Pengertian trauma dari aspek medikolegal sering berbeda dengan pengertian medis.
Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah hilangnya diskontunuitas dari
jaringan. Dalam pengertian medikolegal trauma adalah pengetahuan tentang alat atau benda yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang. Artinya orang yang sehat, tiba tiba
terganggu kesehatannya akibat efek dari alat atau benda yang dapat menimbulkan kecederaan.
Aplikasinya dalam pelayanan Kedokteran Forensik adalah untuk membuat keterangan suatu
tindak kekerasan yang terjadi pada seseorang.4
Traumatologi
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya
dengan
berbagai
kekerasan
(rudapaksa).
Sementara
luka
adalah
suatu
keadaan
Memar adalah suatu perdarahan pada jaringan bawah kulit karena pecahnya kapiler dan
vena. Luka memar sering kali member petujuk tentang bentuk benda penyebab lukanya, misal
jejas ban (marginal haemorrhage). Faktor yang mempegaruhi letak, bentuk, dan luas luka memar
yaitu besarnya kekerasan, jenis benda penyebab, kondisi dan jenis jaringan, usia, jenis kelamin,
corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah, dan penyakit.
Perubahan warna pada luka memar dapat secara kasar digunakan untuk memperkirakan
usianya. Saat timbul, memar berwarna merah, kemudian berubah menjadi ugu atau hitam, setelah
4 sampai 5 hari akan berwarna hijau kemudian berubah menjadi kuning dalam 7 sampai 10 hari,
dan menghilang dalam 14 sampai 15 hari. Dalam medikolegal, interpretasi luka memar
merupakan hal penting.
Hematom ante-mortem yang timbul beberapa saat sebelm kematian biasanya aka
menunjjukkan pembengkakan dan infiltrasi arahdalam jaringan sehingga dapat di bedakan dari
lebam mayat denan cara penyayatan kulit. Pada lebam mayat (hipostasis pasca mati) darah akan
mengalir keluar dari pembuluh darah yang tersayat sehingga bila dialiri air, penampang sayatan
akan tampak bersih, sedangkan pada hematom pemampang sayatan akan tetap tampak merah
kehitaman. Tetapi harus diingat bahwa pada pembusukan juga terjadi extravasasi darah yang
dapat mengacaukan pemeriksaan ini.
b. Luka lecet
Luka lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang
memiliki permukaan kasar atau runcing. Sering terjadi pada kecelakaan lalu lintas, tubuh
terbentul aspar, atau benda tersebut yang bergerak dan menyentuh kulit. Luka lecet
diklasifikasikan sebagai berikut:
luka lecet ini disebabkan penjejakan benda tumpul pada kulit, sehingga sering digunakan
utuk megidentifikasi benda penyebab luka yang khas karena bentuk luka menyerupai,
seperti gigitan, kisi-kisi radiator mobil, dan lain sebagainya. Luka ini berwarna lebih
c. Luka robek
Luka robek merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul yang menyebabkan
kulit teregang ke satu arah dan batas elastisitas kulit terlampaui. Ciri luka ini umumnya tidak
beraturan, tepi atau dinding tidak rata, tampak jembatan jaringan antara kedua tepi luka, bentuk
dasar luka tidak beraturan, sering tampak luka lecet atau luka memar di sisi luka.
d. Cedera Kepala
Tulang tengkorak yang tidak terlindung kulit hanya mampu menahan benturan sampai 40
pound/inch2, tetapi bila terlindung kulit dapat menahan sampai 425.900 pound/inch 2. Cedera
kepala juga dapat mengakibatkan perdarahan tengkorak, perdarahan epidural, subdural, dan
subarachnoid, juga kerusakan selaput otak dan jaringan otak.
e. Cedera Leher (Whiplash Injury)
Cedera leher dapat terjadi pada penumpang kendaraan yang ditabrak dari belakang, yang
mengalami percepatan mendadak sehingga terjadi hiperekstensi kepala yang disusul hiperfleksi.
