Anda di halaman 1dari 22

TINJAUAN PUSTAKA

Ekologi Bambu
Bambu sebagai salah satu tumbuhan daerah tropis dan subtropik.
Termasuk

dalam

devisi

spermatophyta,

subdevisi

angiospermae,

klas

monocotyledonae, ordo Graminales, family graminiae, sub family bamusoideae.


Secara alami bambu dapat tumbuh pada hutan primer maupun hutan skunder
(bekas perladangan dan belukar). Pada umumnya bambu menghendaki tanah
subur, sedangkan jenis lainnya dapat tumbuh pada tanah yang kurang merupakan
jenis tanaman berkayu masuk dengan tempat tumbuhnya bambu adalah curah
hujan yang cukup, minimal 1000 mm/thn ( Anonim, 1998).
Anonim (1999), mengemukan bahwa tanaman bambu dapat tumbuh mulai
dari 0 1500 m dari permukaan laut, bahkan jenis jenis yang berbatang kecil
dijumpai tumbuh pada ketinggian antara 2000-3750 m dari permukaan laut. Pada
ketinggian 3750 m dari atas permukaan laut, habitusnya berbentuk rumput.
Syarat Tumbuh Bambu
Menurut Anonim (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi syarat tumbuh
bambu adalah sebagai berikut :
1. Tanah
Bambu dapat tumbuh baik pada semua jenis tanah terutama jenis tanah
asosiasi latosol cokelat dengan regosol kelabu. pH tanah yang dikehendaki
antara 5,6 6,5.
2. Ketinggian Tempat
Tanaman bambu dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah maupun
dataran tinggi yaitu antara 0 1000 mdpl bahkan jenis jenis yang

Universitas Sumatera Utara

berbatang kecil dijumpai tumbuh pada ketinggian antara 2000-3750 m dari


permukaan laut. Pada ketinggian 3750 m dari atas permukaan laut,
habitusnya berbentuk rumput.
3. Iklim
Faktor uang mempengaruhi adalah curah hujan, suhu udara dan
kelembapan udara. Adapun kondisi yang baik adalah sebagai berikut :
360 C, Kelembapan : 80 %
4. Teknik Pembibitan
Perbanyakan tanaman bambu dapat dilakukan dengan cara vegetatif dan
generatif, perbanyakan generatif melalui bijinya, sedangkan perbanyakan
vegetatif melalui stek batang atau stek rhizoma.
5. Pola Tanam
a. Penanaman Monokultur
Penanaman bambu secara murni dilakukan dengan menanam satu jenis
bambu pada seluruh areal yang luas, hasilnya untuk memenuhi
kebutuhan dalam jumlah besar.
b. Penanaman Campuran
Penanaman tanaman bambu ditanam bersama-sama dengan tanaman
lainnya dengan tujuan mengendalikan erosi dan mempertahankan
kesuburan tanah.

Universitas Sumatera Utara

Potensi Bambu
Potensi jenis bambu didunia dikenal dalam 75 genus dan terdiri atas 1500
spesies. Di Indonesia terdapat kira-kira 10 genus yaitu Arundinaria, Bambusa,
Dendrocalamus, Dinochloa, Gigantochloa, Melacanna, Nastus, Phyllostachys,
Shizostachyum dan Thyrostachys. Di asia terutama didaerah Indo-Burma dikenal
kira-kira 300 species, di India kira-kira 136 spesies, di Burma kira-kira 39 spesies,
Di Malaysia kira-kira 29 spesies, di Jepang 9 spesies, di Philipina 30 spesies.
Selanjutnya dikatakan bahwa hanya 5 spesies saja (termasuk dalam 2 genus) yang
tumbuh asli di Indonesia, sedangkan lainnya merupakan jenis eksotik. Kelima
spesies ini termasuk dalam kualitas yang rendah. Adapun cirri-cirinya adalah
berdinding tipis, tumbuh asli di Indonesia, sedangkan spesies yang berdinding
tebal dan beruas panjang berasal dari Burma serta negara Asia lainnya (Nur
Berlian, 1995).
Bambu juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bahan bakar
alternatif atau biofuel yang ramah lingkungan. Pohon bambu juga berfungsi
sebagai penjernih air. Oleh karena itu daerah bantaran sungai yang banyak pohon
bambu, air sungai tersebut terlihat jernih. Bambu yang dimanfaatkan umumnya
yang sudah masak tebang, lebih kurang berumur empat tahun dan pemanenannya
dengan sistem tebang pilih. Setelah ditebang biasanya direndam dalam air
mengalir, air tergenang, lumpur, air laut atau diasapkan. Kadang-kadang
diawetkan juga dengan bahan kimia. Kegiatan selanjutnya adalah pengeringan
(Batubara, 2002).
Tanaman bambu berpotensi menjadi solusi alternatif bagi sejumlah
permasalahan lingkungan terutama dalam mengatasi pemanasan global. Menurut

