Anda di halaman 1dari 32

SUNDAY, FEBRUARY 12, 2012

ASKEP Distres Spiritual


ASUHAN KEPERAWATAN PADA DISTRES SPIRITUAL

Pengertian :
Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan
mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain, seni, musik,
literature, alam dan kekuatan yang lebih besr dari dirinya (Nanda, 2005).

Definisi lain mengatakan bahwa distres spiritual adalah gangguan dalam prinsip hidup
yang meliputi seluruh kehidupan seseorang dan diintegrasikan biologis dan psikososial
(Varcarolis, 2000).

Dengan kata lain kita dapat katakan bahwa distres spiritual adalah kegagalan individu
dalam menemukan arti kehidupannya.

Patofisiologi :
Patofisiologi distress spiritual tidak bisa dilepaskan dari stress dan struktur serta
fungsi otak.

Stress adalah realitas kehidupan manusia sehari-hari. Setiap orang tidak dapat dapat
menghindari stres, namun setiap orang diharpakan melakukan penyesuaian terhadap
perubahan akibat stres. Ketika kita mengalami stres, otak kita akan berespon untuk terjadi.
Konsep ini sesuai dengan yang disampikan oleh Cannon, W.B. dalam Davis M, dan kawankawan (1988) yang menguraikan respon melawan atau melarikan diri sebagai suatu
rangkaian perubahan biokimia didalam otak yang menyiapkan seseorang menghadapi
ancaman yaitu stres.

Stres akan menyebabkan korteks serebri mengirimkan tanda bahaya ke hipotalamus.


Hipotalamus kemudian akan menstimuli saraf simpatis untuk melakukan perubahan. Sinyal
dari hipotalamus ini kemudian ditangkap oleh sistem limbik dimana salah satu bagian
pentingnya adalah amigdala yang bertangung jawab terhadap status emosional seseorang.
Gangguan pada sistem limbik menyebabkan perubahan emosional, perilaku dan
kepribadian. Gejalanya adalah perubahan status mental, masalah ingatan, kecemasan dan
perubahan kepribadian termasuk halusinasi (Kaplan et all, 1996), depresi, nyeri dan lama
gagguan (Blesch et al, 1991).

Kegagalan otak untuk melakukan fungsi kompensasi terhadap stresor akan


menyebabkan seseorang mengalami perilaku maladaptif dan sering dihubungkan dengan
munculnya gangguan jiwa. Kegagalan fungsi kompensasi dapat ditandai dengan munculnya
gangguan pada perilaku sehari-hari baik secara fisik, psikologis, sosial termasuk spiritual.

Gangguan pada dimensi spritual atau distres spritual dapat dihubungkan dengan
timbulnya depresi.

Tidak diketahui secara pasti bagaimana mekanisme patofisiologi terjadinya depresi.


Namun ada beberapa faktor yang berperan terhadap terjadinya depresi antara lain faktor
genetik, lingkungan dan neurobiologi.

Perilaku ini yang diperkirakan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam


memenuhi kebutuhan spiritualnya sehingga terjadi distres spritiual karena pada kasus
depresi seseorang telah kehilangan motivasi dalam memenuhi kebutuhannya termasuk
kebutuhan spritual.

Karakteristik Distres Spritual menurut Nanda (2005) meliputi empat hubungan dasar yaitu :
A.
Hubungan dengan diri
1.

Ungkapan kekurangan

a.

Harapan

b.

Arti dan tujuan hidup

c.

Perdamaian/ketenangan

d.

Penerimaan

e.

Cinta

f.

Memaafkan diri sendiri

g.

Keberanian

2.

Marah

3.

Kesalahan

4.

Koping yang buruk

B.

Hubungan dengan orang lain

1.

Menolak berhubungan dengan tokoh agama

2.

Menolak interaksi dengan tujuan dan keluarga

3.

Mengungkapkan terpisah dari sistem pendukung

4.

Mengungkapkan pengasingan diri

C.

Hubungan dengan seni, musik, literatur, dan alam

1.

Ketidakmampuan untuk mengungkapkan kreativitas (bernyanyi, mendengarkan


musik, menulis)

2.

Tidak tertarik dengan alam

3.

Tidak tertarik dengan bacaan keagamaan

D.

Hubungan dengan kekuatan yang lebih besar dari dirinya

1.

Ketidakmampuan untuk berdoa

2.

Ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan

3.

Mengungkapkan terbuang oleh atau karena kemarahan Tuhan

4.

Meminta untuk bertemu dengan tokoh agama

5.

Tiba-tiba berubah praktik agama

6.

Ketidakmampuan untuk introspeksi

7.

Mengungkapkan hidup tanpa harpaan, menderita

Penyebab :
Menurut Vacarolis (2000) penyebab distres spiritual adalah sebagai berikut :
Pengkajian Fisik Abuse

Pengkajian Psikologis Status mental, mungkin adanya depresi, marah, kecemasan,


ketakutan, makna nyeri, kehilangan kontrol, harga diri rendah, dan pemikiran yang
bertentangan (Otis-Green, 2002).

