Puji syukur dipanjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat Asung Kerta Wara Nugraha-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini
membahas tentang Desain yang Menginformasikan Perhitungan Ekologi yang utamanya
mengambil objek sebuah bangunan
menjual produk (warung, toko, rumah makan dll) yang dimana ini merupakan salah satu bagian
pembahasan dalam mata kuliah Ekologi Arsitektur, Fakultas Teknik Arsitektur, Universitas
Udayana. Dalam penyusunannya, makalah ini mengambil materi dari beberapa sumber literatur
yang diantaranya didapatkan dari tim pengajar mata kuliah ini. Maka dari itu diucapkan
terimakasih kepada orang-orang yang terlibat dalam mendukung proses penyelesaian makalah ini
baik dalam bentuk dukungan materi, sumber literatur, maupun moral. Adapun diantaranya :
1. Dr. Ir. Widiastuti, MT. Sebagai koordinator dalam mata kuliah Ekologi Arsitektur
dan dosen yang memberikan materi Ekologi secara garis besar sekaligus dosen
pembimbing dalam fokus teori yang dibahas.
2. Teman-teman yang memberikan dukungan moral dalam penyelesaian makalah ini.
Diharapkan makalah ini dapat menjadi refrensi untuk mengetahui lebih banyak tentang
apa yang dimaksud dengan Desain yang Menginformasikan Perhitungan Ekologi dalam desain
kaitannya dalam arsitektur yang ekologis.
1|EKOLOGI
ARSITEKTUR
DAFTAR ISI
ARSITEKTUR
3.2
3.3
3.4
3.4.1
3.4.2
3.4.3
3.4.4
BAB IV ......................................................................................................................................... 33
ANALISIS .................................................................................................................................... 33
4.1
4.1.1
BAB V .......................................................................................................................................... 35
PENUTUP..................................................................................................................................... 35
5.1
Kesimpulan..................................................................................................................... 35
5.2
Saran ............................................................................................................................... 35
3|EKOLOGI
ARSITEKTUR
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Persentase Penggunaan Energi oleh Sektor-Sektor .................................................................... 8
Gambar 2 Orientasi bangunan dengan memperhatikan arah sinar matahari dan angin.......................... 10
Gambar 3 Konstruksi atap dengan pertimbangan dampak angin dan panas............................................ 10
Gambar 4 Rumah yang menerapkan prinsip hemat energi........................................................................ 12
Gambar 5 Rumah dengan material alam bata merah dan bamboo .......................................................... 15
Gambar 6 Kamar dengan material alam bambu ........................................................................................ 15
Gambar 7 Mangsi Coffee ............................................................................................................................ 27
Gambar 8 Mangsi Coffe Bar........................................................................................................................ 28
Gambar 9 Layout Mangsi Coffee ................................................................................................................ 29
Gambar 10 Utilitas Plumbing Mangsi Coffee ............................................................................................. 30
Gambar 11 Utilitas Listrik Mangsi Coffee ................................................................................................... 31
Gambar 12 Tempat Sampah pada Mangsi Coffee...................................................................................... 32
Gambar 13 Layout Mangsi Coffee dengan bukaan yang luas .................................................................... 32
Gambar 14 Tampak Depan Mangsi Coffee ................................................................................................. 33
Gambar 15 Material bangunan Mangsi Coffee .......................................................................................... 34
4|EKOLOGI
ARSITEKTUR
BAB I
PENDAHULUAN
Kerusakan lingkungan yang terjadi dikarenakan eksplorasi sumberdaya alam untuk memenuhi
kebutuhan manusia tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Kerusakan lingkungan ini telah
mengganggu proses alam, sehingga banyak fungsi ekologi alam terganggu.
Masalah lingkungan tidak berdiri sendiri, tetapi selalu saling terkait erat. Keterkaitan antara
masalah satu dengan yang lain disebabkan karena sebuah faktor merupakan sebab berbagai
masalah, sebuah faktor mempunyai pengaruh yang berbeda dan interaksi antar berbagai masalah
dan dampak yang ditimbulkan bersifat kumulatif (Soedradjad, 1999). Masalah lingkungan yang
saling terkait erat antara lain adalah populasi manusia yang berlebih, polusi, penurunan jumlah
sumberdaya, perubahan lingkungan global dan perang.
