunan IV
Daerah Lembah Nawa yang di dalamnya terdapat empat Distrik yaitu Distrik
Unurum Guay, Yapsi, Kaureh, dan Airu. Wilayah ini memiliki dataran yang sangat
luas dan memiliki potensi air terjun yang dapat di kembangkan sebagai sumber listrik
tenaga air.
Wilayah ini dapat di kembangkan komoditas perkebunan dengan skala besar
serta pemanfaatan sumberdaya kehutanan terutama terutama pada kawasan aliran
dan hulu sungai untuk kepentingan energi listrik yang dapat mendukung kebutuhan
listrik wilayah pembangunan 1 sebagai kawasan pengembangan pariwisata
,perdagangan ,pendidikan dan pemerintah; wilayah pembangunan 2 sebagai
pelabuhan peti kemas; dan pembangunan 3 sebagai kawasan pengembangan
Agropolitan, industri berbasis pertanian dalam arti luas.
akan
dibagi
menjadi
beberapa
Sub
Bagian
Wilayah
: Pusat Pemerintahan
2. Fungsi Pendukung
Fungsi Utama
: Pusat Pemerintahan
S-BWP III meliputi Distrik Sentani Barat dan sebagian Distrik Waibu
Fungsi Utama
: Pusat Pemerintahan
Fungsi Utama
: Pusat Pemerintahan
Fungsi Pendukung : Perumahan,Pendidikan,Perdaangan dan
Jasa,Kesehatan dan konservasi.
Kondisi fisik, Sumber Daya Alam (SDA), dan lingkungan pada kawasan Pusat
Kawasan Perkotaan Sentani merupakan Landasan Dasar yang perlu
diperhatikan dalam melakukan suatu analisis Perencanaan Kawasan.Oleh
karena itu, perlu dilakukan Analisis Fisik dan SDA untuk mengetahui
kesesuaian Lahan suatu kawasan yang kemudian dapat diketahui arahan
pemanfaatan lahan untuk pengembangan kawasan yang ada.
Sektor Perekonomian
Sektor Transportasi
2.
3.
4.
Keberlanjutan
Dua aspek penting dalam rangka mewujudkan keberlanjutan pembangunan adalah
pentingnya pembangunan tersebut memperhatikan dimensi keseimbangan ekologis
dan keadilan sosial. Dalam konteks keseimbangan ekologis, pembangunan
masyarakat ditujukan pada upaya meminimalkan ketergantungan terhadap sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan menggantikannya dengan sumber
daya alam yang dapat diperbaharui. Di sisi lain, peminimalan terhadap polusi
lingkungan dan konservasi terhadap sumber-sumber daya alam menjadi issue utama
dari pendekatan ekologis ini. Sementara pada asas keadilan sosial, distribusi
pendapatan yang proporsional dari negara terhadap warga negaranya menjadi issue
yang perlu dikedepankan.
5.
Pemberdayaan
Konsep pemberdayaan menjadi basis utama dalam pembangunan masyarakat.
Pemberdayaan memiliki makna membangkitkan sumber daya, kesempatan,
pengetahuan dan keterampilan mereka untuk meningkatkan kapasitas dalam
menentukan masa depan mereka. Konsep utama yang terkandung dalam
pemberdayaan adalah bagaimana memberikan kesempatan yang luas bagi
masyarakat untuk menentukan sendiri arah kehidupan dalam komunitasnya.
6.
masyarakat
pada
hakekatnya
perlu
untuk
menyeimbangkan
hubungan antara personal dan politik, individu dan struktur maupun personal privat
dan
publik.
Persoalan-persoalan
dalam
masyarakat
seperti
pengangguran,
Pemilikan komunitas
Pemilikan komunitas mencakup dua level, yaitu kepemilikan pada sebuah benda
material dan kepemilikan pada struktur serta proses. Benda material mencakup
tanah, bangunan dan beberapa hal lain yang dimiliki individu. Perluasan pemilikan
komunitas menjadi aspek penting dalam membangun komunitas, dapat mendorong
tumbuhnya rasa memiliki terhadap identitas komunitas, dapat memberi akan alasan
bagi seseorang untuk menjadi aktif terlibat dalam setiap level komunitas dan dapat
mendorong penggunaan sumber daya secara lebih efisien. Pemilikan terhadap
struktur dan proses merupakan aspek lain dari pemilikan komunitas. Hal tersebut
dibutuhkan untuk melakukan kontrol terhadap sesuatu seperti penyampaian
pelayanan kesehatan, pendidikan, pembuatan keputusan tentang aktivitas lokal,
perumahan, pembangunan lokal dan sebagainya. Dalam konteks ini, desentralisasi
menjadi hal yang essensial. Oleh karena itu, pembangunan masyarakat haruslah
difokuskan pada upaya untuk memberikan stimulasi dan mendukung kontrol dan
pemilikan komunitas melalui pengembangan sumber daya, keterampilan dan
kepercayaan diri serta tanggung jawab.