Universitas Sumatera Utara

Widjaja (2004), cepatnya pertumbuhan bambu dibanding dengan pohon kayu,


membuat bambu dapat diunggulkan untuk deforestasi. Selain itu bambu juga
merupakan penghasil oksigen paling besar dibanding pohon lainnya. Bambu juga
memiliki daya serap karbon yang cukup tinggi untuk mengatasi persoalan CO2 di
udara, selain juga merupakan tanaman yang cukup baik untuk memperbaiki lahan
kritis. Selain itu Indonesia memiliki bambu sebagai sumber daya lokal terbarukan
dengan potensi yang luar biasa dari aspek lingkungan alam dan sosial ekonomi.

Manfaat Tanaman Bambu


Menurut BAPEDAL, (2010), manfaat bambu tersebut adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Ekonomi
a. Sebagai bahan pembuatan rumah, jembatan dan alat penangkapan ikan.
b. Sebagai bahan dasar bagi kerajinan rakyat untuk mebuatan alat-alat rumah
tangga seperti meuble, hiasan dan alat-alat dapur.
c. Memenuhi kebutuhan konsumen domestik dan mancanegara (Taiwan,
Singapura dan Hongkong) yaitu sebagai alat bantu makan seperti sumpit
dan pencukil gigi yang terbuat dari bambu
d. Rebung bambu merupakan salah satu bahan pangan dari banyak penduduk
di Jawa Timur khususnya dalam bentuk sayuran bambu.
e. Bambu banyak dimanfaatkan pula sebagai bahan pembuatan pulp yang
berkualitas tinggi.
f. Bambu dapat pula dipakai sebagai bahan obat-obatan. Ilmu pengobatan
tradisional banyak menggunakan bambu sebagai bahan bakunya baik dari

Universitas Sumatera Utara

daun, kulit luar dan kulit dalam dari batang dan rebungnya. Contohnya
Rebung bambu kuning dapat digunakan untuk obat sakit kuning (Lever).
2. Manfaat Ekologi (Lingkungan Hidup)
a. Bambu mempunyai pertumbuhan yang cepat, sistem perakaran yang kuat
dan luas sehingga dapat mencegah erosi, tanah longsor dan banjir.
b. Penanaman bambu pada hamparan lahan kritis yang luas diharapkan akan
dapat meningkatkan daya dukung lingkungan.
c. Sebagai tanaman yang memiliki total luas daun yang besar dan berbulu
halus serta mempunyai jaringan akar yang luas, maka tanaman bambu
dapat ikut menyerap dan mengikat berbagai bahan dan gas pencemar di
udara, tanah dan air.
d. Asli dari Indonesia, sehingga bambu mempunyai peranan penting dalam
upaya pelestarian keanekaragaman hayati.
e. Dengan bentuk dan jenisnya yang beranekaragam bambu dapat digunakan
sebagai tanaman hias pertanaman di perkotaan, sehingga dapat menambah
keindahan dan kesejukan lingkungan.
f. Dalam komunitas yang luas bambu dapat menjadi habitat berbagai jenis
satwa liar seperti burung, bajing dan lain-lain.
Dalam Kongres Bambu Internasional ke IV di Ubud Bali 1995 tersebut
dirumuskan

aspek

yang

merupakan

rekomendasi

penelitian

dalam

pengembangan dan pemanfaatan bambu di dunia meliputi :