Faktor alam dan lingkungan terkadang menjadi faktor besar dalam penilaian kesuksesan
seorang perancang terhadap rancangannya. Hal ini dilihat dari seberapa besar kepedulian
perancang tersebut dengan alam dan lingkungan disekitar lokasi bangunan yang dirancang. Tidak
hanya itu, kontribusi yang diberikan oleh perancangan tersebut kepada alam dan lingkungan
disekitarnya juga menjadi titik penilaian bagi seorang perancang yang dapat dikatakan sebagai
perancangan yang memperhatikan perhitungan ekologis. Inilah hal yang ingin disampaikan
dalam makalah ini yang merupakan salah satu latar belakang dalam pembuatan makalah ini.
5|EKOLOGI
ARSITEKTUR
1.3 Tujuan
1. Memahami yang dimaksud dengan perhitungan ekologi
2. Mengetahui manfaat dari mempelajari perhitungan ekologi
3. Mengevaluasi aplikasi perhitungan ekologi pada bangunan Mangsi Coffee berdasarkan
observasi dan literatur.
6|EKOLOGI
ARSITEKTUR
BAB II
DESAIN DENGAN PERHITUNGAN EKOLOGI
2.1
7|EKOLOGI
ARSITEKTUR
UNEP, 2007). Peningkatan suhu ini akan berdampak pada penambahan pemanfaatan energi
untuk kepentingan kenyamanan bangunan.
Krisis energi dunia ternyata memacu dikembangkannya konsep arsitektur baru yang
lebih sadar energi. Arsitektur hemat energi (energy efficient architecture) adalah arsitektur
dengan kebutuhan energi seminimal mungkin yang bisa dicapai dengan mengurangi jumlah
sumber daya yang masuk akal (Enno, 1994). Dengan demikian, arsitektur hemat energi ini
berlandaskan pada prinsip meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau
merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktifitas penggunanya. Konsep
Arsitektur Hemat Energi ini mengoptimasikan sistem tata cahaya dan tata udara, integrasi
antara sistem tata udara buatan alamiah dan sistem tata cahaya buatan alamiah serta
sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat energi.
Konsep bangunan dengan efisiensi energi sangat penting karena jika melihat pada
penggunaan energi secara global, sektor bangunan sendiri menyerap 45 % dari kebutuhan
energi keseluruhan. Pemanfaatan energi dalam bangunan ini khususnya untuk pemanasan,
pendinginan dan pencahayaan bangunan. Komposisi persentase penggunaan energi
menurut sektor kegiatan dapat dilihat lebih jelas pada gambar 1.
8|EKOLOGI
ARSITEKTUR
2.3
9|EKOLOGI
ARSITEKTUR
Gambar 2 Orientasi bangunan dengan memperhatikan arah sinar matahari dan angin
Frick, Heinz. Tahun: 2007
10 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
2. Hemat Energi
Desain bangunan hemat energy merupakan desain yang membatasi lahan
terbangun, layout sederhana,memiliki konsep ruang mengalir, kualitas bangunan
bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan. Atap-atap bangunan
dikembangkan menjadi taman atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai
ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).
Desain bangunan yang hemat energy otomatis dapat mengurangi pengeluaran
terhadap penggunaan energi itu sendiri. Misalnya dengan membuat banyak bukaan agar
penggunaan AC (Air Conditioner) bisa dikurangi. Listrik yang digunakan juga akan
berkurang. Begitu juga dengan mengurangi penggunaan lampu pada siang hari.
Contoh desain hemat energi yang lain misalnya dalam hal penggunaan air.
Permukiman sebaiknya menyediakan sistem pengolahan air yang setidaknya mampu
mendaur ulang kurang lebih 100 persen air buangan cucian, dan limbah dari kamar mandi
dan kloset. Air daur ulang bisa dipakai untuk mencuci kendaraan, membilas kloset,
menyiram tanaman di taman, lapangan olah raga, dan lain-lain sehingga tak ada air yang
terbuang. Sementara sistem ekodrainase di perumahan harus dapat menyerap air hujan
sebanyak-banyaknya ke dalam tanah atau ke areal resapan air berupa taman, lapangan
olah raga, dan danau buatan. Setiap rumah dan bangunan dilengkapi sumur resapan sesuai
ketersediaan lahan. Jadi, air yang lepas ke sungai dan laut sangat minimal.
