PENDAHULUAN
1.1
Pendahuluan
Moluskum kontagiosum merupakan infeksi virus pada kulit yang umum terjadi pada
anak-anak. Infeksi yang terjadi berupa papul (benjolan licin dan sewarna kulit), tidak nyeri
dan dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam waktu setahun. Moluskum
kontaginosum virus (MCV) diklasifikasikan dalam keluarga poxvirus dalam genus tertentu,
molluscipox memiliki gambaran antara orthopox dan parapox kelompok. Menginfeksi
manusia, menyebabkan papula kulit yang khas tidak dapat tumbuh dalam kultur jaringan atau
telur, dan meskipun tidak mudah menular ke hewan coba, tetapi terbukti menghasilkan
perubahan yang khas pada kulit manusia dan tikus yang immunoincompetent. (1)
Moluskum kontangiosum adalah kelainan kulit berupa papul miliar yang disebabkan
oleh virus pox, terutama pada anak- anak.(2) Penyakit ini mudah menular, namun hanya
menyerang kulit tidak menyerang organ-organ dalam. Cara penularan yang biasa terjadi
adalah lewat kontak langsung maupun kontak dengan benda lain yang terkontaminasi. (1)
Moluskum kontangiosum dapat ditemukan diseluruh dunia, dengan kejadian paling
tinggi di negara tropis. Walaupun biasanya terjadi pada anak-anak, penyakit ini dapat
menyerang dewasa. Pada anak-anak, biasanya menyerang kulit diwajah, punggung, kaki dan
tangan, sedangkan pada dewasa dapat menyerang daerah genital (kemaluan). Penyakit ini
menyebar dengan cepat pada suatu komunitas yang padat, higienis kurang dan kurang
mampu.(1)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Moluskum kontagiosum adalah penyakit yang disebabkan oleh virus pox, klinis
berupa papul-papul milier, pada permukaannya terdapat lekukan (delle), berisi massa yang
mengandung bahan moluskum.(1,3)
2.2
Epidemiologi
Insiden tertinggi moluskum kontangiosum terjadi di iklim tropis dan hangat di seluruh
dunia. Terdapat sekitar 5-8% dari seluruh populasi. Tiga kelompok besar yang terkena antara
lain anak-anak, dewasa dengan seksual aktif dan orang dengan sistem imun yang menurun,
hingga 20% dari orang-orang dengan HIV aktif juga terkena moluskum kontangiosum. (1)
Transmisinya melalui kontak kulit dan autoinokulasi. Moluskum dapat dengan mudah
menular dari kontak langsung antar kulit, terutama bila kulit basah. Kolam renang dan
handuk dapat menjadi sumber penularan. (1,4)
Penyakit ini terutama menyerang anak dan kadang-kadang juga pada dewasa. (3) Pola
penyakit ini tergantung kelompok beresiko. Lesi pada anak-anak biasanya menyeluruh dan
sedikitnya lebih dari 100. Lokasi sekitar dermatitis biasanya menjadi pencetus terjadinya lesi.
Lesi terjadi dimuka, badan dan ekstremitas. Penyebaran pada genital terjadi 10% dari kasus
anak-anak. Ketika moluskum mengenai genital, kemungkinan prilaku penyimpangan seksual
harus dipertimbangkan. Walaupun biasanya terjadi pada anak-anak, penyakit ini dapat
menyerang dewasa. Penyakit ini menyebar dengan cepat pada komunitas padat dan higenitas
kurang. (1)
Jika pada orang dewasa digolongkan dalam Penyakit akibat Hubungan Seksual (PHS).
(3)
Lesi biasanya lebih sedikit, dan daerah yang sering terkena adalah pada abdomen bawah,
Etiologi
Secara etiologi
merupakan bagian dari virus pox. MCV ini terdiri dari 4 tipe yaitu, MCV 1, MCV 2, MCV 3,
dan MCV 4. Yang terbanyak adalah MCV 1. Pada anak-anak biasanya disebabkan oleh MCV
1, sedangkan pada penderita HIV disebabkan oleh MCV 2. Virus ini masuk masuk ke kulit
lewat kelenjar rambut dan mudah menular lewat kontak langsung. Bila papul digaruk, virus
2
ini dapat menyebar ke kulit sekitarnya. Daerah lipatan kulit sembab, seperti di ketiak, dapat
mempercepat penyebaran virus.(1,5)
2.4
Patogenesis
Patogenesis dari penyakit ini sebenarnya tidak jelas. MCV merupakan bagian dari Pox
virus, bereplikasi di sel keratin dalam sitoplasma. Sel yang terinfeksi mengalami turn over
lebih tinggi daripada yang normal. MCV menyebabkan gangguan migrasi sel Langerhans ke
lapisan epidermis sehingga pada lapisan spinosum tidak didapatkan sel Langerhans. (1,5)
Virus berreplikasi dengan sitoplasma di sel epitel dan menginfeksi sel dengan kedua
rantai baseline.
