Laporan Keuangan, Masyarakat, Lingkungan
Laporan Keuangan, Masyarakat, Lingkungan
ditimbulkan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik dampak sosial yang bersifat
positif (menguntungkan) maupun yang bersifat negatif (merugikan).
Lahirnya akuntansi sosial merupakan hasil dari upaya untuk mengakomodasi
kebutuhan perusahan dalam melakukan pertanggungjawaban sosial kepada
masyarakat. Tujuan utama dari akuntansi sosial adalah untuk mendorong
kesatuan-kesatuan usaha yang berada didalam sistem pasar bebas agar lebih
memperhatikan dampak kegiatan produksi mereka terhadap lingkungan sosial
melalui pengukuran internalisasi dan pengungkapan dalam ikhtisar keuangan
mereka (Belkaoui, 2000)
Selama ini produk akuntansi merupakan sarana bagi manajemen untuk
mempertanggungjawabkan kinerja ekonomi perusahan kepada investor, kreditor,
dan pemerintah. Dimana kinerja yang dilakukan oleh manajer hanya untuk
memajukan kepentingan finansial perusahaan dengan cara mengejar keuntungan
semaksimal mungkin, tanpa mempertimbangkan akibat dari tindakan keuangan
bisnis yang mereka jalankan terhadap mutu kehidupan lingkungan (Belkaoui,
2000).
Penelitian
yang
dilakukan
oleh Utomo
(2000)
menyimpulkan
bahwa
media
komunikasi
antara
perusahaan
Lokasi
Permasalahan Sosial
Porsea
Dihentikan operasional karena adanya
Propinsi . Sumatera masalah lingkungan dan masalah
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
Utara
dengan masyarakat sekitar industri
Lhokseumawe Aceh
Menghentikan kegiatan produksi
PT. Exxon mobils
utara
karena faktor stabilitas keamanan
Prop . DI Aceh
Penarikan distribusi, pemasaran, dan
PT.Ajinamoto Indonesia Jakarta
aktifitas produksi karena masalah
sertifikasi halal oleh MUI
Mendapatkan protes dari masyarakat
Beberapa Perusahaan
Propisi Riau
setempat sehubungan permasalahan
kertas di Riau
limbah industri dan lingkungan
Sidoarjo
Permasalahan demo buruh dan isu
PT.Maspion Indonesia
Surabaya
kesejahteraan karyawan
Jawa Timur
Serikat Karyawan (Sekar) PT.Telkom
Divre IV
PT.Telkom Indonesia
menolak penjualan Divre IV Kepada
Jateng dan DIY
PT.Indosat
Serikat Pekerja menolak Divestasi
PT. BCA
Jakarta
saham BCA
Serikat Pekerja menolak kembalinya
Dewan Direksi lama, karena dianggap
PT.Kereta Api Indonesia Jakarta
bertanggung jawab atas beberapa
kasus kecelakaan kereta api yang
terjadi di Indonesia
Tuntutan Karyawan atas gaji, upah
Bank Internasional
Jakarta
dan peningkatan kesejahteraan
Indonesia (BII)
pekerja
Mogok Kerja Massal karyawan
Kediri
PT.Gudang Garam
menuntut perbaikan gaji dan
Jawa Timur
kesejahteraan pekerja.
CSR Perusahaan
Corporate Social Responsibility (CSR) secara sederhana dapat diartikan
bagaimana sebuah perusahaan mengelola proses usaha yang dijalankan untuk
menghasilkan pengaruh positif di masyarakat. Dalam bukunya amin widjaja
(2008). Menurut Basuki dan Corry (2009) Corporate Social Responsibility (CSR)
memberikan dipengaruhi tekanan masayarakat, tekanan organisasi lingkungan,
dan media massa, sehingga CSR adalah komitmen berkelanjutan perusahaan
untuk berprilaku secara etis dan berkontribusi kepada pengembangan ekonomi
dengan tetap meningkatkan kualitas hidup dari para pekerja dan keluarga
konservasi alam,
dan
Enim yang merupakan perusahaan dengan high profile, dan perlu menerapkan
pengungkapan sosial yang lebih baik (Lazuardi), kamil (2012) dan Retno (2006).
Kebijakan Pemerintah
Pemerintah telah mengatur Corporate Social Responsibility (CSR) yang mana
salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan yang sesuai
dengan isi Pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007.
Undang-undang tersebut mewajibkan perusahaan yang melakukan kegiatan usaha
di bidang/berkaitan dengan sumber daya alam melakukan tanggung jawab sosial
dan lingkungan. Dalam Pasal 66 ayat 2c Undang-Undang Perseroan Terbatas No.
40 tahun 2007 juga dinyatakan bahwa semua perusahaan wajib untuk melaporkan
pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan.
Pasal 74 menegaskan Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan, yang mana kewajiban tersebut dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan
memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Apabila kewajiban tersebut tidak
dijalankan maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Selanjutnya dalam penjelasan pasal tersebut ditegaskan
pula mengenai tujuan diberlakukannya kewajiban CSR, untuk tetap menciptakan
hubungan Perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai,
norma, dan budaya masyarakat.
Upaya perusahaan menerapkan CSR memerlukan sinergi dari pemerintah dan
masyarakat. Pemerintah sebagai regulator diharapkan mampu berperan menumbuh
kembangkan penerpan CSR, tanpa membebani perusahaan secara berlebihan. Peran
masyarakat juga diperlukan dalam upaya perusahaan memperoleh rasa aman dan
kelancaran dalam berusaha. (Silvana, 2011)
Peringatan tertulis;
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku
dalam
kebijakan
pemberlakuan
CSR
dan
kewajiban
Adhari, Ade.
2015 Tinjauan Yuridis: Kebijakan
Pemberlakuan
Tanggung
Jawab Corporate
Social
Responsibilty (CSR)
https://www.linkedin.com/pulse/kebijakan-pemberlakuan-tanggung-jawabcorporate-social-emli-training. 12 Februari 2015.
Samodra,
Agung.
2011.
Jurnal
Akuntansi
Sosial
https://resum.wordpress.com/2011/01/16/jurnal-akuntansi-sosial/. 16 Januari
2011