Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang
seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang.
Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan
pemikiran (qaidah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi
Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi
standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan
Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib
ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari
Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari.
Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan
standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar
syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada
ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan
iptek jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan
telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau
pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh
perdaban barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru
dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material yang dihasilkan oleh perkembangan
iptek modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban
barat tanpa dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1.
Apa Pengertian IPTEK
2.
Bagaimana Pandangan Islam tentang IPTEK?
3.
Pentingkah umat beragama mengikuti perkembangan IPTEK ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1.
Untuk memahami pandangan islam tentang IPTEK.
2.
Untuk memahami dampak positif dan negatif tentang perkembangan IPTEK.
3.
Untuk memehami tentang Pentingnya Umat Beragama Mengikuti IPTEK.
BAB II
1

PEMBAHASAN
A. Pengertian IPTEK
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yg tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Ilmu adl sumber teknologi yg mampu memberikan kemungkinan
munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknoogi adl terapan atau
aplikasi dari ilmu yg dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yg lbh canggih dan dapat
mendorong manusia utk berkembang lbh maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus
menyadari bahwa dasar-dasar filosofis utk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa
dikaji dan digali dalam Alquran sebab kitab suci ini banyak mengupas keteranganketerangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seperi kita ketahui, teknologi kini telah merembet dalam kehidupan kebanyakan
manusia bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun. Dimana upaya
tersebut merupakan cara atau jalan di dalam mewudkan kesejahteraan dan meningkatkan
harkat dan martabat manusia. Atas dasar kreatifitas, akalnya, manusia mengembangkan
iptek dalam rangka untuk mengolah SDA yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Dimana dalam pengembangan iptek harus didasari terhadap moral dan kemanusiaan
yang adil dan beradab, agar semua masyarakat mengecam IPTEK secara merata. Disatu
sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekali di aspek telekomunikasi, namun
oelaksanaan pembangunan IPTEK masih belum merata.
Masih banyak masyarakat kurang mampuyang putus harapannya untuk
mendapatkan pengetahuan dan teknologi. Hal itu dikarenakan tingginy biaya pendidikan
yang harus mereka tanggung. Makadari itu pemerintah perlu menyikapi dan menanggapi
masalah-masalah tersebut, agar peranan IPTEK dapat bertujuan untuk meningkatkan
SDM yang ada. Perkrmbangan IPTEK disamping bermanfaat untukkemajuan hidup
Indonesia juga memberikan dampak negatif. Hal yang perlu diperhatikan dalam
penerapan IPTEK untuk menekan dampaknya seminimal mungkin antara lain:
1. Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat.
2. Teknologi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah timbulnya
permasalahan di tempat itu.
3. Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang ada.

Dengan perkembangan dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan


penguatan iptek mutlak diperlukan untuk mencapaikesejahteraan bangsa. Visi dan Misi
iptek dirumuskan sebagai paduan untuk mengoptimalkan setiap sumber daya iptek yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia.Undang-undang No.18 Tahun2002 tentang Sistem
Nasional Penelitiha, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
yang yelah berlaku sejak 29 Juli 2002, merupakan penjabaran dari visi dan misi Iptek
sebagaimana termaksud dalam UUD 1945 Amandemen pasal 31 ayat 5, agar dapat
dilaksanakan oleh pemerintah beserta seluruh rakyat dengan sebaik baiknya. Selain itu
pula perkembangan iptek di berbagai bidang di tengah perkembangan zaman yang
semakin pesat semestinya dapat meningkatkan kualitas SDM di tengah bermunculannya
dampak negatif dari adanya perkembangan iptek, sehingga diperlukan pemikiran yang
serius dan mantap dalam menghadapi permasalahan dalam penemuan-penemuan baru
tersebut.
B. Pandangan Islam Tentang IPTEK
Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah swt berupa alat untuk mencapai
dan membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah (1) indera, untuk menangkap
kebenaran fisik, (2) naluri, untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup
manusia secara pribadi maupun sosial, (3) pikiran dan atau kemampuan rasional yang
mampu mengembangkan kemampuan tiga jenis pengetahuan akali (pengetahuan biasa,
ilmiah dan filsafi). Akal juga merupakan penghantar untuk menuju kebenaran tertinggi,
(4) imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnakan
pengetahuannya, (5) hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap
kebenaran tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.
Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan
IPTEK yang sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan
norma-norma Islam dengan perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani (1995),
dalam menghadapi perkembangan IPTEK ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam
tiga kelompok; (1) Kelompok yang menganggap IPTEK modern bersifat netral dan
berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Quran
yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga
mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak
3

