Fungsi Sensatif: yaitu melalui sistem saraf mengirim rangsangan ke SSP yang
manifestasinya berupa rasa nyeri.
Salah satu fungsi utama jaringan pulpa adalah formatif yang diperankan oleh
3.
4.
B. Termal
1.
atau tinggi
2.
semen.
3.
4.
pemolesan restorasi
C. Listrik (arus galavanik dari tumpatan metalik yang tidak sama)
2. Kimiawi
A. Asam fosfat, monomer akrilik, dll
B. Erosi (asam)
3. Bakterial
2.
3.
Kalsifikasi penyakit pulpa telah banyak dibuat dan beberapa kali mengalami
penyempurnaan, dengan tujuan untuk memudahkan dalam menentukan rencana
perawatan secara tepat sehingga didapatkan hasil perawatan yang optimal.
Klasifikasi Menurut Grossman (1988) sebagai berikut:
I. Pulpitis (inflamasi)
A. Reversibel
1. Dengan gejala/simtomatik (akut)
2. Tanpa gejala/asimtomatik (kronis)
B. Irreversibel
1. Akut
a. Luar biasa responsif terhadap dingin
b.
2. Kronis
a. Tanpa gejala dengan terbukanya pulpa
b.
Pulpitis hiperplastik
c. Resorpsi internal
II. Degenerasi pulpa
A.
B.
sebenarnya pada keadaan ini sudah mengalami radang hal ini ditandai dengan
adanya perubahan pada pembuluh darah dengan terjadinya peningkatan
permiabilitas dan juga oleh peran mediator kimia. Sejak lapisan enamel
mengalami cedera sampai dentin, telah terjadi perubahan pada jaringan pulpa
berupa proses radang yang diawali dengan vasodilatasi pembuluh darah.
Pengelompokkan penyakit pulpa menurut Walton (1998) agak sedikit berbeda,
yaitu sebagai berikut:
1. Pulpitis reversibel
2. Pulpitis Irreversibel
3. Pulpitis hiperplastik
4. Nekrosis pulpa
Pulpitis Reversibel
Definisi
Definisi pulpitis reversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan sampai
sedang yang disebabkan oleh adanya jejas, tetapi pulpa masih mampu kembali
pada keadaan tidak terinflamasi setelah jejas dihilangkan. Rasa sakit biasanya
sebentar, yang dapat dihasilkan oleh karena jejas termal pada pulpa yang sedang
mengalami inflamasi reversibel, tetapi rasa sakit ini akan hilang segera setelah
jejas dihilangkan. Pulpitis reversibel yang disebabkan oleh jejas ringan contohnya
erosi servikal atau atrisi oklusal, fraktur email.
Etiologi
Pulpitis reversibel dapat disebabkan oleh apa saja yang mampu melukai pulpa,
antara lain: trauma, misalnya dari suatu pukulan atau hubungan oklusal yang
terganggu; syok termal, seperti yang timbul saat preparasi kavitas dengan bur
yang tumpul, atau membiarkan bur terlalu lama berkontak dengan gigi atau panas
yang berlebihan saat memoles tumpatan; dehidrasi kavitas dengan alkohol atau
kloroform yang berlebihan, atau rangsangan pada leher gigi yang dentinnya
terbuka, adanya bakteri dari karies.
Kadang-kadang setelah insersi suatu restorasi, pasien sering mengeluh tentang
sensitivitas ringan terhadap permukaan temperatur, terutama dingin. Hal ini dapat
berlangsung dua sampai tiga hari atau satu minggu, tetapi berangsur-angsur akan
hilang. Sensitivitas ini adalah gejala pulpitis reversibel. Rangsangan tersebut di
atas dapat menyebabkan hiperemia atau inflamasi ringan pada pulpa sehingga
menghasilkan dentin sekunder, bila rangsangan cukup ringan atau bila pulpa
cukup kuat untuk melindungi diri sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa
penyebab terjadinya pulpitis reversibel bisa karena trauma yaitu apa saja yang
dapat melukai pulpa. Seperti telah diterangkan di atas bahwa sejak lapisan terluar
gigi terluka sudah dapat menyebabkan perubahan pada pulpa.
