Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak,
sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih
cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.[2]
Dalam dunia kedokteran Magnetic Resonance Imaging (MRI) digunakan sebagai alat pemindai
yang dapat menghasilkan citra paling detil. Dalam MRI, digunakan Diffusion Weighted Imaging
(DWI) yang dapat memberikan informasi difusi molekul air di dalam suatu sel jaringan, sebagai
salah satu metode yang digunakan untuk mempelajari penyakit tumor otak. Parameter yang
umumnya digunakan adalah koefisien difusi atau apparent diffusion coefficient (ADC). Beberapa
studi menunjukkan nilai ADC yang semakin rendah untuk level tumor tinggi atau konsistensi
tumor yang semakin rendah.
Pengertian Osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan pelarut dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah atau
pelarut murni melalui membran semipermeabel menuju larutan yang memiliki konsentrasi lebih
tinggi hingga tercapai kesetimbangan laju pelarut. Pada proses osmosis, molekul-molekul pelarut
bermigrasi dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat hingga dicapai keadaan kesetimbangan
laju perpindahan pelarut di antara kedua medium itu. Osmosis adalah perpindahan air melalui
membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Osmosis
merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan
tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang
lebih encer.
Tekanan yang diterapkan untuk menghentikan proses osmosis dari larutan encer atau pelarut
murni ke dalam larutan yang lebih pekat dinamakan tekanan osmotik larutan, dilambangkan
dengan .
Untuk lebih jelas mengenai Pengertian osmosis, silahkan lihat gambar disamping (klik untuk
memperbesar).
Contoh-contoh
Osmosis
akar akan meningkatkan luas permukaan akar dan dapat meningkatkan jumlah air yang di serap
atau di ambil oleh tumbuhan. Air yang ada ditanah masuk karena adanya perbedaan konsentrasi
air dan akan masuk melalui akar dan akan melewati Epidermis korteks endodermis
perisikel xylem.
Penyerapan air oleh akar terjadi melalui mekanisme perbedaan tekanan antara sel-sel akar dan air
tanah. Ketika tekanan bagian dalam sel-sel akar lebih rendah dari tekanan di luar, tumbuhan
memasukkan air dari luar. Jadi, sel-sel akar mengambil air dari luar tidak setiap saat dan terus
menerus, melainkan hanya ketika sel-sel tersebut memerlukannya.
Itulah artikel mengenai pengertian osmosis dan contohnya jika ada pertanyaan silahkan
masukkan di kotak komentar.
Osmosis adalah perpindahan pelarut melalui membran selektif permiabel dari konsentari pelarut
yang tinggi ke konsentrasi pelarut yang rendah. Peristiwa osmosis dapat diaplikasikan dalam
dunia kedokteran seperti :
1
Cairan hipotonik
Cairan hipotonik adalah cairan infuse yang osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum
(konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan
menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke
jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi),
sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami
dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien
penyakit tersebut.Di negara maju saja seperti Amerika Serikat, tingkat kesadaran masyarakatnya
terhadap deteksi dini penyakit gagal ginjal masih tinggi, begitu pun dengan di Indonesia, Selain
itu, banyaknya obat yang dijual bebas di pasaran saat ini, mengakibatkan penderita penyakit
gagal ginjal terus bertambah.
Kelebihan APD sehngga menjadi pilihan terapi bagi banyak pasien adalah:
Mikrofiltrasi
Mikrofiltrasi adalah proses membran dengan menggunakan tekanan sebagai gaya dorong,
menggunakan membran umumnya dengan ukuran pori berkisar antara 0,01 sampai 1 mu m.
Proses ini cocok untuk melakukan fraksionasi atau penyisihan makromolekul dari suspensi atau
emulsi. Hal yang paling membatasi mikrofiltrasi khususnya untuk umpan berupa suspensi adalah
apa yang disebut polarisasi konsentrasi dan fouling. kedua fenomena tersebut diasosiasikan
dengan penurunan flux terhadap waktu.
Microfiltrasi dapat dimanfaatkan dalam Transfer factor. Transfer Factor(TF) adalah informasi
imun yang dipindahkan dari satu individu ke individu lain. TF diperoleh dari kolostrum.
