Manajemen Proses
Proses adalah sebuah program yang sedang dieksekusi. Sedangkan program adalah kumpulan
instruksi yang ditulis ke dalam bahasa yang dimengerti sistem operasi. Sebuah proses
membutuhkan sejumlah sumber daya untuk menyelesaikan tugasnya. Sumber daya tersebut
dapat berupa CPU time, alamat memori, berkas-berkas, dan perangkat-perangkat M/K. Sistem
operasi mengalokasikan sumber daya-sumber daya tersebut saat proses itu diciptakan atau
sedang diproses/dijalankan. Ketika proses tersebut berhenti dijalankan, sistem operasi akan
mengambil kembali semua sumber daya agar bisa digunakan kembali oleh proses lainnya.
Sistem operasi bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen
proses seperti:
Pembuatan berkas atau direktori. Berkas yang dibuat nantinya akan diletakkan pada
direktori-direktori yang diinginkan pada sistem berkas. Sistem operasi akan menunjukkan
tempat dimana lokasi berkas atau direktori tersebut akan diletakkan. Setelah itu, sistem
operasi akan membuat entri yang berisi nama berkas dan lokasinya pada sistem berkas.
Penghapusan berkas atau direktori. Sistem operasi akan mencari letak berkas atau
direktori yang hendak dihapus dari sistem berkas, lalu menghapus seluruh entri berkas
tersebut, agar tempat dari berkas tersebut dapat digunakan oleh berkas lainnya.
Pembacaan dan menulis berkas. Proses pembacaan dan penulisan berkas melibatkan
pointer yang menunjukkan posisi dimana sebuah informasi akan dituliskan di dalam
sebuah berkas.
Meletakkan berkas pada sistem penyimpanan sekunder. Sistem operasi mengatur
lokasi fisik tempat penyimpanan berkas pada sarana penyimpanan sekunder
3. Lambat. Data yang berada di sarana penyimpanan sekunder memiliki waktu yang lebih
lama untuk diakses ( read/write) dibandingkan dengan mengakses di memori utama.
Selain disebabkan oleh bandwidth bus yang lebih rendah, hal ini juga dikarenakan adanya
mekanisme perputaran head dan piringan magnetik yang memakan waktu.
4. Harganya murah. Perbandingan harga yang dibayar oleh pengguna per byte data jauh
lebih murah dibandingkan dengan harga memori utama.
1. Menyimpan berkas secara permanen. Data atau berkas diletakkan secara fisik pada
piringan magnet dari disk, yang tidak hilang walaupun komputer dimatikan ( non
volatile)
Sistem operasi memiliki peran penting dalam manajemen penyimpanan sekunder. Tujuan
penting dari manajemen ini adalah untuk keamanan, efisiensi, dan optimalisasi penggunaan
sarana penyimpanan sekunder.
Proteksi
Proteksi adalah mekanisme sistem operasi untuk mengontrol akses terhadap beberapa objek yang
diproteksi dalam sistem operasi. Objek-objek tersebut bisa berupa perangkat keras (seperti CPU,
memori, disk, printer, dll) atau perangkat lunak (seperti program, proses, berkas, basis data, dll).
Di beberapa sistem, proteksi dilakukan oleh sebuah program yang bernama reference monitor.
Setiap kali ada pengaksesan sumber daya PC yang diproteksi, sistem pertama kali akan
menanyakan reference monitor tentang keabsahan akses tersebut. Reference monitor kemudian
akan menentukan keputusan apakah akses tersebut diperbolehkan atau ditolak.
Secara sederhana, mekanisme proteksi dapat digambarkan dengan konsep domain. Domain
adalah himpunan yang berisi pasangan objek dan hak akses. Masing-masing pasangan domain
berisi sebuah objek dan beberapa akses operasi (seperti read, write, execute) yang dapat
dilakukan terhadap objek tersebut. Dalam setiap waktu, setiap proses berjalan dalam beberapa
domain proteksi. Hal itu berarti terdapat beberapa objek yang dapat diakses oleh proses tersebut,
dan operasi-operasi apa yang boleh dilakukan oleh proses terhadap objek tersebut. Proses juga
bisa berpindah dari domain ke domain lain dalam eksekusi.
Keamanan
Pengguna sistem komputer sudah tentu memiliki data-data dan informasi yang berharga baginya.
Melindungi data-data ini dari pihak-pihak yang tidak berhak merupakan hal penting bagi sistem
operasi. Inilah yang disebut keamanan ( security).
Sebuah sistem operasi memiliki beberapa aspek tentang keamanan. Aspek-aspek ini
berhubungan terutama dengan hilangnya data-data. Sistem komputer dan data-data di dalamnya
terancam dari aspek ancaman ( threats), aspek penyusup ( intruders), dan aspek musibah.
Dari aspek ancaman, secara umum sistem komputer menghadapi ancaman terbukanya data-data
rahasia, pengubahan data-data oleh orang yang tidak berhak, juga pelumpuhan sistem dengan
adanya Denial of Service(DoS).
