Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

"LUNTURNYA KEPEDULIAN TERHADAP ANAK"

Disusun oleh :

YULIUS RONALDO DWIYATMOKO (14504241025)

UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA


YOGYAKARTA
2015

LUNTURNYA KEPEDULIAN TERHADAP ANAK

TEMPO.CO, Denpasar - Angeline, 8 tahun, yang awalnya dikabarkan hilang akhirnya


ditemukan meninggal beberapa pekan kemudian pada medio Mei 2015. Jenazahnya ditemukan
di dekat kandang ayam di belakang rumah ibu angkatnya, Margriet. Polisi telah menetapkan
tersangka Agus dalam kasus pembunuhan ini. Namun, siapa sesungguhnya pembunuh
sebenarnya? Polisi juga telah menetapkan ibu angkatnya, Margriet, sebagai tersangka dalam
kasus dugaan penelantaran anak. Motion infografi berikut ini menggambarkan kronologi
peristiwa tragis yang menimpa bocah tak berdosa itu.
Pelanggaran HAM terhadap anak
Pelanggaran Hak Asasi Manusia berupa tindakan kekerasan terhadap anak dinilai masih
terus meningkat dari tahun ke tahun, hal ini disampaikan oleh Komisi Nasional Perlindungan
Anak ( Komnas PA) yang mencatat bahwa sejak tahun 2009 kasus kekerasan yang terjadi pada
anak meningkat. Pada tahun 2009 ditemukan lebih dari 1.550 kasus, sedangkan pada tahun
berikutnya 2010 lebih dari 2.330 kasus, tahun 2011 meningkat menjadi 2.508 kasus.
Faktor- faktor yang mendorong timbulnya kekerasan terhadap anak
a. Pewarisan Kekerasan Antar Generasi (intergenerational transmission of violance)
Banyak anak belajar perilaku kekerasan dari orangtuanya dan ketika tumbuh
menjadidewasa

mereka

melakukan

tindakan

kekerasan

kepada

anaknya.

Dengan

demikian,perilaku kekerasan diwarisi (transmitted) dari generasi ke generasi


b. Stres Sosial (social stress)
Stres yang ditimbulkan oleh berbagai kondisi sosial meningkatkan risiko kekerasan
terhadap

anak

dalam

keluarga.

Kondisi-kondisi

sosial

ini

mencakup

pengangguran(unemployment), penyakit (illness), kondisi perumahan buruk (poor housing


conditions),ukuran keluarga besar dari rata-rata (a larger than average family size), kelahiran
bayibaru (the presence of a new baby), orang cacat (disabled person) di rumah, dan
kematian(the death) seorang anggota keluarga. Sebagian besar kasus dilaporkan tentang
tindakankekerasan terhadap anak berasal dari keluarga yang hidup dalam kemiskinan.
Tindakankekerasan terhadap anak juga terjadi dalam keluarga kelas menengah dan kaya,
tetapitindakan yang dilaporkan lebih banyak di antara keluarga miskin karena beberapa alasan.
c. Isolasi Sosial dan Keterlibatan Masyarakat Bawah

Orangtua dan pengganti orangtua yang melakukan tindakan kekerasan terhadap


anakcenderung terisolasi secara sosial. Sedikit sekali orangtua yang bertindak keras ikut
sertadalam suatu organisasi masyarakat dan kebanyakan mempunyai hubungan yang
sedikitdengan teman atau kerabat.
d. Struktur Keluarga
Tipe-tipe keluarga tertentu memiliki risiko yang meningkat untuk melakukan
tindakankekerasan dan pengabaian kepada anak. Misalnya, orangtua tunggal lebih
memungkinkanmelakukan tindakan kekerasan terhadap anak dibandingkan dengan orangtua
utuh. Selainitu, keluarga-keluarga di mana baik suami atau istri mendominasi di dalam
membuatkeputusan penting, seperti: di mana bertempat tinggal, pekerjaan apa yang mau
diambil,bilamana

mempunyai

anak,

dan

beberapa

keputusan

lainnya,

mempunyai

tingkatkekerasan terhadap anak yang lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga-keluarga


yangsuami-istri sama-sama bertanggung jawab atas keputusan-keputusan tersebut.
Upayamenanggulangikekerasanterhadapanak
a.

PendidikandanPengetahuan Orang Tua Yang Cukup


Tindakankekerasanterhadapanak, sangat berpengaruh terhadap perkembangannya baik

psikis maupun fisik mereka. Olehk arena itu, perlu kita hentikan tindak kekerasan tersebut.
Dengan pendidikan yang lebih tinggi dan pengetahuan yang cukup diharapkan orang tua
mampu mendidikanaknya kearah perkembangan yang memuaskan tanpa adanya tindak
kekerasan.
b.

Keluarga Yang Hangat Dan Demokratis


Dalam ebuah study terbukti bahwa IQ anak yang tinggal di rumah yang orang tuanya

acuh tak acuh, bermusuhan dan keras, atau broken home, perkembangan IQ anak mengalami
penurunan dalam masa tig tahun. Sebaliknya anak yang tinggal di rumah yang orang tuanya
penuh pengertian, bersikap hangat penuh kasih saying dan enyisihkan waktunya untuk
berkomunikasi dengan anak-anaknya, menjelaskan tindakanya, member kesempatan anak
untukmengambil keputusan, berdialog dan diskusi.
c.

MembangunKomunikasi Yang Efektif


Kunci persoalan kekerasan terhadap anak disebabkan karena tidak adanya komunikasi

yang efektif dalam sebuah keluarga. Sehingga yang muncula dalah stereotyping (stigma) dan

predijuce (prasangka). Dua hal itu kemudian mengalami proses akumulasi yang kadang
dibumbui intervensi pihak ketiga. Untuk menghindari kekerasan terhadap anak maka
diperlukan anggota keluarga yang saling berinteraksi dengan komunikasi yang efektif
d.

Mengintegrasikan isuh hak anak ke dalam peraturan perundang- undangan,

kebijakan,program dan kegiatan sampai dengan penganggaran sejak tahap perencanaan,


pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi sehingga menjadi responsive terhadap hak anak.

Undang- undang yang mengaturperlindungananak


Sebagai Negara hukum, Indonesia memiliki beberapa peraturan perundang- undangan yang
mengatur perlindungan anak yang terdiri dari:
1. Undang- undangnomor 23 tahun 2002 tentangperlindungananak
2. Undang- undangnomor 11 tahun 2012 tentang system peradilanpidanaanak
3. Peraturanpresidennomor 18 tahun2014 tentang perlindungan anak dan pemberdayaan
anak dan perempuan dalam konflik sosial.
Sebagai warga negara yang berpengetahuan wajiblah kita menghargai pribadi seorang
anak dengan menghindarkan mereka dari tindakan kekerasan yang dapat merusak masa depan
mereka, sehingga mereka kelak tumbuh dan berkembang dengan bebas dan bertanggung jawab
karena mereka semua adalah generasi penerus bangsa kita.

Sumber : http://www.eraberita.com/2013/02/contoh-kasus-pelanggaran-ham-di.html
http://metro.tempo.co/read/news/2015/06/23/064677513/infografi-begini-kronologi-kasus-pembunuhan-angeline

Anda mungkin juga menyukai