8.
Kemandirian
Kemandirian memiliki makna bahwa komunitas seharusnya mendayagunakan
sumber-sumber daya yang ada dengan kekuatan sendiri dan tidak bergantung pada
pihak eksternal. Kemandirian komunitas akan sangat bermanfaat dalam menghadapi
ketidakpastian dan krisis. Oleh karena itu, pembangunan masyarakat seharusnya
diupayakan untuk penguatan kemandirian komunitas.
9.
10.
dalam
jangka panjang
pembangunan
mesti
memperhatikan
aspek
Pembangunan organis
Pembangunan organis pada dasarnya menjadi suatu konsep yang berlawanan
dengan pembangunan yang bersifat mekanistik. Oleh karena itu, pembangunan
komunitas tidak diperintahkan dengan teknik yang sifatnya sedehana, akan tetapi
melalui proses yang kompleks dan dinamis. Pembangunan organis memiliki arti
upaya untuk membangun melalui pemahaman hubungan yang sifatnya kompleks
antara komunitas dengan lingkungannya. Hal ini seperti pendekatan kabutuhan
secara holistik daripada perspektif linear.
12.
Tahapan pembangunan
Konsekuensi logis dari konsep pembangunan organis adalah adanya suatu
keharusan bahwa suatu proses pembangunan harus melalui beberapa tahapan.
Dengan demikian, pembangunan masyarakat memerlukan proses waktu yang lama,
sebab ia lebih mengutamakan keaktifan dari partisipasi komunitas. Hal inilah yang
seringkali membuat frustasi para pelaksana/ pekerja, para birokrasi pembangunan
terutama bagi mereka yang ingin segera melihat hasilnya. Situasi demikian seringkali
menjadi alasan mengapa para birokrat untuk menentukan cara pendekatan dalam
pembangunan masyarakat harus membutuhkan waktu yang relatif lama.
13.
14.
Pembangunan komunitas
Semua pembangunan masyarakat seharusnya bertujuan untuk membangun
komunitas. Pembangunan komunitas meliputi semua interaksi sosial dengan
16.
Integritas proses
Integritas dalam proses akan menjadi unsur penting dalam menentukan hasil dan
tujuan. Proses bimbingan sosial masyarakat mengandung dua unsur pokok yaitu
perencanaan
dan
pengintegrasian
masyarakat
yang
dapat
memperlancar
perasaan
tanggungjawab
terhadap
kondisi
serta
kedudukan
17.
Anti kekerasan
Pada konteks ini, pembangunan masyarakat menghendaki sebuah proses
pendekatan yang anti kekerasan. Oleh karena itu, pendekatan yang bersifat koersif
ataupun pendekatan atau penekanan terhadap sesama merupakan aspek-aspek
yang mesti dihindari dalam konteks pembangunan masyarakat.
18.
Inklusif
Aplikasi prinsip inklusif dalam pembangunan masyarakat membutuhkan proses
adanya keterlibatan masyarakat untuk mengambil bagian dalam proses pelaksanaan
pembangunan. Proses pembangunan haruslah bersifat terbuka dan memanjang
aspirasi dari warga masyarakat.
19.
Konsesus
Prinsip anti kekerasan dan pendekatan inklusif memerlukan proses pembangunan
masyarakat yang seharusnya dibangun atas dasar konsesus dan keputusan
konsesus tersebut seharusnya dibuat untuk dapat diaplikasikan. Pendekatan
konsesus pada hakekatnya didasarkan pada persetujuan dari masyarakat dan hal ini
merupakan konsekuensi dari prinsip anti kekerasan dan inklutif. Dengan prinsip ini,
diharapkan tidak ada menganalisa dan alienasi dalam kehidupan masyarakat.