1. Aspek penanaman dan produksi bambu
2. Aspek konservasi dan keanekaragaman hayati
3. Aspek sosial dan ekonomi

Universitas Sumatera Utara

4. Aspek bambu dalam pembangunan dan peranan LSM


5. Aspek teknologi pasca panen
6. Aspek bambu untuk perumahan
Bambu merupakan suatu ekosistem yang unik dengan fungsi bermacammacam dan terdiri dari :
a) Fungsi Hidrologis
Fungsi hidrologis yaitu menjaga ketersediaan sumber air tanah, sebagai
penahan erosi guna mencegah bahaya banjir, serta mempertahankan kelestarian
lingkungan hidup.
b) Fungsi Ekonomis
Fungsi ekonomis yaitu sebagai sumber bahan bangunan ( tiang rumah,
atap rumah dan dinding rumah), bahan kerajinan tangan, makanan, obat-obatan
dan bahan selolosa pembuatan kertas serta produk ekonomis lainnya.
c) Fungsi Sosial
Fungsi

sosial

ini

berupa

pemberian

cuma-cuma

bagi

yang

membutuhkannya, hal ini dapat dilihat dari pedesaan.


d) Fungsi Pertahanan
Fungsi pertahanan ini dapat dikatakan sangat tradisional dan bersifat
historis, yang dialami masyarakat pada jaman penjajahan.
Nur Berlian (1995) menyatakan bahwa secara garis besar pemanfaatan
batang bambu dapat dipisahkan kedalam dua golongan :
1. Berdasarkan bentuk bahan baku yaitu bambu yang masih dalam keadaan
bulat, bambu yang dibelah, gabungan bambu bulat dan bambu belah, serta
serat bambu.

Universitas Sumatera Utara

2. Berdasarkan penggunaan akhir, yaitu untuk kontruksi dan non kontruksi.


Batang bambu yang masih dalam keadaan bulat dapat dimanfaatkan untuk
komponen bangunan rumah, seperti dinding, atap rumah, lantai, pintu, jendela dan
tiang, juga sebagai komponen kontruksi jembatan pipa saluran air dan sebagainya.
Batang bambu yang sudah dibelah banyak dimanfaatkan untuk industri kerajinan
dalam bentuk anyaman atau ukiran untuk keperluan hiasan, perabot rumah tangga
dan lain lain.
Batang bambu bulat dan belah banyak dimanfaatkan untuk industri
furniture, seperti meja, kursi, lemari, rak dan tempat tidur. Bambu dalam bentuk
serat dapat dimanfaatkan dalam bentuk pulp. Pembagian berdasarkan penggunaan
akhir kedalam kontruksi dan non kontruksi disebabkan oleh banyaknya
penggunaan bambu dibidang kontruksi. Nur Berlian V.A. dan Estu Rahayu 1995
mengatakan bahwa di Indonesia sekitar 80% dimanfaatkan dalam bentuk lain
seperti kerajinan, furniture, chostick, industri pulp, serta keperluan lainnya.

Pengembangan Tanaman Bambu


Adapun cara pengembangan bambu yaitu :
a. Sebagai pengendali erosi dan konservasi air dapat dikembangkan pada
lahan kritis sekaligus sebagai tanaman penghijauan.
b. Sebagai upaya pengendali tanah longsor dan banjir dapat dikembangkan di
tebing-tebing sungai, tepi jurang, tanah-tanah perbukitan dan tanah kosong
lainnya.

Universitas Sumatera Utara

c. Untuk menambah keindahan, keasrian lingkungan dapat dikembangkan


bambu hias tanam ditanam kota, perkarangan rumah, tepi lapangan, ditepi
jalan, halaman sekolah dan halaman rumah.
d. Sebagai upaya penanggulangan polusi udara dan kebisingan dapat
dikembangkan pula taman bambu dan bambu hias di lingkungan industri,
halaman pabrik dan di lingkungan perumahan.
e. Pada kawasan penyangga kawasan lindung dapat dikembangkan di lahan
milik rakyat sebagai pemilikan atau di kawasan hutan sebagai tanda batas
hutan antara lahan milik dan lahan hutan milik Negara.

Kelebihan Bambu
Bambu mudah menyesuaikan diri dengan kondisi tanah dan cuaca yang
ada, serta dapat tumbuh mulai 0- 1500 m dari di atas permukaan laut. Bambu
tumbuh berumpun dan memiliki akar rimpang yaitu semacam batang bukan akar
maupun tandang. Bambu memiliki ruas dan buku. Pada setiap ruas tumbuh
cabang-cabang yang berukuran lebih kecil dibandingkan dengan bulunya sendiri.
Pada ruas-ruas ini, tumbuh akar-akar yang memungkinkan untuk memperbanyak
tanaman ini dari potongan-potongan setiap ruasnya, disamping tunas-tunas
rimpangnya.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Wahyudin (2008), ada tiga kelebihan bambu jika dibandingkan


