Anda di halaman 1dari 14

BAB II

UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2009 PASAL 36


TENTANG PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA
2.1 Pengertian Bahasa Indonesia
Pada dasarnya bahasa adalah alat yang digunakan oleh lebih dari satu
orang untuk berkomunikasi. Bahasa juga bisa dijadikan sebuah lambang pada
suatu negara untuk di akui oleh negara yang lainnya. Sebagai alat
komunikasi, bahasa dipakai untuk menghubungkan perbedaan, persamaan
serta berbagai perabadan dari zaman dahulu hingga sekarang. Bahasa timbul
dari kesewenang-wenangan suatu kelompok masyarakat dimana mereka
menyetujui akan bahasa yang timbul tersebut.
Di dunia ini terdapat beribu-ribu bahasa yang berbeda, namun arti atau
makna yang mereka ungkap sesungguhnya sama. Untuk menemukan agar arti
atau makna itu sama, kewajiban filsafat yaitu memberikan kerangka analisis
agar persamaan artinya dapat dipertemukan. Tugas utama filsafat itu memang
untuk memecahkan problem yang muncul dalam bahasa.
Kemampuan berbahasa harus mencerminkan karakter dan sifat yang
utuh, lugas dan berbobot. Bahasa sebagai cara mengutarakan makna harus
mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ragam pengertian. Sebab tak
jarang, karena bahasa orang bisa saling konflik dan bunuh-membunuh serta
menimbulkan perpecahan antarindividu, keluarga, maupun masyarakat.
Dengan demikian, bahasa tidak saja sebagai alat komunikasi tetapi juga
untuk mengantarkan proses hubungan antarmanusia, melainkan mampu
mengubah seluruh tatanan kehidupan manusia. Artinya, bahasa merupakan
salah satu aspek terpenting dari kehidupan manusia. Sekelompok manusia
atau bangsa tidak bisa bertahan jika dalam bangsa tersebut tidak ada bahasa.
Ada dua macam bahasa, yaitu bahasa lisan adalah bahasa yang kita
ucapkan dengan mulut atau lisan dan tulisan yaitu bahasa yang ditulis pada
sebuah media, seperti kertas, batu, dan lainnya. Kebanyakan masyarakat lebih
sering menggunakan bahasa lisan, karena sebagian dari mereka ada yang
tidak bisa membaca dan menulis.
Setiap negara pasti mempunyai bahasa resmi masing-masing yang
digunakan oleh masyarakatnya. Bahasa baku adalah bahasa yang menjadi
bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-

hari dalam masyarakat. Di dalam bahasa baku ini pun ada juga bahasa lisan
dan tulisannya.
Latar belakang terjadinya bahasa baku berawal dari sumpah pemuda,
sehingga terjadi bahasa pemersatu. Dengan adanya bahasa baku masyarakat
seluruh Indonesia dapat memahami dan bisa berkomunikasi dengan baik.
Bahasa Indonesia baku ini sering digunakan pada situasi :
A. Komunikasi resmi
Contoh : Undangan, surat resmi.
B. Pembicaraan formal di depan umum
Contoh : Ceramah, pidato, mengajar kuliah.
C. Penulisan sebuah karya
Contoh : Penulisan ilmiah, skripsi, tesis, buku pelajaran.
D. Pembicaraan kepada yang lebih di hormati
Contoh : Murid kepada guru, bawahan kepada atasan.
Bila semua bahasa Indonesia hanya dipakai untuk keperluan resmi
seperti dalam perundang-undangan, dunia pendidikan, upacara resmi, maka
kemudian bahasa Indonesia juga dipakai untuk keperluan tidak resmi seperti
yang dipakai dalam surat menyurat antara orang yang akrab, sapa-menyapa
antara orang tua dan anak-anaknya, tawar-menawar di toko, dan di pasar.
Bahasa Indonesia yang baku mempunyai 4 fungsi, yaitu :
A. Sebagai pemersatu
Bahasa
Indonesia
baku
dapat
mempersatukan
atau
memperhubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa Indonesia
baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa Indonesia
baku. Bahasa Indonesia baku mengikat kebhinekaan rumpun dan bahasa
yang ada di Indonesia dengan mangatasi batas-batas kedaerahan. Bahasa
Indonesia baku merupakan wahana atau alat dan pengungkap kebudayaan
nasional yang utama. Fungsi pemersatu ini ditingkatkan melalui usaha
memberlakukannya sebagai salah satu syarat atau ciri manusia Indonesia
modern.
B. Sebagai penanda kepribadian
Bahasa Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakannya
dengan bahasa-bahasa lainnya. Bahasa Indonesia baku memperkuat
perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa Indonesia baku. Dengan
bahasa Indonesia baku kita menyatakan identitas kita. Bahasa Indonesia
baku berbeda dengan Bahasa Malaysia atau Bahasa Melayu di Singapura
5

