2.1. KOMINUSI
2.1.1. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini, adalah :
a.
b.
c.
b.
c.
Kelompok V
yang
diremukkan,
crusher
dibedakan menjadi :
a. Coarse Crusher
b. Intermediet Crusher
c. Grinde
Berdasarkan cara kerjanya, crusher dibedakan menjadi :
material
yang
bentuknya
sesuai
tujuan
dapat
dilakukan
dalam
beberapa
tahapan,
Primary Crushing
Merupakan tahap penghancuran yang pertama, dimana
umpan berupa bongkah-bongkah besar yang berukuran 84 x 60
inchi dan produktanya berukuran 4 inchi. Alat yang digunakan
dalam primary crushing, yaitu :
1) Jaw crusher
Crusher jenis ini terdiri dari dua buah jaw, dimana satu
batang bergerak (moving jaw) ke arah jaw yang lain (fixed jaw).
Alat ini merupakan contoh paling umum dari mesin peremuk
tingkat 1 dengan bentuk yang mirip rahang atas dan rahang
bawah dari seekor binatang, untuk melakukan permukaan,
batuan yang mengandung mineral dijepit di antara dua buah
rahang yang terdiri dari fixed jaw dan swing jaw, lalu
dihancurkan dengan gaya tekan remuk.
Cara
kerja
jaw
crusher
adalah
suatu
eksentrik
Kelompok V
Wakhir
t
Wakhir
x100%
Wawal
..................................................... 2.1.2
......................................................... 2.1.1
Dimana :
P : Produktivitas (Ton / Jam)
W: Berat (Ton)
T : Waktu (Jam)
R : Recovery (%)
Gaya-gaya yang ada pada jaw crusher :
a)
b)
Gaya Gesek
c)
Gaya Gravitasi
d)
Kelompok V
dengan mouth, sehingga besarnya gape selalu berubahubah menurut besarnya umpan.
i) Set, jarak mendatar pada throat.
j) Closed setting, jarak antara fixed jaw dengan swing jaw
pada saat swing jaw ekstrim ke depan.
k) Open setting, jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada
saat swing jaw ekstrim ke belakang.
l) Throw, selisih jarak pelemparan antara open setting dengan
closed setting.
m) Nip angle, sudut yang dibentuk dengan garis singgung yang
dibuat melalui titik singgung antara jaw crusher dengan
batuan.
Berdasarkan porosnya jaw crusher terbagi dalam dua
macam, yaitu :
a) Blake jaw crusher, dengan poros di atas.
b) Dodge jaw crusher, dengan poros di bawah.
Kelompok V
Gambar 2.1.1
Jaw Crusher
Gambar 2.1.2
Dodge Jaw Crusher
Pecahnya batuan dari jaw crusher karena adanya daya
tahan batuan lebih kecil dari pada gaya yang menekan, nip
angle, dan resultan gaya yang arahnya ke bawah. Gaya - gaya
yang bekerja pada jaw crusher yaitu : gaya tekan (aksi), gaya
gesek, gaya gravitasi dan gaya menahan (reaksi). Arah-arah
gaya tergantung dari kemiringan atau sudutnya. Resultan gaya
akhir arahnya harus ke bawah, yang berarti material dapat
dihancurkan. Tapi jika gaya itu arahnya ke atas maka material
hanya meloncat-loncat ke atas.
Kelompok V
Gambar 2.1.3
Skema Jaw Crusher
Faktor faktor yang mempengaruhi efisiensi jaw
crusher :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
tF wF
tP wP
.................................................... 2.1.3
Dimana :
tF
= tebal umpan
wF = lebar umpan
tP
= tebal produk
wP = lebar produk
Kelompok V
tF
Se
....................................................... 2.1.4
ARR
0,85G
So
.................................................... 2.1.5
dinyatakan
2) Gyratory crusher
Crusher jenis mempunyai kapasitas lebih besar jika
dibandingkan dengan jaw crusher. Gerakan dari gyratory
crusher
ini
berputar
dan
bergoyang
sehingga
proses
b)
Parallel-pinch crusher
Perbedaan utama jenis ini dengan suspended-spindel
menggantung
sehingga
menghasilkan
gerakan
Gambar 2.1.4
Gyratory Crusher
Mesin pemecah gyratory atau mesin pemecah kisar
dapat dipandang sebagai suatu pemecah rahang yang
mempunyai rahang hundar, dimana setiap waktu selalu ada
bahan yang dipecah pada salah satu titik dalam alat itu.
Macam-macam gyratory crusher, yaitu sebagai berikut :
a) Suspended-spindel gyratory crusher
b) Parallel-pinch crusher
Bentuk- bentuk head dan concave pada gyratory
crusher yaitu:
Kelompok V
head
and
concave
Head
dan
concave
concave
Head
dan
concave
permukaannya rata.
b) Curved
head
and
permukaannya melengkung.
Kapasitas
dari
gyratory
crusher
lebih
besar
T = 0,75 So (L - O)
................................................. 2.1.7
Dimana :
T
= kapasitas, ton/jam
= gape, inchi
So
Secondary Crushing
Merupakan tahap penghancuran dari kelanjutannya primary
crushing, dimana ukuran umpan lebih kecil dari 6 inchi dan
produktanya berukuran 0,5 inchi.