islami, (3) Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.
Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah
islamisasi ilmu pengetahuan. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan
yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu
pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan jalan untuk menemukan
kebenaran Allah itu sendiri. Sehingga IPTEK menurut Islam haruslah bermakna ibadah.
Yang dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang mampu
mengantarkan manusia meningkatkan derajat spiritialitas, martabat manusia secara
alamiah. Bukan IPTEK yang merusak alam semesta, bahkan membawa manusia
ketingkat yang lebih rendah martabatnya.
Dari uraian di atas hakekat penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari
yang islami adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat
manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah swt. Kebenaran IPTEK
menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK
akan bermanfaat apabila (1) mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan
menjauhkannya, (2) dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik),
(3) dapat memberikan pedoman bagi sesama, (4) dapat menyelesaikan persoalan umat.
Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila ia
mengandung manfaat dalam arti luas.
Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan iptek:
a.
b.
c.
d.

Berseberangan atau bertentangan.


Bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai
Tidak bertentangan satu sama lain
Saling mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan iptek atau
iptek mendasari penghayatan agama.
Pola hubungan pertama adalah pola hubungan yang negatif, saling tolak. Apa

yang dianggap benar oleh agama dianggap tidak benar oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi. Demikian pula sebaliknya. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan
iptek akan menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran agama dan pendalaman
agama dapat menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran ilmu pengetahuan.
Orang yang ingin menekuni ajaran agama akan cenderung untuk menjauhi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan oleh manusia. Pola hubungan pertama
ini pernah terjadi di zaman Galileio-Galilei. Ketika Galileo berpendapat bahwa bumi
4

mengitari matahari sedangkan gereja berpendapat bahwa matahari lah yang mengitari
bumi, maka Galileo dipersalahkan dan dikalahkan. Ia dihukum karena dianggap
menyesatkan masyarakat.
Pola hubungan ke dua adalah perkembangan dari pola hubungan pertama. Ketika
kebenaran iptek yang bertentangan dengan kebenaran agama makin tidak dapat
disangkal sementara keyakinan akan kebenaran agama masih kuat di hati, jalan satusatunya adalah menerima kebenaran keduanya dengan anggapan bahwa masing-masing
mempunyai wilayah kebenaran yang berbeda. Kebenaran agama dipisahkan sama sekali
dari kebenaran ilmu pengetahuan. Konflik antara agama dan ilmu, apabila terjadi, akan
diselesaikan dengan menganggapnya berada pada wilayah yang berbeda. Dalam pola
hubungan seperti ini, pengembangan iptek tidak dikaitkan dengan penghayatan dan
pengamalan agama seseorang karena keduanya berada pada wilayah yang berbeda. Baik
secara individu maupun komunal, pengembangan yang satu tidak mempengaruhi
pengembangan yang lain. Pola hubungan seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat
sekuler yang sudah terbiasa untuk memisahkan urusan agama dari urusan
negara/masyarakat.
Pola ke tiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola hubungan ini, kebenaran
ajaran agama tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu pengetahuan tetapi juga tidak
saling mempengaruhi. Kendati ajaran agama tidak bertentangan dengan iptek, ajaran
agama tidak dikaitkan dengan iptek sama sekali. Dalam masyarakat di mana pola
hubungan seperti ini terjadi, penghayatan agama tidak mendorong orang untuk
mengembangkan iptek dan pengembangan iptek tidak mendorong orang untuk
mendalami dan menghayati ajaran agama. Keadaan seperti ini dapat terjadi dalam
masyarakat sekuler. Karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan pemisahan agama dan
negara/masyarakat, maka. ketika agama bersinggungan dengan ilmu, persinggungan itu
tidak banyak mempunyai dampak karena tampak terasa aneh kalau dikaitkan. Mungkin
secara individu dampak itu ada, tetapi secara komunal pola hubungan ini cenderung
untuk tidak menimbulkan dampak apa-apa.
Pola hubungan yang ke empat adalah pola hubungan yang positif. Terjadinya
pola hubungan seperti ini mensyaratkan tidak adanya pertentangan antara ajaran agama
dan ilmu pengetahuan serta kehidupan masyarakat yang tidak sekuler. Secara teori, pola
hubungan ini dapat terjadi dalam tiga wujud: ajaran agama mendukung pengembangan
5