dan Brunai Darussalam. Bahasa Indonesia baku dianggap sudah berbeda


dengan Bahasa Melayu Riau yang menjadi induknya.
C. Sebagai penambah kewibawaan
Pemilikan bahasa Indonesia baku akan membawa serta wibawa
atau prestise. Fungsi pembawa wibawa berkaitan dengan usaha mencapai
kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi melalui pemerolehan
bahasa baku. Di samping itu, pemakai bahasa yang mahir berbahasa
Indonesia baku dengan baik dan benar memperoleh wibawa di mata
orang lain. Fungsi yang meyangkut kewibawaan itu juga terlaksana jika
bahasa Indonesia baku dapat dipautkan dengan hasil teknologi baru dan
unsur kebudayaan baru. Warga masyarakat secara psikologis akan
mengidentifikasikan bahasa Indonesia baku dengan masyarakat dan
kebudayaan modern dan maju sebagai pengganti pranata, lembaga,
bangunan indah, jalan raya yang besar. Gengsi juga melekat pada bahasa
Indonesia karena ia dipergunakan oleh masyarakat yang berpengaruh yang
menambah wibawa pada setiap orang yang mampu menggunakan bahasa
Indonesia baku.
D. Sebagai kerangka acuan
Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan bagi
pemakainya dengan adanya norma atau kaidah yang dikodifikasi secara
jelas. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku itu menjadi tolok ukur
pemakaian bahasa Indonesia baku secara benar. Oleh karena itu, penilaian
pemakaian bahasa Indonesia baku dapat dilakukan. Norma atau kaidah
bahasa Indonesia baku juga menjadi acuan umum bagi segala jenis
pemakaian bahasa yang menarik perhatian karena bentuknya yang khas,
seperti bahasa ekonomi, bahasa hukum, bahasa sastra, bahasa iklan, bahasa
media massa, surat-menyurat resmi, bentuk surat keputusan, undangan,
pengumuman, kata-kata sambutan, ceramah, dan pidato.
Bahasa non-baku adalah bahasa sehari-hari yang sering atau lebih
banyak digunakan oleh masyarakat terutama oleh masyarakat Indonesia.
Seperti bahasa daerah yang sering digunakan oleh masyarakat pedalaman di
Indonesia. Masih banyak masyarakat Indonesia yang belum bisa menulis
ataupun mengucapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Oleh karena itu diadakan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), EYD ini
mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanngal 16 agustus 1972
hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan
ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi.

2.2 Isi Pasal 36 UU No.24 Tahun 2009


1. Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nama geografi di Indonesia.
2. Nama geografi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya memiliki 1
(satu) nama resmi.
3. Bahasa Indonesia wajib digunakan untuk nama bangunan atau gedung,
jalan, apartemen atau permukiman, perkantoran, kompleks perdagangan,
merek dagang, lembaga usaha,