Alat-alat yang dipergunakan pada tahapan secondary
crushing adalah :
1) Cone Crusher
Cone crusher merupakan secondary crusher yang
penggunaannya lebih ekonomis. Alat ini hampir menyerupai
gyratory crusher, perbedaanya terletak pada :
Kelompok V
Gambar 2.1.5
Cone Crusher
2) Roll Crusher
Roll Crusher terdiri atas dua buah silinder baja dan
dihubungkan pada as (poros). Silinder ini hanya satu saja yang
berputar dan lainnya diam tapi karena adanya material yang
masuk
tersebut
Kelompok V
kemungkinan
patah
pada
poros
sangat
ini
dilengkapi
dengan
pegas
sehingga
dari
impact
crusher
yaitu
struktur
Gambar 2.1.6
Kelompok V
ton/jam.
Partikel
yang
dihasilkan
hampir
seragam
Gambar 2.1.7
Mekanisme Impact Crusher
c.
Fine Crushing
Fine crushing atau milling merupakan lanjutan dari proses
primary crushing dan secondary crushing. Proses penghancuran
pada milling menggunakan shcaring stress.
Alat-alat yang digunakan antara lain :
1)
Ball Mill
Ball mill adalah peralatan untuk menggerinda material
yang telah hancur dan ball mill secara luas digunakan untuk
produksi pembuatan powder (bubuk) termasuk semen, silikat,
tipe baru material bangunan, refactory material pupuk, ore
dressing, gelas keramik, dll. Ball mill dapat menggerinda
Kelompok V
tahan
api,
semen,
pupuk,
kaca
industri,
dan
*Sumber:http://www.tradevv.com, 2015
Kelompok V
peralatan
luar.
Cara
kerjanya
yaitu
dengan
diputar,sehingga material yang dimasukkan hancur oleh bolabola baja. Biasanya diameter ball mill sama dengan panjang
ball mill. Bahan-bahan yang ditransfer ke ruang menggiling
melalui pena poros seragam. Ada tangga kapal liner dan riak
dan spesifikasi yang berbeda dari bola baja di ruangan. Gaya
sentrifugal yang disebabkan oleh rotasi dari barel membawa
bola baja ke ketinggian tertentu dan dampak dan menggiling
bahan. Bahan dasar yang dibuang melalui papan pemakaian
sehingga proses penggilingan selesai.
2)
Raymond Grinder
Raymond
grinder
umumnya
digunakan
untuk
Kelompok V
2.1.3.
Kelompok V
Gambar 2.1.10
Jaw Crusher
2) Peralatan Safety (Safety Shoes, Gloves, Masker, Helmet,
Safety Goggles), untuk melindungi diri saat praktikum.
Gambar 2.1.11
Peralatan safety
Kelompok V
Gambar 2.1.12
Sekop
4) Timbangan, untuk mengukur berat material sebelum dan
sesudah diayak.
Gambar 2.1.13
Timbangan
Kelompok V
Gambar 2.1.14
Alat Tulis
6) Stopwatch, digunakan untuk menghitung waktu
pada saat
proses crushing.
Gambar 2.1.15
Stopwatch
Kelompok V
Gambar 2.1.16
Karung
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kominusi adalah
bijih besi ukuran bongkah.
Gambar 2.1.17
Bijih Besi
Kelompok V
j.
Kelompok V
2.1.5.
b.
c.
387 detik
x 1 jam
3600 detik
= 0,1075 jam
Berat sampel yang hilang = Wawal Wakhir
d.
= 150 kg 148 kg
= 2 kg
2.1.6. Perhitungan
Dari data hasil pengamatan dilakukan perhitungan sebagai
berikut :
Diketahui
`
Ditanya
Wawal
= 150 kg
Wakhir
= 148 kg
= 0,1075 jam
a. Produktifitas ?
b. Recovery (R) ?
Jawab
a. P
:
=
Wakhir
t
148 kg
0,1075 jam
Wakhir
x 100%
Wawal
148 kg
x 100%
150 kg
= 98,66%
Kelompok V
Pembahasan
Dalam praktikum pengolahan bahan galian ini dilakukan
proses yang disebut kominusi. Kominusi adalah suatu proses
mereduksi ukuran butir atau mengecilkan ukuran butir. Pada kegiatan
kominusi terdiri dari 3 tahap antara
150
kg
yang
sebelumnya
sudah
dilakukan
tahap
kosong. Adapun
waktu yang
diperlukan
crusher
untuk
hilang
sebesar
2 kg.
setelah
mendapatkan
data
hasil
pengamatan yaitu waktu, berat awal dan berat akhir, maka dapat
diketahui masing-masing nilai produktifitas dan recovery alat yaitu
untuk nilai dari produktifitas dari alat jaw crusher adalah sebesar 1,377
ton/jam dan recoverynya yang didapat adlah 98,66%.
Nilai recovery tidak mencapai 100% dikarenakan oleh
beberapa faktor yang sudah disebutkan di atas. Tetapi dapat dikatakan
bahwa alat jaw crusher bekerja dengan baik. Didalam praktikum ini
terdapat perbedaan antara berat awal dan berat akhir yang disebut
berat sampel yang hilang yaitu 2 kg. adapun faktor-faktor lain yang
menyebabkan berat sampel berkuran (hilang) karena pada saat proses
peremukan dengan jaw crusher, terdapat batuan yang terlempar dan
terjatuh pada saat peremukan berlangsung serta adanya beberapa
material yang menjadi debu dan keluar tidak tepat pada tempat bak
penampungan
hingga
mengurangi
nilai
recoverynya.
Ketelitian
Kelompok V
Kelompok V