Sistem
pengolahan
limbah
harus
memperhatikan
sistem
3R.
11 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
ramah
lingkungan
memiliki
kriteria
sebagai
berikut;
ARSITEKTUR
ARSITEKTUR
juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa
datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas
racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern),
dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi,
hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya
karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi
(klasik, kayu).
Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu
bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain)
memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah,
kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan. Penggunaan keramik pada
dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu bentuk inovatif desain. Dinding
keramik memberikan kemudahan dalam perawatan, pembersihan dinding (tidak perlu
dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan, serta
menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi.
Fungsi setiap ruang dalam rumah berbeda-beda sehingga membuat desain dan
bahan lantai menjadi beragam, seperti marmer, granit, keramik, teraso, dan parquet.
Merangkai lantai tidak selalu membutuhkan bahan yang mahal untuk tampil artistik.
Lantai teraso (tegel) berwarna abu-abu gelap dan kuning yang terkesan sederhana dan
antik dapat diekspos baik asal dikerjakan secara rapi. Kombinasi plesteran pada dinding
dan lantai di beberapa tempat akan terasa unik. Teknik plesteran juga masih memberi
banyak pilihan tampilan.
Apabila semua perhitungan ekologi tersebut dapat diterapkan, maka niscaya
bangunan-bangunan yang akan dibuat dapat menjadi bangunan yang ramah lingkungan.
14 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
15 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
16 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
a. Air bersih
Menurut penelitian kebutuhan air rata-rata orang Indonesia 144 liter per hari.
Hasil survey yang dilakukan Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta
Karya pada 2006 menunjukkan setiap orang Indonesia mengkonsumsi air rata-rata
sebanyak 144 liter per hari. Berikut analisa kebutuhan air menurut Kriteria
Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996 untuk kota kategori I
(metropolitan), II (Kota besar), III (Kota sedang), IV (Kota kecil), V (Desa).
NILAI
SATUAN
150
liter/penghuni/hari
250
250
100
10
200
2000
10
12000
150
100
60
0,2 0,8
0,1 0,3
liter/penghuni/hari
liter/penghuni/hari
liter/penghuni/hari
liter/murid/hari
liter/bed/hari
liter/unit/hari
liter/pegawai/hari
liter/hektar/hari
liter/bed/hari
liter/tempat duduk/hari
liter/orang/hari
liter/detik/hektar
liter/detik/hektar
NILAI
150
10
200
2000
10
12000
10
SATUAN
liter/penghuni/hari
liter/murid/hari
liter/bed/hari
liter/unit/hari
liter/pegawai/hari
liter/hektar/hari
liter/hari
ARSITEKTUR
Keterangan :
Kapasitas = Jumlah volume yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih
selama 1 hari (liter/hari)
Pemakaian = Jumlah pemakaian air bersih per pemakai dalam 1 hari
(liter/pemakai/hari)
Jumlah pemakai = Banyaknya pengguna air bersih dalam satu hari
Contoh perhitungan :
Kapasitas tangki yang dibutuhkan oleh sebuah rumah tinggal biasa dengan civitas 3
orang yaitu :
Sesuai dengan data table diatas kebutuhan air rumah tinggal biasa adalah 150
liter/penghuni/hari, maka :
Kapasitas tangki = 150 liter/penghuni/hari x 3 orang penghuni
= 450 liter/hari kapasitas tangki
2.4.2 Pencahayaan
Menurut Sustainable Construction oleh Halliday (2008:224), pencahayaan
merupakan faktor utama yang menentukan orang-orang dapat menikmati
lingkungan sekitar, menikmati bangunan dan merespon hal-hal tertentu. Berikut
dijelaskan mengenai perhitungan-perhitungan dalam mengatur pencahayaan serta
efisiensi pencahayaan. Berikut merupakan perhitungan-perhitungan pencahayaan :
ARSITEKTUR
Erata-rata = Ftotal x kp x kd
(lux)
Keterangan:
Ftotal = Fluks luminus total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja
(lumen)
A
Kp
= koefisien penggunaan
kd
ARSITEKTUR
2.4.3 Penghawaan
Menurut Sustainable Construction oleh Halliday (2008:251) ventilasi dan
pengkondisian udara merupakan masalah yang fundamental. Hal tersebut dianggap
penting karena, kesehatan suatu ruangan berhubungan dengan kualitas udara di
ruangan tersebut dan pemanasan global yang menyebabkan suhu semakin meningkat.