lembaga pendidikan, organisasi yang

didirikan atau dimiliki oleh warga negara Indonesia atau badan hukum
Indonesia.
4. Penamaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) dapat
menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing apabila memiliki nilai
sejarah, budaya, adat istiadat, dan/atau keagamaan.
2.3 Implementasi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 Pasal 36
Berikut ini merupakan penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 Pasal 36 Ayat 1 dan 3:
2.3.1 Nama Geografi
Implementasi dalam nama geografi di Indonesia sudah sangat
baik karena nama geografi biasanya di ambil dari kata daerah.
Contohnya seperti Citarum. Citarum terdiri dari dua kata yaitu Ci
yang artinya sungai atau air dan tarum yang merupakan nama
tumbuhan penghasil warna nila. Adapun nama geografi yang
menggunakan bahasa asing adalahPengunungan Muller. Pegunungan
Muller merupakan jajaran pegunungan yang berada di batas
provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Nama Muller
diambil dari nama seorang komandan perang Belanda yang tewas di
Jeram Bakang - Sungai Bungan. Tapi semua nama-nama geografi
mengikuti aturan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 Pasal 36
Ayat 4 yang berbunyi Penamaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (3) dapat menggunakan bahasa daerah atau bahasa
asing apabila memiliki nilai sejarah, budaya, adat istiadat, dan/atau
keagamaan.
2.3.2 Nama Bangunan atau Gedung
Implementasi bahasa Indonesia dalam penamaan bangunan
atau gedung masih kurang baik. Contohnya gedung Ciputra World
7

Jakarta. Di dalam nama gedung ini masih terdapat nama asing yaitu
world. Para pembuat gedung lebih tertarik menggunakan nama asing
dengan alasan lebih ringkas, lebih keren, ataupun untuk menarik
perhatian.

2.3.3 Nama Jalan


Berikut ini jumlah nama jalan di daerah Bandung:
A. Wilayah bandung timur
B. Wilayah bandung selatan
C. Wilayah bandung bara
D. Wilayah Bandung utara
E. Wilayah bandung tengah
Jumlah

= 203 nama
= 224 nama
= 151 nama
= 110 nama
= 25 nama
= 713 nama

Dari 713 nama jalan tersebut terdapat kesalahan-kesalahan


dalam penulisannya. Kesalahan penulisan tersebut antara lain:
Komplek Perumahan Golf Garden Estate, Komplek Perumahan
Metro-Soekarno-Hatta Estate, Perumahan Singahurip Estate. Dapat
disimpulkan bahwa jumlah nama jalan yang tidak menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah tiga nama. Oleh
karena itu, implementasinya adalah (770/773) * 100% = 99.5 %.
Menurut penulis, penerepan pasal 36 pada nama jalan sudah
terlaksana dengan baik, terbukti dengan presentasi implementasi yang
mencapai 99.5%.Kesalahan yang terjadi terdapat pada nama jalan
yang diambil dari nama komplek, hal ini dapat diantisipasi dengan
pemberian nama jalan khusus (tidak diambil dari nama komplek).

2.3.4 Nama Apartemen atau Pemukiman


Berikut ini jumlah pemukiman di kota Bandung dan Cimahi:
A. Wilayah Bandung Barat = 10 perumahan.
Dari 10 perumahan tersebut terdapat tujuh nama perumahan
yang salah dalam penamaannya, yaitu: Setra

Regency

Townhouse, Pesona Pasteur Residence, Kota Bali Residence,

Gallery West Sudirman, El Verde, Sweet Home Cihanjuang,


Batujajar Regency.
B. Wilayah Bandung Selatan = 15 perumahan.
Dari 15 perumahan tersebut terdapat delapan nama
perumahan yang salah dalam penamaannya, yaitu: Cluster
Rancamanyar, Pinus Regency, Cemara Regency, Grand Sharon
Residance, Pesona Ciwastra Village, Tirta Asri Residance,
DJordena Town House, De Green Grande Residance.
C. Wilayah Bandung Timur = 28 perumahan.
Dari 28 perumahan tersebut terdapat 15 nama perumahan
yang salah dalam penamaannya, yaitu:Green Caraka Residance,
Victory Land,

