2STIKES
ABSTRAK
Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stress pada
semua tingkatan usia. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari
petugas (perawat, dokter dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru, maupun keluarga yang
mendampingi selama perawatan (Nursalam, 2008). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
antara dukungan keluarga dan lingkungan rumah sakit dengan reaksi hospitalisasi pada anak usia
sekolah di RSUP. Dr. Wahiddin Sudirohusodo. Penelitian ini merupakan jenis penelitianCross
Sectional Study, dengan jumlah sampel 14 responden yang di tentukan dengan teknik simple random
sampling dengan menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Hasil penelitian yang di peroleh
menunjukan 57,1% menyatakan mendapat dukungan keluarga, tidak ada reaksi hospitalisasi
sedangkan yang menyatakan mendapat dukugan keluarga namun ada reaksi hospitalisasi sama
sekali tidak ada. Hasil uji statistik Chi Square menunjukan nilai p= (0,015) < (0,05). Responden
yang menyatakan lingkungan rumah sakit baik, tidak ada reaksi hospitalisasi sebanyak 50,0% dan
7,1% menyatakan lingkungan rumah sakit baik namun ada reaksi hospitalisasi. Hasil uji statistik Chi
Square menunjukan nilai p= (0,005) < (0,05). Dari hasil penelitian dan hasil uji statistik Chi Square
yang dilakukan, disimpulkan bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga dan lingkungan rumah
sakit dengan reaksi hospitalisasi pada anak usia sekolah di RSUP. Dr. Wahiddin Sudirohusodo
Makassar.
Kata Kunci: Dukungan keluarga, Lingkungan Rumah Sakit, dan Reaksi Hospitalisasi.
PENDAHULUAN
Hospitalisasi merupakan perawatan
yang dilakukan dirumah sakit dan dapat
menimbulkan trauma dan stress pada klien
yang baru mengalami rawat inap di rumah
sakit. Hospitalisasi dapat diartikan juga
sebagai suatu keadaan yang memaksa
seseorang harus menjalani rawat inap dirumah
sakit untuk menjalani pengobatan maupun
terapi yang dikarenakan klien tersebut
mengalami sakit. Pengalaman hospitalisasi
dapat mengganggu psikologi seseorang
terlebih bila seseorang tersebut tidak dapat
beradaptasi dengan lingkungan barunya di
rumah sakit (Edy novriadi, 2012).
Penyakit dan hospitalisasi sering kali
menjadi krisis pertama yang harus dihadapi
anak. Anak-anak sangat rentan terhadap krisis
penyakit
dan hospitalisasi karena stress
akibat perubahan dari keadaan sehat biasa
dan rutinitas lingkungan dan anak memiliki
jumlah mekanisme koping yang terbatas untuk
meyelesaikan stressor (kejadian-kejadian yang
menimbulkan stress). Stressor utama dari
hospitalisasi antara lain adalah perpisahan,
32
juga
dapat
menimbulkan
kecemasan.
Prevalensi kecemasan anak saat hospitalisasi
mencapai
75%.Kecemasan
merupakan
kejadian yang mudah terjadi atau menyebar,
namun tidak mudah diatasi karena faktor
penyebabnya yang tidakspesifik.Anak yang
cemas akan mengalami kelelahan karena
menangis terus,
tidak mau berinteraksi
dengan perawat,
rewel,
terus-terusan
merengek minta pulang,
menolak makan
sehingga
memperlambat
proses
penyembuhan, menurunnya semangat untuk
sembuh,
dan tidak kooperatif terhadap
perawatan (Febriana dan Madya, 2012).
Juga muncul ketakutan pada anak
yaitu ketakutan pada perawat dan dokter,
serta lingkungan yang asing bagi anak. Anak
merasa takut bila ada seorang perawat yang
datang menghampirinya, tidak perduli apa
yang perawat lakukan sekalipun tidak akan
menyakitinya. Mereka menganggap perawat
akan melukainya dengan membawa suntikan
atau peralatan yang lainnya. Anak berusaha
untuk
menolak
perawat,
tidak
mau
ditinggalkan orang tuanya, memegang erat
tangan orang tuanya, anak meminta pulang,
menangis sekuatnya dan memukuli perawat
serta anak berlari-lari (Supartini, 2004).