tanaman kayu antara lain :
1. Tumbuh dengan cepat
Bambu merupakan tanaman yang dapat tumbuh dalam waktu yang singkat
dibandingkan dengan tanaman kayu. Dalam sehari bambu dapat bertambah
panjang 30-90 cm. Rata-rata pertumbuhan bambu untuk mencapai usia
dewasa dibutuhkan waktu 3-6 tahun. Pada umur ini, bambu memiliki mutu
dan kekuatan yang paling tinggi. Bambu yang telah dipanen akan segera
tergantikan oleh batang bambu yang baru. Hal ini berlangsung secara terus
menerus secara cepat sehingga tidak perlu dikhawatirkan bambu ini akan
mengalami kepunahan karena dipanen. Berbeda dengan kayu, setelah
ditebang akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk menggantinya
dengan pohon baru.
2. Tebang Pilih
Bambu yang telah dewasa yakni umur 3-6 tahun dapat dipanen untuk
digunakan dalam berbagai keperluan. Dalam memanen dapat melakukan
dengan dua cara yaitu dengan metode tebang pilih dan tebang habis.
Tebang habis yaitu menebang semua batang bambu dalam satu rumpun
baik batang yang tua maupun yang muda. Metode ini kurang
menguntungkan karena akan didapatkan kualitas bambu yang berbedabeda dan tidak sesuai dengan yang diinginkan, selain itu akan memutuskan
regenerasi

bambu itu sendiri. Metode tebang pilih adalah metode

penebangan berdasarkan umur bambu. Metode ini sangat efektif karena

Universitas Sumatera Utara

akan didapatkan mutu bambu sesuai dengan yang diinginkan dan


kelangsungan pertumbuhan bambu akan tetap berjalan.
3. Meningkatkan Volume Air Bawah Tanah
Tanaman bambu memiliki akar rimpang yang sangat kuat. Struktur akar
ini menjadikan bambu dapat mengikat tanah dan air dengan baik.
Dibandingkan dengan pepohonan yang hanya menyerap air hujan 35-40%.
Bambu dapat menyerap air hujan hingga 90 %.

Kelemahan Bambu
Kelemahan bambu terdapat pada sifat dari keawetan/ketahanannya.
Keawetan/ketahanan bambu adalah daya tahan bambu terhadap berbagai faktor
perusak bambu terhadap serangan rayap, bubuk kayu kering dan jamur perusak
bambu. Ketahanan alami bambu lebih rendah dibandingkan dengan kayu.
Ketahanan bambu tergantung pada kondisi iklim dan lingkungan. Bambu tanpa
perlakuan khusus dapat bertahan antara satu sampai tiga tahun jika berinteraksi
dengan tanah dan udara. Jika berinteraksi dengan air laut usianya kurang dari satu
tahun. Jika diawetkan usianya biasa mencapai 4-7 tahun dan dalam kondisi
tertentu biasa mencapai 10-15 tahun (Swara, 1997).

Pemanfaatan Bambu
Bambu merupakan salah satu tanaman ekonomi yang digolongkan dalam
hasil hutan non kayu, meskipun demikian manfaat bambu dalam kegiatan
konservasi sangat baik untuk menahan erosi dan sedimentasi, terutama didaerah
bantaran sungai. Dalam konteks tata air, bambu juga efektif untuk menahan run

Universitas Sumatera Utara

off air, sehingga banyak berfungsi di daerah tangkapan air. Bambu juga memiliki
kemampuan peredam suara yang baikdan menghasilkan banyak oksigen sehingga
dapat ditanam dipusat pemukiman dan pembatas jalan raya (Diniaty dan Sofia,
2000).
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan, semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, kelopak, bahkan
rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Menurut
Departemen Kehutanan, (2004), manfaat bambu ditinjau dari setiap bagian
tanamannya antara lain :
a. Akar
Akar tanaman bambu dapat berfungsi sebagai penahan erosi guna mencegah
bahaya banjir, takheran bila beberapa jenis bambu yang banyak tumbuh di
pinggir sungai atau jurang sesungguhnya berperan penting mempertahankan
kelestarian tempat tersebut. Bambu juga dapat berperan menangani limbah
beracun akibat keracunan merkuri, bagian tanaman ini menyaring air yang
terkena limbah tersebut melalui serabut-serabut akarnya. Selain itu akar
bambu melakukan penampung mata air sehingga bermanfaat sebagai sumber
penyediaan air sumur (Departemen Kehutanan, 2004).
b. Batang
Batang bambu memang merupakan bagian yang paling banyak diusahakan
untuk dibuat berbagai macam barang untuk keperluan sehari-hari, batang
bambu baik yang masih muda maupun yang sidah tua dapat digunakan untuk
berbagai macam keperluan, namun ada juga jenis bambu yang dapat dan tidak
dapat dimanfaatkan (Departemen Kehutanan, 2004).