Pengkajian Sosial Budaya dukungan sosial dalam memahami keyakinan klien


(Spencer, 1998).

Pengkajian Spiritual
Salah satu instrumen yang dapat digunakan adalah Puchalskis FICA Spritiual History Tool
(Pulschalski, 1999) :
F : Faith atau keyakinan (apa keyakinan saudara?) Apakah saudara memikirkan diri
saudara menjadi sesorang yang spritual ata religius? Apa yang saudara pikirkan tentang
keyakinan saudara dalam pemberian makna hidup?

I : Impotance dan influence. (apakah hal ini penting dalam kehidupan saudara). Apa
pengaruhnya terhadap bagaimana saudara melakukan perawatan terhadap diri sendiri?
Dapatkah keyakinan saudara mempengaruhi perilaku selama sakit?

C : Community (Apakah saudara bagian dari sebuah komunitas spiritual atau


religius?) Apakah komunitas tersebut mendukung saudara dan bagaimana? Apakah ada
seseorang didalam kelompok tersebut yang benar-benar saudara cintai atua begini penting
bagi saudara?

A : Adress bagaimana saudara akan mencintai saya sebagai seorang perawat, untuk
membantu dalam asuhan keperawatan saudara?

Pengkajian aktifitas sehari-hari pasian yang mengkarakteristikan distres spiritual,


mendengarkan berbagai pernyataan penting seperti :

Perasaan ketika seseorang gagal

Perasaan tidak stabil

Perasaan ketidakmmapuan mengontrol diri

Pertanyaan tentang makna hidup dan hal-hal penting dalam kehidupan

Perasaan hampa

Faktor Predisposisi :
Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif seseorang
sehingga akan mengganggu proses interaksi dimana dalam proses interaksi ini akan terjadi
transfer pengalaman yang pentingbagi perkembangan spiritual seseorang.
Faktor frediposisi sosiokultural meliputi usia, gender, pendidikan, pendapattan,
okupasi, posisi sosial, latar belakang budaya, keyakinan, politik, pengalaman sosial,
tingkatan sosial.

Faktor Presipitasi :
Kejadian Stresful

Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat terjadi karena perbedaan tujuan


hidup, kehilangan hubungan dengan orang yang terdekat karena kematian, kegagalan dalam
menjalin hubungan baik dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan zat yang maha
tinggi.
Ketegangan Hidup

Beberapa ketegangan hidup yang berkonstribusi terhadap terjadinya distres spiritual adalah
ketegangan dalam menjalankan ritual keagamaan, perbedaan keyakinan dan
ketidakmampuan menjalankan peran spiritual baik dalam keluarga, kelompok maupun
komunitas.

Penilaian Terhadap Stressor :


Respon Kognitif

Respon Afektif

Respon Fisiologis

Respon Sosial

Respon Perilaku

Sumber Koping :
Menurut Safarino (2002) terdapat lima tipe dasar dukungan sosial bagi distres spiritual :
1.
Dukungan emosi yang terdiri atas rasa empati, caring, memfokuskan pada
kepentingan orang lain.
2.

Tipe yang kedua adalah dukungan esteem yang terdiri atas ekspresi positif thingking,
mendorong atau setuju dengan pendapat orang lain.

3.

Dukungan yang ketiga adalah dukungan instrumental yaitu menyediakan pelayanan


langsung yang berkaitan dengan dimensi spiritual.

4.

Tipe keempat adalah dukungan informasi yaitu memberikan nasehat, petunjuk dan
umpan balik bagaimana seseorang harus berperilaku berdasarkan keyakinan spiritualnya.

5.

Tipe terakhir atau kelima adalah dukungan network menyediakan dukungan


kelompok untuk berbagai tentang aktifitas spiritual. Taylor, dkk (2003) menambahkan
dukungan apprasial yang membantu seseorang untuk meningkatkan pemahaman terhadap
stresor spiritual dalam mencapai keterampilan koping yang efektif.
PSIKOFARMAKA :

Psikofarmaka pada distres spiritual tidak dijelaskan secara tersendiri. Berdasarkan


dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) di Indonesia III
aspek spiritual tidak digolongkan secara jelas apakah masuk kedalam aksis satu, dua, tiga,
empat atau lima
Diagnosa :
Distters Spritual
Intervensi :
Sp. 1-P : Bina hubungan saling percaya dengan pasien, kaji faktor penyebab distress
spiritual pada pasien, bantu pasien mengungkapkan perasaan dan pikiran terhadap agama

yang diyakininya, bantu klien mengembangkan kemampuan untuk mengatasi perubahan


spritual dalam kehidupan.

Sp. 2-P : Fasilitas klien dengan alat-alat ibadah sesuai keyakinan klien, fasilitas klien
untuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan orang lain, bantu pasien untuk ikut serta
dalam kegiatan keagamaan.

