Ekologi Bambu
Bambu sebagai salah satu tumbuhan daerah tropis dan subtropik.
Termasuk
dalam
devisi
spermatophyta,
subdevisi
angiospermae,
klas
Potensi Bambu
Potensi jenis bambu didunia dikenal dalam 75 genus dan terdiri atas 1500
spesies. Di Indonesia terdapat kira-kira 10 genus yaitu Arundinaria, Bambusa,
Dendrocalamus, Dinochloa, Gigantochloa, Melacanna, Nastus, Phyllostachys,
Shizostachyum dan Thyrostachys. Di asia terutama didaerah Indo-Burma dikenal
kira-kira 300 species, di India kira-kira 136 spesies, di Burma kira-kira 39 spesies,
Di Malaysia kira-kira 29 spesies, di Jepang 9 spesies, di Philipina 30 spesies.
Selanjutnya dikatakan bahwa hanya 5 spesies saja (termasuk dalam 2 genus) yang
tumbuh asli di Indonesia, sedangkan lainnya merupakan jenis eksotik. Kelima
spesies ini termasuk dalam kualitas yang rendah. Adapun cirri-cirinya adalah
berdinding tipis, tumbuh asli di Indonesia, sedangkan spesies yang berdinding
tebal dan beruas panjang berasal dari Burma serta negara Asia lainnya (Nur
Berlian, 1995).
Bambu juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bahan bakar
alternatif atau biofuel yang ramah lingkungan. Pohon bambu juga berfungsi
sebagai penjernih air. Oleh karena itu daerah bantaran sungai yang banyak pohon
bambu, air sungai tersebut terlihat jernih. Bambu yang dimanfaatkan umumnya
yang sudah masak tebang, lebih kurang berumur empat tahun dan pemanenannya
dengan sistem tebang pilih. Setelah ditebang biasanya direndam dalam air
mengalir, air tergenang, lumpur, air laut atau diasapkan. Kadang-kadang
diawetkan juga dengan bahan kimia. Kegiatan selanjutnya adalah pengeringan
(Batubara, 2002).
Tanaman bambu berpotensi menjadi solusi alternatif bagi sejumlah
permasalahan lingkungan terutama dalam mengatasi pemanasan global. Menurut
daun, kulit luar dan kulit dalam dari batang dan rebungnya. Contohnya
Rebung bambu kuning dapat digunakan untuk obat sakit kuning (Lever).
2. Manfaat Ekologi (Lingkungan Hidup)
a. Bambu mempunyai pertumbuhan yang cepat, sistem perakaran yang kuat
dan luas sehingga dapat mencegah erosi, tanah longsor dan banjir.
b. Penanaman bambu pada hamparan lahan kritis yang luas diharapkan akan
dapat meningkatkan daya dukung lingkungan.
c. Sebagai tanaman yang memiliki total luas daun yang besar dan berbulu
halus serta mempunyai jaringan akar yang luas, maka tanaman bambu
dapat ikut menyerap dan mengikat berbagai bahan dan gas pencemar di
udara, tanah dan air.
d. Asli dari Indonesia, sehingga bambu mempunyai peranan penting dalam
upaya pelestarian keanekaragaman hayati.
e. Dengan bentuk dan jenisnya yang beranekaragam bambu dapat digunakan
sebagai tanaman hias pertanaman di perkotaan, sehingga dapat menambah
keindahan dan kesejukan lingkungan.
f. Dalam komunitas yang luas bambu dapat menjadi habitat berbagai jenis
satwa liar seperti burung, bajing dan lain-lain.
Dalam Kongres Bambu Internasional ke IV di Ubud Bali 1995 tersebut
dirumuskan
aspek
yang
merupakan
rekomendasi
penelitian
dalam
sosial
ini
berupa
pemberian
cuma-cuma
bagi
yang
Kelebihan Bambu
Bambu mudah menyesuaikan diri dengan kondisi tanah dan cuaca yang
ada, serta dapat tumbuh mulai 0- 1500 m dari di atas permukaan laut. Bambu
tumbuh berumpun dan memiliki akar rimpang yaitu semacam batang bukan akar
maupun tandang. Bambu memiliki ruas dan buku. Pada setiap ruas tumbuh
cabang-cabang yang berukuran lebih kecil dibandingkan dengan bulunya sendiri.
Pada ruas-ruas ini, tumbuh akar-akar yang memungkinkan untuk memperbanyak
tanaman ini dari potongan-potongan setiap ruasnya, disamping tunas-tunas
rimpangnya.
Kelemahan Bambu
Kelemahan bambu terdapat pada sifat dari keawetan/ketahanannya.
Keawetan/ketahanan bambu adalah daya tahan bambu terhadap berbagai faktor
perusak bambu terhadap serangan rayap, bubuk kayu kering dan jamur perusak
bambu. Ketahanan alami bambu lebih rendah dibandingkan dengan kayu.
