Anda di halaman 1dari 11

92

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN


PROSES KONTROL
1,2

Mila Faila Sufa *1, Dina Ariningsih 2


Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl.A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura
e-mail: Mila.Faila.Sufa@ums.ac.id, mfsisonline@gmail.com,

Abstrak
PG. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang menghasilkan gula dengan
kualitas terbaik di daerah Pati. Salah satu strategi peningkatan kualitas dengan
menerapkan metode Peta Kendali X dan R untuk menganalisa produk Gula yang
dilihat dari kadar Brik, Polaritas dan HKnya. Dari penelitian yang penulis lakukan
tentang hasil analisis pada gula di dalam laboratorium yaitu dari analisa Brix
didapatkan UCL = 99.8, LCL = 99, Range = 99.388, standar deviasi = 0.225 dan Cp =
0,59 <1,33 artinya proses menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi
yang telah di tentukan. Dari analisa Polaritas didapatkan UCL = 100.044, LCL = 97.14,
Range = 98.592, standar deviasi = 0.484 dan Cp = 0,59 <1,33 artinya proses
menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah di tentukan. Dari
analisa HK didapatkan UCL = 100.155, LCL = 97.429, Range = 98.792, standar
deviasi = 0.45 dan Cp = 0,99 <1,33 artinya proses menghasilkan produk yang tidak
sesuai dengan spesifikasi yang telah di tentukan. Dari analisa perbaikan faktor yang
mempengaruhi kualitas adalah bahan baku tidak sesuai standar, mesin yang
digunakan sudah tua dan kurang perawatan sehingga mesin mudah rusak, peralatan
produksi kurang bersih, metode yang digunakan kurang jelas sehingga terjadi
kelalaian pekerja dalam melaksanakan tugas.
Kata kunci Control Chart, Peta Kendali X dan R, Fishbone

1. PENDAHULUAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan peta kendali untuk menganalisis
gula PG. XYZ merupakan suatu perusahaan gula terbesar di daerah Pati, karena
menghasilkan produk gula dengan kualitas bagus dan sesuai standart. Dalam
pemilihan bahan baku pun disesuaikan dengan standar mutu terbaik. Kualitas gula
pada perusahaan ini sangat diperhatikan, hal tersebut untuk menarik para konsumen
agar mengkonsumsi hasil produksi pada perusahaan ini. Produk dikatakan berkualitas
apabila produk tersebut mempunyai kecocokan penggunaan bagi dirinya. Pandangan
lain mengatakan kualitas adalah barang atau jasa yang dapat menaikkan status
pemakai. Ada juga yang mengatakan barang atau jasa yang memberikan manfaat
pada pemakai (measure of utility and usefulness). Kualitas barang atau jasa dapat
berkenaan dengan keandalan, ketahanan, waktu yang tepat, penampilannya,
integritasnya, kemurniannya, individualitasnya, atau kombinasi dari berbagai faktor
tersebut.

pengendalian

kualitas

menurut

Sofjan

Assauri

(1998:210)

adalah

Pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas barang


Received June 1st ,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012

93

ISSN: 1978-1520

IJCCS

yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan
berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Tujuan utama pengendalian
kualitas adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas produk atau jasa yang
dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan
biaya yang ekonomis atau serendah mungkin.