Grand

Zamzam

Residance,

Tanjung Asri

Residance, Edelweish Town House, Cluster Pawenang, Green


Harmoni Residance, Sunrise Hill Residance, Bandung City View2,
Grand Panoramic, Cluster Cengkeh, De Green Mansion, Grace
Land Residance, De Marrakesh, Sembrani Town House.
D. Wilayah Bandung Utara = 4 perumahan.
Keempat perumahan di wilayah Bandung Utara ini
mengalami kesalahan dalam penamaannya. Kesalahannya antara
lain: Padasuka Ideal Residance, Capital Dago Valley, Serra
Valley, Reviera Resort Residance.
E. Wilayah Cimahi = 5 perumahan.
Kelima perumahan di wilayah Cimahi ini mengalami
kesalahan dalam penamaannya. Kesalahannya antara lain:
Edelweiss Residence, Royal Tulip Degreen Bandung, Pesona
Alam Residance, Pancanaka Royal Garden.
F. Wilayah Kabupaten Bandung= 17 perumahan.
Dari 17 perumahan tersebut terdapat tujuh nama perumahan
yang salah dalam penamaannya, yaitu: Jatinangor City Park ,
Giga Village, Grand Riscon, Mountain Breeeze, Puri Kahurapan
Residance, Calster Selaras, Green Sukamanah Residance.
Jumlah

= 79 Perumahan

Dapat disimpulkan bahwa dari 79 perumahan diatas yang


belum menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai
9

UU no.24 tahun 2009 pasal 36 berjumlah 46. Maka Implementasinya


adalah (79-46)/79*100% = 41.7%. Lebih dari setengah nama
perumahan di Kota Bandung mengandung kata asing. Untuk lebih
lanjut, harus ada peraturan perundang-undangan daerah (perda) yang
mengatur pemberian nama perumahan dan pemerintah bertindak
tegas dalam menerapkan perda tersebut. Sehingga ijin pembangunan
perumahan dapat dikeluarkan setelah memenuhi peraturan daerah
mengenai pemberian nama perumahan.

2.3.5 Nama Perusahaaan di Kota Bandung


Jumlah perusahaan di kota Bandung adalah 97 perusahaan.
Berikut ini merupakan kesalahan dalam penamaanya, diantaranya
adalah PT. Indecindo Paramitra, CV. Karangsari New Hankook
Garden, PT. Bandung Boga Makmur, PT. Fastfood Indonesia PT.
Tbk, PT. Golden Putra, PT. Onny Barber Coorporation, Pioneerindo
Gourmet International, PT. Lion Super Indo, PT. Sphinx Jaya, PT.
Wardrobe Padjajaran Perkasa. (Total = 10 perusahaan)
Dapat disimpulkan bahwa implementasi penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah ((97-10)/97)*100% =
89.6%. Dengan kata lain kurang dari seperempat perusahaan di kota
Bandung yang belum menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Penulis bersasumsi bahwa pemberian nama perusahaan
tersebut, dapat juga ditujukan agar menarik minat tenaga kerja
maupun konsumen dari perusahaan tersebut. Namun kesalahan
tersebut dapat di minimalisir dengan tindakan tegas dari pemerintah
daerah ketika pengusaha hendak mendirikan perusahaanya.

2.3.6 Kompleks Perdagangan


Berikut ini daftar nama-nama kompleks perdagangan di kota
Bandung:
10

A. Braga City Walk (Braga)


B. Bandung Electronic Mall dikenal dengan Be Mall (dengan 2

Akses yaitu dari Jl. Naripan dan Jl. Veteran)