Ketahanan bambu tergantung pada kondisi iklim dan lingkungan. Bambu tanpa
perlakuan khusus dapat bertahan antara satu sampai tiga tahun jika berinteraksi
dengan tanah dan udara. Jika berinteraksi dengan air laut usianya kurang dari satu
tahun. Jika diawetkan usianya biasa mencapai 4-7 tahun dan dalam kondisi
tertentu biasa mencapai 10-15 tahun (Swara, 1997).
Pemanfaatan Bambu
Bambu merupakan salah satu tanaman ekonomi yang digolongkan dalam
hasil hutan non kayu, meskipun demikian manfaat bambu dalam kegiatan
konservasi sangat baik untuk menahan erosi dan sedimentasi, terutama didaerah
bantaran sungai. Dalam konteks tata air, bambu juga efektif untuk menahan run
off air, sehingga banyak berfungsi di daerah tangkapan air. Bambu juga memiliki
kemampuan peredam suara yang baikdan menghasilkan banyak oksigen sehingga
dapat ditanam dipusat pemukiman dan pembatas jalan raya (Diniaty dan Sofia,
2000).
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan, semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, kelopak, bahkan
rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Menurut
Departemen Kehutanan, (2004), manfaat bambu ditinjau dari setiap bagian
tanamannya antara lain :
a. Akar
Akar tanaman bambu dapat berfungsi sebagai penahan erosi guna mencegah
bahaya banjir, takheran bila beberapa jenis bambu yang banyak tumbuh di
pinggir sungai atau jurang sesungguhnya berperan penting mempertahankan
kelestarian tempat tersebut. Bambu juga dapat berperan menangani limbah
beracun akibat keracunan merkuri, bagian tanaman ini menyaring air yang
terkena limbah tersebut melalui serabut-serabut akarnya. Selain itu akar
bambu melakukan penampung mata air sehingga bermanfaat sebagai sumber
penyediaan air sumur (Departemen Kehutanan, 2004).
b. Batang
Batang bambu memang merupakan bagian yang paling banyak diusahakan
untuk dibuat berbagai macam barang untuk keperluan sehari-hari, batang
bambu baik yang masih muda maupun yang sidah tua dapat digunakan untuk
berbagai macam keperluan, namun ada juga jenis bambu yang dapat dan tidak
dapat dimanfaatkan (Departemen Kehutanan, 2004).
c. Daun
Daun bambu dapat digunakan sebagai alat pembungkus, misalnya makanan
kecil seperti uli dan wajik, selain itu di dalam pengobatan tradisional daun
bambu dapat dimanfaatkan sebagai ramuan untuk mengobati demam panas
pada anak-anak. Hal ini disebabkan daun bambu mengandung zat yang
bersifat mendinginkan, dengan demikian panas dalam dapat dengan mudah
dihalau,
dari
hasil
penelitian
diketahui
cairan
bambu
juga
dapat
Bambu Lapis
Seperti halnya kayu diolah menjadi kayu lapis maka bambu juga
digunakan sebagai bahan baku kayu lapis. Berbagai macam produk bambu lapis
dibuat baik dari sayatan bambu maupun pelepuh bambunya. Jenis yang umum
dipakai untuk bambu lapis adalah bambu tali (Gigantocloa apus). Kadang-kadang
bambu lapis ini dicampur dengan veneer kayu meranti untuk lapisan dalamnya,
atau sebaliknya lapisan luarnya berupa veneer kayu.
2.
Bambu Lamina
Papan Semen
Papan semen bambu terbuat dari bambu, semen dan air kapur. Bambu
terlebih dahulu diserut, kemudian direndamkan dalam air selama dua hari.
Selanjutnya dicampur ketiga bahan tersebut dan kemudian dibentuk papan pada
0
4. Arang bambu
Pembuatan arang dari bambu dilakukan dengan cara destilasi kering dan
cara timbun skala semi pilot. Bambu yang sudah dicobakan adalah bambu tali
(Gigantochloa apus), bambu ater (Gigantochloa atter), bambu andong dan bambu
betung (Dendrocalamus asper). Nilai kalor arangnya rata-rata 6602 kal/gr, dan
yang paling baik dijadikan arang adalah bambu ater dimana sifat arangnya yang
dihasilkan relatif sama dengan sifat arang dari kayu bakau.
5. Pulp
Pabrik kertas sangat potensial dalam memanfaatkan bambu sebagai bahan
kertas. Cara pembuatan bahan kertas dari bambu mula-mula bambu dipotong dan
diserpih dengan ukuran 25 mm x 25 mm x 1 mm. Dengan tekanan dan suhu
tertentu serpihan bambu tersebut dimasak selama 1,5 jam. Kemudian pulp dicuci
dan disaring. Kemudian pulp diurai dengan pengaduk 3-4 jam. Hasil uraian
disaring, dicuci dan diputihkan. Setelah dicuci pulp dibuat lembaran sebagai
bahan pembuatan kertas. Bambu memiliki kandungan selulosa yang sangat cocok
untuk dijadikan bahan kertas dan rayon. Pemanfaatan bambu sebagai bahan kertas
di Indonesia telah diterapkan pada industri di Gowa dan Banyuwangi. Namun
industri ini memiliki kendala dari segi bahan baku sehingga dibuat modifikasi
yaitu campuran pulp bambu dengan perbandingan 70 % : 30 %.