Dirawat dirumah sakit dapat membuat
anak usia sekolah menunjukkan berbagai
tanda permasalahan lain seperti depresi,
perasaan gugup yang mengarah pada
insomnia, mimpi buruk, dan ketidakmampuan
untuk berkonsentrasi. Adanya kecemasan
memungkinkan anak akan bertambah panik
bahkan sampai stress sehingga anak sulit
diajak berperan dalam menjalani perawatan
pengobatan (Gunarsoh,
2005 didalam
Sumarlen, 2011).
Komitmen dalam mengatasi hal
tersebut baik secara individual maupun secara
sosial yaitu upaya meminimalisir dampak dari
hospitalisasi. Berbagai upaya telah dilakukan
oleh pemerintah melalui dunia pendidikan dan
penyuluhan kepada masyarakat, tetapi dari
berbagai upaya yang dilakukan pemerintah
tersebut
kenyataannya
belum
banyak
menjawab dari permasalahan yang dihadapi
(Putri Windari, 2009).
Populasi anak yang dirawat dirumah
sakit mengalami peningkatan yang sangat
dramatis.Presentase anak yang dirawat di
rumah sakit mengalami masalah yang lebih
serius dan kompleks dibandingkan kejadian
hospitalisasi
pada
tahun-tahun
sebelumnya.Mc.
Cherty
dan
Kozak
mengatakan hampir empat juta anak dalam
satu tahun mengalami hospitalisasi (Lawrence
J. cit Hikmawati,
2000). Rata-rata anak
33
34
1
8
3
2
14
7,1
57,1
21,4
14,3
100,0
usia
17
Total
10
71,4
4 28,6 14 100,0
p = 0,015
Sumber : Data primer bulan Januari 2013
35
p = 0,005
Sumber : Data primer bulan Januari 2013
36
37
yang
dianggapnya
akan
menyakiti
dirinya.Menurut Tjandra (2003) kecemasan
terjadi ketika seseorang merasa terancam
baik fisik maupun psikologisnya.Kecemasan
inilah yang dapat timbul pada anak-anak.
Lingkungan rumah sakit terutama
ruang rawat inap pasien anak apabila
terdapat lebih dari satu pasien pasti akan
mempengaruhi reaksi hospitalisasi yang
muncul.
Beberapa perubahan yang dialami
selama dirawat di rumah sakit, pada
akhirnya
dapat
menyebabkan
anak
mengalami stress emosi. Menurut penelitian
yang dilakukan di instalasi rawat inap badan
RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang,
dengan jumlah responden 68 orang
didapatkan hasil 43 orang atau 61,8%
menyatakan mengalami stress emosi
selama berada di rumah sakit, sedangkan
26 orang atau 32,8% menyatakan tidak
mengalami stress emosi akibat perawatan
yang dialaminya (Triyanto, 2006).
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
teori perawatan anak di rumah sakit
merupakan pengalaman yang penih dengan
stress. Lingkungan rumah sakit merupakan
stress bagi anak dan orang tua baik
lingkungan fisik rumah sakit seperti
bangunan/ruang rawat, alat-alat, bau yang
khas, pakaian putih petugas rumah sakit
maupun lingkungan sosial seperti sesama
pasien anak ataupun interaksi dan sikap
petugas kesehatan itu sendiri sehingga
perasaan takut, cemas, tegang, nyeri dan
perasaan tidak menyenangkan lainnya
sering dialami oleh anak (Supartini, 2004).
Teori lainnya yang mendukung hasil
penelitian ini yaitu umumnya anak yang
dirawat di rumah sakit takut pada dokter,
perawat dan petugas kesehatan lainnya
serta anak takut berpisah dengan orang tua
dan saudaranya (Ngastiyah, 2005).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan mengenai hubungan dukungan
keluarga dan lingkungan rumah sakit dengan
reaksi hospitalisasi pada anak usia sekolah di
Rumah Sakit Umum Pendidikan Dr. Wahiddin
Sudirohusodo
Makassar,
maka
dapat
disimpulkan bahwa :
1. Ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan reaksi hospitalisasi pada anak usia
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. 2009. Pengantar Keperawatan Keluarga. EGC: Jakarta.