RENCANA KEPERAWATAN DISTRES SPIRITUAL


Nama Klien :
Ruang :

No.

Diagnosis
Keperawatan

2
Distres spritual

Perencanaan
Intervensi
Tujuan

Kriteria Evaluasi

3
TUM :
Klien mampu
menyatakan
mencapai
kenyamanan dari
pelaksanaan
praktik spiritual
sebelumnnya dan
merasa
kehidupannya
berarti/bermakna
TUK I :
1.
Setelah dua kali
pertemuan Klien
dapat membina
hubungan saling
percaya.

Ekspresi 1.
wajah bersahabat,
menunjukkan rasa
senang ada kontak
mata, mau berjabat
a.
tangan, mau
menyebutkan nama, b.
mau menjawab salam,
mau duduk
berdampingan dengan c.
perawat, mau
mengutarakan masalah
d.
yang dihadapi.

Bin
saling percaya dengan
menggunakan prinsip da
komunikasi terapeutik :
Sapa klien dengan
verbal maupun non verb
Perkenalkan diri d
sopan
Tanyakan nama le
dan nama panggilan yan
klien
Jelaskan tujuan pe
e.
Jujur dan menepat
f.
Tunjukkan sikap e
menerima klien apa adan
g.
Beri perhatian kep
dan perhatikan kebutuha
klien

TUK 2 :
2.1 Klien mampu 2.1.1 Gunakan komunikasi ter
Setelah satu kali a.
Mengungkapkan
untuk membina hubunga
pertemuan klien
harapan masa depan
percaya dan menunjukka
dapat
yang positif.
2.1.2 Menggunakan alat untuk

mengatakan
b.
Mengungkapkan
dan mengevaluasi spiritu
kepada perawat
arti hidup
being sebagai pendekata
atau pemimpin c.
2.1.3
Mendorong
individu unt
Mengungkapkan
spiritual tentang
kembali masa lalu dan
optimis
kondlik spiritual d.
memfokuskan pada keja
Mengungkapkan
dan
hubungan yang member
keyakinan dalam diri
kegelisahannya.
kekuatan dan dukungan
e.
Mengungkapkan
2.1.4 Rawat klien dengan berm
keyakinan kepada
hormat dengan cara men
orang lain
pendapat dan keyakinan
f.
Menentukan 2.1.5 Dorong partisipasi dalam
tujuan hidup
dengan anggota keluarga
dan orang lain.
2.1.6 Jaga privacy dan ketenan
kegiatan spiritual
2.1.7 Dorong partisipasi dalam
spiritual sesuai dengan k
yang dianut.
TUK 3 :
1.
Klien
1.
Setelah atau kali
mampu
pertemuan kali a.
Mencintai diri
dapat
sendiri dan orang lain 2.
mendiskusikan
dengan
dengan perawat
mengungkapkan
3.
hal penting yang
penerimaan terhadap
memberikan
dirinya sendiri
makna dalam
maupunorang lain
kehidupannya b.
Berdoa menurut 4.
dimasa yang
keyakinannya masinglalu.
masing
c.
Melakukan
ibadah
5.
d.
Berpartisipasi
dalam upcara
keagamaan
e.
Berpartisipasi
dalam pengobatan
f.
Berinteraksi
dengan tokoh agama
g.
Berhubungan
dengan diri sendiri
orang lain yang
h.
Berhubungan
dengan orang lain

Ber
keyakinan tentang arti d
dengan perawat
Dis
manfaat spiritual
Ber
kesempatan untuk mend
berbagai hambatan yang
dalam menjalankan keya
Ber
terbuka dan menjadi pen
yang baik terhadap apa y
dikatakan individu
Do
berdoa secara individu

4
i.

Berinteraksi
dengan orang lain
untuk berbagi
perasaan dan
keyakinan

TUK 4 :
1.
Klien
1.
Setelag tiga kali
mampu
pertemuan klien a.
Melakukan ADL
dapat
b.
Melaksanakan
mempertahankan
keyakinannya sesuai
pemikiran dan
2.
dengan perannya
perasaannya
Mengungkapkan
tentang spiritual c.
perasaannya terkait
dengan keyakinannya 3.
d.
Mengontrol
aktifitas spiritualnya
4.
e.
Memilih
pelayanan spiritual
yang diperlukan

Me
klien untuk menulis dala
kegiatan hariannya setia
mengekpresikan pemikir
saran refleksi.
Me
musik, literatur, radio at
TV spritual secara indiv
Ter
terhadap pernyataan ind
terhadap kesepian dan k
Do
menggunakan sumber-su
spiritual seperti tokoh-to
literatur-literatur atau bu
sesuai dengan keyakinan
tersedianya tempat-temp
beribadah dan alat-alat d
menjalankan ritual keya
5.
Me
ke tokoh agama yang pil
6.
Gu
teknik klarifikasi untuk m
individu mengklarifikasi
dan nilai
7.
Me
perasaan individu
8.
Me
empati
9.
Fas
individu untuk meditasi,
tradisi religius lainnya d
10.
Den
dengan hati-hati komuni
individu dan mengemba
waktu untuk berdoa atau
keagamaan
11.
Yak
individu bahwa perawat

mendukung individu pad


menderita/masa kulit
12.
Ter
kepada individu tentang
kematian
13.
Ban
untuk mengungkapkan d
mengurangi kemaharan.

