Oleh:
Gida Muthiasari (G2Q1 15 005)
Fandi Ardiansyah B. (G2Q1 15 010)
Elsa Silvia Nasrul (G2Q1 15 014)
KELAS A
PROGRAM PASCASARJANA UHO
PRODI KEGURUAN BAHASA KONS. PEND. BAHASA
INGGRIS
KENDARI
2015
BAB I.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebuah karya tulis pasti tidak lepas dari beberapa referensi yang
berkaitan dengan tema atau topik karya ilmiah tersebut. Hal ini untuk
menunjukkan kualitas baik atau tidaknya sebuah karya ilmiah. Semakin baik
buku atau referensi yang dikutip maka semakin baik pula kualitas karya
ilmiah tersebut.
Pada hakekatnya sebuah karya ilmiah disajikan bagi semua pembaca
yang berkepentingan dengan karya tersebut atau bisa juga bagi pembaca
yang ingin menambah wawasan keilmuannya. Seorang pembaca yang baik
akan senantiasa mengkritisi apa yang ia baca, hal ini dilakukan dengan cara
melihat referensi yang dimuat oleh sebuah karya ilmiah yang ia baca. Maka
dari itu seorang penulis harus benar dalam menuliskan notasi ilmiah pada
karya tulisnya.
Makalah ini akan mengulas sedikit mengenai pengertian notasi ilmiah,
macam-macam dan cara-cara penulisan notasi ilmiah.
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian notasi ilmiah.
b. Untuk mengetahui macam-macam dan cara-cara penulisan notasi
ilmiah.
BAB II.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Notasi Ilmiah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian notasi adalah
sistem lambang (tanda) yang menggambarkan bilangan nada-nada dan
ujaran. Proses pelambangan, nada atau ujaran dengan tanda (huruf),
catatan pendek yang perlu diketahui atau diingat. Sedangkan ilmiah adalah
bersifat ilmu. Secara ilmu pengetahuan notasi ilmiah adalah ilmu tentang
sistem lambing (tanda) yang menggambarkan bilangan nada atau ujaran
dengan tanda huruf.
2. Macam-Macam Notasi Ilmiah
Pernyataan ilmiah yang dikutip seseorang dalam karangan ilmiah
harus mencakup
(2) identifikasi media komunikasi ilmiah tempat pernyataan itu dimuat atau
disampaikan, dan (3) identifikasi lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah
tersebut serta tempatnya. Jika tidak diterbitkan tetapi disampaikan dalam
bentuk makalah dalam seminar, skripsi, tesis, dan disertasi, disebutkan
tempat, waktu, dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut. Cara
mencantumkan ketiga identifikasi tersebut dalam tulisan ilmiah disebut
teknik notasi ilmiah.
Ada tiga teknik notasi ilmiah yang digunakan, yakni foot note, in note,
dan end note. Foot note adalah catatan yang ditempatkan di kaki halaman
pada halaman yang sama. In note adalah catatan yang ditempatkan
menyatu dengan teks karangan. Sedangkan end note adalah catatan yang
ditempatkan di akhir sebuah karangan ilmiah.
a. Foot note
Foot note (catatan kaki) adalah keterangan-keterangan atas teks
karangan
yang
bersangkutan.
ditempatkan
Catatan
kaki
pada
dapat
kaki
halaman
digunakan
untuk
karangan
(1)
yang
menyusun
2
1) Nomor Footnote
Footnote atau catatan kaki diberi nomor sesuai dengan nomor kutipan dengan
menggunakan angka Arab kecil (1, 2, 3, dst.) yang diketik naik setengah spasi. Footnote pada
tiap bab diberi nomor urut, mulai dari angka 1 sampai dengan selesai dan dimulai dengan nomor
satu lagi pada bab-bab berikutnya.
2) Bentuk Footnote
Dalam footnote urutan penulisannya ada beberapa macam cara. Namun, di sini hanya
disebutkan dua macam cara sebagaimana yang sering digunakan di mayoritas perguruan tinggi.
Cara pertama urutannya adalah sebagai berikut.
1) Nama pengarang koma
2) Nama buku koma
3) Nomor jilid buku (jika ada) koma
4) Nama penerbit koma
5) Nama kota tempat terbit buku koma
6) Tahun penerbitan koma
7) Halaman-halaman yang dikutip atau yang berkenaan dengan teks titik.
Selanjutnya, cara kedua urutannya adalah sebagai berikut.
1) Nama pengarang koma
2) Nama buku koma
3
Contoh:
1
Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Penerbit Nusa Indah, Flores,
Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Flores, NTT: Penerbit Nusa
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta,
1995, h. 136.