Azwar. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
38
Cut Faridayati. 2011. Gambaran tingkat stress pada anak usia sekolah selama hospitalisasi di Rumah Sakit Anak
dan Bunda Harapan Kita Jakarta. Skripsi Diterbitkan. Jakarta. Fakultas Kedokteran. Universitas Islam
Negeri.
Febriana Sartika Sari, Madya Sulisno. 2012. Hubungan Kecemasan Ibu dengan Kecemasan Anak Saat
Hospitalisasi Anak.Skripsi diterbitkan. Semarang. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro.
Gunarsah, Singgih D. 2008.Psikologi Olahraga Prestasi. Gunung Mulia: Jakarta.
Hidayat A. A. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi 2. Salemba Medika: Jakarta.
Muhammad Ikhsan. 2012.Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya peningkatan tekanan darah pada
pasien pre operasi laparatomi di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar. Skripsi tidak diterbitkan.
Makassar. Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Nani Hasanuddin Makassar.
Novriadi, Edy. 2012. Askep pada Klien Hospitalisasi (Online), (http://nersnovriadi.blogspot.com/2012/09/askeppada-klien-hospitalisasi.html, diakses 21 November 2012).
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman skripsi, Tesis, dan
Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
Nursalam, Rekawati S. dan Sri Utami. 2008. Asuhan Keperwatan Bayi dan Anak.Salemba Medika: Jakarta.
Pradita Dwi Wijayanti. 2009. Faktor faktor yang Berhubungan dengan Regresi Anak Prasekolah Saat
Hospitalisasi di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta. Skripsi diterbitkan. Jakarta. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Uin Syarif Hidayatullah.
Putri Windari. 2009. Hubugan Pengalaman Hospitalisasi pada Anak Usia Todler dengan Tingkat Kecemasan
Akibat Perpisahan dengan Orang Tua di Ruang Anggrek Rumah Sakit Kepolisian Pusat R. S. Sukanto
Jakarta. Skripsi diterbitkan. Jakarta. Fakultas Kesehatan. Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Simamora, Bilson. 2008. Panduan riset perilaku konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Siregar, charles. J. P. 2003. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. EGC: Jakarta.
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. EGC: Jakarta.
Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC: Jakarta.
Suparyanto. 2012. Konsep Dukungan Keluarga (online), (http://dr.suparyanto.blogspot.com/2012/03/konsepdukungan-keluarga.html, diakses 21 November 2012).
Suparyanto. 2012. KonsepSikap (online), (http://dr.suparyanto.blogspot.com/2010/09/konsep-sikap.html, diakses
3 Desember 2012).
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.Volume 2. EGC: Jakarta.
Yuliana. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Reaksi Hospitalisasi pada Anak Usia 6-12 tahun di
Ruang Perawatan Anak RSUD Daya Makssar. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar. Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Nani Hasanuddin Makassar.
(http://digilib.fk.umy.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=yoptumyfkpp-gdl-erysaherdi-570).
Abstrak:
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan pada Anak Usia Prasekolah Akibat
Hospitalisasi di Bangsal Ar-Rahman Rsup Muhammadiyah Bantul Yogyakarta, 2012-10-20
ErysaHerdiana. Diakses tanggal 9 Februari 2013 pukul 20.31 WITA
(http://dinkes-sulsel.go.id).ProfilKesehatan Sulawesi Selatan.Diakestanggal 4 Desember 2012 pukul 21.30 WITA.
(http://Jovande.multiply.com/reviews/itemm, 04/08 Jovande. 2007 Kemampuan Sosial Anak. Diakses tanggal 4
Desember 2012 pukul 21.40 WITA.
(http://www.psychologymania.com/2012/08/pengertian-dukungan-keluarga.html).
Keluarga. Diakses tanggal 6 Februari 2013 pukul 13.56 WITA.
Pengertian
Dukungan
39