STRESS MANAGEMENT

Stress :
Setiap hari dampak dari kehidupan.

Stress bisa baik.

Stress yang berlebihan dapat membahayakan

Positive Stess Results :


Lebih konsentrasi lagi

Increases performance

Memberikan energi untuk termotivasi lagi

Negative Stress Results :


Loss of motivation

Kurang efektif

Physical, mental and behavioral problems

What Stresses You Out ?


Money

Traffic

Health/Medical issues

Lack of Free time

Relationship : family & friends

Job related stress :

Work load

Stress Signs
Physical Stress Signs :
Increased heart rate/ Increased blood preassere

Muchles tightening

Cold clammy hands

Fatigue

Sleepleeness

Longer recovery from injury

Stomach or bowel upset

Headaches

Backaces

Change in eating habiths : lost of appetite/overeating

Restlessbes/irrutabillity

Increased illness

Mental Stress Signs


Anxiety

Forgetfulness

Depression

Apathy/lack of interest

Confucion

Lowered sel esteem

Increased anger

Exessive fear

Worry

Decreased self-confidence

Behavioral Signs fo Stress


Hostility

Iriitability

Under/over eating

Decreased ability to concentrate

Memory problems/forgetfulness

Frequent use of cigarettes or alcohol

Clumsiness

Withdrawal form usual activities

Poor performance

Absenteeism

High accident raes

Making moro mistakes

Impact of Stress
Impact on health of an individual
Back pain

Headaches

Stomachahes

Ulcers

High Blood Preassure

Heart Attack or Stroke

Impact on the health of an organization


Increased health insurance costs

Lost work days

Stress related workfes compensation claims

Lower Productivity
Over 75 % of industrial accidents are rooted in stress.

How To Manage Stress


Mental Tehcniques
Time management

Organize

Problem solving attitude

Think Positive

Pengalihan
Music

Hobbies

Play

Learning

Vacation

Phyrical Techniques
Body scan relax let go

Deep breathing

Exercise

Meditation

Nutrition

Rest

Laughter

Workplace Skills
Delegate

Anticipate problems

Be assertive

Organize

Balance work and personal time

Organizational Stress Management Initiatives


Organisational Inititives
Improvements in the physical work environment

Changes in Job design

Changes in workloads an deadlines

Changes in work schedules

More flexible hours

Increased employee participation

Team building

Time management workshops

Job burnout workshops

Training in relaxtion techniques

Career counseling

MEKANISME KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF


Standar Asuhan Keperawatan Mekanisme Koping Individu Tidak Efektif
A.
Pengertian Mekanisme Koping Individu Tidak Efektif
1.

Ketidakmampuan untuk membentuk penilaian yang benar dari stresor, pemilihan


respon yang tidak adekuat dan atau ketidakmampuan dalam menggunakan sumber-sumber
yang tersedia (Nanda, 2005).

2.

Kerusakan perilaku adaptif dan kemampuan menyelesaikan masalah seseorang dalam


menghadapi tuntutan peran dalam kehidupan (Townsend, 1998)

3.

Koping individu, tidak efektif terjadi bila seorang individu mengalami atua beresiko
mengalami ketidakmampuan menangai ansietas karena tidak mempunyai kemampuan
secara fisik, perilaku maupun kogntifi (Keliat, et, all, 2006).

B.

Proses Keperawatan Koping Individu Tidak Efektif

Pengkajian :
1.
Pengkajian Fisik
Berupa kenaikan tekanan darah, peningkatan ketegangan otot dileher, bahu dan punggung,
peningkatan denyut nadi dan pernapasan, telapak tangan berkeringat, tangan dan kaki
dingin, postur tubuh yang tidak tegap, keletihan, sakit kepala, gangguan pada daerah
lambung, suara yang bernada tinggi, mual, muntah, diare, perubahan nafsu makan,
perubahan berat badan, perubahan frekwensi berkemih, gelisah, sulit untuk tertitur atau
sering terbangun saat tidur dan dilatasi pupil.
2.
Pengkajian Psikologis
Yang perlu dikaji meliputi adanya ansietas, depresi, marah, kecemasan, ketakutan,
kehilangan kontrol, harga diri rendah, perasaan tidak adekuat, kehilangan motivasi,
ketidakmampuan memenuhi peran yang diharpakan (mengalami ketegangan peran, konplik
peran), mengungkapkan kesulitan kehidupan, perilaku destruktif (merusak diri,
penyalahgunaan zat), rasa khawatir kronis, suka berbohong dan manipulasi (Potter & Perry,
2005).
3.
Pengkajian Sosial Budaya
Difokuskan pada dukungan sosial dalam memahami pengalaman klien, persepsi budaya
terhadap nyeri, penderitaan dan sakit deskriminasi atau perlakuan yang berbeda, atau
adanya rasisme dimana terdapat perbedaan pencapaian individu dalam ras atau kelompok
tertentu yang merasa lebih tinggi (Stuart, 2007).
4.
Pengkajian Spritual
Berhubungan dengan keyakinan dan pencarian makna hidup individu itu sendiri. Apakah
keyakinan individu itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Pengkajian spiritual ini
berdampak sekali kepada koping seseorang. Ini bisa dirasakan ketika seseorang mengalami
kegagalan, perasaan tidak stabil, ketidakmampuan mengontrol diri, dan merasakan perasaan
hampa.