Gejala
Pulpitis reversibel simtomatik ditandai oleh rasa sakit tajam yang hanya
sebentar. Lebih sering diakibatkan oleh makanan atau minuman dingin daripada
panas, tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya
ditiadakan. Perbedaan klinis antara pulpitis reversibel dan irreversibel adalah
kuantitatif; rasa sakit pulpitis irreversibel adalah lebih parah dan berlangsung
lebih lama.
Pada pulpitis reversibel penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu
stimulus, seperti air dingin atau aliran udara, sedangkan irreversibel rasa sakit
dapat datang tanpa stimulus yang nyata. Pulpitis reversibel asimtomatik dapat
disebabkan karena karies yang baru mulai dan menjadi normal kembali setelah
karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik.
Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi
ringan hingga sedang terbatas pada daerah dimana tubuli dentin terlibat. Secara
mikroskopis terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran
pembuluh darah dan adanya sel inflamasi kronis yang secara imunologis
kompeten. Meskipun sel inflamasi kronis menonjol dapat dilihat juga sel
inflamasi akut.
Pulpitis reversibel yang simtomatik, seacara klinik ditandai dengan gejala
sensitif dan rasa sakit tajam yang hanya sebentar. Lebih sering diakibatkan oleh
rangsangan dingin daripada panas. Ada keluhan rasa sakit bila kemasukan
makanan, terutama makanan dan minuman dingin. Rasa sakit hilang apabila
rangsangan dihilangkan, rasa sakit yang timbul tidak secara spontan.
Diagnosa
Cara praktis untuk mendiagnosa pulpitis reversibel adalah:
- Anamnesa: ditemukan rasa sakit / nyeri sebentar, dan hilang setelah
rangsangan dihilangkan
- Gejala Subyektif: ditemukan lokasi nyeri lokal (setempat), rasa linu timbul
bila ada rangsangan, durasi nyeri sebentar.
- Gejala Obyektif: kariesnya tidak dalam (hanya mengenai enamel, kadangkadang mencapai selapis tipis dentin), perkusi, tekanan tidak sakit.
- Tes vitalitas: gigi masih vital
- Terapi: jika karies media dapat langsung dilakukan penumpatan, tetapi jika
karies porfunda perlu pulp capping terlebih dahulu, apabila 1 minggu
kemudian tidak ada keluhan dapat langsung dilakukan penumpatan.
Penatalaksanaan
Perawatan terbaik untuk pulpitis reversibel adalah pencegahan. Perawatan
periodik untuk mencegah perkembangan karies, penumpatan awal bila kavitas
meluas, desensitisasi leher gigi dimana terdapat resesi gingiva, penggunaan pernis
kavitas atau semen dasar sebelum penumpatan, dan perhatian pada preparasi
kavitas dan pemolesan dianjurkan untuk mencegah pulpitis lebih lanjut. Bila
dijumpai pulpitis reversibel, penghilangan stimulasi (jejas) biasanya sudah cukup,
begitu gejala telah reda, gigi harus dites vitalitasnya untuk memastikan bahwa
tidak terjadi nekrosis. Apabila rasa sakit tetap ada walaupun telah dilakukan
perawatan yang tepat, maka inflamasi pulpa dianggap sebagai pulpitis
irreversibel, yang perawatannya adalah eksterpasi, untuk kemudian dilakukan
pulpektomi.
Prognosa
Prognosa untuk pulpa adalah baik, bila iritasi diambil cukup dini, kalau tidak
kondisinya dapat berkembang menjadi pulpitis irreversibel.
Pulpitis Irreversibel
Definisi
Definisi pulpitis irreversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang
persisten, dapat simtomatik atau asimtomatik yang disebabkan oleh suatu
stimulus/jejas, dimana pertahanan pulpa tidak dapat menanggulangi inflamasi
yang terjadi dan pulpa tidak dapat kembali ke kondisi semula atau normal.
Pulpitis irreversibel akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkan
oleh stimulus panas atau dingin, atau rasa sakit yang timbul secara spontan. Rasa
sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam, dan tetap ada setelah
stimulus/jejas termal dihilangkan.