Universitas Sumatera Utara

c. Daun
Daun bambu dapat digunakan sebagai alat pembungkus, misalnya makanan
kecil seperti uli dan wajik, selain itu di dalam pengobatan tradisional daun
bambu dapat dimanfaatkan sebagai ramuan untuk mengobati demam panas
pada anak-anak. Hal ini disebabkan daun bambu mengandung zat yang
bersifat mendinginkan, dengan demikian panas dalam dapat dengan mudah
dihalau,

dari

hasil

penelitian

diketahui

cairan

bambu

juga

dapat

menyembuhkan lumpuh badan sebelah yang diakibatkan darah tinggi


(Departemen Kehutanan, 2004).
d. Rebung
Rebung merupakan tunas bambu atau disebut uga trubus bambu merupakan
kuncup bambu muda yang muncul dari dalam tanah yang berasal dari akar
rhizome maupun buku-bukunya, rebung dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pangan yang tergolong kedalam jenis-sayur-sayuran. Namun tidak semua jenis
bambu dapat dimanfaatkan rebungnya untuk pangan, karena rasanya ada yang
pahit (Departemen Kehutanan, 2004).
e. Tanaman Hias
Tanaman bambu banyak pula yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias, mulai
dari jenis bambu kecil, batang kecil, lurus, dan pendek yang banyak ditanam
sebagai tanaman pagar dipekarangan. Selain itu terdapat jenis-jenis bambu
hias lain yang dapat dimanfaatkan untuk halaman pekarangan yang luas,
halaman terbatas, dan untuk pot (Departemen Kehutanan 2004).

Universitas Sumatera Utara

Produk olahan Bambu


Menurut Batubara (2002), bambu dapat menghasilkan beberapa produk
olahan dari bambu antara lain :
1.

Bambu Lapis

Seperti halnya kayu diolah menjadi kayu lapis maka bambu juga
digunakan sebagai bahan baku kayu lapis. Berbagai macam produk bambu lapis
dibuat baik dari sayatan bambu maupun pelepuh bambunya. Jenis yang umum
dipakai untuk bambu lapis adalah bambu tali (Gigantocloa apus). Kadang-kadang
bambu lapis ini dicampur dengan veneer kayu meranti untuk lapisan dalamnya,
atau sebaliknya lapisan luarnya berupa veneer kayu.
2.

Bambu Lamina

Bambu lamina adalah produk olahan bambu dengan cara merekatkan


potongan-potongan dalam panjang tertentu menjadi beberapa lapis yang
selanjutnya dijadikan papan atau bentuk tiang. Lapisannya umumnya 2-5 lapis.
Banyaknya lapisan tergantung ketebalan yang diinginkan dan penggunaannya.
Kualitas bambu lamina ini sangat ditentukan oleh bahan perekatnya. Dengan
bahan perekat yang baik maka kekuatan bambu lamina dapat disejajarkan dengan
kekuatan kayu kelas III.
3.

Papan Semen

Papan semen bambu terbuat dari bambu, semen dan air kapur. Bambu
terlebih dahulu diserut, kemudian direndamkan dalam air selama dua hari.
Selanjutnya dicampur ketiga bahan tersebut dan kemudian dibentuk papan pada
0

suhu 56 C dengan waktu selama 9 jam.