C.

Diagnosa Keperawata

D.

Intervensi Keperawatan

Adapun rencana tindakan keperawatan ini dikembangkan sebagai intervensi generalis dan
spesialis dalam asuhan keperawatan jiwa.
1.
Generalisasi :
Rencana asuhan keperawatan jiwa pada tahap generalis ditujukan kepada pasien dan
keluarganya sebagai berikut :
Rencana tindakan keperawatan untuk pasien
Tujuan Umum :
Pasien mampu menggunakan koping yang konstruktif untuk mengatasinya stressnya.
Tujuan Khusus :
a.
Pasien mampu mengenal koping individu tidak efektif
b.
c.

Pasien mempu mengatasi koping individu tidak efektif


Pasien mampu memperagakan dan menggunakan koping yang konstruktif untuk
mengatasi masalahnya

Tindakan Keperawatan :
a.
Bina hubungan saling percaya
1.

Mengucapkan salam terapeutik

2.

Berjabat tangan

3.

Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien

b.

Kaji status koping yang digunakan klien

1.

Tentukan kapan mulai terjadi perasaan tidak nyaman, gejala, hubungannya dengan
peristiwa dan perubahannya

2.

Kaji kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta dengan pengalaman perilaku


yang tidak menyenangkan

3.

Dengarkan dengan cermat dan amati ekpsresi wajah, gerakan tubuh, kontrak mata,
posisi tubuh, intonasi, dan intensitas suara pasien.

4.

Tentukan resiko adanya tindakan membahayakan diri sendiri dan berikan tindakan
yang dibutuhkan.

c.

Berikan dukungan jika klien mengungkapkan perasaannya

1.

Jelaskan bahwa perasaan-perasaan yang dimilikinya memang sulit untuk dihadapi.

2.

Jika individu menjadi pesimis, upayakan untuk lebih memberikan harapan dan
pandangan realistis.

d.

Motivasi untuk melakukan evaluasi perilakunya sendiri

1.

Apa yang positif pada dirinya

2.

Apa yang perlu ditingkatkan

3.

Apa yang dipelajari tentang dirinya dan self reinforcement

e.

Bantu klien untuk memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif

1.

Identifikasi masalah yang dirasakan

2.

Identifikasi penyebab masalah

3.

Gali cara klien menyelesaikan masalah masa lalu

4.

Diskusikan beberapa cara menyelesaikan masalah

5.

Diskusikan keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan

6.

Bantu klien memilih cara penyelesaian masalah yang berhasil

f.

Ajarkan alternatif koping yang konstruktif seperti :

1.

Bicara terbuka dengan orang lain untuk kekuatan sosial

2.

Kegiatan fisik untuk pemulihan kekuatan fisik

3.

Melakukan cara berfikir yang konstruktif untuk kemampuan kognitif

4.

Melakukan aktivitas konstruktif untuk kekuatan psikomotor

Tindakan keperawatan untuk keluarga


a.
Tujuan Umum

Keluarga mampu menggunakan koping yang konstruktif untuk mengatasinya stres pada
anggota keluarganya.
b.
Tujuan Khusus
1.

Keluarga mampu mengenal koping individu tidak efektif pada anggota keluarganya.

2.

Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah koping tidak efektif pada
anggota keluarganya.

3.

Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang masalah mengalami koping tidak
etektif

4.

Keluarga mampu mempraktekan cara merawat anggota keluarga dengan masalah


koping individu tidak efektif

5.

Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami koping tidak efektif

Tindakan Keperawatan
a.
Diskusikan tentang pengertian koping tidak efektif
b.

Diskusikan tentang tanda dan gejala koping tidak efektif

c.

Diskusikan tentang penyebab koping tidak efektif

d.

Diskusikan tentang cara merawat pasien dengan koping tidak efektif dengan cara :

1.

Membantu pasien mengenal koping yang tidak efektif

2.

Mengajarkan pasien mengembangkan koping yang sehat

a.

Bicara dengan orang lain

b.

Melakukan aktivitas yang konstruktif

c.