S. Nasution dan M. Thomas, Buku Penuntun Membuat Tesis Skripsi Disertasi Makalah, Bumi
Florence B. Stratemeyer, (et al.), Developing a Curriculum for Modern Living, Bureau of
John Lyons (Ed.), New Horizons in Linguistics, Cet.V, Penguin Books Ltd, Great Britain, 1975,
h.108.
e. Jika tidak ada nama pengarang, yang dicantumkan adalah nama badan, lembaga,
perkumpulan, perusahaan, negara, dan sebagainya yang menerbitkannya.
Contoh:
7
Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Aliyah: GBPP Bidang Studi Bahasa Arab, Dirjen
Harold H. Titus, Merilyn Smith S., dan Richard T. Nolan, Persoalan-persoalan Filsafat, alih
(b)op. cit. (singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah
dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah
dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain.
Urutannya: nama pengarang, op. cit., nomor halaman.
(c) loc. cit. (singkatan dari loco citato, artinya tempat yang telah
dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah
dikutip pada halaman yang sama, tetapi telah disisipi catatan kaki
lain dari sumber lain. Urutannya: nama pengarang, loc. cit (tanpa
nomor halaman).
b. In note
In note merupakan notasi ilmiah dengan cara meletakkan sumber
yang dirujuk menyatu dengan teks yang dirujuk. Hal ini dimaksudkan agar
pembaca langsung mengetahui sumber asal pernyataan tersebut dikutip.
Jika dalam foot note penulis dapat memberikan keterangan-keterangan
tambahan, dalam in note tidak dimungkinkan. Keterangan tambahan dalam
in note akan mengganggu isi teks, sedangkan keterangan tambahan dalam
foot note sama sekali tidak mengganggu teks karena letaknya terpisah,
yakni di kaki halaman.
1) Cara menulis in note kutipan langsung
Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis diantara tanda kutip
() sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama
penulis, tahun dan nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara
6
terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di
dalam kurung. Lihat contoh berikut.
Azra (1990: 123) menyimpulkan ada hubungan yang erat antara faktor
sosial ekonomi dengan prestasi belajar.
Atau:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah ada hubungan yang erat antara
faktor sosial ekonomi dengan prestasi belajar (Azra, 1990: 123).
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara
terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri
dan kanan, dan diketik dengan spasi tunggal, nomor halaman juga harus
diketik. Contoh:
Smith (1990: 276) menarik kesimpulan sebagai berikut.
The placebo effect which had been verified in previous studies,
disappeared when behaviors were studied in this manner. Furthermore,
the behaviors were never exhibited again, even when real drugs were
administered. Earlier studies were clearly premature in attributing the
results to a placebo effect.
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang
dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik. Contoh:
Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah
diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru (Manan, 1995: 278).
Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang diganti
dengan empat titik. Contoh:
Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara
mata, tangan, atau bagian tubuh lain. Yang termasuk gerak manipulatif
antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan menggambar
(Asim, 1995: 315).
2) Cara menulis in note kutipan tidak langsung
7
note
merupakan
notasi
ilmiah
dengan
cara
memberikan
Ada aspek penguasaan pragmatik, anak dianggap sudah dapat berbahasa pada waktu ia mampu
mengeluarkan kata-kata pertamanya, yaitu sekitar usia satu tahun. Akan tetapi sesungguhnya
sejak masa-masa awal setelah kelahirannya anak mampu berkomunikasi dengan ibunya.
Demikian juga orang-orang dewasa di lingkungannya pun memperlakukan anak seolah-olah
sudah dapat berbicara (Spencer dan Kass, 1970 : 130).
d. Daftar rujukan
Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel,
atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak
langsung (UM Malang, 2000: 70-75; Pranowo, dkk., 2001: 62-74). Bahanbahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam daftar
rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun
tidak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Pada
dasarnya, unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut
meliputi (1) nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal,
dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul,
termasuk anak judul (sub judul), (4) kota tempat penerbitan, dan (5) nama
penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis sumber
pustakanya. Jika penulisnya lebih dari satu, cara penulisan namanya sama
dengan penulis pertama.
Nama penulis yang terdiri dari dua bagian ditulis dengan urutan: nama
akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus
konsisten dalam satu karya ilmiah), diakhiri dengan titik. Apabila sumber
yang dirujuk ditulis oleh tim, semua penulisnya harus dicantumkan dalam
daftar rujukan.
1) Rujukan dari buku
Tahun penerbitan nama penulis, diakhiri dengan titik. Judul buku ditulis
dengan huruf miring dengan huruf besar pada awal setiap kata, kecuali kata
hubung. Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua
(:).
Contoh:
Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: dari Pilihan Satusatunya ke Satusatunya Azas. Malang: FPIPS IKIP MALANG.
Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang
sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan
diikuti oleh lambang a, b, c dan seterusnya yang urutannya ditentukan
secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya.
Contoh:
Cornet, L. & Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plants: Trends and Emerging
Issue-1985.
Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.