Dari aspek penyusup, saat ini banyak orang mencoba masuk ke dalam sistem operasi dengan
berbagai macam tujuan. Ada yang hanya sekedar mencoba menjebol sistem operasi ( hacking),
ada yang mencoba mengambil keuntungan dari tindakan penjebolah itu ( cracking).
Tidak hanya disusupi oleh manusia, sistem operasi juga menghadapi ancaman keamanan dari
program-program penyusup, yang disebut malicious program atau malware. Malware adalah
program yang menyusup ke dalam sistem operasi dan memiliki tujuan-tujuan tertentu seperti
mengambil data-data pribadi, mengambil alih komputer, dan seringkali bertujuan merusak. Yang
termasuk kategori malware adalah virus, keylogger, worm, trojan, dan sypware.
Yang terakhir, sistem operasi dan data-data di dalamnya terancam justru dari hal-hal non teknis,
yaitu dari musibah. Sistem operasi terancam akibat adanya bencana alam (banjir, lumpur panas,
gempa bumi, dan lain-lain), kerusakan perangkat keras atau lunak, bahkan kelalaian dari
penggunanya.
Perkembangan dunia internet saat ini membawa konsekuensi meningkatnya resiko keamanan
terhadap sistem operasi. Oleh karena itu, sistem operasi harus memiliki ketahanan keamanan.
Bagi kebanyakan pengembang sistem operasi saat ini, keamanan adalah salah satu permasalahan
utama.
http://bebas.vlsm.org/v06/Kuliah/SistemOperasi/BUKU/SistemOperasi-4.X-1/ch05.html
Manajemen Proses Bisnis: Mendorong Efisiensi dan Menumbuhkan Nilai
Kompetitif
Proses Bisnis
Perkembangan pasar yang bergerak menjadi sangat kompetitif dan persaingan bisnis yang
semakin kompleks dan ketat telah menghadirkan tantangan baru bagi perusahaan. Kecepatan
menjadi masalah yang patut diperhatikan yaitu bagaimana cara perusahaan atau organisasi untuk
mendapatkan dan mengevaluasi informasi dengan segera, dan untuk kemudian menggunakan
informasi tersebut untuk merespon setiap kejadian dan masalah secara cepat dan tepat pula.
Karena itu kecepatan menjadi faktor penting dalam menumbuhkan nilai kompetitif suatu
perusahaan atau organisasi.
Masalah yang sering kali terjadi adalah perusahaan gagal atau terlambat dalam merespon
tantangan bisnis yang muncul secara tidak terduga. Sebagai contoh: banyak perusahaan sangat
lambat dalam mendeteksi adanya peluang-peluang bisnis baru serta dalam mendeteksi
pergerakan yang dilakukan oleh kompetitor; lebih jauh lagi adalah perusahaan kadang cenderung
mempunyai sifat reaktif dan tidak dapat mendeteksi masalah secara dini, dimana ini merupakan
hal yang sangat kontraproduktif bagi perusahaan dalam menghadapi perkembangan bisnis di
masa seperti sekarang ini.
Untuk mengatasi masalah tersebut, para pemimpin perusahaan sangat membutuhkan suatu solusi
yang dapat membantu mereka untuk melihat gambaran bisnis mereka secara menyeluruh
(komprehensif) dan real-time, dalam arti apa yang mereka lihat saat itu di laporan adalah benar-
benar menggambarkan kondisi perusahaan sebenarnya saat itu juga, bukan 1 minggu yang lalu, 1
hari yang lalu, atau bahkan 1 jam yang lalu. Untuk itu peranan teknologi di sini menjadi sangat
vital. Perusahaan dapat mengandalkan teknologi yang tepat untuk membantu mereka dalam
meningkatkan efisiensi, mempertajam daya respons, dan pada akhirnya adalah mampu
menghasilkan nilai kompetitif bagi perusahaan.
Pada beberapa tahun terakhir telah banyak perusahaan yang memanfaatkan solusi dengan
teknologi informasi (TI) untuk mengoptimasi proses bisnis yang dimilikinya, tapi kadang solusi
yang mereka kembangkan masih setengah-setengah. Mereka membangun solusi TI tersebut
dalam beberapa sistem yang terpisah, bukan dalam satu kesatuan. Sistem yang dibangun
biasanya terbagi berdasarkan unit kerja, atau berdasarkan proses bisnis yang ada. Hal ini
tentunya dapat menimbulkan beberapa masalah ketika suatu saat terdapat proses bisnis yang
membutuhkan adanya kolaborasi ataupun pertukaran informasi antar unit kerja atau antar proses
bisnis untuk menyelesaikan rangkaian prosesnya tersebut, yang tentunya hal ini tidak akan dapat
ditangani dengan solusi TI model seperti ini. Solusi TI seperti ini sebenarnya sudah tidak relevan
lagi untuk digunakan pada dunia bisnis yang sangat dinamis seperti saat ini.