Olah raga dan aktivitas fisik lainnya.

e.

Dampingi keluarga menerapakan cara merawat pasien langsung

f.

Diskusikan bagaiaman cara merujuk anggota keluarga jika sudah tidak dapat
ditangani dirumah.

Terapi Spesialis
1.
Terapi Individu
a.

Cognitif Behavior Therapy : sebagai mekanisme proteksi agar kecemasan dan stres
yang dihadapi individu tidak mengancam.

b.

Gestals therapy : memfokuskan pada peningkatan kesadaran emosi dan perilaku klien
serta meningkatkan kesadaran diri klien untuk mencoba berinteraksi dengan orang lain.

c.

Anxiety reduction : upaya memperkecil pemahaman, rasa takut, firasat atau


kegelisahan yang berhubungan dengan sumber-sumber bahaya yang tidak terindentifikasi.

2.

Terapi Keluarga

a.

Family psychoeducation theraphy

b.

Family system therapy

3.

Terapi leompok : Group psycotherapy

4.

Terapi komunitas : case management

MEKANISME KOPING

Fokus pada masalah

Negosiasi

Konfrontasi

Minat nasehat

Fokus pada kognitif

Banding dengan secara positif

Abaikan yang negatif

Subtitusi

Fokus pada emosi

Ego defence

1.

Faktor Predisposisi

a.

Biologik

L.B. Genetik

Kesehatan

Terpapar Racun

b.

Psikologik

IQ

Moral

Koping

Konsep Diri

Kepribadian

Pengalaman lalu

Keterampilan verbal

c.

SOS. BUD

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Pendapatan

L.B. Bud-Sos

Agama

Politik

HAM, Status sosial

2.
a.
b.

Faktor Prespitasi (Stressor)


Stresor : stimulus yang dipersepsi sebagia tantangan ancaman, tuntutan, perlu
energi tensi dan stres.
Yang penting tentang stresor :

Sifat : bio, psiko, sos-bud

Sumber : internal (individu), eksternal (luar individu)

Waktu : kapan, berapa lama, frekuensi

Jumlah : berapa kali pada kurun waktu tertentu

3.

Penilaian Primer terhadap Stresor

Evaluasi terhadap kemaknaan dari kejadian terhadap individu.


a.
Kognitif

Pemilihan koping

Reaksi emosi, fisiologik, dan perilaku

Penilaian kognitif = mediator individu dan lingkungan

Individu dapat menilai : bahaya/potensial sesuai dengan :


Pandangan/pengertian : sikap, terbuka berubah, peran serta dan kontrol

diri dan lingkungan.


Sumber untuk toleransi

4.

Penialian Sekunder

a.

Kognitif

Kemampuan koping

Efektifitas koping

Koping yang tersedia

b.

Afektif
Eskpresi emosi : sedih, gembira, takut, marah, menerima, tidak percaya,
antisipasi, surprise.

Klasifikasi tergantung pada tipe, lama dan intensitas

Mood : emosi yang berlangsung lama (suasana hati)

Sikap (attitude) : jika lama

c.

Fisiologik : berkaitan dengan homron

d.

Perilaku :

Menurut capian 4 fase :


Perilaku yang merubah situasi/lari dari streful

Perilaku yang memerlukan kemamuan baru

Perilaku intrapsikik untuk atasi suasana tidak menyenangkan

e.

Perilaku intrapsikik dengan penyesuaian internal


Sosial : significant others

Evaluasi dukungan sosial

Isolasi sosial : meningkatnya gangguan jiwa


Sistem Dukungan Sosial
Berkembang sejak lahir : ibu, ortu + kel inti, teman (sekolah, pekerjaan, masyarakat),
perawat dan tim kesehatan.

5 fungsi sistem dukungan emosional


a.
Dukungan emosi (emotional support)
b.

Membantu menyelesaikan masalah

c.

Memberi umpan balik dan evaluasi

d.

Hubungan sosial dan integrasi

e.

Sumber informasi

4 penilaian sekunder terhadap sumber koping


Sumber Koping
a.
Mechanic :
1.

Model ekonomi

2.

Tekanan koping

3.

Kemampuan dan keterampilan

4.

Dukungan sosial

5.

Motivasi

b.

Lazarus & Folkam

1.

Kesehatan dan tenaga

2.

Keyakinan positif

3.

Sumber sosial dan materi

4.

Keterampilan sosial

5.

Keterampilan penyelesaian masalah :

a.

Cari info

b.

Indentifikasi maslah

c.

Nilai alternatif

d.

Laksanakan rencana

c.

Antonousky

1.

Kekuatan ego

2.

Konsisten

3.

Stabil

a.

Budaya

b.

Agama

c.

Sistem Nilai

d.