Universitas Sumatera Utara

4. Arang bambu
Pembuatan arang dari bambu dilakukan dengan cara destilasi kering dan
cara timbun skala semi pilot. Bambu yang sudah dicobakan adalah bambu tali
(Gigantochloa apus), bambu ater (Gigantochloa atter), bambu andong dan bambu
betung (Dendrocalamus asper). Nilai kalor arangnya rata-rata 6602 kal/gr, dan
yang paling baik dijadikan arang adalah bambu ater dimana sifat arangnya yang
dihasilkan relatif sama dengan sifat arang dari kayu bakau.
5. Pulp
Pabrik kertas sangat potensial dalam memanfaatkan bambu sebagai bahan
kertas. Cara pembuatan bahan kertas dari bambu mula-mula bambu dipotong dan
diserpih dengan ukuran 25 mm x 25 mm x 1 mm. Dengan tekanan dan suhu
tertentu serpihan bambu tersebut dimasak selama 1,5 jam. Kemudian pulp dicuci
dan disaring. Kemudian pulp diurai dengan pengaduk 3-4 jam. Hasil uraian
disaring, dicuci dan diputihkan. Setelah dicuci pulp dibuat lembaran sebagai
bahan pembuatan kertas. Bambu memiliki kandungan selulosa yang sangat cocok
untuk dijadikan bahan kertas dan rayon. Pemanfaatan bambu sebagai bahan kertas
di Indonesia telah diterapkan pada industri di Gowa dan Banyuwangi. Namun
industri ini memiliki kendala dari segi bahan baku sehingga dibuat modifikasi
yaitu campuran pulp bambu dengan perbandingan 70 % : 30 %.
6. Kerajinan dan Handicraft
Berbagai kerajinan dan handycraft dibuat dari bambu antara lain : tempat
pulpen, gantungan kunci, cup lampu, keranjang, tas, topi dan lain-lain. Dalam hal
ini yang dibutuhkan adalah keterampilan dan kreativitas dalam memanfaatkan
bambu.

Universitas Sumatera Utara

7. Sumpit
Pengembangan bahan bambu sebagai bahan industri telah pula mencakup
kebutuhan peralatan makan berupa supit, tusuk sate dan tusuk gigi.
Perkembangannnya sangat cepat karena mudah dalam pengerjaan apalagi bila
dikerjakan dengan mesin secara otomatis. Bambu yang bagus untuk dijadikan
supit adalah bambu mayan dan bambu andong. Bambu yang bagus untuk supit
bambu yang berumur 3 tahun dimana untuk meningkatkan kualitasnya setelah
ditebang sebaiknya jangan langsung diproses tetapi dikeringkan terlebih dahulu
selama kurang lebih 4 hari.
8. Furniture dan Perkakas Rumah Tangga
Bambu yang dipergunakan untuk mebel harus memenuhi beberapa syarat.
Selain warna yang menarik juga dapat dibentuk secara istimewa dengan nilai seni
yang tinggi tetap memenuhi kekokohannya. Olesan pengawet dan penghias,
seperti pernis meningkatkan keawetan dan penampilan dengan tetap berkesan
alami.
9. Komponen Bangunan Rumah
Bambu yang digunakan sebagai bahan bangunan sebaiknya diawetkan
lebih dahulu dengan cara perendaman dalam air selama beberapa minggu
kemudian dikeringkan. Kadang-kadang juga dilakukan pengasapan belerang agar
hama yang ada mati dan tidak dikunjungi oleh hama perusak. Bambu banyak
digunakan pada pembangunan rumah rakyat di pedesaan. Dengan perkembangan
harga bahan dasar dan kebutuhan perumahan rakyat yang sederhana. Maka
pengembangan rumah berbahan bambu sesuai untuk membantu rakyat yang
berpenghasilan rendah, terutama di daerah yang mempunyai ketersediaan bambu.

Universitas Sumatera Utara

Penggunaan bambu oleh masyarakat sebagai bahan bangunan perumahan


selain mudah didapat, bahan bambu dipercaya oleh masyarakat sebagai bahan
yang kuat dan awet dengan catatan penggunaan terhindar untuk berhubungan
langsung dengan air.
10. Rebung
Bambu dapat dimanfaatkan sebagai sayuran dalam bentuk rebung. Jenisjenis tertentu rebungnya dapat dimakan karena kadar HCN kecil atau sama sekali
tidak ada, rasanya memenuhi selera, lunak dan warnanya menarik. Kandungan
gijinya cukup memadai sebagai sumber mineral dan vitamin.
11. Bahan Alat Musik Tradisional
Sesuai dengan ketebalan dinding, diameter dan panjang buluh, bambu
dapat dibuat alat musik tradisional yang menghasilkan nada dan alunan suara yang
khas. Faktor ketepatan memilih jenis dan tingkat pengeringan diperlukan guna
memperoleh kualitas yang memadai. Bambu dapat dibuat alat musik tiup, alat
musik gesek maupun alat musik pukul. Contoh yang terkenal adalah seruling,
angklung, gambang, calung, kentongan, dll. Pembuatan alat musik dari bambu
dituntut pengetahuan nada dan ketelatenan penanganan pekerjaan. Misalnya pada
pembuatan angklung, bambu dipilih dari jenis bambu tertentu. Bambu hitam
(Bambusa lako), bambu

lengka (Gigantochloa apus) dan bambu tali

(Gigantochloa apus) cocok dipergunakan untuk membuat kerangka angklung.