iptek tapi pengembangan iptek tidak mendukung ajaran agama, pengembangan iptek
mendukung ajaran agama tapi ajaran agama tidak mendukung pengembangan iptek, dan
ajaran agama mendukung pengembangan iptek dan demikian pula sebaliknya.
Dalam wujud pertama, pendalaman dan penghayatan ajaran agama akan mendukung
pengembangan iptek walau pengembangan iptek tidak akan mendorong orang untuk
mendalami ajaran agama. Sebaliknya, dalam wujud ke dua, pengembangan iptek akan
mendorong orang untuk mendalami dan menghayati ajaran agama walaupun tidak
sebaliknya terjadi. Pada wujud ke tiga, pengembangan iptek akan mendorong orang
untuk lebih mendalami dan menghayati ajaran agama dan pendalaman serta penghayatan
ajaran agama akan mendorong orang untuk mengembangkan iptek.
Adapun alasan mengapa kita harus menguasai IPTEK, terdapat tiga alasan pokok, yakni:
1.

Ilmu pengetahuan yang berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-

negara barat. Ini fakta, tidak bisa dipungkiri.


2.

Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di

negara-negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.


3.

Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan

IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat Islam
sibuk sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri.
C. Pentingnya Umat Beragama Mengikuti Perkembangan IPTEK
Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya
terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan ilmu oleh
Allah dirumuskan dalam lauhil mahfudz yang disampaikan kepada kita melalui Alquran
dan As-Sunnah. Ilmu Allah itu melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan
manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa
Alquran itu merupakan sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia (knowledge
and science).
Seandainya penggunaan satu hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir
dan tafakur serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan maka
ketika itu bukan hasil teknologinya yang mesti ditolak, melainkan kita harus
memperingatkan dan mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika hasil
teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan
6

penciptaan sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh islam. Karena itu menjadi suatu
persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan kemampuan mekanik
demi penciptaan teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya.
Kesenian Islam tidak harus berbicara tentang islam. Ia tidak harus berupa nasihat
langsung, atau anjuran berbuat kebajikan,bukan juga penampilan abstrak tentang akidah.
Seni yang islami adalah seni yang dapat menggambarkan wujud ini dengan bahasa yang
indah serta sesuai dengan cetusan fitrah. Seni islam adalah ekspresi tentang keindahan
wujud dari sisi pandangan islam tentang alam, hidup, dan manusia yang mengantar
menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan.
Ada 4 hal pandangan Islam dalam etos kerja yaitu: Niat (komitmen) sebagai
dasar nilai kerja, Konsep ihsan dalam bekerja, Bekerja sebagai bentuk keberadaan
manusia, dan Orang mukmin yang kuat lebih disukai.
Secara lebih spesifik, integrasi pendidikan iptek dan imtaq ini diperlukan karena
empat alasan:
Pertama, iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi
kesejahteraan hidup umat manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan taqwa kepada
Allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas imtaq, iptek bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan
yang bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian,
iptek hanya absah secara metodologis, tetapi batil dan miskin secara maknawi.
Kedua, pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah
menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan
hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut
oleh bangsa kita.
Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan kebutuhan jasmani,
tetapi juga membutuhkan imtaq dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual). Oleh
karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi
pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah
menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat.
Keempat, imtaq menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar
manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtaq, segala atribut duniawi,
seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar
manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya
7

mencari ridha Allah SWT, hanya akan menghasilkan fatamorgana yang tidak
menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Quran :
Artinya : Dan orang orang yang kafir amal amal mereka adalah laksana
fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang orang yang dahaga,
tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan
didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan
amal amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. (Q.S AnNur : 39)
Dengan demikian integrasi iptek dan imtaq harus diupayakan dalam format
yang tepat sehingga keduanya berjalan seimbang dan dapat mengantar kita meraih
kebaikan dunia dan kebaikan akhirat seperti doa yang setiap saat kita panjatkan kepada
Allah.