Keyakinan

ASKEP GANGGUAN KONSEP DIRI : BODY IMAGE


Pengertian Body Image adalah asumsi dari perilaku secara sadar dan tidak sara tentang
keutuhan dari tubuhnya, yang dipengaruhi persepsi sekarang dan yang lalu tentang perasaan
bentuk tubuh, ukuran, fungsi, penilaian (Stuart & Sundeen, 1991).
Faktor predisposisi menurut Stuart Laraia dibagi menjadi biologis, psikologis dan
sosiokutural.
1.
Faktor Biologis
Adanya kerusakan pada salah satu anggota tubuh.
2.
Faktor Fsikologis
Teori Psikologis/Psikoanalitik
Sigmund Freud (1936) mengatakan struktur kepribadian ID (dorongan imazing dan impuls
primitif), Super Ego (hati nurani, norma budaya), Ego (mediator antara id dan super
ego konflik emosional id dan super ego. Warning ego tentang bahaya timbul gangguan
BODY IMAFGE.
3.
Faktor Sosiokultural
Teori Perilaku
Kegagalan berperilaku Frustasi Konflik salah satu konfliknya adalah BODY IMAGE.
Faktor Presipitasi
Terdapat 2 faktor presifitasi pada gangguan penampilan peran, yaitu :
1.
Trauma
Ada riwayat kekesaran atau trauma seperti fisik, sexual, dan psikologikal abuse
dimasa. (Chu et al, 1999; Kluft, 1999).
2.
Role Strain
Perasaan frustasi ketika seseorang tidak dapat memenuhi peranannya, yang bisa disebabkan
oleh keadaan sakit yang lama atau transisi perkembangan.
Dari 2 faktor diatas kemudian dikaji lagi tentang sifat, asal, waktu dan jumlah dari faktor
presipitasi yang muncul.
Apprasial Of Stressor
Dikaji penilaian klien terhadap masalah dari kognitif, afektif, fisiologi, perilakua dan sosial,
dan yang terpenting perawat selalu mengkaji dan melakukan valid.dengan
melakukan hubungan teurapeutik dengan klien.

Sumber Koping
Penting dikaji oleh perawat tentang sumber koping ini merupakan kekuatan untuk
klien. Jika ditemukan ada sumber koping positif yang dimiliki klien sebaiknya perawat
dengan klien berusaha bersama-sama untuk meningkatkan self awareness (Bjorklund,
2000).

Dikaji sumber koping dari kemampuan personal, dukungan sosial, aset materi dan
keyakinan positif terhadap stressor.

Diagnosa Keperawatan
Gangguan body image

Koping tidak efektif

Berduka
Intervensi dan Implementasi
1.

Identifikasi dan ekpresi

Dengarkan

Empat

2.

Pecahan masalah

Alternatif

Tidak berbahaya

3.

Perilaku & hati

Identifikasi kembali

Penilai Klien terhadap body image

4.

Evaluasi diri

Percaya diri

Kemampuan diri

PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA


MASALAH PSIKOSOSIAL
(REVISI)
I.

INFORMASI UMUM
Inisial Klien :
Usia : (Tahun)
Jenis Kelamin : [ ] Perempuan [ ] Laki-laki
Suku :
Bahasa Dominan :
Status Perkawinan : [ ] Belum Menikah [ ] Menikah [ ] Janda/Duda
Alamat : Cimalaka

II.

KELUHAN UTAMA
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________

PENAMPILAN UMUM

III.
a.

Fisik
Oksigenasi
Tanda-tanda Vital : TD : P : Vd : T :
Ritme :
Kedalaman :
Nutrisi
Berat badan :
Tinggi badan :
Pola makan : [ ] Satu kali sehari [ ] Dua kali sehari
[ ] Tiga kali sehari [ ] > 3 kali sehari
Alergi : [ ] Tidak ada [ ] Ada, __________
Eliminasi
Pola BAB/BAK : [ ] Baik [ ] Terganggu
Nyeri : [ ] Ada [ ] Tidak ada
Aktivitas dan Istirahat
Pelaksanaan ADL : [ ] Total [ ] Parsial [ ] Suportif
Pola Tidur : [ ] Baik [ ] Terganggu, __________
Kebiasaan sebelum tidur : [ ] Baca [ ] Mematikan lampu
[ ] Lain-lain ______________________
Proteksi
Status Imunisasi : [ ] Lengkap [ ] Tidak lengkap
Riwayat pengobatan fisik
________________________________________________________
________________________________________________________
Hasil Pemeriksaan Laboratorium/Visum/dll
________________________________________________________
________________________________________________________
Diagnosa Keperawatan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

b.

Penampilan

1.

Cacat Fisik

[ ] Ada, jelaskan ______________________________________


[ ] Tidak ada, jelaskan _________________________________
2.
Kontak Mata

[ ] Ada, jelaskan ______________________________________


[ ] Tidak ada, jelaskan _________________________________
3.
Pakaian
[ ] Tidak rapi, jelaskan _________________________________
[ ] Penggunaan tidak sesuai _____________________________
4.
Perawatan Diri
Jelaskan _____________________________________________
Diagnosa Keperawatan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
________________________________________________________
KELUARGA

IV.
a.

Genogram

b.