Teknologi Manajemen Proses Bisnis atau Business Process Management (BPM) adalah jawaban
yang benar-benar ditunggu dan dibutuhkan kalangan bisnis untuk membantu bisnis mereka
dalam menghadapi tantangan dan kompetisi seperti sekarang ini. BPM adalah solusi TI dengan
pendekatan baru yang ampuh digunakan untuk membantu meningkatkan efisiensi dan
menumbuhkan nilai kompetitif suatu bisnis. BPM dirancang untuk mengintegrasikan antara
karyawan dan sistem informasi melalui proses-proses yang telah terotomatisasi dan bersifat
sangat fleksibel. BPM juga merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan daya respon
perusahaan secara signifikan untuk menyesuaikan keinginan pelanggannya pada setiap produk
atau layanan yang dihasilkan, dengan cara memberikan akses informasi secara real-time yang
dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah, serta pengambilan tindakan untuk merespon
masalah yang terjadi secara lebih cepat dan tepat.
Definisi BPM
Apa itu BPM? Lalu mengapa BPM menjadi elemen yang sangat penting bagi kesuksesan sebuah
perusahaan? Sebelumnya, kita akan coba kupas terlebih dahulu mengenai proses bisnis pada
perusahaan. Proses bisnis merupakan inti dari seluruh aktivitas pada suatu perusahaan atau
organisasi. Untuk mencapai tujuan perusahaan, proses bisnislah yang akan memberdayakan
seluruh sumber daya yang ada pada perusahaan. Tapi yang perlu diketahui adalah bahwa setiap
bisnis memiliki proses masing-masing yang unik, sesuai dengan karakteristik dari perusahaan
dan bidang usahanya, seperti proses pembuatan produk ataupun layanan baru, pengadaan supply,
menjawab pertanyaan pelanggan, ataupun rekruitasi karyawan baru, yang tentunya memiliki
perbedaan karekteristik tersendiri untuk setiap perusahaan.
Manajemen Proses Bisnis yang efektif dan efisien dapat menghasilkan nilai-nilai kompetitif bagi
perusahaan. Proses bisnis yang dikelola dengan baik akan mampu menumbuhkan peluang.
Namun perusahaan terkadang kurang memahami dan tidak mampu mengontrol proses bisnis
yang dimilikinya. Pihak manajemen mungkin telah berhasil membuat prosedur yang ideal untuk
menjalankan proses bisnisnya, tapi pada kenyataannya, implementasi di lapangan dapat sangat
berbeda dari apa yang telah dirancang sebelumnya. Pada pelaksanaan suatu proses bisnis kadang
terjadi redundansi, ketidakefisienan, stagnasi, dan berbagi kesalahan-kesalahan lainnya yang
tidak dapat diantisipasi sebelumnya. Bisnis yang tidak tangkas dalam mengontrol proses bisnis
yang dimilikinya cenderung akan menghalangi usaha perusahaan dalam mencapai sasaran yang
diinginkan.
Manajemen Proses Bisnis (BPM) adalah sebuah pendekatan untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi melalui pembangunan otomatisasi proses dan ketangkasan untuk mengelola perubahan.
BPM membantu perusahaan dalam mengawasi dan mengontrol seluruh elemen pada proses
bisnis, seperti karyawan, pelanggan, pemasok, dan workflow. BPM meningkatkan kualitas
proses bisnis melalui penyediaan mekanisme feedback yang lebih baik. Review yang
berkesinambungan dan real-time akan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi masalah
dan kemudian mengatasinya secara lebih cepat sebelum masalah tersebut berkembang menjadi
lebih besar.
Setiap solusi Manajemen Proses Bisnis (BPM) memiliki empat komponen utama:
Pemodelan
Pengguna dapat mendefinisikan dan mendesain struktur dari setiap proses bisnis secara grafis.
Manajer Proses dapat mendesain sebuah proses beserta seluruh elemen, aturan, sub-proses,
parallel proses, penanganan exception, penangan error, dan workflow dengan mudah tanpa
perlu memiliki kemampuan programming khusus dan tanpa membutuhkan bantuan dari staf IT.
Pengintegrasian
BPM dapat menghubungkan setiap elemen dalam proses sehingga elemen-elemen tersebut
dapat saling berkolaborasi dan bertukar informasi untuk menyelesaikan tujuannya. Pada level
aplikasi, hal ini bisa diartikan sebagai penggunaan Application Programming Interface (API) dan
messaging. Bagi pengguna, hal ini berarti tersedianya sebuah workspace pada komputernya
ataupun perangkat wireless-nya untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perannya pada suatu
proses bisnis.
Pengawasan
Pengguna dapat mengawasi dan mengontrol performansi dari proses bisnis yang sedang
berjalan dan performansi dari setiap personil yang terlibat dalam proses bisnis tersebut.