Etiologi
Pulpitis irreversibel kebanyakan disebabkan oleh kuman yang berasal dari
karies, jadi sudah ada keterlibatan bakterial pulpa melalui karies, meskipun bisa
juga disebabkan oleh faktor fisis, kimia, termal, dan mekanis. Pulpitis irreversibel
bisa juga terjadi dimana merupakan kelanjutan dari pulpitis reversibel yang tidak
dilakukan perawatan dengan baik.
Gejala
- Tes vitalitas: peka pada uji vitalitas dengan dingin, sehingga keadaan gigi
dinyatakan vital.
- Terapi: pulpektomi
Dengan pemeriksaan histopatologik terlihat tanda-tanda inflamasi kronis dan
akut. Terjadi perubahan berupa sel-sel nekrotik yang dapat menarik sel-sel radang
terutama leukosit polimorfonuklear dengan adanya kemotaksis dan terjadi radang
akut. Terjadi fagositosis oleh leukosit polimorfonuklear pada daerah nekrosis dan
leukosit mati serta membentuk eksudat atau nanah. Tampak pula sel-sel radang
kronis seperti sel plasma, limfosit dan makrofag.
Penatalaksanaan
Perawatan terdiri dari pengambilan seluruh pulpa, atau pulpektomi, dan
penumpatan suatu medikamen intrakanal sebagai desinfektan atau obtuden
(meringankan rasa sakit) misalnya kresatin, eugenol, atau formokresol. Pada gigi
posterior, dimana waktu merupakan suatu faktor, maka pengambilan pulpa
koronal atau pulpektomi dan penempatan formokresol atau dressing yang serupa
di atas pulpa radikuler harus dilakukan sebagai suatu prosedur darurat.
Pengambilan secara bedah harus dipertimbangkan bila gigi tidak dapat direstorasi.
Prognosa
Prognosa gigi adalah baik apabila pulpa diambil kemudian dilakukan terapi
endodontik dan restorasi yang tepat.
Pulpitis Kronis Hiperplastik (Pulpa Polip)
Definisi
Pulpitis kronis hiperplastik atau pulpa polip adalah suatu inflamasi pulpa
produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies yang besar pada pulpa
10
bila
tekanan
bolus
makanan
menyebabkan
rasa yang
tidak
menyenangkan.
Diagnosa
Pada polip ini dapat ditemukan melalui pemeriksaan klinik tetapi perlu
dipastikan melalui pemeriksaan radiologi untuk melihat tangkai dari polip, berasal
dari ruang pulpa,perforasi bifurkasi atau gingiva. Warna pulpa polip agak
kemerahan mudah berdarah dan sensitif bila disentuh. Sedangkan warna gingiva
polip lebih pucat dan biasanya timbul pada karies besar yang mengenai proksimal
(kavitas kelas II). Polip berasal dari perforasi bifurkasi terdiri dari jaringan ikat,
biasanya giginya sudah mati, kalau pada pulpa polip giginya masih hidup (vital).
Pada pemeriksaan histopatologi terlihat pertumbuhan jaringan granulasi
berupa pulpa polip yang permukaannya ditutup oleh lapisan epithelium skuamus
yang bertingkat-tingkat. Jaringan granulasi ini merupakan jaringan penghubung
vaskuler, berisi polimorfonuklear, limfosit dan sel plasma.
11
Penatalaksanaan
Usaha perawatan harus ditunjukkan pada pembuangan jaringan polipoid
diikuti oleh eksterpasi pulpa, jika masa pulpa hiperplastik telah diambil dengan
kuret periodontal atau eksavator sendok, perdarahan biasanya banyak dan dapat
dikendalikan dengan tekanan. Kemudian jaringan yang terdapat pada kamar pulpa
diambil seluruhnya, dan atau dressing formonukresol ditempatkan berkontak
dengan jaringan pulpa. Hal terbaik yang dapat dilakukan setelah pulpa polip
terambil adalah dengan pulpectomy yaitu prosedur pengambilan jaringan pulpa
secara menyeluruh dalam satu kali kunjungan (one visit).
Prognosis
Harapan bagi pulpa tidak baik, tetapi prognosis gigi baik setelah perawatan
endodontik dan restorasi yang memadai.
Resorpsi Internal
Definisi
Resorpsi internal adalah suatu proses idiopatik progresif resorptif yang
lambat atau cepat yang timbul pada dentin kamar pulpa atau saluran akar gigi.