20.
Kooperasi
Perspektif ekologis dan pendekatan anti kekerasan kedua-duanya menekankan pada
kebutuhan struktur yang kooperatif daripada struktur yang kompetitif. Banyak dari
struktur, proses dan institusi masyarakat modern dibangun atas dasar asumsi
kompetisi yang baik, termasuk sistem pendidikan, ekonomi, kesibukan, pekerjaan,
seni, rekreasi dan pelayanan kesehatan. Kooperasi mengasumsikan bahwa problem
maupun masalah sosial yang dihadapi tidak sekedar menjadi tanggungjawab dari
komunitas itu sendiri, melainkan juga harus diatasi bersama-sama dengan komunitas
lain.
21.
Partisipasi
Pembangunan masyarakat harus selalu melihat partisipasi masksimal, dengan
tujuan setiap orang dalam komunitas dapat secara aktif berperan dalam kegiatan
masyarakat. Prinsip partisipasi yakni bertujuan mendorong tumbuhnya perubahan
sikap dan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kemajuan, meningkatkan kualitas
partisipatif masyarakat dari sekedar mendukung, menghadiri, menjadi konstributor
kegiatan dakwah dan menyegarkan dan meningkatkan efektifitas fungsi dan peran
pemimpin lokal. Dalam hubungan sosial masyarakat, faktor yang esensi dari
pengembangan masyarakat adalah penumbuhan demokrasi partisipatif dari segenap
masyarakat padahal untuk menumbuhkan demokrasi tersebut mempersyaratkan
adanya
desentralisasi
dan
pemerataan kekuasaan,
persatuan
yang
dapat
Adapun
strategi
bimbingan
sosial
masyarakat
berdasarkan
atas
prinsip
Mengevaluasi
seluruh
proses
dan
rencana
tindakan
dalam
rangka
3.5
b)
Participatori Rural Appraisal (PRA), teknik ini merupakan kelanjutan dari RRA
e)
Why tree dan problem tree merupakan metode perencanaan dan evaluasi yang
mempergunakan struktur analisis jaringan seperti pohon. Teknik ini antara lain
problem tree, solution tree dan sebagainya.
Terdapat beberapa metoda pemberdayaan masyarakat yang digunakan sejak lama.
Antara lain adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1. Ragam Metoda Pemberdayaan Masyarakat
No. Kelompok Metoda
Ragam Metoda
Keterangan
1.
Individual
Tatap-muka
Kelompok
Pameran
Masal
2.
3.
Percakapan tak-
Individual
langsung
Teleconference
Kelompok
Demonstrasi
Kelompok
Barang cetakan
5.
Media-masa
6.
Kampanye
Media cetak
Media lisan
youtube
Media
terproyeksi
Teknik Pengembangan Masyarakat yang Sampai pada saat ini telah yang telah di lakukan
oleh pemerintah adalah :
PNPM-Mandiri RESPEK
Sosialisasi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pendekatan radikasl lebih terfokus pada upaya Untuk Menigkatkan
Kemandirian dan memperbaiki sistem pemberian pelayanan Kepada masyarakat
Mulai
Memberdayakan
Kelompok-kelompok
lemah
Meningkatkan
Inisiatif
DAFTAR PUSTAKA
1. Ife, Jim. 1996. Community Development: Creating Community Alternatives Vision.
Analisysis and Practice. Melbourne. Longman.
2. Kenny, S. 1994. Developing Communities For The Future Development The
Australia. Australia : Nelson Australia Prelimited, Canbera.
3. Mardikanto, Totok. 2011. Pemberdayaan Masyarakat. Surakarta. UNS Press
4. Moh. Ali Aziz. 2005. Dakwah Pengembangan Masyarakat. Gramedia. Jakarta.
5. Soetarso. 1994. Praktek Pekerjaan Sosial Dalam Pembangunan Masyarakat. Koperasi
Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial. Bandung
6. Megginson, David,et.al, Human Resource Development, Fast-Track MBA Series, 2003
7. Burgoyne, J, Management Development for the Individual and the Organization,
Personal Management, 2000.
8. Sumarto, Hetifah, Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance,Yayasan Obor Indonesia,
2003.
9. Blackburn, James and Holland, Institutionalising Participation in Development, ITP
London, 1998
10. Revans, R, The ABC of Action Learning, Chatwell Bratt, Bromley.