Peta kendali proses (Process Control Chart) merupakan alat Statistical Process
Control (SPC) yang memberikan gambaran kinerja dari suatu proses. Peta kendali
proses menghasilkan tampilan grafis dengan sumbu vertikal sebagai karakteristik
kualitas terukur dari sampel dan sumbu horisontal sebagai nomor sampel atau waktu.
Pada umumnya ada 2 kelompok jenis data yang terdapat pada peta kendali yaitu
variabel dan atribut. Pada penelitian ini penulis meneliti peta kendali variabel.
Umumnya peta kendali yang digunakan oleh perusahaan industri adalah peta kendali x
R. Peta kontrol XBar (rata-rata) dan R (range) digunakan untuk memantau proses
yang menpunyai karakteristik berdimensi kontinue, sehingga peta kontrol X-Bar dan R
sering disebut sebagai peta kontrol untuk data variabel. Peta kontrol X-Bar
menjelaskan kepada kita tentang apakah perubahan-perubahan telah terjadi dalam
ukuran titik pusat (central tendency) atau rata-rata dari proses. Hal ini mungkin
disebabkan oleh faktor-faktor seperti, peralatan yang dipakai, peningkatan temperatur
secara gradual, perbedaan metode yang digunakan dalam shift yang kedua, material
baru, tenaga kerja baru yang belum dilatih, dan lain-lain. Sedangkan peta kontrol R
(range) menjelaskan tentang apakah perubahan-perubahan telah terjadi dalam ukuran
variasi, dengan demikian berkaitan dengan perubahan homogenitas produk yang
dihasilkan melalui suatu proses. Hal ini mungkin disebabkan oleh fakor-faktor seperti,
bagian peralatan yang hilang, minyak pelumas yang tidak mengalir dengan baik,
kelelahan pekerja, dan lain-lain
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di PG. XYZ yang merupakan pabrik gula terbesar di
kota Pati. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi pustaka
yaitu dengan mencari referensi dari literatur dalam bentuk buku atau jurnal yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Metode penelitian yang kedua adalah
dengan studi lapangan yaitu mengadakan pengamatan dan pengambilan data
terhadap obyek penelitian. Studi ini dilakukan untuk mendapatkan data

primer

yang

berhubungan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

94

ISSN: 1978-1520

jalan wawancara, yaitu cara pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan
pihak pihak yang terkait dan pengamatan langsung, yaitu cara pengumpulan data
dengan melakukan pengamatan langsung terhadap data data yang diperlukan. Untuk
pengolahan data, peneliti menggunakan metode peta kendali dan analisa kemampuan
proses. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
Perbandingan antara banyaknya cacat dengan semua pengamatan, yaitu setiap
produk yang diklasifikasikan sebagai diterima atau ditolak (yang diperhatikan
banyaknya produk cacat).
Langkah-langkah pembuatan peta kendali - p :
1. Tentukan ukuran contoh/subgrup yang cukup besar (n > 30),
2. Kumpulkan banyaknya subgrup (k) sedikitnya 2025 sub-grup
3. Hitung untuk setiap subgrup nilai proporsi unit yang cacat, yaitu :
p = jumlah unit cacat/ukuran subgrup
4. Hitung nilai rata-rata dari p, yaitu p dapat dihitung dengan :
5. Hitung batas kendali dari peta kendali x :

UCL

LCL

p (1 p )
n

p(1 p)
n

=p+

=p

6. Plot data proporsi (persentase) unit cacat serta amati apakah data
tersebut berada dalam pengendalian atau diluar pengendalian.

Capability index yang diartikan sebagai suatu index yang mengggambarkan


seberapa jauh proses tersebut dapat memenuhi spesifikasi yang diharapkan. Dengan
mengetahui Capability index, hal ini akan membantu kita dalam memfokuskan pada
target value(value yang paling diinginkan pelanggan/konsumen). Meskipun output
100% berada di dalam spesifikasi limit, bisa jadi pelanggan/konsumen tidak puas dan
memungkinkan hilangnya bisnis (dalam suatu usaha/perusahaan). Spesifikasi Limit
merupakan batas-batas yang ditentukan oleh pelanggan/konsumen (internal maupun
eksternal) ataupun target yang harus dicapai. Specifikasi Limit ada 2 jenis, yaitu :
Upper Specification Limit (USL) dan Lower Specification Limit (LSL). Ketika Cp
digunakan, nilainya akan dibandingkan terhadap nilai tertentu yang diinginkan. Nilai Cp