Etiologi
Penyebab resorpsi internal masih belum diketahui secara pasti, namun
seringkali penderita mempunyai riwayat trauma. Ada yang beranggapan bahwa
resorpsi internal dapat terjadi sebagai akibat inflamasi pulpa.
Gejala
Resorpsi internal pada akar gigi adalah asimtomatik.
12
Diagnosa
Pada mahkota gigi, resorpsi internal dapat terlihat sebagai daerah yang
kemerah-merahan disebut bintik merah muda (pink spot). Daerah kemerahmerahan ini menggambarkan jaringan granulasi yang terlihat melalui daerah
mahkota yang teresorpsi.
Pada pemeriksaan histipatologi, tidak seperti karies, resorpsi internal
adalah hasil aktivitas osteoklastik. Ciri proses resorpsi adalah lakuna yang
mungkin terisi oleh jaringan osteoid. Jaringan osteoid dapat dianggap sebagai
usaha perbaikan. Adanya jaringan granulasi menyebabkan perdarahan banyak bila
pulpa diambil. Dijumpai sel-sel raksasa bernukleus banyak atau dentinoklas. Pulpa
biasanya menderita inflamasi kronis. Kadang-kadang terjadi metaplasia pulpa
yaitu transformasi ke jenis jaringan lain seperti tulang atau sementum.
Penatalaksanaan
Perawatan yang dapat dilakukan pada kasus resorpsi internal adalah
eksterpasi pulpa untuk menghentikan proses resorpsi internalnya. Diindikasikan
perawatan endodontik rutin, tetapi obturasi kerusakan memerlukan suatu bahan
khusus, lebih diutamakan dengan cara guta-percha. Pada kebanyakan pasien,
resorpsi internal berkembang tanpa terlihat karena tidak menimbulkan rasa sakit,
sampai akar berlubang. Dalama kasus seperti ini, pasta kalsium hidroksida
dimampatkan pada saluran akar dan diperbaharui secara periodik sampai
kerusakan menjadi baik. Perbaikan selesai bila terjadi rintangan atau karies
mengapur, baru kemudian diisi dengan gutta-percha.
Prognosis
Prognosis adalah terbaik sebelum terjadi perforasi akar atau mahkota. Jika
telah terjadi perforasi akar-mahkota, prognosisnya berhati-hati dan tergantung
13
14
tergantung pada apakah sebagian atau seluruh pulpa yang terlibat. Nekrosis,
meskipun suatu inflamasi dapat juga terjadi setelah jejas traumatik yang pulpanya
rusak sebelum terjadi reaksi inflamasi.
Klasifikasi
Nekrosis ada dua jenis yaitu koagulasi dan likuefaksi (pengentalan dan
pencairan). Pada jenis koagulasi, bagian jaringan yang dapat larut mengendap
atau dirubah menjadi bahan solid. Pengejuan adalah suatu bentuk nekrosis
koagulasi yang jaringannya berubah menjadi masa seperti keju, yang terdiri atas
protein yang mengental, lemak dan air. Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzim
proteolitik mengubah jaringan menjadi massa yang melunak, suatu cairan atau
debris amorfus.
Etiologi
Nekrosis pulpa dapat disebabkan oleh jejas yang membahayakan pulpa seperti
bakteri, trauma dan iritasi kimiawi.
Gejala
Gigi yang kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak menyebabkan gejala
rasa sakit.
15
Diagnosa
Sering adanya perubahan warna pada gigi keabu-abuan/kecoklat-coklatan
adalah indikasi pertama bahwa pulpa mati.
Pada pemeriksaan histopatologis tampak debris seluler dan mikroorganisme
mungkin terlihat di dalam kavitas pulpa. Jaringan periapikal mungkin normal
atau menunjukkan sedikit inflamasi yang dijumpai pada ligamen periodontal.
Penatalaksanaan
Perawatan yang perlu dilakukan adalah preparasi dan obturasi saluran akar.
Prognosis
Prognosis bagi gigi baik, apabila dilakukan terapi endodontik yang tepat.
16
DAFTAR PUSTAKA
1.
Grossman
LI.
1998.
Endodontic
Practice.
8th
ed.
17