Pengguna juga dapat memperoleh informasi mengenai proses yang tengah berjalan, maupun
yang telah selesai, beserta data-data yang ada di dalamnya.
Optimalisasi
Pengguna dapat menganalisa dan memonitor suatu proses bisnis, melihat ketidakefisienan, dan
juga memungkinkan pengguna untuk mengambil tindakan dengan cepat dan merubah proses
tersebut untuk meningkatkan efisiensinya.
Kelebihan BPM
Apa sebenarnya yang akan diperoleh perusahaan yang memanfaatkan solusi BPM dalam
mengelola dan mengoptimisasi proses bisnis yang dimilikinya? Keuntungan dari pemanfaatan
solusi Manajemen Proses Bisnis (BPM) antara lain:
Solusi BPM akan memfasilitasi perusahaan dalam memodelkan proses bisnis yang dimiliki,
mengotomatisasi jalannya proses bisnis tersebut, memonitor jalannya proses, serta memberikan
cara yang mudah dan cepat ketika perusahaan akan melakukan perubahaan proses bisnis untuk
meningkatkan performansinya.
Software BPM membantu perusahaan untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang selama ini
masih dilakukan secara manual. Solusi BPM dapat mengotomatisasi proses persetujuan serta
penolakan, notifikasi dan laporan status.
Dengan BPM, integrasi antar proses bisnis dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
BPM membantu perusahaan dalam membuat exception handling dan proses alternatif yang
sangat dibutuhkan untuk menanggulangi masalah pada bisnis yang bersifat sangat dinamis
seperti sekarang ini.
BPM dapat meningkatkan daya respon bisnis melalui kemampuan untuk mendapatkan informasi
dengan cepat dan real-time.
BPM mengurangi waktu yang dibutuhkan pada pelaksanaan suatu proses bisnis.
BPM meningkatkan produktivitas setiap karyawan.
Umumnya proses bisnis tentunya membutuhkan banyak orang dan sumber daya. Sebuah solusi
BPM yang baik dapat mengurangi jumlah sumber daya yang dibutuhkan pada sebuah proses.
Kesimpulan
Banyak perusahaan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengoptimisasi proses bisnis yang
dimilikinya, tapi mereka kadang masih membangun solusi dengan sistem yang tidak terintegrasi.
Sistem tersebut terpisah berdasarkan unit kerja maupun berdasarkan proses bisnis. Hal ini akan
menjadi halangan ketika suatu proses membutuhkan kolaborasi dengan proses lain untuk dapat
menyelesaikan jalannya proses tersebut. Manajemen Proses Bisnis (BPM) adalah solusi yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengelola proses bisnis yang mereka miliki Dengan BPM
perusahaan dapat dengan mudah memodelkan dan mengubah proses bisnis sesuai kebutuhan
agar dapat dioptimisasi, yang pada akhirnya akan mengurangi ongkos produksi, meningkatkan
efisiensi karyawan, meningkatkan kepuasan pelanggan, memperbaiki hubungan dengan partner
bisnis, dan pada akhirnya adalah meningkatkan keuntungan perusahaan.
Jika perusahaan Anda membutuhkan solusi otomatisasi Manajemen Proses Bisnis (Business
Process Management), Anda dapat menghubungi Saltanera untuk melihat demo dari Saltanera
DynamicFlow™. DynamicFlow adalah sebuah sistem software yang dapat membantu
pengelolaan proses bisnis pada perusahaan Anda.
http://id.saltanera.com/bahan/manajemen/manajemen-proses-bisnis-mendorong-efisiensi-dan-
menumbuhkan-nilai-kompetitif
Indeks Artikel
Manajemen Risiko di Lingkungan Pemerintah: Pengantar Aplikasi pada Unit-unit Departemen Keuangan
PENDAHULUAN
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Semua Halaman
Halaman 4 dari 7
Pemahaman risk management memungkinkan manajemen untuk terlibat secara efektif dalam menghadapi
uncertainty dengan risiko dan peluang yang berhubungan dan meningkatkan kemampuan organisasi untuk
memberikan nilai tambah. Menurut COSO, proses manajemen risiko dapat dibagi ke dalam 8 komponen
(tahap). Sebagaimana dijelaskan pada Gambar 3, komponen-komponen dari risiko dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Komponen ini berkaitan dengan lingkungan dimana instansi Pemerintah berada dan beroperasi.
Cakupannya adalah risk-management philosophy (kultur manajemen tentang risiko), integrity (integritas),
risk-perspective (perspektif terhadap risiko), risk-appetite (selera atau penerimaan terhadap risiko), ethical
values (nilai moral), struktur organisasi, dan pendelegasian wewenang.