Artinya : Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Al-Baqarah : 201)
Sehubungan dengan alasan yang disebutkan di atas, maka perlu dikembangkan
usaha perbaikan yang lebih mendasar terhadap pendekatan dan metode pembelajaran
misalnya usaha-usaha yang berhubungan dengan psikologi belajar, mengintensifkan
program

imtaq

di

sekolah-sekolah

salah

satunya

dapat

dilakukan

dengan

mengintegrasikan nilai-nilai agama (imtaq) ke dalam setiap mata pelajaran. Dengan kata
lain model pembelajaran harus memadukan antaraIptek dengan imtaq.

BAB III
8

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemajuan IPTEK merupakan tantangan yang besar bagi kita. Apakah kita
sanggup atau tidak menghadapi tantangan ini tergantung pada kesiapan pribadi masingmasing. Diantara

penyikapan

terhadap

kemajuan

IPTEK

masa

terdapat

tiga

kelompok, yaitu: (1) Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan
berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Quran
yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga
mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak
islami, (3) Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.
Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek. Dari uraian di atas dapat
dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya ada 2
(dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu
pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek. Jadi,
syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan
tolak ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek.
Adapun dampak negatif maupun positif dalam perkembangan iptek, Kemajuan
dalam bidang iptek telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan umat
manusia. Perubahan ini, selain sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas.
Hampir tidak ada segi-segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan
ini pada kenyataannya telah menimbulkan pergeseran nilai nilai dalam kehidupan umat
manusia, termasuk di dalamnya nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan.
B. Saran
Diharapkan kepada kita semua baik yang tua maupun yang muda agar dapat
mewujudkan Imtaq dan Iptek secara seimbang di negeri yang tercinta ini yaitu
Indonesia. Yakni melalui peningkatan kualiatas sumber daya manusia, potensi, perbaikan
sistem ekonomi, serta menerapkan budaya zakat, infak, dan sedekah. Insya Allah dengan
menjalankan syariat Islam dengan baik dan teratur kita dapat memperbaiki kehidupan
bangsa ini secara perlahan.
DAFTAR PUSTAKA
9

http://aqwam.com/fikih/menjadi-muslim-terbaik
http://bhianrangga.wordpress.com/2011/01/04/peranan-iman-dalam-menghadapi-arusglobalisasi/
http://sarahayu9.blogspot.com/2011/04/pengertian-integrasi.html
Din Syamsuddin, M, Dr, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani, penerbit
kalimat, Jakarta, 2001
http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?
option=com_content&view=article&id=54:mkdu-4221-berkehidupanbermasyarakat&catid=33:mkdu&Itemid=77
http://nasirmat.wordpress.com/2009/09/26/integrasi-iptek-dan-imtaq-kedalampembelajaran/
http://www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/39

10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat
guna memenuhi tugas dari dosen.
Makalah ini membahas tentang ISLAM DAN PERKEMBANGAN IPTEK,
semoga dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai mahasiswa STIKES
Muhammadiyah Lhokseumawe dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita.
Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna,
maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosendosen pembimbing kami serta temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat
membangun kami dari yang salah menjadi benar.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita,
akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Lhokseumawe, Oktober 2015

Penyusun

i
11

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

A. Latar Belakang .................................................................................................


B. Rumusan Masalah.............................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................

1
1
1

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................

A. Pengertian IPTEK ............................................................................................


B. Pandangan Islam tentang IPTEK......................................................................
C. Pentingnya Umat Beragama Mengikuti Perkembangan IPTEK......................

2
3
6

BAB III PENUTUP .................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................

9
9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................

ii
12

10

ISLAM DAN
PERKEMBANGAN IPTEK
Disusun Oleh :

NAMA

: PUTRI NAZARIAH
RAHMI NANDA FITRI
RAHMAD ZEKIANA
SMT/UNIT : I / B
MAKUL
: AGAMA

S1 KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE
2015 / 2016
13

Anda mungkin juga menyukai