C. Bandung Indah Plaza (Merdeka)
D. Bandung Supermal (Gatot Subroto)
E. Bandung Trade Center(Terusan Pasteur)
F. Bandung Trade Mall (Kiaracondong)
G. Carrefour Kiaracondong (Kiaracondong)
H. Cihampelas Walk (Cihampelas)
I. Cimahi Mall (Gandawijaya, Cimahi)
J. Festival City Link(ex-Mollis) (Peta)
K. Flamboyant Center (Sukajadi)
L. Gyan Plaza (Terusan Pasirkoja)
M. Istana Bandung Electronic Center (Purnawarman)
N. Istana Building Commodities Center (Ahmad Yani)
O. Istana Plaza Bandung (Pasirkaliki)
P. ITC Kebon Kalapa (Pungkur)
Q. Jatinangor Town Square (Jatinangor)
R. Kepatihan Plaza (Kepatihan)
S. Kings Shopping Center 2 (Kepatihan) (akibat kebakaran)

11

T. M3 Mall (Ahmad Yani)


U. Miko Mall (Kopo)
V. Mall Lucky Square (Kiaracondong)
W. Metro Dallas Plaza (MD Plaza) (Dalem Kaum)
X. Metro Indah Mall (Margahayu)
Y. Parahyangan Plaza (Dalem Kaum)
Z. Paris Van Java Mall (Sukajadi)
AA.

Pasar Baru Trade Center (Otista)

AB.

Pasar Cicadas (Cikutra, Ahmad Yani, Ibrahim Aji)

AC.

Paskal Hypersquare (Pasirkaliki)

AD.

Pasteur Hyperpoint (Pasteur)

AE.

Planet Dago (Dago)

AF.Plaza Cimahi (Cibabat, Cimahi)


AG.

Plaza Dago (Dago)

AH.

Plaza Pajajaran (Jatinangor)

AI. Premiere Plaza (Cihampelas)


AJ. Rajawali Plaza (Rajawali)
AK.

Riau Junction (Martadinata)

AL.

Setrasari Plaza (Setrasari)

AM. Surapati Core (Suci)

12

Dapat disimpulkan bahwa implementasi penggunaan


bahasa Indonesia yang baik dan benar pada nama kompleks
perdagangan terutama mall sangat minim. Seperti yang tertera diatas,
dari 39 namamall hanya satu saja yang menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Penulis berasumsi bahwa hal ini
terjadi karena sasaran konsumen dari setiap mall bukan saja untuk
konsumen dalam negeri namun juga untuk konsumen luar negeri
sehingga penamaan menggunakan nama asing diharapkan dapat
memudahkan seluruh konsumennya.Disamping itu penamaan nama
asing juga diharapkan dapat menunjukkan dan meningkatkan
kualitas mall yang bersangkutan sehingga konsumen tertarik untuk
berkunjung. Penulis beranggapan bahwa diperlukannya peninjauan
ulang terhadap Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 Pasal 36
Ayat 4.

2.3.7 Merek Dagang


Berikut ini merupakan merek busana asli buatan orang
Indonesia:
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.

Peter Says Denim


Ouval RSCH
Lea
Airplane systm
Crooz
Unkl347
Woles
Kick denim
Wadezig!
The Executive
Mens Republic
Brodo
Seperti

yang

tertera

diatas,

seluruh

merek

dagang

menggunakan Bahasa asing. Sekalipun menggunakan bahasa


Indonesia, Bahasa yang digunakan adalah ragam tidak baku atau

13

Bahasa pergaulan. Sama seperti uraian penulis tentang nama


kompleks perdagangan sebelumnya, hal ini terjadi karena sasaran
konsumen dari setiap merek dagang bukan saja untuk konsumen
dalam negeri namun juga untuk konsumen luar negeri sehingga
penamaan menggunakan nama asing diharapkan mudah diingat oleh
seluruh konsumennya. Disamping itu penamaan nama asing juga
diharapkan dapat menunjukkan dan meningkatkan kualitas merek
dagang yang bersangkutan sehingga konsumen tertarik untuk
membeli produknya. Penulis beranggapan bahwa diperlukannya
peninjauan ulang terhadap Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009
Pasal 36 Ayat 4.