Manajemen harus menetapkan objectives (tujuan-tujuan) dari organisasi agar dapat mengidentifikasi,
mengakses, dan mengelola risiko. Objective dapat diklasifikasikan menjadi strategic objective dan activity
objective. Strategic objective di instansi Pemerintah berhubungan dengan pencapaian dan peningkatan
kinerja instansi dalam jangka menengah dan panjang, dan merupakan implementasi dari visi dan misi
instansi tersebut. Sementara itu, activity objective dapat dipilah menjadi 3 kategori, yaitu (1) operations
objectives; (2) reporting objectives; dan (3) compliance objectives.
Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki organisasi yang ada pada seluruh divisi dan bagian haruslah
dilibatkan dan mengerti risiko yang dihadapi. Penglibatan tersebut terkait dengan pandangan bahwa setiap
pejabat/pegawai adalah pemilik dari risiko. Demikian pula, dalam penentuan tujuan organisasi, hendaknya
menggunakan pendekatan SMART [5] , dan ditentukan risk appetite and risk tolerance (variasi dari tujuan
yang dapat diterima). [6]
Risk tolerance dapat diartikan sebagai variation dalam pencapaian objective yang dapat diterima oleh
manajemen. Dalam penerapan pelayanan pajak modern seperti pengiriman SPT WP secara elektronik,
diperkirakan 80% Wajib Pajak (WP) Besar akan mengimplementasikannya. Bila ditentukan risk tolerance
sebesar 10%, dalam hal 72% WP Besar telah melaksanakannya, berarti tujuan penyediaan fasilitas tersebut
telah terpenuhi. Disamping itu, terdapat pula aktivitas suatu organisasi seperti peluncuran roket berawak
dengan risk tolerance adalah 0%.
Komponen ini mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial baik yang terjadi di lingkungan internal
maupun eksternal organisasi yang mempengaruhi strategi atau pencapaian tujuan dari organisasi. Kejadian
tersebut bisa berdampak positif (opportunities), namun dapat pula sebaliknya atau negative (risks).
Terdapat 4 model dalam identifikasi risiko, yaitu (1) Exposure analysis; (2) Environmental analysis; (3)
Threat scenario; (4) Brainstorming questions. Salah satu model, yaitu exposure analysis, mencoba
mengidentifikasi risiko dari sumber daya organisasi yang meliputi financial assets seperti kas dan
simpanan di bank, physical assets seperti tanah dan bangunan, human assets yang mencakup pengetahuan
dan keahlian, dan intangible assets seperti reputasi dan penguasaan informasi. Atas setiap sumber daya
yang dimiliki organisasi dilakukan penilaian risiko kehilangan dan risiko penurunan (lihat Tabel 1).
Risiko Risiko
Size, type, Kehilangan Penurunan
portability, nilai
location
(STPL)
Kecil, Pencurian, Handling
bernilai, dan kebakaran,
portable handling
Besar, Pencurian, Handling,
bernilai, kebakaran, dust, fluktuasi
portable handling power
Besar, Kebakaran, Handling,
bernilai, tidak handling dust, fluktuasi
portable power
Tabel 1 Identifikasi Risiko pada Barang Modal
Komponen ini menilai sejauhmana dampak dari events (kejadian atau keadaan) dapat mengganggu
pencapaian dari objectives. Besarnya dampak dapat diketahui dari inherent dan residual risk, dan dapat
dianalisis dalam dua perspektif, yaitu: likelihood (kecenderungan atau peluang) dan impact/consequence
(besaran dari terealisirnya risiko). Dengan demikian, besarnya risiko atas setiap kegiatan organisasi
merupakan perkalian antara likelihood dan consequence.
Penilaian risiko dapat menggunakan dua teknik, yaitu: (1) qualitative techniques; dan (2) quantitative
techniques. Qualitative techniques menggunakan beberapa tools seperti self-assessment (low, medium,
high), questionnaires, dan internal audit reviews. Sementara itu, quantitative techniques data berbentuk
angka yang diperoleh dari tools seperti probability based, non-probabilistic models (optimalkan hanya
asumsi consequence), dan benchmarking.
Sebagaimana dijelaskan pada Gambar 4, penilaian risiko atas setiap aktivitas organisasi akan
menghasilkan informasi berupa peta dan angka risiko. Aktivitas yang paling kecil risikonya ada pada
aktivitas a dan e, dan aktivitas yang paling berisiko tinggi dengan kemungkinan terjadi tinggi ada pada
aktivitas d. Sedangkan aktivitas c, walaupun memiliki dampak yang besar, namun memiliki risiko terjadi
yang rendah.
Yang perlu dicermati adalah events relationships atau hubungan antar kejadian/keadaan. Events yang
terpisah mungkin memiliki risiko kecil. Namun, bila digabungkan bisa menjadi signifikan. Demikian pula,
risiko yang mempengaruhi banyak business units perlu dikelompokkan dalam common event categories,
dan dinilai secara aggregate.