Berikut merupakan perhitungan-perhitungan dalam bidang penghawaan :
a. Perhitungan Pertukaran Udara Per Jam
Menurut Fisika Bangunan 1, oleh Latifah, (2015:148) kebutuhan pergantian udara
pada suatu ruang ditentukan oleh :
Fungsi ruang / bangunan
Perbedaan fungsi ruang menyebabkan adanya perbedaan aktivitas, dengan adanya
perbedaan aktivitas ini, tingkat kenyamanan termal suatu ruangan pun berbeda-beda
Kerapatan pengguna ruang / bangunan
Makin besar jumlah pengguna bangunan per satuan luas lantai maka makin tinggi
kebutuhan laju udara (air flow) dan pertukaran udara per jam (ACH)
Kelembapan dan temperatur udara
Makin tinggi kelembapan dan temperature udara maka kebutuhan pertukaran udara per
jam (ACH) makin tinggi.
Polusi udara
Makin tinggi polusi udara, kebutuhan ACH makin tinggi
Untuk menghitung pertukaran udara per jam (ACH) pada ruangan/bangunan yaitu
dengan menggunakan rumus ini:
ACH = (Q/V) x 3600
20 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
Persentase berdasarkan luas dinding fasad antara 40% hingga 80%. Makin besar
perolehan radiasi matahari maka angka persentase makin kecil.
Proporsi luas bukaan udara masuk (inlet) terhadap luas dinding (window to wall ratio/
WWR) tetap mempertimbangkan nilai estetika.
21 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
Sebelum memasuki proses pengolahan sampah terlebih dahulu kita harus mengetahui
bagaimana cara menghitung perwadahan sampah dari suatu bangunan. Berikut
merupakan table sumber sampah dan jenis peralatannya :
Tabel III. Sumber Sampah dan Jenis Peralatan
Sumber Sampah
- Daerah perumahan yang sudah
teratur/belum teratur
- Pasar
- Pertokoan
- Perkantoran/Hotel
- Tempat umum, jalan dan taman
Jenis Peralatan
- Kantong plastik/kertas volume sesuai
yang ada
- Bin plastik/tong volume 40-60 lt
dengan tutup
- Bin/tong sampah, volume 50-60 lt
yang dipasang secara permanen
- Bin/plastik, volume 120-240 lt
memiliki tutup dan roda
- Gerobak sampah, volume 1m3
- Container dari Arm roll kapasitas 610 m3
- Bak sampah isi variabel
- Kantong plastik, volume bervariasi
- Bin plastic/tong, volume 50-60
- Bin plastic, volume 120-240 lt
dengan roda
- Container volume 1m3 beroda
- Container besar volume 6-10 m3
- Bin plastik/tong volume 50-60 lt
yang dipasang secara permanen
- Bin plastik, volume 120-240 lt
dengan roda
Sumber : jujubandung.wordpress.com./2012/06/03/
22 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
ARSITEKTUR
3. Zero water.
Permukiman menyediakan sistem pengolahan air dengan mendaur ulang 100 persen
air buangan cucian, dan limbah dari kamar mandi dan kloset. Air daur ulang bisa
dipakai untuk mencuci kendaraan, membilas kloset, menyiram tanaman di taman,
lapangan olah raga, dan lain-lain sehingga tak ada air yang terbuang. Sementara
ekodrainase di perumahan menyerap air hujan sebanyak-banyaknya ke dalam tanah
atau ke areal resapan air berupa taman, lapangan olah raga, dan danau buatan.
Setiap rumah dan bangunan dilengkapi sumur resapan sesuai ketersediaan lahan.