termasuk diantaranya (1) homolog dengan MHC klas 1, yang akan berinteraksi dengan sel
APC (Antigen Presenting Cell), (2) homolog kemokin yang dapat menghambat inflamasi, (3)
homolog glutat peroksidase yang dapat melindungi virus dari kerusakan oksidatif dari
peroksidase.(5)
2.5
Gejala Klinis
Masa inkubasi berlangsung satu sampai beberapa minggu. (1,2,3) Kelainan kulit dimulai
dengan papul berwarna putih seperti mutiara atau merah seperti daging (flesh colored) yang
kemudian membesar, berbentuk kubah yang kemudian ditengahnya terdapat lekukan (delle).
Jika di pijat akan tampak keluar masa yang berwarna putih seperti nasi, yang merupakan ciri
khas untuk moluskum kontangiosum. Ukuran dari papul ini bervariasi biasanya antara 2-6
mm, kadang bisa mencapai 3cm (giant molluscum). Biasanya asimptomatis. (1)
Lokalisasi penyakit ini pada anak-anak adalah didaerah muka, leher, ketiak, badan dan
ekstremitas, sedangkan pada orang dewasa didaerah perigenital dan perianal.
(1,2,3)
Lesi bisa
Diagnosis
Diagnosa ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang dengan pewarnaan Giemsa atau Wright untuk melihat adanya gambaran typical
oval molluscum bodies. Pada pemeriksaan histopatologi di daerah epidermis dapat ditemukan
badan moluskum (Henderson-Peterson bodies) yang mengandung partikel virus. (1)
2.7
Diagnosis Banding
Moluskum kontagiosum harus dibedakan dengan veruka, akne, milia.(1)
DIAGNOSIS
BANDING
Definisi
Moluskum
Veruka
Akne
Milia
Kontangiosum
penyakit yang
Kelainan kulit
Suatu
Kelainan kulit
disebabkan oleh
berupa hiperplasi
keradangan
akibat retensi
epidermis(2)
kronis dari
keringat,
berupa papul-papul
folikel
ditandai
milier, pada
polisebasea
dengan adanya
permukaannya
yang ditandai
vesikel milier(3)
terdapat lekukan
dengan adanya
(delle), berisi
komedo, papule,
massa yang
mengandung bahan
pada daerah-
moluskum.(1,3)
daerah
Molluscum
Human papilloma
predileksi (6)
Multifaktor,
Retensi
Contagiosum Virus
virus(2)
penyebab pasti
keringat(1)
Etiologi
Predileksi
(MCV), yang
belum
merupakan bagian
diketahui(1)
ekstremitas,
muka, bahu,
wajah, dan di
didaerah muka,
muka, leher,
dada bagian
badan setelah
atas, dan
banyak
punggung
berkeringat,
bagian atas(1)
biasanya pada
dan ekstremitas,
sedangkan dewasa
didaerah
bagian badan
perigenital dan
yang menutupi
perianal. (1,2,3)
Gejala klinis Gejala klinis:
Gejal klinis :
Gejala klinis :
pakaian(1)
Gejala
biasanya
biasanya tidak
keluhan
:miliaria
asimptomatis(1)
umumnya
kristalina
Effloresensi :
lokasinya
adalah
dan profunda
papul berwarna
disekeliling dan
kosmetik(1)
umumnya
putih seperti
Effloresensi :
tidak gatal
Effloresensi : Lesi
Lesi bisa
sedangkan
merah seperti
berbentuk plakat,
berbentuk
miliaria
daging (flesh
permukaan
komedo, papul,
rubra sangat
colored) yang
kasar, terdapat
pustul, nodul,
gatal dan
kemudian
juga fenomena
pedih(3)
membesar,
koebner(1)
tempat
mutiara atau
Effloresensi :
berbentuk kubah
predileksinya.