Hal ini dapat menyebabkan kerusakan sumsum tulang belakang dan medula oblongata.
f. Trauma Pada Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan lalu lintas didefinisikan sebagai serangkaian peristiwa dari kejadian yang
tidak diduga sebelumnya, dan selalu mengakibatkan kerusakan benda, luka, atau kematian.
Dapat juga diartikan sebagai peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan
kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan atau
kerugian harta benda.
Kasus kematian akibat kekerasan benda tumpul terbanyak ditemukan pada kecelakaan
lalu lintas. Pada kecelakaan lalu lintas, tersangkut beberapa pihak, yaitu pejalan kaki, pengemudi
kendaraan, penumpang, dan sebagainya. Pada pejalan kaki, luka-luka dapat terjadi akibat
benturan pertama (benturan yang pertama terjadi antara korban dengan kendaraan), benturan
kedua (benturan kedua antara korban dan kendaraan), dan luka sekunder (akibat benturan dengan
objek lain, misalnya jalan, kaki-lima). Cedera pertama berupa patah tulang lutut atau kaki karena
bumper, kemudian pejalan kaki tersebut akan terlempar ke atas dan kepala mengenai bagian luar
bingkai kaca dan dapat terjadi cedera kepala dan patah tulang leher. Jika mengenai truk, bus, atau
mini bus, cedera dapat mengenai seluruh badan dari kepala sampai kaki, termasuk organ-organ
dalam tubuh (paru, toraks, hati, limpa, pancreas, usus, dan ginjal). Setelah tertabrak kendaraan,
korban akan terlempar dan cedera lagi karena tubuh membentur jalan, trotoar, pohon, tiang
listrik, atau terlindas mobil, bahkan terkena kendaraan lain.
Pada pejalan kaki, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan, di
antaranya faktor dari korban sendiri (posisi, keadaan fisik), faktor dari kendaraan (jenis,
kecepatan, jarak), dan faktor keadaan jalan (permukaan jalan).
Luka-luka pada pengendara sepeda hampir sama dengan pejalan kaki, tetapi luka-luka
sekundernya lebih parah. Pada golongan usia tua, dipikirkan kemungkinan penyakit yang
mengakibatkan kehilangan kontrol (inkapasitas).
Pada penumpang kendaraan roda tiga atau lebih, penting untuk menentukan posisi korban
dalam kendaraan saat kecelakaan. Pada pengemudi, luka karena pergelangan tangan karena
menahan kemudi sering ditemukan, juga luka pada femur dan pelvis karena menginjak pedal
dengan kuat. Sedangkan, pengendara sepeda motor bila ditabrak pengendara lain, maka akan
dijumpai luka benturan pertama, benturan kedua, dan luka sekunder lebih parah.
FKUI
Luka akibat kekerasan benda tajam
Trauma tajam adalah sebuah trauma yang diakibatkan oleh senjata atau benda benda
yang memiliki tepi yang tajam atau runcing (seperti pisau, gunting dan kaca).
a) Luka Tusuk
Luka tusuk merupakan trauma yang diakibatkan benda tajam (trauma tajam). Luka tusuk
ini terjadi akibat tusukan benda tajam dengan arah kurang lebih tagak lurus terhadap kulit.Lebar
luka yang ditimbulkan pada kulit jarang sekali memberikan gambaran dari kedalaman luka
tusuk. Luka tusuk diakibatkan oleh suatu gerakan aktif maju yang cepat atau suatu dorongan
pada tubuh dengan sebuah alat yang ujungnya tajam.
Karakteristik luka tusuk
a) Kedalaman luka
Pemakaian istilah luka penetrasi ditunjukkan untuk menjelaskan dimana dalaman luka
yang diakibatkan oleh benda itu melebihi lebar luka yang tampak pada permukaan kulit.
Dalamnya luka sulit ditentukan pada daerah tanpa tulang seperti di daerah abdomen oleh karena
elastisitas dinding perut tersebut.
