Anda di halaman 1dari 3

SEMANGAT ICHAAAA HAP HAP!

Ini nisa jadinya translate semua kok

Tips Komunikasi: Perhatikan pilihan kata


Pilihan

kata

perlu

diperhatikan

dalam

mendefinisikan

suatu

permasalahan tertentu dan penyebabnya. Ungkapan seperi salah obat


atau durasi tidak tepat mungkin akurat dalam menjelaskan permasalahan
pasien, tetapi ungkapan tersebut mengandung konotasi negative ketika
digunakan oleh seorang farmasis pada saat berdiskusi dengan tenaga
kesehatan lain, terutama dokter.te Ketika berkomunikasi dengan dokter
mengenai permasalahan terapi obat, maka sangat penting untuk diingat
bahwa asuhan kefarmasian (Pharmaceutical care) adalah sesuatu yang baru
bagi tenaga kesehatan lain dalam sistem kesehatan, dan merupakan
ancaman yang potensial. Mereka bisa saja tidak menerima opini seorang
farmasis bahwa terdapat obat yang salah/salah obat dalam resep.
Terkadang, ungkapan dalam bentuk pertanyaan lebih dapat diterima.
Misalnya:
Seorang farmasis melayani resep tablet hidroklortiazid 100 mg yang
harus diminum sehari sekali. Kerena dosisnya terlihat tinggi, dia
konfirmasi kepada pasien apakah obat ini adalah untuk hipertensi
ringan yang baru saja terdiagnosis. Pasien ini tidak pernah mencoba
obat lain untuk tekanan darahnya. Farmasis ini mengubungi kantor
dokter dan menginformasikan kepada perawat bahwa dosis hct
terlalu tinggi. Beberapa menit kemudian, perwat itu menghubungi
kembali, terdengar kesal, dan menegaskan bahwa dokter ingin
dosisnya 100 mg.
Sekarang bayangkan skenario yang sama dengan sedikit perubahan.

Farmasis mengubungi kantor dokter dan menginformasikan kepada


perawat bahwa dia jarang melihat dosis hct 100 mg dan ingin

mengklarifikasi apakah alasan pemilihan dosis tersebut sehingga dia


bisa lebih mengerti bagaimana maksud dokter dalam pengobatan
pasien tersebut. Dia juga menyatakan bahwa pengetahuan ini akan
membantunya dalam menolong pasien agar mencapai hasil/outcome
yang dokter maksudkan. Beberapa menit kemudian, perwat itu
menghubungi kembali, terdengar kesal, dan menegaskan bahwa
dokter

ingin

pendekatan

dosisnya
dengan

100

mg.

cara

ini

tergantung
lebih

pada

jawabannya,

memungkinkan

untuk

memperkenankan farmasis untuk merekomendasikan dosis baru yang


mungkin memiliki lebih sedikit risiko efek samping atau mungkin
lebih efektif dan lebih aman.

Dari kedua kasus, permasalahannya sama. Pada kasus yang kedua,


permasalahan

ini

dikomunikasikan

dengan

cara

yang

lebih

sedikit

kemungkinannya untuk diinterpretasikan negatif. Dokter tidak yang tidak


ditempatkan dalam keadaan defensif karena salah terapi obat akan lebih
mau menerima masukan dari farmasis.
Sebagai pengembangan pasar asuhan kefarmasisn, nilai dari mengatur
terapi obat berdasarkan kebutuhan pasien, masalah yang dihasilkan dan
penyebabnya memiliki peran dalam bagaimana farmasis membuktikan
kebenaran pengobatan. Walaupun dokter mungkin terkadang merasa
tersinggung karena penggunaan ungkapan tekait masalah terapi obat ,
pembayar dan anggota Quality assurance (QA) memiliki ketertarikan yang
substansial terhadap suatu dasar kebenaran yang tepat (?) maaf cha gak
bisa nerjemahin precise nature :D) dan penyebab masalah yang terlihat
pada praktik dan lebih tidak melibatkan emosi dalam menilai benar dan
salah. Dara-data tersebut memudahkan mereka untuk mengembangkan
manajemen risiko yang tepat untuk meminimalisasi risiko lebih jauh dari
permasalahan terapi obat. Implikasi untuk farmasis secara esensial adalah:
dokumentasikan (mungkin maksudnya dokumentasikan itu pahami ya

cha :D) permasalahan secara menyeluruh, tetapi harap berhati-hati dalam


menyampaikannya kepada tenaga kesehatan lain.

Anda mungkin juga menyukai