Jadi, air yang lepas ke sungai dan laut sangat minimal.
ARSITEKTUR
kaki dan sepeda disediakan terpisah, terhubung ke berbagai tujuan harian (belanja,
sekolah, pasar, dan lain-lain) sehingga mendorong penghuni berjalan kaki atau naik
sepeda. Halte ditempatkan di lokasi strategis, di lintasan angkutan umum, sehingga
memudahkan warga bepergian tanpa harus memakai kendaraan pribadi.
5. Zero waste.
Pengembangan didorong membangun tempat pemrosesan sampah dengan prinsip
zero waste melalui program 3R (reduce, reuse, recycle). Seluruh penghuni
diberdayakan mengurangi (reduce) pemakaian bahan-bahan sulit terurai yang bisa
menekan produksi sampah hingga 50 persen. Sampah anorganik seperti kertas,
botol, kaleng kayu, dan besi dipilah dan dipakai ulang (reuse). Sementara sampah
organik diolah menjadi pupuk.
6. Green building code.
Perlu dimulai penerapan beberapa kriteria bangunan ramah lingkungan dalam setiap
pembangunan fisik (green building). Antara lain desain arsitektur yang selaras
antarbangunan dan menyatu dengan lingkungan, hemat energi, lahan terbangun
terbatas, lay out sederhana, ruang mengalir, kualitas material bermutu, pemakaian
bahan efisien dan ramah lingkungan (tidak beracun, tidak merusak alam, dan bisa
didaur ulang).
25 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
Aspek perhitungan
1. Energi
Sebagai sumber daya yang vital bagi
2. Air
Sebagai sumber daya penunjang kualitas hidup manusia. Kita harus mulai memahami
istilah reduce, reuse, recycle. Mengurangi penggunaan air berlebih, serta menggunakan
limbah air bekas mandi dan cuci dengan proses daur untuk digunakan kembali sebagai
air untuk menyiram tanaman dan mobil.
3. Material.
Modifikasi material yang telah usang menjadi suatu barang yang bisa dimanfaatkan
adalah langkah yang baik. Reduksi material dan penggunaan material lokal juga dapat
mengurangi penggunaan energi berlebih dari transportasi yang digunakan --transportasi
menyumbang gas buang CO2.
4. Kesehatan.
Penghuni rumah tidak boleh sedikit pun terkena dampak yang merugikan bagi
kesehatannya. Energi, air, dan material harus bebas dari racun dan limbah yang
berbahaya bagi manusia dan lingkungannya. Pemilihan jenis finishing yang non-toxic
dan tidak beracun, serta penanganan limbah cair dan sampah dengan tepat akan
berdampak positif bagi kesehatan.
26 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
BAB III
KONDISI FOKUS
3.1Profil dan Lokasi Mangsi Coffee Cafe
Menurut informasi yang didapat dari http://websta.me/n/mangsicoffee?lang=id Mangsi
Coffee terletak di Jl. Merdeka Renon Denpasar.Mangsi Coffee merupakan salah satu
kedai Coffee yang cukup terkenal di kota Denpasar. Mangsi Coffee sebelumnya
merupakan bisnis kopi yang sudah berdiri dari tahun 2004.
Mangsi Coffe memiliki desain arsitektur yang berkonsep natural dan recycle, itu
terlihat pada penggunaan material hingga furniure yang digunakan yang dimana
dominan menggunakan kayu serta material-material lainnya yang bersifat natural seperti
batu bata merah dll. Selain dari tampilan arsitektural, Mangsi Coffee ini memiliki
konsep yang terbuka sehingga penghawaan pada caffe ini cukup baik. Sirkulasi udara
selalu ada pada caffe ini, pada pagi hingga sore hari caffe ini tidak memerlukan cahaya
buatan yang bersumber dari listrik karena dengan memiliki konsep bukaan yang cukup
banyak caffe ini menggunakan sumber cahaya alami yang dihasilkan oleh matahari.