Panjang saluran luka atau kedalaman luka dapat mengindikasikan panjang minimun dari
senjata yang digunakan. Umumnya dalam luka lebih pendek dari panjang senjata, karena jarang
ditusukan sampai kepangkal senjata.
b) Lebar luka
Kebanyakan luka tusuk akan menganga bukan karena sifat benda yang masuk tetapi
sebagai akibat elastisitas dari kulit. Pada bagian tertentu pada tubuh, dimana terdapat dasar
berupa tulang atau serat otot, luka itu mungkin nampak berbentuk seperti kurva. Lebar luka
penting diukur dengan cara merapatkan kedua tepi luka sebab itu akan mewakili lebar alat. Lebar
luka di permukaan kulit tampak lebih kecil dari lebar alat, apalagi bila luka melintang terhadap
otot.
Bila luka masuk dan keluar melalui alur yang sama maka lebar luka sama dengan lebar
alat. Tetapi sering yang terjadi lebar luka melebihi lebar alat kerena tarikan ke samping waktu
menusuk dan waktu menarik. Demikian juga bila alat/pisau yang masuk kejaringan dengan
posisi yang miring.
C) bentuk luka
Pinggir luka dapat menunjukan bagian yang tajam (sudut lancip) dan tumpul (sudut
tumpul) dari pisau berpinggir tajam satu sisi. Pisau dengan kedua sisi tajam akan menghasilkan
luka dengan dua pinggir tajam
Perlu diingat bahwa benda lain yang dapat menembus tubuh, seperti pahat, obeng atau
gunting, akan menyebabkan perbedaan bentuk luka yang kadang-kadang berbentuk segi empat
atau, yang lebih jarang, berbentuk satelit.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah satunya adalah
reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar, hal tersebut dapat menyebabkan lukanya
menjadi tidak begitu khas. Atau manipulasi yang dilakukan pada saat penusukan juga akan
mempengaruhi. Beberapa pola luka yang dapat ditemukan :
1. Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian ditusukkan kembali
melalui saluran yang berbeda. Pada keadaan tersebut luka tidak sesuai dengan gambaran
biasanya dan lebih dari satu saluran dapat ditemui pada jaringan yang lebih dalam maupun
pada organ.
2. Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu sudut, sehingga
luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada permukaan kulit seperti ekor.
3. Tusukan masuk kemuadian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga saluran
luka menjadi lebih luas. Luka luar yang terlihat juga lebih luas dibandingkan dengan lebar
senjata yang digunakan.
4. Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan titik terdalam sebagai
landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam dan terlebar pada bagian
superfisial. Sehingga luka luar lebih besar dibandingkan lebar senjata yang digunakan.
5. Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka berbentuk ireguler dan
besar.
Harus diingat bahwa posisi tubuh korban saat ditusuk berbeda dengan pada saat autopsi.
Posisi membungkuk, berputar, dan mengangkat tangan dapat disebabkan oleh senjata yang lebih
pendek dibandingkan apa yang didapatkan pada saat autopsi. Manipulasi tubuh untuk
memperlihatkan posisi saat ditusuk sulit atau bahkan tidak mungkin mengingat berat dan adanya
kaku mayat. Poin lain yang perlu dipertimbangkan adalah adanya kompresi dari beberapa
anggota tubuh pada saat penusukan.
Pemeriksaan luka tusuk
Pada pemeriksaan luka ada dua tipe luka oleh karena instrumen yang tajam yang perlu
diperhatikan dengan baik dan memiliki ciri yang dapat dikenali dari aksi korban yaitu tanda
percobaan dan luka perlawanan. Keduanaya mempunyai bentuk, letak dan medikolegal. tanda
percobaan adalah insisi dangkal, luka tusuk dibuat sebelum luka yang fatal oleh individu yang
berencana bunuh diri. Luka percobaan tersebut seringkali terletak paralel dan terletak dekat
dengan luka dalam di daerah pergelangan tangan atau leher. Bentuk lainnya antara lain luka
tusuk dangkal didekat luka tusuk dalam dan mematikan
Bentuk lain dari luka oleh karena instrumen yang tajam adalah luka perlawanan. Luka
jenis ini dapat ditemukan di jari-jari, tangan, dan lengan bawah (jarang ditempat lain) dari korban
sebagaimana ia berusaha melindungi dirinya dari ayunan senjata, contohnya dengan
menggenggam bilah dari instrumen tajam.