6. Kerajinan dan Handicraft
Berbagai kerajinan dan handycraft dibuat dari bambu antara lain : tempat
pulpen, gantungan kunci, cup lampu, keranjang, tas, topi dan lain-lain. Dalam hal
ini yang dibutuhkan adalah keterampilan dan kreativitas dalam memanfaatkan
bambu.
7. Sumpit
Pengembangan bahan bambu sebagai bahan industri telah pula mencakup
kebutuhan peralatan makan berupa supit, tusuk sate dan tusuk gigi.
Perkembangannnya sangat cepat karena mudah dalam pengerjaan apalagi bila
dikerjakan dengan mesin secara otomatis. Bambu yang bagus untuk dijadikan
supit adalah bambu mayan dan bambu andong. Bambu yang bagus untuk supit
bambu yang berumur 3 tahun dimana untuk meningkatkan kualitasnya setelah
ditebang sebaiknya jangan langsung diproses tetapi dikeringkan terlebih dahulu
selama kurang lebih 4 hari.
8. Furniture dan Perkakas Rumah Tangga
Bambu yang dipergunakan untuk mebel harus memenuhi beberapa syarat.
Selain warna yang menarik juga dapat dibentuk secara istimewa dengan nilai seni
yang tinggi tetap memenuhi kekokohannya. Olesan pengawet dan penghias,
seperti pernis meningkatkan keawetan dan penampilan dengan tetap berkesan
alami.
9. Komponen Bangunan Rumah
Bambu yang digunakan sebagai bahan bangunan sebaiknya diawetkan
lebih dahulu dengan cara perendaman dalam air selama beberapa minggu
kemudian dikeringkan. Kadang-kadang juga dilakukan pengasapan belerang agar
hama yang ada mati dan tidak dikunjungi oleh hama perusak. Bambu banyak
digunakan pada pembangunan rumah rakyat di pedesaan. Dengan perkembangan
harga bahan dasar dan kebutuhan perumahan rakyat yang sederhana. Maka
pengembangan rumah berbahan bambu sesuai untuk membantu rakyat yang
berpenghasilan rendah, terutama di daerah yang mempunyai ketersediaan bambu.
Indonesia
: Bambu hijau
Genus
: Gigantochloa
Spesies
: Gigantochola apus
Indonesia
: Bambu Talang
Genus
: Schizostachyum
Spesies
: (Schizostachyum brachycladum)
Indonesia
: Bambu betung
Genus
: Dendromus
Spesies
: Bambu Kuning
Indonesia
: Bambu Kuning
Genus
: Bambusa
Spesies
: Bambusa vulgaris
(Value)
merupakan
persepsi
manusia
tentang
makna
Sebelah Utara
: Desa Bingkawan
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
Sebelah Timur
Desa Sembahe terletak 800 meter diatas permukaan laut (mdpl) dengan
jarak sekitar 35 km dari kota Medan dan dapat ditempuh dengan perjalanan
sekitar satu jam dari Medan. Desa sembahe memiliki iklim kemarau dan
penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang
ada di desa Sembahe. Jenis tanah
b. Desa Sibolangit
Secara administrarif, Desa Sibolangit berada pada 4514 - 618 LU dan
11033 - 12048 BT.
Adapun batas-batas wilayah Desa Sibolangit antara lain :
-
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
: Desa Sibiru-biru
Sebelah Timur
: Desa Kutalimbaru
37 LU dan 9812 16 BT. Desa Tongkoh berada diantara jalan raya Berastagi-
Medan, jarak dari Ibukota Kabupaten ke desa ini lebih kurang sekitar 26 km,
sedangkan dari kota Berastagi hanya berkisar 5 km, sebaliknya jika berangkat dari
Ibukota Propinsi menuju lokasi ini jarak yang harus ditempuh berkisar lebih
kurang 59 km. Letak wilayah desa ini dikelilingi dan dibatasi oleh beberapa desa
serta pegunungan.
Adapun batas-batas wilayah Desa Tongkoh antara lain :
-
Sebelah Utara desa ini dibatasi oleh Gunung Singkut yang juga merupakan
hutan lindung Bukit Barisan dan dikelola oleh Dinas Kehutanan.
Iklim wilayah ini dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim hujan dan
musim kemarau. Bulan hujan terjadi pada selang bulan Januari sampai dengan
April, sedangkan bulan kering rata-rata terjadi pada selang bulan Mei sampai
dengan Agustus. Kondisi ini berpengaruh terhadap karakteristik vegetasi dan
satwa yang ada di dalam kawasan dan pola pengelolaan lahan pertanian oleh
masyarakat sekitar kawasan. Jenis tanah pada kawasan ini meliputi tanah Aluvial,
Latosol dan Andosol, Organosol dan Gley, Regosol, Podsolik Merah Kuning
serta Regosol dan Andosol.