Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Seorang anak usia 6 tahun, dirawat diruang anak RSUD M Yunus Bengkulu, pada saat
dibawa pertama sekali anak dalam keadaan perut kembung, mata cekung dan palpabrea
terlihat pucat. Pada saat sampai dirumah sakit anak tersebut menjerit histeris dan meronta
setelah diwawancarai oleh perawat dan memohon untuk pulang kerumah dan tidak bersedia
untuk dirawat. Ia tidak mau dilepas dari ibunya. Dari hasil pemeriksaan selanjutnya anak
tersebut dinyatakan kwashiorkor.
B.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah adalah sebagai berikut :
1. Jelaskan peubahan psikologis apa yang dialami anak tersebut pada saat akan
dilakukan perawatan?
2. Jelaskan apa saja dampak yang mungkin muncul apabila anak belum dapat
beradaptasi dengan kondisi stress yang dialami?
C.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui perubahan psikologis apa yang dialami anak tersebut pada saat
akan dilakukan perawatan.
2. Untuk mengetahui apa saja dampak yang mungkin muncul apabila anak belum dapat
beradaptasi dengan kondisi stress yang dialami.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Data Umum Keluarga


Seorang anak usia 6 tahun, dirawat di ruangan anak RSUD M Yunus Bengkulu, pada
saat dibawa pertama sekali anak dalam keadaan perut kembung, mata cekung dan palpabrea
terlihat pucat. Pada saat sampai dirumah sakit anak tersebut menjerit histeris dan meronta
setelah diwawancari oleh perawat dan memohon untuk pulang kerumah dan tidak bersedia
untuk dirawat. Ia tidak mau dilepas dari ibunya. Dari hasil pemeriksaan selanjutnya anak
tersebut dinyatakan kwashiorkor.

Pengertian Kwashiorkor
Kwashiorkor ialahgangguan yang disebabkanolehkekurangan protein ( Ratna

Indrawati,1994). Kwashiorkor ialahdefisiensi protein yang disertaidefisiensinutrientlainnya


yang biasadijumpaipadabayimasadisapihdananakprasekolah (balita).(Ngastiyah, 1995).
Kwashiorkoradalahsatubentukmalnutrisi yang disebabkanolehdefisiensi protein yang
beratbiasdengankonsumsi
Kwashiorkor

energidankaloritubuh

yang

tidakmencukupikebutuhan.

ataubusunglaparadalahsalahsatubentuksindromadarigangguan

yang

dikenalisebagaiMalnutrisiEnergi Protein (MEP) Denganbeberapakarakteristikberupa edema


dankegagalanpertumbuhan,depigmentasi,hyperkeratosis.
Jadi, Kwashiorkor yaitukeadaankekurangan protein yang parahdanpemasukankalori
yang kurang.

Penyebab penyakit Kwashiorkor

1. Pola makan
Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan
berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua
makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui
umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak
memperoleh ASI protein adri sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain)
sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak
2

berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke
makanan pengganti ASI.
2. Faktor sosial
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik
tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah
berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
3. Faktor ekonomi
Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak
dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
4. Faktor infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat
apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat
ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.

Mencegah dan Mengobati Penderita Kwashiorkor

Pengobatannya dengan cara:


1.DIIETIK
- Makanan TKTP = 1 setengah x kebutuhan normal
Kebutuhan normal
0-3 tahun : 150 175 kcal/kg/hari, diberikanbertahap
Mg I : Fasestabilisasi (75% - 80% kebutuhan normal)
Protein : 1 - 1,5 gram/kgBB/hari
Mg II : Fasetransisi ( 150% darikebutuhan normal)
Protein : 2 - 3 gram/kgBB/hari
Mg III : Faserehabilitasi ( 150 200% kebutuhan normal)
Protein : 4 - 6garm/kgBB/hari
2.PENAMBAHAN SUPLEMENTASI VITAMIN
Vitamin A 1 tahun : 200.000 SI (1 kali dalam 6 bulan)
Vitamin D + B kompleks + C
3 .MINERAL
- Jumlahcairan : 130 200 ml/kg/BB/hari (per oral / NGT)
3

- Kalauedemdikurangi
- Porsikeciltetapisering
Pencegahannya dapat berupa diet adekuat dengan jumlah-jumlah yang tepat dari
karbohidrat, lemak (minimal 10% dari total kalori), dan protein (12 % dari total kalori).
Sentiasa mengamalkan konsumsi diet yang seimbang dengan cukup karbohidrat, cukup
lemak dan protein bisa mencegah terjadinya kwashiorkor. Protein terutamanya harus
disediakan dalam makanan. Untuk mendapatkan sumber protein yang bernilai tinggi bisa
didapatkan dari protein hewan seperti susu, keju, daging, telur dan ikan. Bisa juga
mendapatkan protein dari protein nabati seperti kacang ijo dan kacang kedelai.
Dampak Yang Muncul Apabila Anak Belum Dapat Beradaptasi Dengan Kondisi
Stress Yang Dialami
Adaptasi merupakan proses dimana dimensi fisiologis dan psikologis sosial berubah
dalam merespon adanya stress. Ada beberapa macam bentuk adaptasi diantaranya adaptasi
fisiologis, adaptasi psikologis, dan adaptasi perkembangan. Proses adaptasi itu akan terjadi
pada saat stimulus dari lingkungan internal dan eksternal yang dapat menimbulkan
penyimpangan keseimbangan pada seseorang. Sehingga adaptasi dapat dikatakan sebagai
upaya untuk mempertahankan fungsi agar lebih optimal. Adaptasi akan melibatkan refleksi
pribadi, mekanisme otomatis untuk perlindungan, mekanisme koping dan penguasaan akan
situasi yang dihadapi.S
tress dan adaptasi memiliki hubungan. Apabila seseorang mengalami hambatan atau
kesulitan dalam beradaptasi, baik berupa tekanan, perubahan, maupun ketegangan emosi
dapat menimbulkan stress. Stress terjadi apabila tuntutan atau keinginan diri tidak
terpenuhi.
Jadi dalam kasus ini dampak yang akan muncul apabila sang anak belum dapat
beradaptasi dengan kondisi stress yang dialaminya adalah anak akan mengalami frustasi dan
akan menghambat proses penyembuhan penyakit pada anak tersebut.