27 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
Sumber : Observasi
Mangsi Coffe merupakan sebuah bangunan komersial non hunian, mangsi coffe
ini bisa dikatakan sebagai sebuah kedai atau warung menjual berbagai jenis minuman
kopi. Desain kedai ini menggunakan konsep natural dan recycle tentunya sangat
menguntungkan bagi sang pemilik kedai ini karena dari segi biaya atau model
pembuatan caffe yang dikeluarkan tidak terlalu banyak. Pada malam hari Mangsi Coffe
menggunakan sumber cahaya lampu namun memiliki energy yang cukup rendah karena
caffe ini juga memiliki konsep yang hangat karena mengingat caffe ini adalah tempat
untuk berkumpul, bersantai, mengobrol dengan orang-orang maupun teman. Seperti
yang terlihat pada gambar di atas terdapat bagian ruang bar yangdimana berfungsi untuk
tempat meracik kopi-kopi untuk konsumen. Bar tersebut juga dominan menggunakan
bahan-bahan material recycle. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bukaan terdapat
cukup banyak pada caffe ini terlihat pada gambar di atas cahaya-cahaya matahari
dengan mudah masuk dan menerangi caffe.
28 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
3.3
29 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
Gambar
10
Utilitas
Plumbing Mangsi Coffee
30 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
3.4.2
Mangsi
coffe
ini
menggunakan
konsep
dengan bukaan yang banyak
dengan tujuan penggunaan
cahaya
alami
yang
dihasilkan oleh matahari,
Mangsi coffe ini tetap
menggunakan jasa PLN
dalam
membantu
penerangan pada saat malam
hari.
Berikut ini adalah
merupakan gambar rencana
dalam sistem titik lampu
hingga jalur kelistrikan pada
Mangsi Coffe :
Gambar 11 Utilitas
Mangsi Coffee
3.4.3
Listrik
31 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
sumber : Observasi
Penghawaan
pada
Mangsi
merupakan
penghawaan
Coffee
alami,
cukup
mampu
memberi
ARSITEKTUR
BAB IV
ANALISIS
4.1 Perhitungan Ekologi Terhadap Desain
33 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
Sumber : observasi
Penggunaan material alam dalam bagunan ini adalah salah satu gaya atau
konsep yang ditampilkan pada Mangsi Coffe. Seperti yang terlihat pada
gambar di atas terlihat penggunaan batu bata merah pada bagian pilar serta
penggunaan
material
kayu
recycle.
Penggunaan
material-material
34 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Sebuah karya arsitektur tidak haya dinilai berdasarkan seberapa baik atau menarik
estetika yang ditampilkan oleh bangunan tersebut. Selain dapat memenuhi fungsi dan
efektif dalam penggunaannya, hubungan yang sinergi antara bangunan dengan alam juga
menjadi nilai yang penting dalam sebuah perancangan bangunan. Hal ini akan muncul
dengan adanya penggunaan konsep ekologi serta perhitungan ekologi dalam
perancangan sebuah bangunan. Konsep ini akan membuat bangunan dengan alam dapat
berjalan tanpa saling mengganggu dan saling menguntungkan.
Mangsi Coffe ini merupakan bangunan komersial non hunian yang memiliki
konsep dengan memeperhitungkan penghawaan udara serta penerangan cahaya alami
meliputi juga dengan sistem utilitas. Kedai ini selain menggunakan perhitunganperhitungan tersebut juga menggunakan material-material dengan bahan alami serta
dominan menggunakan bahan-bahan recycle. Dengan demikian Mangsi Coffe adalah
bangunan komersial yang memiliki karakter dan keunikan tersendiri.
5.2Saran
Sebagai Seorang Arsitek harus belajar mencoba bersinergi dengan alam guna
menciptakan hubungan yang harmonis antara karyanya dengan alam itu sendiri. Dengan
menahan egoisme dari Arsitek tersebut yang hanya mementingkan tampilan bangunan
sebagai yang utama dapat menjadi salah satu jembatan menuju kepeduliuan terhadap
lingkungan dan alam sekitar. Dengan memperhatikan faktor alam serta dengan perhitunganperhitungan ekologi yang baik maka tentunya akan menghasilkan desain yang optimal
dengan kata lain desain tetap memperhitungkan lingkungan tentunya dengan tetap
mengaplikasikan estetika
35 | E K O L O G I
ARSITEKTUR
DAFTAR PUSTAKA
36 | E K O L O G I
ARSITEKTUR