Cornet, L. & Weeks, K. 1985b. Planning Career Ladders: Lesson from the
States, Atlanta,
GA: Career Clearinghouse.
2) Rujukan dari buku yang berisi kumpulan artikel (ada
editornya)
Seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika
ada satu editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu, diantara nama
penulis dan tahun penerbitan.
Contoh:
Latheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual Education: Teaching
English as a
Second Language. New York: Praeger.
Aminudin (Ed.) 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang
Bahasa dan
Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
3) Rujukan dari artikel dalam buku kumpulan artikel (ada
editornya)
10
11
Contoh:
Krashen, S., Long, M. & Scarcella, R. 1979. Age, Rate and Eventual
Attainment in Second
Language Acquisition. TESTOL Quarterly. 13: 573-82 (CD-ROM: TESTOL
Quarterly Digital. 1997).
6) Rujukan dari artikel dalam majalah atau koran
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan, dan
tahun (jika ada). Judul artikel ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar
pada setiap huruf awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah ditulis
dengan huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata, dan dicetak miring.
Nomor halaman disebut pada bagian akhir.
Contoh:
Gardner, H. 1981. Do Babies Sing a Universal Song? Psychology Today, hlm.
70-76.
Suryadarma, S.V.C. 1990. Prosses dan Interfance Komunikasi Data.
Info Komputer,
IV (4): 46-48.
Huda, M. 13 November, 1991. Menyisipkan Krisis Listrik Musim Kering. Jawa
Pos, hlm. 6.
7) Rujukan dari koran tanpa penulis
Nama koran ditulis di bagian awal. Tanggal, bulan, dan tahun ditulis
setelah nama koran, kemudian judul ditulis dengan huruf besar-kecil dicetak
miring dan diikuti dengan nomor halaman.
Contoh:
12
Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mudah Mandiri, hlm. 3.
8) Rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh
suatu penerbit tanpa penulis dan tanpa lembaga.
Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring,
diikuti penerbitan dokumen, kota penerbit dan nama penerbit.
Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan
Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
Rujukan dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga tersebut nama
lembaga penanggungjawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan
tahun, judul karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan
nama lembaga yang bertanggungjawab atas penerbitan karangan tersebut.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan
Laporan Penelitian.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
9) Rujukan berupa karya terjemahan
Nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya
asli, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat
penerbitan dan nama penerbit terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku
asli tidak dicantumkan, ditulis dengan kata Tanpa tahun.
Contoh:
Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. Tanpa tahun. Pengantar Penelitian
pendidikan.
Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.
13
10)
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada
sampul, judul skripsi, tesis atau disertasi ditulis dengan cetak miring diikuti
dengan pernyataan skripsi, tesis, atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota
tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama perguruan tinggi.
Contoh:
Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajar
Bahasa Inggris
Di LPTK. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Progam Pascasarjana IKIP
MALANG.
11)
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara
berturut-turut oleh tahun, judul karya tersebut (dicetak miring) dengan
diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat
14
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara
berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan
diberi keterangan dalam kurung (Online), volume dan nomor, dan diakhiri
dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan
diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling.
Education
Policy Analysis Archives, (Online), Vol. 3, No. 1,
(http://olam.ed.asu.adu/epaa/,
diakses 12 Februari 1997).
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya.
Jurnal Ilmu
Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id, diakses
20 Januari
2000).
14)
15
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara
berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik bahan diskusi, nama bahan
diskusi (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online),
dan diakhiri dengan alamat e-mail sumber rujukan tersebut disertai dengan
keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN
Discussion
List, (Online), (NETTRAIN@Ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 22 November
1995).
15)
16
BAB III.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebuah karya
tulis pasti tidak lepas dari beberapa referensi, dan semakin banyak
referensi maka semakin baik pula kualitas karya tulis tersebut. Maka dari
itu penulis harus benar dan teliti dalam menuliskan notasi ilmiah pada
karya tulisnya.
Ada tiga teknik notasi ilmiah yang digunakan, yaitu: foot note, in
note, dan end note. Untuk penulisan notasi ilmiah di dalam karya tulis
harus dipilih salah satu saja dalam setiap halaman, tidak boleh keduanya
atau ketiganya. Maksudnya, jika halaman pertama ada foot note nya,
maka dihalaman pertama itu tidak boleh diberi in note atau end note. Dan
jika dihalaman kedua ada in note nya, maka tidak boleh diberi foot note
atau end note, dan begitu juga seterusnya.
Kalau sebuah karya tulis tersebut diberi foot note, maka foot note
itu harus ditulis ulang di daftar pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S. 2003. Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa
Indonesia. Jakarta :
Penerbit Buku Kompas.
Jazeri, M. 2010. Bahasa Indonesia untuk Karya Ilmiah. Munaris
Tulungagung : Cahaya
Abadi.