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

ISSN: 1978-1520

IJCCS

95

yang berada di bawah 1 berarti toleransinya lebih kecil dari penyebaran pengukuran 6
dan ada sample pada populasi yang berada di luar batas spesifikasi.
Kriteria (rule of thumb) dari indeks kapabilitas adalah:
1. Cp > 1,33, maka kapabilitas proses dianggap baik (capable).
2. 1,00 < Cp < 1,33, maka kapabilitas proses dianggap baik namun perlu
pengendalian ketat apabila Cp telah mendekati 1,00 (capable with tight control
as Cp approaches 1,00).
3. Cp < 1,00, maka kapabilitas proses dianggap tidak baik/rendah (not
capable), sehingga perlu ditingkatkan performansinya melalui perbaikan proses
itu.
Angka-angka Cp=1,33 dan Cp=1,0 ini berdasarkan referensi pengendalian
kualitas 3-sigma
Indeks kapabilitas proses Cp memiliki keterbatasan, yaitu:
(1) indeks Cp tidak dapat digunakan apabila proses yang akan dikendalikan itu hanya
memiliki
satu batas spesifikasi (hanya memiliki USL atau LSL saja), dengan kata lain indeks Cp
hanya dapat digunakan apabila proses yang akan dikendalikan itu memiliki dua nilai
batas
spesifikasi (USL dan LSL).indeks Cp tidak mampu mendeteksi process centering, di
mana jika nilai rata-rata proses ( ) tidak tepat sama dengan nilai target (T) atau tidak
tepat tepat berada ditengah dari interval nilai USL dan LSL, maka indeks Cp akan
memberikan misleading results (hasil yang salah dalam pembuatan keputusan). Dalam
Cp, tidak memperhitungkan rata-rata proses, hanya terfokus pada spread (persebaran
data). Jika sistem tidak centered di dalam batas spesifikasi, maka nilai Cp kurang
memberikan gambaran yang sebenarnya.
Cpk : Index yang menunjukkan seberapa baik suatu sistem dapat memenuhi
spesifikasi limit.
Perhitungan Cpk menggunakan estimasi sigma dan dapat digunakan untuk
menunjukkan potensi suatu sistem dalam memenuhi spesifikasi. Dalam Cpk, rata-rata
proses diperhitungkan sehingga proses tidak perlu centered terhadap target. Indeks
Cpk ini dapat digunakan jika proses yang akan dikendalikan harus berdistribusi normal.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut data hasil analisa gula di Laboratorium PG. XYZ. Data yang diambil
adalah hasil dari analisa gula yang dibedakan menjadi 3 macam, yaitu kadar Brik

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

96

ISSN: 1978-1520

(kadar kekentalan gula), Polaritas (kadar gula murni) dan HK (kemurnian gula). Penulis
memperoleh informasi data hasil analisa gula pada tahun 2010-2011.

Tabel 3.1. Data Hasil Analisis Gula


Sampel

Data Hasil Analisis Gula


Brik

Polaritas HK

99.5

98.2

98.8

99.5

98.2

98.8

99.5

98.5

98.7

99.1

98.5

98.6

99.3

98.1

98.7

99.2

99.2

99.9

99.3

98.6

98.9

99.3

98.1

98.7

99.3

99.7

99.8

10

99.3

98.1

98.8

11

99.6

98.2

99.2

12

99.1

98

98.9

13

99.5

99.2

99.7

14

99.8

98.5

98.2

15

99.4

98.4

97.2

16

99.8

99.5

98.7

17

99

98.2

98.5

18

99.5

98.6

98.7

19

99.3

99.1

99.2

20

99.2

98.8

98.7

21

99.4

98.6

98.7

22

99.6

98.5

98.8

23

99.5

98.3

98.8

24

99.1

98.8

98.5

25

99.6

98.9

98.3

Jumlah

2484.7

2464.8

2469.8

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

ISSN: 1978-1520

IJCCS

97

Pengolahan Data
a. Perhitungan Kadar Brik
Menentukan Nilai UCL dan LCL analisa kadar Brik untuk X_Bar dan R Chart:
Tabel 3.2. Hasil Analisa Brik untuk X_Bar
X_bar
UCL

100.064

LCL

98.712

X BAR

99.388

STDEV 0.225
1 SD

99.613

99.163

2 SD

99.839

98.937

Tabel 3.3 Hasil Analisa Brik untuk R Chart


R_chart
UCL

0.939

LCL

R_chart 0.365
STDEV

0.191

1 SD

0.556 0.174
-

2 SD

0.748 0.018

Sedangkan data kapabilitas proses digambarkan dalam grafik sebagai berikut :

Gambar 3.1. Peta Kendali X_Bar Brik

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

98

ISSN: 1978-1520

Gambar 3.2. Peta Kendali R- Chart Brik

Gambar 3.3. Capability of Brik


b. Perhitungan Kadar Polaritas
Menentukan Nilai UCL dan LCL analisa Polaritas untuk X_Bar dan R Chart
Tabel 3.4 Hasil Analisa Polaritas untuk X_Bar
X_bar
UCL