Perubahan Psikologis Yang Dialami Anak Pada Saat Akan Dilakukan


Perawatan

Faktor yang mempengaruhi perubahan dan dinamika kepribadian seseorang di


pengaruhi oleh banyak faktor salah satunya kondisi fisik seseorang.
Kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kepribadian
seseorang. Kondisi tubuh meentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat
dilakukan seseorang. Secara tidak langsung seseorang akan merasakan tentang tubuhnya
yang juga dipengaruhi oleh perasaan orang lain terhadap tubuhnya. Kondisi fisik yang
mempengaruhi kepribadian antara lain adalah kelelahan, malnutrisi, gangguan fisik, penyakit
menahun, dan gangguan kelenjar endokrin ke kelenjar tiroid (membuat gelisah, pemarah,
hiperaktif, depresi, tidak puas, curiga, dan sebagainya).
Salah satu contohnya adalah pada saat sang anak akan dilakukan perawatan, sang
anak menjerit histeris dan meronta saat diwawancarai oleh perawat dan ia tidak mau dilepas
oleh ibunya. Dari hasil pemeriksaan ternyata sang anak tersebut menderita kwashiorkor.
Kwashiorkor adalah sebuah fenomena penyakit yang diakibatkan karena kekurangan
protein kronis pada anak-anak yang sering disebabkan beberapa hal, antara lain anak tidak
cukup mendapat makanan bergizi, anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai dan anak
mungkin menderita infeksi penyakit.

Gejala-gejala Penyakit Kwashiorkor

1. Edema umumnya di seluruhtubuhterutamapada kaki (dorsum pedis)


2. Wajahmembulatdansembab
3.Otot-ototmengecil (penurunan massa otot)
4. Perubahan status mental: cengeng, rewelkadangapatis, lethargia, iritabilitas
5. Anakseringmenolaksegalajenismakanan (anoreksia)
6. Pembesaranhati
7.Seringdisertaiinfeksi, anemia, gangguan fungsi ginjal dandiare/mencret
8.Rambutberwarnakusamdanmudahdicabut
9.Gangguankulitberupabercakmerah yang meluasdanberubahmenjadihitamterkelupas
(crazy pavement dermatosis)
10. Pandanganmataanaknampaksayu
11. Gagal untuk menambah berat badan
12. Pertumbuhan linier terhenti
5

13. Pada keadaan berat / akhir dapat menngakibatkan shock, coma dan berakhir dengan
kematian.

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang ada pada anak yang mengalami Kwarshirkor adalah sebagai berikut:
berat badan tidak bertambah, pertumbuhan linier terhenti, edema general (muka sembab,
punggung kaki dan perut membuncit), diare, dermatitis dan perubahan pigmen kulit, rambut
kemerahan dan mudah dicabut, massa otot menurun, perubahan mental (lethargia, iritabilitas,
dan apatis), perlemakan di hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia. Pada tahap akhir,
terjadi shock, koma bahkan kematian (Soetjiningsih 1995).

Pengobatan atau Perawatan


Pengobatan atupun perawatan terjadinya Kwashiorkor mengacu pada tatalaksana (10

langkah) KEP berat, yaitu: atasi/cegah hipoglikemia, hipotermia, dan dehidrasi; koreksi
gangguan keseimbangan elektrolit; obati/cegah infeksi; koreksi defisiensi mikronutrien;
mulai pemberian makanan; fasilitasi tumbuh kejar; lakukan stimulasi dan dukungan mental;
serta siapkan/rencanakan tindak lanjut. Penatalaksanaan dilakukan segera setiap terjadi
masalah akut seperti diare berat.

BAB III
6

PENUTUP
A.KESIMPULAN
Kwashiorkor adalah sebuah fenomena penyakit yang diakibatkan karena
kekurangan protein kronis pada anak-anak yang sering disebabkan beberapa hal, antara lain
anak tidak cukup mendapat makanan bergizi, anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai
dan anak mungkin menderita infeksi penyakit.
Faktor fisik dan lingkungan sangat mempengaruhi perubahan psikologis pada anak, dimana
jika sang anak tidak dapat mengatasi perubahan psikologis dalam dirinya maka anak tersebut
berkemungkinan besar akan mengalami stress yang menyebabkan penyakit yang dialaminya
akan sulit untuk disembuhkan.

DAFTAR PUSTAKA
7

http://www.psikologizone.com/faktor-mempengaruhi-perubahankepribadian/06511557
http://kamuskesehatan.com/arti/kwashiorkor/
http://mutyaraaisyah.blogspot.com/2013/06/makalah-penyakitkwashiorkor.html

Anda mungkin juga menyukai