Organisasi harus menentukan sikap atas hasil penilaian risiko. Risk response dari organisasi dapat berupa:
(1) avoidance, yaitu dihentikannya aktivitas atau pelayanan yang menyebabkan risiko; (2) reduction, yaitu
mengambil langkah-langkah mengurangi likelihood atau impact dari risiko; (3) sharing, yaitu
mengalihkan atau menanggung bersama risiko atau sebagian dari risiko dengan pihak lain; (4) acceptance,
yaitu menerima risiko yang terjadi (biasanya risiko yang kecil), dan tidak ada upaya khusus yang
dilakukan. Strategi dalam memilih risiko dijelaskan pada Gambar 5.
Gambar 5 Strategi Mengelola Risiko
Dalam memilih sikap (response), perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti pengaruh tiap response
terhadap risk likelihood dan impact, response yang optimal sehingga bersinergi dengan pemenuhan risk
appetite and tolerances, analis cost versus benefits, dan kemungkinan peluang (opportunities) yang dapat
timbul dari setiap risk response.
Komponen ini berperanan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan (policies) dan prosedur-prosedur untuk
menjamin risk response terlaksana dengan efektif. Aktifitas pengendalian memerlukan lingkungan
pengendalian yang meliputi: (1) integritas dan nilai etika; (2) kompetensi; (3) kebijakan dan praktik-
praktik SDM; (4) budaya organisasi; (5) filosofi dan gaya kepemimpinan manajemen; (6) struktur
organisasi; dan (7) wewenang dan tanggung jawab.
Dari pemahaman atas lingkungan pengendalian, dapat ditentukan jenis dan aktifitas pengendalian.
Terdapat beberapa jenis pengendalian, diantaranya adalah preventive, detective, corrective, dan directive.
Sementara aktifitas pengendalian berupa: (1) pembuatan kebijakan dan prosedur; (2) pengamanan
kekayaan organisasi; (3) delegasi wewenang dan pemisahan fungsi; dan (4) supervisi atasan. Aktifitas
pengendalian hendaknya terintegrasi dengan manajemen risiko sehingga pengalokasian sumber daya yang
dimiliki organisasi dapat menjadi optimal.
Fokus dari komponen ini adalah menyampaikan informasi yang relevan kepada pihak terkait melalui
media komunikasi yang sesuai. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyampaiaan informasi dan
komunikasi adalah kualitas informasi, arah komunikasi, dan alat komunikasi.
Informasi yang disajikan tergantung dari kualitas informasi yang ingin disampaikan, dan kualitas
informasi dapat dipilah menjadi: (1) appropriate; (2) timely; (3) current; (4) accurate; dan (5) accessible.
Arah komunikasi dapat bersifat internal dan eksternal. Sedangkan alat komunikasi berupa diantaranya
manual, memo, buletin, dan pesan-pesan melalui media elektronis.
(8) Monitoring
Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus menerus (ongoing) maupun terpisah (separate
evaluation). Aktifitas monitoring ongoing tercermin pada aktivitas supervisi, rekonsiliasi, dan aktivitas
rutin lainnya.
Monitoring terpisah biasanya dilakukan untuk penugasan tertentu (kasuistis). Pada monitoring ini
ditentukan scope tugas, frekuensi, proses evaluasi metodologi, dokumentasi, dan action plan.
Pada proses monitoring, perlu dicermati adanya kendala seperti reporting deficiencies, yaitu pelaporan
yang tidak lengkap atau bahkan berlebihan (tidak relevan). Kendala ini timbul dari berbagai faktor seperti
sumber informasi, materi pelaporan, pihak yang disampaikan laporan, dan arahan bagi pelaporan.