100.044

LCL

97.14

X BAR

98.592

STDEV

0.484

1SD

99.076

98.108

2SD

99.56

97.624

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

99

ISSN: 1978-1520

IJCCS

Tabel 3.5. Hasil Analisa Polaritas untuk R Chart


R_chart
UCL

2.088

LCL

R_chart

0.811

STDEV

0.426

1SD

1.237

0.385

2SD

1.662

-0.040

Gambar 3.4. Peta Kendali R Chart Polaritas

Gambar 3.5. Peta Kendali X bar Chart Polaritas

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

100

ISSN: 1978-1520

Gambar 3.6. Proses Capability of Polaritas


Rekomendasi Perbaikan yang dapat dilakukan berfokus pada kriteria kualitas gula,
yaitu kadar HK karena pada data ini terjadi out of control, dimana pada sampel ke-15
datanya melebihi LCL(batas control bawah) sehingga data tersebut harus diganti atau
dihilangkan. Perbaikan dilakukan dengan menggunakan diagram sebab-akibat atau
biasa disebut diagram fishbone. Berikut gambar diagram fishbonenya :

Gambar 3.7 Diagram sebab-akibat akibat defect


Faktor-faktor yang berpengaruh yang mengakibatkan defect:
1) Material
Kualitas bahan baku sangat berpengaruh pada kualitas produk. Bahan baku harus
disesuaikan dengan standar yang sudah ditentukan.

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

ISSN: 1978-1520

IJCCS

101

2) Mesin
Mesin yang digunakan sudah usang/tua dan kurangnya perawatan menyebabkan
mesin mudah rusak.
3) Lingkungan
Kurangnya kebersihan pada mesin/peralatan produksi menyebabkan mesin mudah
berkarat sehingga akan menghambat proses produksi.
4) Metode
Instruksi kerja yang diberikan kurang rinci dan pemeriksaan proses atau produk yang
dilakukan kurang teliti.
5) Manusia
Kemampuan dan keahlian menyebabkan banyak defect yang terjadi karena kelalaian
pekerja dalam melaksanakan tugas, pengawasan dan perawatan terhadap mesin. Dan
kurangnya pelatihan operator yang berkala tiap tahun menyebabkan operator kurang
disiplin dalam pelaksanaan tugas.
4. KESIMPULAN
Dari penelitian yang penulis lakukan tentang hasil analisis pada gula di dalam
Laboratorium PG.XYZ Pati yaitu dari analisa Brix didapatkan nilai UCL = 99.8, nilai
LCL = 99, nilai Range = 99.388, nilai standar deviasi = 0.225 dan nilai Cp = 0,59 <1,33
artinya proses menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah di
tentukan. Dari analisa Polaritas didapatkan nilai UCL = 100.044, nilai LCL = 97.14,
nilai Range = 98.592, nilai standar deviasi = 0.484 dan nilai Cp = 0,59 <1,33 artinya
proses menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah di
tentukan. Dari analisa HK didapatkan nilai UCL = 100.155, nilai LCL = 97.429, nilai
Range = 98.792, nilai standar deviasi = 0.45 dan nilai Cp = 0,99 <1,33 artinya proses
menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah di tentukan. Dari
analisa perbaikan HK Faktor-faktor yang mempengaruhi defect berdasarkan diagram
fishbone adalah bahan baku yang mempunyai kualitas yang tidak sesuai standar,
mesin yang digunakan sudah tua dan kurangnya perawatan menyebabkan mesin
mudah rusak, kebersihan pada mesin atau peralatan produksi, metode yang digunakan
kurang rinci, dan terjadi kelalaian pekerja dalam melaksanakan tugas, pengawasan
dan perawatan terhadap mesin.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

102

ISSN: 1978-1520
DAFTAR PUSTAKA

[1] Besterfield, Dale H. 1994. Quality Control. United States of America: Prentice-Hall
International, Inc.

[2] Gaspersz, V. 2003. Metode Analisis Untuk Peningkatan Kualitas. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
[3] Octavia, Tanti. Juni 2000. Studi Tentang Peta Kendali p yang Distandarisasi
untuk Proses Pendek Kualitas. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Kristen Petra. Jurnal Teknik Industri VOL. 2, NO. 1, JUNI 2000: 53 64. .
http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

Anda mungkin juga menyukai