Lesi
yang kemudian
Sebum yang
berbentuk
ditengahnya
menyumbat
vesikel
terdapat lekukan
folikel tampak
milier(1)
(delle). Jika di
sebagai massa
padat seperti
berwarna putih
lebih lunak
seperti nasinya
merupakan ciri
yang ujungnya
khas untuk
kadang
moluskum
berwarna
kontangiosum.
hitam. (1)
Ukuran dari
papul ini
bervariasi
biasanya antara
2-6 mm, kadang
bisa mencapai
3cm (giant
Diagnosis
molluscum). (1)
Anamnesis
Anamnesis
Anamnesis
Anamnesis
Gejala klinis
Gejala klinis
Gejala klinis
Gejala klinis
Pemeriksaan
histopatologi(1)
Tidak
Histopatologi
penunjang
diperlukan
(pewarnaan
pemeriksaan
laboratorium (6)
(1)
histopatologis) (1)
2.8
Penatalaksanaan
Prinsip pengobatan adalah mengeluarkan massa yang mengandung badan moluskum.
Dapat dipakai alat seperti ekstraktor komedo, jarum suntik, atau kuret. Cara lain dapat
digunakan elektrokauterisasi atau badan beku dengan CO2, N2 dan sebagainya. Pada orang
dewasa harus dilakukan terapi terhadap pasangan seksualnya.(1,3)
Pada anak-anak lebih baik diberikan trichloroacetic acid 50% untuk lesi putih
beberapa detik sampai beberapa menit, sedangkan untuk krusta sampai 10 hari. Bisa juga
diberikan Duofilm (Lactic acid dan Salicylic acid) untuk lesi putih selama 2-5 hari dan untuk
krusta 7-14 hari. (1)
Walaupun penyakit ini tidak gatal, pada beberapa orang dapat timbul dermatitis di
sekitar papul sehingga dapat menimbulkan rasa gatal. Pengobatan untuk gatal dapat
menggunakan krim atau salep hidrokortison (kortikosteroid). Namun, krim ini hanya
dioleskan di daerah dermatitis dan tidak pada papul moluskum kontagiosum. (1)
Larutan KOH 10% diaplikasikan 2 kali sehari pada lesi dengan menggunakan lidi
kapas. Pemberian terapi dihentikan bila didapatkan respon inflamasi atau timbul ulkus pada
daerah lesi. Perbaikan lesi didapatkan setelah kurang lebih setelah 30 hari penggunaan terapi.
Efek samping berupa pembentukan jaringan parut hipertropik serta hipopigmentasi dan
hiperpigmentasi pada daerah lesi. Sebuah studi merekomendasikan penggunaan larutan KOH
5% yang memiliki efeksamping minimal dalam pengobatan moluskum kontaginosum pada
anak-anak. (1)
2.9
Prognosis
Dengan menghilangkan semua lesi yang ada, penyakit ini tidak atau jarang residif. (1)
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1
Identitas Pasien
Nama
Jenis Kelamin
: Laki - laki
7
Umur
: 10 tahun
Alamat
Agama
: islam
Suku Bangsa
: Jawa
Pendidikan
: SD
Anamnesis
Keluhan Utama
: binti - bintil
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis :
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Kepala
Leher
Thorak
Aksila
Abdomen
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Status Dermatologis :
Regio : thorax
Effloresensi : terdapat papul-papul multipel berbatas tegas dengan ukuran
bervariasi dari 0,1- 0,4cm, permukaan licin, di tengah terdapat lekukan dan
umbilikasi. Kulit sekitarnya normal dan tidak eritematus.
3.4
Resume
Anak, laki-laki, 10 tahun
bintil-bintil di wajah dan dada, yang dirasakan sejak kurang lebih dua bulan ini.
Pada awalnya hanya berjumlah 3-4 saja, semakin lama semakin banyak. Bintil
9
tidak berisi air , tidak ada nyeri, tidak ada gatal dan tidak ada panas badan. Bintil
muncul tanpa diketahui penyebabnya. Pasien hobi berenang dan sering menunda
mandi sampai di rumah.
Pasien suka bermain di halaman rumah dan kadang bermain di kolam ikan
bersama teman-temannya
Status dermatologis :
Regio : thorax
Effloresensi : terdapat papul-papul multipel berbatas tegas dengan ukuran
bervariasi dari 0,1- 0,4cm, permukaan licin, di tengah terdapat lekukan dan
umbilikasi. Kulit sekitarnya normal dan tidak eritematus.
3.5
Diagnosis
Moluskum Kontangiosum
3.6
Diagnosis Banding
-
3.7
Planning
1. Diagnosa : pewarnaan Giemsa atau Wright
2. Terapi:
3. Monitoring
Keluhan dan gejala klinis
4. Edukasi
3.8
Prognosis
Baik apabila isi papul dibersihkan.
10
3.9
Foto Kasus
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Identitas
11
Pada kasus pasien dengan identitas An. Oddy Zeus, laki laki, umur 10 tahun. Hal ini
sesuai dengan pustaka yang menyatakan penyakit ini terutama menyerang anak dan kadangkadang juga pada dewasa. (3)
4.2
Anamnesa
Pasien datang ke poli kulit dan kelamin RSU Haji Surabaya dengan keluhan bintil-
bintil di dada, yang dirasakan sejak kurang lebih dua bulan ini. Pada awalnya bintil muncul
di dada , semakin lama semakin banyak. Bintil tidak berisi air tapi keras seperti nasi, tidak
ada nyeri, tidak ada gatal dan tidak ada panas badan.
Anamnesa tersebut sesuai dengan pustaka yang menyatakan kelainan kulit dimulai
dengan papul berwarna putih seperti mutiara atau merah seperti daging (flesh colored) yang
kemudian membesar, berbentuk kubah yang kemudian ditengahnya terdapat lekukan (delle).
Jika di pijat akan tampak keluar masa yang berwarna putih seperti nasi, yang merupakan ciri
khas untuk moluskum kontangiosum. Ukuran dari papul ini bervariasi biasanya antara 2-6
mm, kadang bisa mencapai 3cm (giant molluscum). Biasanya asimptomatis.
(1)
Lokalisasi
penyakit ini pada anak-anak adalah didaerah muka, leher, ketiak, badan dan ekstremitas,
sedangkan pada orang dewasa didaerah perigenital dan perianal. (1,2,3)
Dari riwayat penyakit sosial didapatkan bahwa pasien suka bermain di halaman rumah
dan kadang bermain di kolam ikan bersama teman-temannya, pasien hobi berenang 4x
seminggu dan sering lupa mandi, pasien jarang cuci tangan dan cuci kaki dan tinggal
dilingkungan padat penduduk. Hal tersebut sesuai dengan pustaka yang menyatakan bahwa
penyakit ini menyebar dengan cepat pada suatu komunitas yang padat, higienis kurang dan
kurang mampu.(1)
4.3
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik pasien pasien dalam kondisi dengan keadaan umum baik dan
kesadaran komposmentis. Status generalnya dalam batas normal. Pada status dermatologis
tampak pada regio thorax terdapat papul-papul multipel berbatas tegas dengan ukuran
bervariasi dari 0,1- 0,4cm, permukaan licin, di tengah terdapat lekukan dan umbilikasi. Kulit
sekitarnya normal dan tidak eritematus.
Pada pustaka menyatakan bahwa kelainan kulit dimulai dengan papul berwarna putih
seperti mutiara atau merah seperti daging (flesh colored) yang kemudian membesar,
berbentuk kubah yang kemudian ditengahnya terdapat lekukan (delle). Jika di pijat akan
tampak keluar masa yang berwarna putih seperti nasi, yang merupakan ciri khas untuk
12
moluskum kontangiosum. Ukuran dari papul ini bervariasi biasanya antara 2-6 mm, kadang
bisa mencapai 3cm (giant molluscum).
(1)
didaerah muka, leher, ketiak, badan dan ekstremitas, sedangkan pada orang dewasa didaerah
perigenital dan perianal. (1,2,3)
4.4
Pada kasus ini tidak diambil diagnosis banding karena dari anamnesis, pemeriksaan fisik
sudah menunjukkan diagnosis moluskum kontangiosum.
4.5
Penatalaksanaan
Terapi dilakukan dengan mengeluarkan massa (moluskum kontangiosum). Dari
BAB V
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Kuswadji. Dalam : Adhi D, Mochtar H, Siti A, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Edisi keenam. Balai Penerbit FK UI, Jakarta. 2010. Hal 114 115
15