http://www.bppk.depkeu.go.id/index.php/2008050881/jurnal-akuntansi-pemerintah/manajemen-
risiko-di-lingkungan-pemerintah-pengantar-aplikasi-pada-unit-unit-departemen-keuangan/proses-
manajemen-risiko.html
Manajemen Proses Bisnis: Mendorong Efisiensi dan
Menumbuhkan Nilai Kompetitif
Perkembangan pasar yang bergerak menjadi sangat kompetitif dan persaingan bisnis yang semakin
kompleks dan ketat telah menghadirkan tantangan baru bagi perusahaan. Kecepatan menjadi masalah yang
patut diperhatikan yaitu bagaimana cara perusahaan atau organisasi untuk mendapatkan dan mengevaluasi
informasi dengan segera, dan untuk kemudian menggunakan informasi tersebut untuk merespon setiap
kejadian dan masalah secara cepat dan tepat pula. Karena itu kecepatan menjadi faktor penting dalam
Masalah yang sering kali terjadi adalah perusahaan gagal atau terlambat dalam merespon tantangan bisnis
yang muncul secara tidak terduga. Sebagai contoh: banyak perusahaan sangat lambat dalam mendeteksi
adanya peluang-peluang bisnis baru serta dalam mendeteksi pergerakan yang dilakukan oleh kompetitor;
lebih jauh lagi adalah perusahaan kadang cenderung mempunyai sifat reaktif dan tidak dapat mendeteksi
masalah secara dini, dimana ini merupakan hal yang sangat kontraproduktif bagi perusahaan dalam
Untuk mengatasi masalah tersebut, para pemimpin perusahaan sangat membutuhkan suatu solusi yang
dapat membantu mereka untuk melihat gambaran bisnis mereka secara menyeluruh (komprehensif) dan
real-time, dalam arti apa yang mereka lihat saat itu di laporan adalah benar-benar menggambarkan kondisi
perusahaan sebenarnya saat itu juga, bukan 1 minggu yang lalu, 1 hari yang lalu, atau bahkan 1 jam yang
lalu. Untuk itu peranan teknologi di sini menjadi sangat vital. Perusahaan dapat mengandalkan teknologi
yang tepat untuk membantu mereka dalam meningkatkan efisiensi, mempertajam daya respons, dan pada
Pada beberapa tahun terakhir telah banyak perusahaan yang memanfaatkan solusi dengan teknologi
informasi (TI) untuk mengoptimasi proses bisnis yang dimilikinya, tapi kadang solusi yang mereka
kembangkan masih setengah-setengah. Mereka membangun solusi TI tersebut dalam beberapa sistem yang
terpisah, bukan dalam satu kesatuan. Sistem yang dibangun biasanya terbagi berdasarkan unit kerja, atau
berdasarkan proses bisnis yang ada. Hal ini tentunya dapat menimbulkan beberapa masalah ketika suatu
saat terdapat proses bisnis yang membutuhkan adanya kolaborasi ataupun pertukaran informasi antar unit
kerja atau antar proses bisnis untuk menyelesaikan rangkaian prosesnya tersebut, yang tentunya hal ini
tidak akan dapat ditangani dengan solusi TI model seperti ini. Solusi TI seperti ini sebenarnya sudah tidak
relevan lagi untuk digunakan pada dunia bisnis yang sangat dinamis seperti saat ini.
Teknologi Manajemen Proses Bisnis atau Business Process Management (BPM) adalah jawaban yang benar-
benar ditunggu dan dibutuhkan kalangan bisnis untuk membantu bisnis mereka dalam menghadapi
tantangan dan kompetisi seperti sekarang ini. BPM adalah solusi TI dengan pendekatan baru yang ampuh
digunakan untuk membantu meningkatkan efisiensi dan menumbuhkan nilai kompetitif suatu bisnis. BPM
dirancang untuk mengintegrasikan antara karyawan dan sistem informasi melalui proses-proses yang telah
terotomatisasi dan bersifat sangat fleksibel. BPM juga merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan
daya respon perusahaan secara signifikan untuk menyesuaikan keinginan pelanggannya pada setiap produk
atau layanan yang dihasilkan, dengan cara memberikan akses informasi secara real-time yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi masalah, serta pengambilan tindakan untuk merespon masalah yang
Definisi BPM
Apa itu BPM? Lalu mengapa BPM menjadi elemen yang sangat penting bagi kesuksesan sebuah perusahaan?
Sebelumnya, kita akan coba kupas terlebih dahulu mengenai proses bisnis pada perusahaan. Proses bisnis
merupakan inti dari seluruh aktivitas pada suatu perusahaan atau organisasi. Untuk mencapai tujuan
perusahaan, proses bisnislah yang akan memberdayakan seluruh sumber daya yang ada pada perusahaan.
Tapi yang perlu diketahui adalah bahwa setiap bisnis memiliki proses masing-masing yang unik, sesuai
dengan karakteristik dari perusahaan dan bidang usahanya, seperti proses pembuatan produk ataupun
layanan baru, pengadaan supply, menjawab pertanyaan pelanggan, ataupun rekruitasi karyawan baru, yang
Manajemen Proses Bisnis yang efektif dan efisien dapat menghasilkan nilai-nilai kompetitif bagi perusahaan.
Proses bisnis yang dikelola dengan baik akan mampu menumbuhkan peluang. Namun perusahaan
terkadang kurang memahami dan tidak mampu mengontrol proses bisnis yang dimilikinya. Pihak
manajemen mungkin telah berhasil membuat prosedur yang ideal untuk menjalankan proses bisnisnya, tapi
pada kenyataannya, implementasi di lapangan dapat sangat berbeda dari apa yang telah dirancang
sebelumnya. Pada pelaksanaan suatu proses bisnis kadang terjadi redundansi, ketidakefisienan, stagnasi,
dan berbagi kesalahan-kesalahan lainnya yang tidak dapat diantisipasi sebelumnya. Bisnis yang tidak
tangkas dalam mengontrol proses bisnis yang dimilikinya cenderung akan menghalangi usaha perusahaan
Manajemen Proses Bisnis (BPM) adalah sebuah pendekatan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
melalui pembangunan otomatisasi proses dan ketangkasan untuk mengelola perubahan. BPM membantu
perusahaan dalam mengawasi dan mengontrol seluruh elemen pada proses bisnis, seperti karyawan,
pelanggan, pemasok, dan workflow. BPM meningkatkan kualitas proses bisnis melalui penyediaan
mekanisme feedback yang lebih baik. Review yang berkesinambungan dan real-time akan membantu
perusahaan dalam mengidentifikasi masalah dan kemudian mengatasinya secara lebih cepat sebelum
Setiap solusi Manajemen Proses Bisnis (BPM) memiliki empat komponen utama:
Pemodelan
Pengguna dapat mendefinisikan dan mendesain struktur dari setiap proses bisnis secara grafis.