Dalam
dipengaruhi oleh keterangan pasien atau keluarga. Pemeriksaan ditujukan untuk menentukan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Jumlah luka
Lokasi luka
Arah luka
Ukuran luka (panjang, lebar dan dalam)
Memperkirakan luka sebagai penyebab kematian korban atau bukan.
Memperkirakan cara terjadinya luka apakah kasus pembunuhan, bunuh diri, atau kecelakaan.
Lokasi luka dijelaskan dengan menghubungkan daerah daerah yang berdekatan dengan
garis anatomi tubuh dan posisi jaringan tertentu, misalnya garis tengah tubuh, ketiak, puting
susu, pusat, persendian dan lain lain.
Bentuk luka sebaiknya dibuat dalam bentuk sketsa atau difoto untuk menggambarkan
kerusakan permukaan kulit, jaringan dibawahnya, dan bila perlu organ dalam (viseral). Diukur
secara tepat (dalam ukuran millimeter atau centimeter) tidak boleh dalam ukuran kira kira saja.
Bunuh Diri
Pembunuhan
Lokalisasi di sembarang tempat, Lokalisasi pada daerah tubuh
juga di
yang mudah
tubuh
korban
(dada,
dicapai
perut)
tangan korban
Jumlah luka dapat satu/lebih
Didapatkan
tanda
biasanya satu
perlawanan Tidak
ditemukan
Luka
dari korban
yang
menyebabkan
tangkisan
Pakaian ikut terkoyak
Tangkisan
luka
Bila pada daerah yang ada
pakaian, maka
pakaian
disingkirkan
lebih
dahulu, sehingga
Ditemukan Luka Tusuk
Percobaan
Percobaan
Perluasan dari luka dan bentuk tersebut bergantung pada paralel, melintang, atau
miring ke arah serat yang elastis di kulit (garis Langer). Dengan demikian, garis paralel
dari luka iris ke arah serat kontraktil celahnya kurang dari satu dibuat di sudut kanan
atau miring ke arah serat karena serat akan menarik dan memisahkan tepi kulit.luka
tangkisan/perlawanan pada telapak tangan menandakan upaya untuk memegang
sebuah pisau.
Pembunuhan
Bunuh Diri
Sebenarnya sukar membunuh Lokalisasi luka pada daerah
leher
dalam
pergelangan tangan
pelipatan paha
Luka di sembarang tempat, juga Ditemukan Luka Iris Percobaan
pada daerah
tubuh yang tidak mungkin dicapai
tangan
korban sendiri
Ditemukan Luka tangkisan/ Tidak
tanda perlawanan
Luka
Tangkisan
ditemukan
disingkirkan
LUKA TEMBAK
Senapan dan pistol memiliki amunisi dan kartrij yang terdiri dari primer, mesiu
atau propellant dan peluru atau projektil. Apabila picu dari senjata menghentam primer
maka ledakan yang tercetus akan membakar mesiu. Mesiu, primer yang tervaporisasi
dan metal dapat menempel pada kulit dan/atau pakaian korban. Kehadiran dan lokasi
dari elemen primer pada tangan dapat membantu dalam mengenalpasti suspek yang
merupakan:
tembakan kontak kencang
semua mesiu ditemukan pada tepi atau dalam luka. Dapat juga ditemukan luka bakar
pada tepi luka atau kemerahan pada sekitar luka yang disebabkan oleh karbon
monoksida.
tembakan kontak longgar
mesiu keluar dari barrel dan tertanam di sekitar tepi luka
tembakan jarak dekat
tembakan jarak dekat ditemukan pada jarak kurang lebih enam sampai dengan dua
belas inci. Kedua fouling dan stipling dapat ditemukan.
tembakan jarak intermediet
tembakan jarak dekat ditemukan pada jarak kurang lebihdua belas sampai tiga kaki.