Tipe keluarga

[ ] Nuclear family [ ] Diad family


[ ] Extended family [ ] Single parent family
c.
Pengembailan Keputusan
[ ] Kepala orang tua [ ] Istri
[ ] Orang tua [ ] Bersama-sama
d.
Hubungan Klien dengan Kepala Keluarga
[ ] Kepala keluarga [ ] Istri
[ ] Orang tua [ ] Anak
[ ] Lain-lain, sebutkan :
e.
Kebiasaan yang dilakukan berasma keluarga
Jelaskan :
________________________________________________________
________________________________________________________

f.

Kegiatan yang dilakukan keluarga dalam masyarakat


Jelaskan :
________________________________________________________

________________________________________________________
Diagnosa Keperawatan
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
RIWAYAT SOSIAL

V.
a.

Pola Sosial

1.

Teman/orang terdekat

_____________________________________________________
2.
Peran serta dalam kelompok
_____________________________________________________
_____________________________________________________
3.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
_____________________________________________________
_____________________________________________________
b.

Obat-obatan yang dikonsumsi

1.

Adakah obat herbal/obat lain yang dikonsumsi diluar resep

_____________________________________________________
2.
Obat-obatan yang dikonsumsi klien saat ini
_____________________________________________________
3.
Apakah klien menggunakan obat-obatan dan alkohol untuk mengatasi masalahnya
_____________________________________________________
Diagnosa Keperawatan
________________________________________________________
________________________________________________________
KULTURAL DAN SPIRITUAL

VI.
a.

Agama yang dianut

1.

Bagaimana kebutuhan klien terhadap spiritual dan pelaksanaanya?

__________________________________________________________________________
_________________________________
2.
Apakah klien mengalmi gangguan dalam menjalankan kegiatan spiritualnya setelah
mengalami kekerasan atau penganiayaan?
__________________________________________________________________________
_________________________________
3.
Adakah pengaruh spritual terhadap koping individu

__________________________________________________________________________
_________________________________
Budaya yang diikuti

b.

Komunikasi
Non Verbal
Perilaku

[]

Perilaku

[]

Perilaku

Kontak mata

Mencegah
kontak mata

Penuh kasih
sayang

Merangkul

Sentuhan

Ekspresif

Hangat

Orientasi
pada orang
lain

Pemalu

Sopan

Pendiam

Senyum dan
anggunkan

[]

Nada
Perilaku

[]

Perilaku

[]

Perilaku

Keras

Animated

Tenang

Mulukmuluk

Keras pada
pesan
penting

Ekpresif

Berubah
sesuai emosi

Lembut

Hormat

[]

Jarak Fisik
[ ] 2-3 jengkal tangan [ ] lebih dari 2-3 jengkal tangan
Jelaskan
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
_______________________
Diagnosa keperawatan
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
_______________________

PENGKAJIAN ANSIETAS
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
__________________________________________________________________________
_________________________________________________
2.
Keluhan fisik
__________________________________________________________________________
_________________________________________________
3.
Alam perasaan
[ ] ketakutan [ ] kuatir
[ ] putus asa [ ] gembira berlebihan
4.
Mekanisme koping
1.

Adaptif

Adaptif

[]

Bicara dengan orang lain

Minum alkohol

Mampu menyelesaikan
masalah

Reaksi lambat/cepat

Teknik relaksasi

Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif

Menghindar

Olahraga

Mencederai diri

Lain-lain :

Lain-lain :

[]

Diagnosa Keperawatan :
__________________________________________________________________________
_________________________________________________
PENGKAJIAN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA
Kehilangan yang pernah dialami
__________________________________________________________________________
_________________________________________________
2.
Respon terhadap kehilangan
[ ] mengingkari [ ] depresi
[ ] marah [ ] penerimaan
Tawar menawar
3.
Mekanisme koping
1.

Adaptif
Bicara dengan orang lain

[]

Adaptif
Minum alkohol

[]

Mampu menyelesaikan
masalah

Reaksi lambat/cepat

Teknik relaksasi

Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif

Menghindar

Olahraga

Mencederai diri

Lain-lain :

Lain-lain :

Diagnosa Keperawatan :
__________________________________________________________________________
_________________________________________________

PENGKAJIAN GANGGUAN CITRA TUBUH


1.

Keluhan Fisik
__________________________________________________________________________
_________________________________________________

2.

Alam Perasaan
[ ] ketakutan [ ] kuatir
[ ] putus asa [ ] gembira berlebihan

3.

Konsep Diri
Citra tubuh :
__________________________________________________________________________
___________________________________________
Identitas
__________________________________________________________________________
___________________________________________
Peran
__________________________________________________________________________
___________________________________________
Ideal diri
__________________________________________________________________________
___________________________________________

a.

b.

c.

d.

Diposkan oleh Mantri Gaoll time Sunday, February 12, 2012

Anda mungkin juga menyukai