2.3.8 Badan Usaha


Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan
ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan
Usaha seringkali disamakan dengan perusahaan, walaupun pada
kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah
lembaga sementara perusahaan adalah tempat dimana Badan Usaha
itu mengelola faktor-faktor produksi.Berikut ini nama-nama lembaga
usaha yang termasuk BUMN (Badan Usaha Milik Negara):
A. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
B. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
C. PT Brantas Abipraya (Persero)
D. PT Garuda Indonesia (Persero)
E. PT Angkasa Pura (Persero)
F. PT Perusahaan Pertambangan dan Minyak Negara (Persero)
G. PT Tambang Bukit Asam (Persero)

14

H. PT Aneka Tambang (Persero)


I. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)
J. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
K. PT Pos Indonesia (Persero)
L. PT Kereta Api Indonesia (Persero)
M. PT Adhi Karya (Persero)
N. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
O. PT Perusahaan Perumahan (Persero)
P. PT Waskitha Karya (Persero)
Q. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Berikut ini nama-nama lembaga usaha yang termasuk BUMS


(Badan Usaha Milik Swasta):

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.

PT Pupuk Kaltim
PT Krakatau Steel
PT Aneka Electrindo Nusantara
PT Holcim
PT Union Metal
PT XL. Axiata Tbk
PT djarum
PT Indosat Tbk
PT fastfood Indonesia Tbk (KFC), dll

Seperti yang tertera diatas, nama Badan Usaha Milik


Negara (BUMN) seluruhnya menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Hal ini mengindikasikan bahwa BUMN telah
mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 Pasal

15

36 Ayat 3. Sebaliknya, sebagian nama Badan Usaha Milik Swasta


(BUMS) menggunakan nama asing. Hal ini kembali lagi kepada
siapa sasaran konsumen badan usaha tersebut dan tujuan pemiliknya
agar nama badan usahannya terkenal dan mudah diingat oleh para
konsumennya. Oleh sebab itu, perlu ada peninjauan ulang terhadap
UU Nomor 24 Tahun 2009 Pasal 36 Ayat 4. Jika pemerintah tetap
bersikukuh mempertahankan pasal tersebut, maka pemerintah harus
lebih konsekuen lagi dalam memberikan ijin pembangunan BUMS.

2.3.9 Lembaga Pendidikan


Berikut ini merupakan beberapa nama lembaga pendidikan:
A. Bandung Independent School (BIS)
B. Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
C. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN)
Nama-nama diatas merupakan implementasi dari UndangUndang Nomor 24 tahun 2009 Pasal 36. Untuk Institut Pemerintahan
Dalam
Negeri (IPDN)
dan
Sekolah
Tinggi
Akuntansi
Negara (STAN) dilihat dari bahasanya sudah menggunakan bahasa
Indonesia dalam penamaan lembaga pendidikan tersebut. Akan tetapi
untuk Bandung Independent School (BIS) masih menggunakan
Bahasa Asing dalam penamaan lembaga pendidikannya namun hal
ini sudah menjadi implementasi dari pasal tersebut pada poin ke 4
yaitu penamaan dapat menggunakan Bahasa asing atau Bahasa
daerah apabila memiliki nilai sejarah, budaya, adat istiadat, dan/atau
keagamaan.
2.3.10 Organisasi Warga Negara Indonesia
Berikut ini merupakan nama-nama organisasi yang didirikan
warga negara Indonesia:
A. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI)
B. Gerakan Organisasi Wanita (GOW)
C. Nadlatul Ulama (NU)
Nama-nama tersebut merupakan implementasi dari
Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 Pasal 36. Untuk Persatuan
Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Gerakan Organisasi
Wanita (GOW) dilihat dari bahasanya sudah menggunakan bahasa
Indonesia dalam penamaan organisasi tersebut. Namun untuk
Nadlatul Ulama (NU) dalam penamaan organisasinya pun sudah
16

menjadi implementasi dari pasal tersebut pada poin ke 4 yaitu


penamaan dapat menggunakan Bahasa asing atau Bahasa daerah
apabila memiliki nilai sejarah, budaya, adat istiadat, dan/atau
keagamaan.

17

Anda mungkin juga menyukai