Tidak ditemukan fouling tapi Cuma ditemukan stipling atau deposit partikel pada
pakaian.
tembakan jarak jauh
tidak ditemukan fouling dan stipling
luka tembak masuk dan luka tembak keluar mudah dibedakan. Luka tembak masuk
lebih sering berbentuk sirkuler dengan abrasi berbentuk cincin yang diakibatkan oleh
geseran peluru dan perforasi kulit. Luka tembak masuk pada wajah dapat memberikan
gambaran berbeda oleh karena permukaanya yang tidak rata.
Luka tembak keluar dapat berbentuk sirkuler seperti luka tembak masuk namun lebih
sering berbentuk irregular. Luka dapat memberikan gambaran tepi yang tidak rata, tidak
memiliki cincin abrasi seperti luka tembakmasuk kecuali sekiranya kulit korban
menempel dengan objek lain.
Kulit pada luka tembak keluar dapat ditemukan perubahan warna oleh karena
perdarahan pada jaringan lunak. (2)
Kualifikasi luka
Dalam membuat kesimpulan luka sebaiknya dokter juga menentukan derajat keparahan
luka yang dialami korban atau disebut juga derajat kualifikasi luka. Yang diharapkan dari dokter
untuk dapat membantu kalangan hukum dalam menilai berat ringannya luka yang dialami korban
pada waktu atau selama perawatan dilakukannya.4
Kualifikasi luka yang dapat dibuat oleh dokter adalah menyatakan pasien mengalami luka
ringan , sedang atau berat. Yang dimaksud dengan luka ringan adalah luka yang tidak
menimbulkan halangan dalam menjalankan mata pencaharian, tidak mengganggu kegiatan sehari
hari. Sedangkan luka berat harus di disesuaikan dengan ketentuan undang undang yaitu yang
diatur dalam KUHP pasal 90. Luka sedang adalah keadaan luka antara luka ringan dan luka
berat.4
KUHP Pasal 90; luka berat berarti:4
a) Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, atau yang
b)
c)
d)
e)
f)
yaitu :
1. Orang yang bersangkutan tidak menjadi sakit atau tidak mendapat halangan dalam melakukan
pekerjaan atau jabatan.
2. Orang yang bersangkutan menjadi sakit dan tidak ada halangan untuk melakukan pekerjaan atau
3.
jabatannya
Orang yang bersangkutan menjadi sakit dan berhalangan untuk melakukan pekerjaan atau
4.
jabatannya.
Orang yang bersangkutan mengalami :
Penyakit atau luka yang tidak ada harapan untuk sembuh.
Dapat mendatangkan bahaya maut.
Tidak dapat menjalankan pekerjaan
Tidak dapat menggunakan salah satu panca indra
Terganggu pikiran lebih dari 4 minggu
keguguran
Hal ini perlu dipahami oleh dokter karena ini merupakan jembatan untuk menyampaikan
derajat kualifikasi luka dari sudut pandang medik untuk penegak hukum.4
Penerapan penyampaian pendapat dokter dalam VeR tentang luka yang menimbulkan
bahaya maut, misalnya bila seorang korban mendapat luka di perut yang mengenai hati, yang
menyebabkan perdarahan hebat sehingga dapat mengacam jiwa. Walaupun pasien akhirnya
sembuh tetapi di dalam VeR dokter dapat menggambarkan keadaan ini dalam kata kata,
korban mengalami luka tusuk di perut mengenai jaringan hati yang menyebabkan perdarahan
banyak yang dapat mengancam jiwa pasien. Ungkapan ini akan mengingatkan para penegak
hukum bahwa korban telah mengalami luka berat.4
II.7. Kualifikasi Luka 5,9,13
Pengertian kualifikasi luka disini semata-mata pengertian Ilmu Kedokteran
tidak begitu
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
3.