Waktu penebangan bambu harus cukup umur (2-3 tahun) tepat waktunya yakni
pada musim kemarau.

Universitas Sumatera Utara

Jenis Jenis Bambu


1. Bambu hijau (Gigantochloa apus)
Bambu hijau secara umum berbuluh tegak, batang berwarna hijau
kekuning-kuningan, tingginya mencapai 15 m, diameter batang 6-12 cm, tebal
dinding batang mencapai 10 mm, dengan panjang ruas (jarak buku) 40-60 cm.
Klasifikasi Bambu hijau menurut Widjaja (2001) adalah sebagai berikut :
Nama daerah

: Buluh hijau (Melayu), Buluh regen (Karo), Buluh Yakyak


(Gayo)

Indonesia

: Bambu hijau

Genus

: Gigantochloa

Spesies

: Gigantochola apus

2. Bambu talang (Schizostachyum brachycladum)


Bambu talang berbentuk rumpun dan punya ranting banyak (manggarai),
bela (jawa), berwarna hijau. Bambu talang dapat tumbuh didaerah tropis yang
lembab dan juga di daerah kering, baik didataran rendah dan dataran tinggi.
Dicirikan oleh kotornya pelepah buluh yang melekat pada bulunya. Tinggi buluh
bias mencapai 10 meter 15 meter, dengan diameter mencapai 7 meter, dengan
panjang ruas 30 40 cm dengan dinding tipis, dan tebal 6 milimeter.
Klasifikasi Bambu talang menurut Widjaja (2001) adalah sebagai berikut :
Nama daerah

: Bambu talang sering disebut awi buluh, pereng buluh

Indonesia

: Bambu Talang

Genus

: Schizostachyum

Spesies

: (Schizostachyum brachycladum)

Universitas Sumatera Utara

3. Bambu betung (Dendromus calamus asper)


Bambu ini memiliki buluh beludru cokelat pada bagian bawah buluh yang
muda sedangkan bagian atasnya tertutup lilin putih yang akan hilang ketika tua.
Buluh : Tinggi mencapai 30 meter dengan ujung melengkung, diameter 8-15 cm,
panjang ruas 30-40 cm, tebal dinding 1 cm. buluh muda bagian bawah tertutup
beludru cokelat.
Klasifikasi Bambu betung menurut Widjaja (2001) adalah sebagai berikut :
Nama daerah

: Bambu betung memiliki nama daerah yaitu betung, beto


(manggarai), bheto (bajawa), oopatu (bima), patung (tetun).

Indonesia

: Bambu betung

Genus

: Dendromus

Spesies

: Dendromus calamus asper

4. Bambu kuning (Bambusa vulgaris )


Dicirikan oleh buluh yang tegak, hijau atau kuning bergaris hijau
mengkilat, dengan percabangan horizontal di permukaan tanah. Tinggi buluh
mencapai 30 meter dengan diameter 5-10 cm dan panjang ruas 20-40 cm. Di
Indonesia terdiri dari 3 varietas yaitu berbulu hijau, berbulu kuning.
Klasifikasi Bambu kuning menurut Widjaja (2001) adalah sebagai berikut :
Nama daerah

: Bambu Kuning

Indonesia

: Bambu Kuning

Genus

: Bambusa

Spesies

: Bambusa vulgaris

Universitas Sumatera Utara

Nilai Ekonomi Hasil Hutan


Nilai

(Value)

merupakan

persepsi

manusia

tentang

makna

/manfaat/kegunaan yang diberikan kepada sesuatu pada tempat dan waktu


tertentu. Persepsi itu sendiri merupakan ungkapan, pandangan seseorang induvidu
tentang terhadap sesuatu benda, dengan proses pemahaman melalui panca indera
yang diteruskan ke otak untuk proses pemikiran, kemudian disini berpadu dengan
harapan atau norma-norma kehidupan yang melekat pada induvidu atau
masyarakat tersebut (Ichwandi, 1996).
Dalam melakukan penilaian ekonomi suatu barang atau jasa dapat
dilakukan dengan beberapa metode yaitu metode nilai pasar, metode nilai relative
dan biaya metode pengadaan. Metode nilai pasar digunakan jika barang atau jasa
yang ditetapkan penjual dan pembeli di pasar. Penilaian ekonomi dengan metode
nilai pasar akan dianggap paling baik dengan catatan nilai pasar itu tetap tersedia
(Affandi dan Patana, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Kondisi Umum Penelitian