Manajer Proses dapat mendesain sebuah proses beserta seluruh elemen, aturan, sub-proses,
parallel proses, penanganan exception, penangan error, dan workflow dengan mudah tanpa perlu
memiliki kemampuan programming khusus dan tanpa membutuhkan bantuan dari staf IT.
Pengintegrasian
BPM dapat menghubungkan setiap elemen dalam proses sehingga elemen-elemen tersebut dapat
saling berkolaborasi dan bertukar informasi untuk menyelesaikan tujuannya. Pada level aplikasi, hal
ini bisa diartikan sebagai penggunaan Application Programming Interface (API) dan messaging. Bagi
pengguna, hal ini berarti tersedianya sebuah workspace pada komputernya ataupun perangkat
wireless-nya untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perannya pada suatu proses bisnis.
Pengawasan
Pengguna dapat mengawasi dan mengontrol performansi dari proses bisnis yang sedang berjalan
dan performansi dari setiap personil yang terlibat dalam proses bisnis tersebut. Pengguna juga
dapat memperoleh informasi mengenai proses yang tengah berjalan, maupun yang telah selesai,
Optimalisasi
Pengguna dapat menganalisa dan memonitor suatu proses bisnis, melihat ketidakefisienan, dan
juga memungkinkan pengguna untuk mengambil tindakan dengan cepat dan merubah proses
Kelebihan BPM
Apa sebenarnya yang akan diperoleh perusahaan yang memanfaatkan solusi BPM dalam mengelola dan
mengoptimisasi proses bisnis yang dimilikinya? Keuntungan dari pemanfaatan solusi Manajemen Proses
Solusi BPM akan memfasilitasi perusahaan dalam memodelkan proses bisnis yang dimiliki,
mengotomatisasi jalannya proses bisnis tersebut, memonitor jalannya proses, serta memberikan
cara yang mudah dan cepat ketika perusahaan akan melakukan perubahaan proses bisnis untuk
meningkatkan performansinya.
Software BPM membantu perusahaan untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang selama ini masih
dilakukan secara manual. Solusi BPM dapat mengotomatisasi proses persetujuan serta penolakan,
Dengan BPM, integrasi antar proses bisnis dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
BPM membantu perusahaan dalam membuat exception handling dan proses alternatif yang sangat
dibutuhkan untuk menanggulangi masalah pada bisnis yang bersifat sangat dinamis seperti
sekarang ini.
BPM dapat meningkatkan daya respon bisnis melalui kemampuan untuk mendapatkan informasi
BPM mengurangi waktu yang dibutuhkan pada pelaksanaan suatu proses bisnis.
Umumnya proses bisnis tentunya membutuhkan banyak orang dan sumber daya. Sebuah solusi
BPM yang baik dapat mengurangi jumlah sumber daya yang dibutuhkan pada sebuah proses.
Kesimpulan
Banyak perusahaan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengoptimisasi proses bisnis yang dimilikinya,
tapi mereka kadang masih membangun solusi dengan sistem yang tidak terintegrasi. Sistem tersebut
terpisah berdasarkan unit kerja maupun berdasarkan proses bisnis. Hal ini akan menjadi halangan ketika
suatu proses membutuhkan kolaborasi dengan proses lain untuk dapat menyelesaikan jalannya proses
tersebut. Manajemen Proses Bisnis (BPM) adalah solusi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengelola
proses bisnis yang mereka miliki Dengan BPM perusahaan dapat dengan mudah memodelkan dan
mengubah proses bisnis sesuai kebutuhan agar dapat dioptimisasi, yang pada akhirnya akan mengurangi
hubungan dengan partner bisnis, dan pada akhirnya adalah meningkatkan keuntungan perusahaan.
Jika perusahaan Anda membutuhkan solusi otomatisasi Manajemen Proses Bisnis (Business Process
Management), Anda dapat menghubungi Saltanera untuk melihat demo dari Saltanera DynamicFlow™.
DynamicFlow adalah sebuah sistem software yang dapat membantu pengelolaan proses bisnis pada
perusahaan Anda.
http://id.saltanera.com/bahan/manajemen/manajemen-proses-bisnis-mendorong-efisiensi-dan-
menumbuhkan-nilai-kompetitif