Kolostrum adalah cairan pra-susu yang dikeluarkan oleh induk mamalia dalam 6-48 jam pertama
setelah melahirkan. Dalam suatu penelitian menyebutkan bahwa setiap anak sapi yang baru lahir
dan tidak mendapatkan susu sapi dari induknya akan mati. Hal ini membuat para peneliti
berkeyakinan bahwa induk sapi mentrasferkan informasi system immune ke tubuh anak sapi,
dimana informasi system immnue tersebut ada di susu sapi. Hal ini juga yang terjadi pada setiap
unggas dimana unggas-unggas tersebut akan memberikan immune ke anaknya. Selain itu, sapi
mempunyai kolostrum lebih banyak dibanding dari manusia. TF juga bersifat not species
specific, yang berarti ia bisa ditransferkan ke sesama mamalia ; bisa ditransferkan ke manusia
walaupun sumbernya bukan dari manusia. Sapi juga lebih banyak mengenal virus, bakteri, jamur,
hama, debu, dsb ; dikarenakan lingkungan tinggal sapi lebih kotor dibanding dari manusia
sehingga sistem imunnya lebih kuat dibanding dengan manusia. Dikarenakan kolostrum yang
diperoleh didapat dari hewan maka Tf akan diproses dengan proses mikrofiltrasi khusus yang
dipatenkan. Kolostrum diambil dalam 24 48 jam pertama setelah induk sapi yang baru
melahirkan menyusui anak sapi yang baru lahir. Waktu itulah yang paling baik dalam
pengambilan kolostrum sebagai bahan pengekstrasian TF.
Kolostrum tersebut kemudian dipasteurisasi (menggunakan mesin mikrofiltrasi dan dikeringkan
menjadi bubuk. Proses selanjutnya adalah microbial testing dan bilogical assay pada bubuk
tersebut untuk memastikan kandungannya.
Terapi Atibiotik
Membran sel memegang peranan vital dalam sel. Ia merupakan pembatas osmotik bagi
bebasnya difusi antara lingkungan luar dan dalam sel. Ia mempengaruhi konsentrasi metabolit
dan bahan gizi di dalam sel dan merupakan tempat berlangsungnya pernafasan dan aktivitas
biosintetik tertentu. Beberapa antibiotika diketahui mampu merusak atau memperlemah satu atau
lebih dari fungsi-fungsi ini, yang akan menyebabkan gangguan-gangguan terhadap kehidupan
sel. Hanya beberapa saja dari antibiotika golongan ini yang dapat dipakai di klinik, karena
kebanyakan bersifat toksik.
Salah satu contohnya adalah penisilin, suatu antibiotik yang menghambat enzim transpeptidase
yang mengkatalisis dipeptida D-alanil D-alanin sehingga peptidoglikan di dinding sel bakteri
tidak terbentuk dengan sempurna. Bakteri akan rentan terhadap perbedaan tekanan osmotik
sehingga gampang pecah. Penisilin mengganggu pembentukan dinding sel terutama pada tahap
terakhir. Penggunaan penisilin ini dapat menyebabkan terbentuknya sferoplas yaitu kuman-
Salep Bisul
Salep dibuat secara hipertonik agar dapat mengeluarkan bisul pada tubuh. Dengan demikian
bisul akan segera kempes.
2. Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran semipermeabel yang
bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk ATP. Transpor
aktif berjalan dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki
konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel. Adanya muatan listrik di
dalam dan luar sel dapat mempengaruhi proses ini, misalnya ion K+, Na+dan Cl+. Peristiwa
transpor aktif dapat Anda lihat pada peristiwa masuknya glukosa ke dalam sel melewati
membran plasma dengan menggunakan energi yang berasal dari ATP. Contoh lain terjadi pada
darah di dalam tubuh kita, yaitu pengangkutan ion kalium (K) dan natrium (Na) yang terjadi
antara sel darah merah dan cairan ekstrasel (plasma darah). Kadar ion kalium pada sitoplasma sel
darah merah tiga puluh kali lebih besar daripada cairan plasma darah. Tetapi kadar ion natrium
plasma darah sebelas kali lebih besar daripada di dalam sel darah merah. Adanya pengangkutan
ion bertujuan agar dapat tercapai keseimbangan kadar ion di dalam sel. Mekanisme transpor ion
ini dapat terlihat pada Gambar
transfor aktif
Perbedaan utama antara transpor aktif, osmosis, dan difusi adalah energi yang dikeluarkan sel.
Pada osmosis dan difusi, sel tidak mengeluarkan energi apapun untuk memindahkan zat
melewati membran sel karena zat berpindah sesuai dengan gradien konsentrasi. Dengan kata
lain, difusi dan osmosis terjadi secara spontan. Transpor aktif merupakan mekanisme
pemindahan molekul atau zat tertentu melalui membran sel, berlawanan arah dengan gradien
konsentrasi. Oleh karena itu, harus ada energi tambahan dari sel yang digunakan untuk
membantu perpindahan tersebut. Energi tambahan yang digunakan dalam proses transpor aktif
berasal dari ATP yang dihasilkan oleh mitokondria melalui proses respirasi. Selain itu, pada
membran sel terdapat lapisan protein. Salah satu jenis protein yang terdapat di membran sel
tersebut adalah protein transpor. Protein transpor mengenali zat tertentu yang masuk atau keluar
sel. Zat yang dipindahkan dengan cara transpor aktif pada umumnya adalah zat yang memiliki
ukuran molekul cukup besar sehingga tidak mampu melewati membran sel. Sel mengimbangi
tekanan osmosis lingkungannya dengan cara menyerap atau mengeluarkan molekul-molekul
tertentu. Dengan demikian, terjadi aliran air masuk atau keluar sel. Kemampuan mengimbangi
tekanan osmosis dengan transpor aktif menjadi sangat penting untuk bertahan hidup. Pompa
natrium kalium merupakan contoh transpor aktif yang banyak ditemukan pada membran sel.
Perpindahan molekul ini menggunakan energi ATP untuk mengeluarkan natrium (Na+) keluar sel
dan bersama dengan itu memasukkan kalium (K+) ke dalam sel. Perhatikan gambar berikut.
Pinositosis
2) Fagositosis
b. Eksositosis
Eksositosis adalah proses keluarnya suatu zat ke luar sel. Proses ini dapat Anda lihat pada proses
kimia yang terjadi dalam tubuh kita, misalnya proses pengeluaran hormon tertentu. Semua proses
sekresi dalam tubuh merupakan proses eksositosis. Sel-sel yang mengeluarkan protein akan
berkumpul di dalam badan golgi. Kantong yang berisi protein akan bergerak ke arah permukaan
sel untuk mengosongkan isinya.
eristiwa transpor aktif dibedakan menjadi dua, yaitu endositosis dan eksositosis.
a. Endositosis
Endositosis merupakan peristiwa pembentukan kantong membran sel. Endositosis terjadi
karena ada transfer larutan atau partikel ke dalam sel. Peristiwa endositosis dibedakan menjadi
dua, yaitu sebagai berikut.
1) Pinositosis
Pinositosis merupakan peristiwa masuknya sejumlah kecil medium kultur dengan membentuk
lekukan-lekukan membran sel. Peristiwa ini dapat terjadi bila konsentrasi protein dan ion tertentu
pada medium sekeliling sel sesuai dengan konsentrasi di dalam sel. Proses pinositosis dapat
diamati dengan mikroskop elektron.
Sel-sel yang melakukan proses pinositosis ini antara lain sel darah putih, epitel usus, makrofag
hati, dan lain-lain. Tahapan proses pinotosis adalah sebagai berikut.
Keterangan gambar:
1. Molekul-molekul medium kultur mendekati membran sitoplasma.
2. Molekul-molekul mulai melekat (menempel) pada plasma, hal ini terjadi karena adanya
konsentrasi yang sesuai antara protein dan ion tertentu pada medium sekeliling sel
dengan di dalam sel.
3. Mulai terbentuk invaginasi pada membran sitoplasma.
4.
2) Fagositosis
Fagositosis merupakan peristiwa yang sama seperti pada pinositosis tetapi terjadi pada benda
padat yang ukurannya lebih besar. Fagositosis dapat diamati dengan mikroskop misalnya yang
terjadi pada Amoeba.
Tahap-tahap fagositosis dapat terlihat pada Gambar 1.19!
Keterangan gambar:
1. Sebuah sel Amoeba mendekati sel Paramaecium.
2. Amoeba membentuk kaki semu (pseudopodia) dan semakin mendekati Paramaecium.
3. Amoeba mengurung sel Paramaecium dengan kaki semu dan memasukkannya ke dalam
vakuola makanan.
4. Lisosom pada Amoeba mulai bergabung (fusi) dengan vakuola makanan untuk
mengeluarkan enzim pencernaan.
b. Eksositosis
Eksositosis adalah proses keluarnya suatu zat ke luar sel. Proses ini dapat Anda lihat pada
proses kimia yang terjadi dalam tubuh kita, misalnya proses pengeluaran hormon tertentu. Semua
proses sekresi dalam tubuh merupakan proses eksositosis. Sel-sel yang mengeluarkan protein
akan berkumpul di dalam badan golgi. Kantong yang berisi protein akan bergerak ke arah
permukaan sel untuk mengosongkan isinya.
Filtrasi
Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh membran.
Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Jumlah
cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan membran dan
permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik
Adalah proses dimana cairan di dorong melelui suatu membrane atau sawar lain karena
adanya perbedan tekanan di kedua sisi.
Jumlah cairan yg di filtrasi dlm suatu interval tertentu setara dgn perbedaan tekanan, luas
permukaan membrane dan permeabilitas permukaan mebran.
Misalnya dinding kapiler yg memisahkan plasma dari cairan interstisium berbeda dan cairan
intraselkrn perbedaan tekanna diantar ke2 dnding sisi tsb mnyediakan filtrasi