a. Desa Sembahe
Secara administrarif, Sembahe termasuk dalam Desa Sembahe, Kecamatan
sibolangit, Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan letak
geografis, Desa sembahe berada pada koordinat 32029 LU- 98356 BT.
Adapun batas-batas wilayah Desa Sembahe antara lain :
-

Sebelah Utara

: Desa Bingkawan

Sebelah Selatan

: Desa Buah Nabar / Sibolangit

Sebelah Timur

: Desa Buah Nabar

Sebelah Timur

: Desa Batu Mbelin

Desa Sembahe terletak 800 meter diatas permukaan laut (mdpl) dengan
jarak sekitar 35 km dari kota Medan dan dapat ditempuh dengan perjalanan
sekitar satu jam dari Medan. Desa sembahe memiliki iklim kemarau dan
penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang
ada di desa Sembahe. Jenis tanah
b. Desa Sibolangit
Secara administrarif, Desa Sibolangit berada pada 4514 - 618 LU dan
11033 - 12048 BT.
Adapun batas-batas wilayah Desa Sibolangit antara lain :
-

Sebelah Utara

: Desa Pancur batu

Sebelah Selatan

: Desa Barus Jahe

Sebelah Timur

: Desa Sibiru-biru

Sebelah Timur

: Desa Kutalimbaru

Universitas Sumatera Utara

Desa Sibolangit Kabupaten Deli Serdang ini berjarak sekitar 50 km dari


kota Medan Desa ini berada pada ketinggian 500-1000 meter dari permukaan laut.
Iklim dmerupakan faktor penting yang mempengaruhi tanah maupun tanaman.
Faktor iklim yang paling penting adalah curah hujan dan temperatur yang
keduanya saling mempengaruhi. Lokasi penelitian ini termasuk daerah yang
memiliki curah hujan yang tinggi setiap tahunnya. Tanah lokasi penelitian
termasuk tanah Inseptisol dan memiliki bahan induk Andesit yang subur karena
mengandung mika dan kaya kalium sebagai unsur makro.
c. Desa Tongkoh
Secara administratif Desa Tongkoh berada di titik koordinat 116 16 - 019

37 LU dan 9812 16 BT. Desa Tongkoh berada diantara jalan raya Berastagi-

Medan, jarak dari Ibukota Kabupaten ke desa ini lebih kurang sekitar 26 km,
sedangkan dari kota Berastagi hanya berkisar 5 km, sebaliknya jika berangkat dari
Ibukota Propinsi menuju lokasi ini jarak yang harus ditempuh berkisar lebih
kurang 59 km. Letak wilayah desa ini dikelilingi dan dibatasi oleh beberapa desa
serta pegunungan.
Adapun batas-batas wilayah Desa Tongkoh antara lain :
-

Sebelah Barat berbatasan dengan desa Peceren Kecamatan Berastagi.

Sebelah Timur berbatasan langsung dengan Gunung Barus yang dikelola


oleh Dinas Kehutanan sebagai hutan lindung Bukit Barisan.

Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Basam Kecamatan Barus Jahe.

Sebelah Utara desa ini dibatasi oleh Gunung Singkut yang juga merupakan
hutan lindung Bukit Barisan dan dikelola oleh Dinas Kehutanan.

Universitas Sumatera Utara

Iklim wilayah ini dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim hujan dan
musim kemarau. Bulan hujan terjadi pada selang bulan Januari sampai dengan
April, sedangkan bulan kering rata-rata terjadi pada selang bulan Mei sampai
dengan Agustus. Kondisi ini berpengaruh terhadap karakteristik vegetasi dan
satwa yang ada di dalam kawasan dan pola pengelolaan lahan pertanian oleh
masyarakat sekitar kawasan. Jenis tanah pada kawasan ini meliputi tanah Aluvial,
Latosol dan Andosol, Organosol dan Gley, Regosol, Podsolik Merah Kuning
serta Regosol dan Andosol.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai