Oleh:
Virgian Rahmanda
1215051054
LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan Percobaan ................................................................... 1
II.
TEORI DASAR
A. Tahapan Penyelidikan Dan Pengembangan Panas Bumi ....... 2
B. Rencana Pengembangan Lapangan Uap ................................ 3
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat Praktikum ...................................................................... 4
B. Diagram Alir .......................................................................... 4
IV.
V.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 3.1 Diagram Alir .................................................................................... 3
ii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 4.1 Perhitungan jumlah sumur PLTP Tahap I ( 1x110Mwe) ..................... 5
Tabel 4.2 Perhitungan jumlah sumur PLTP Tahap II ( 1x80Mwe) ..................... 5
Tabel 4.3 Perhitungan jumlah sumur make up PLTP Tahap I ( 1x110Mwe) ...... 7
Tabel 4.4 Perhitungan jumlah sumur make up PLTP Tahap II ( 1x80Mwe) ....... 8
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pengembangan proyek panasbumi dan rencana pengembangan
lapangan uap sebelumnya telah dilakakukan perhitunga estimasi sumberdaya.
Beberapa metode yang digunakan dalam penentuan estimasi potensi panas
bumi adalah metode estimasi volumetrik dan metode perbandingan. Metode
perbandingan, yaitu menyetarakan suatu daerah panas bumi baru yang belum
diketahui potensinya dengan lapangan yang diketahui berpotensi, dimana
keduanya memiliki kemiripan kondisi geologi. Metoda ini digunakan untuk
menghitung potensi energi panas bumi dengan klasifikasi sumber daya
spekulatif.
Estimasi potensi energi panas bumi ini didasarkan pada kajian ilmu
geologi, geokimia, geofisika dan teknik reservoar. Kajian geologi lebih
ditekankan pada sistem, vulkanis, struktur geologi, umur batuan, jenis dan
tipe batuan ubahan dalam kaitannya dengan sistem panas bumi. Kajian
geokimia ditekankan pada tipe dan tingkat maturasi air, asal mula air panas,
model hidrologi dan sistem fluidanya. Kajian geofisika menghasilkan
parameter fisis batuan dan struktur bawah permukaan dari sistem panas bumi.
Adapun dalam perhitungan besarnya cadangan sumberdaya bawah
permukaan dan potensi listrik dapat dihitung dengan menggunakan metodemetode yang dalam bidang panasbumi lebih dikenal dengan istilah metode
untuk mengestimasi. Setelah dilakukan perhitungan, jika sesuai maka dapat
dilakukan pengembangan proyek panasbumi dan rencana pengembangan
lapangan uap. Dalam pengembangan setelah dilakukan estimasi volumetrik
maupun perbandingan terdapat beberapa tahapan lagi dalam mengembangkan
pltp. Oleh sebeb itu, untuk lebih memahami tahapan dalam pengembangan
lapangan uap panas bumi maka dilakukanlah praktikum ini.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui tahapan pengembangan proyek panasbumi
dan lapangan uap
2. Mahasiswa dapat membuat perencanaan pengambangan proyek
panasbumi dan lapangan uap
3. Mahasiswa dapat menghitung perkiraan kapasitas yang akan
dikembangkan beserta komponen pengembanganya.
Penyelidikan Pendahuluan/Rekonaisan
Kegiatan ini meliputi studi literatur dan peninjauan lapangan
(geologi, geokimia). Dari penyelidikan ini akan diperoleh peta geologi
tinjau dan sebaran manifestasi (seperti : air panas, steaming ground, tanah
panas, fumarol, solfatar), suhu fluida permukaan dan bawah permukaan
serta parameter panas bumi lainnya yang berguna untuk panduan
penyelidikan selanjutnya.
Eksplorasi pendahuluan (reconnaisance survey) dilakukan untuk
mencari daerah prospek panas bumi, yaitu daerah yang menunjukkan
tanda-tanda adanya sumberdaya panas bumi dilihat dari kenampakannya
dipermukaan, serta untuk mendapatkan gambaran mengenai geologi
regional didaerah tersebut.
Secara garis besar pekerjaan yang
dilaksanakan pada tahap ini terdiri dari:
1. Studi Literatur
2. Survei lapangan
3. Analisa data
4. Menentukan daerah prospek
5. Spekulasi besar potensi listrik
6. Menentukan jenis survei yang akan dilakukan selanjutnya
(Saptadji, 2003)
2.
3. Penyelidikan Rinci
penyelidikan rinci dilakukan berdasarkan rekomendasi dari
penyelidikan sebelumnya, yang lebih dititik beratkan pada penyelidikan
ilmu kebumian terpadu (geologi, geokimia, geofisika), dan dilengkapi
pemboran landaian suhu. Pada penyelidikan geologi dilakukan pemetaan
geologi rinci dengan skala yang lebih besar daripada peta pendahuluan
lanjutan, termasuk di dalamnya pemetaan batuan ubahan.
4. Pengeboran Eksplorasi (wildcat)
Pengeboran eksplorasi (wildcat) adalah kegiatan pengeboran
yang dibuat sebagai upaya untuk mengindentifikasi hasil penyelidikan
rinci sehingga diperoleh gambaran geologi, data fisis dan kimia bawah
permukaan serta kualitas dan kuantitas fluida.
5. Prastudi Kelayan
Kajian mengenai potensi panas bumi berdasarkan ilmu kebumian
dan kelistrikan yang merupakan dasar untuk pengembangan selanjutnya.
6. Pengeboran Delineasi
Kegiatan pada tahap ini adalah pengeboran eksplorasi tambahan
yang dilakukan untuk mendapatkan data geologi, fisik dan kimia reservoar
serta potensi sumur dari suatu lapangan panas bumi.
7. Studi Kelayakan
Kajian mengenai kelistrikan dan evaluasi reservoar untuk menilai
kelayakan pengembangan lapangan panas bumi dilengkapi dengan
rancangan teknis sumur produksi dan perancangan sistem pembangkit
tenaga listrik.
8. Pengeboran Pengembangan
Jenis kegiatan yang dilakukan adalah pengeboran sumur produksi
dan sumur injeksi untuk mencapai target kapasitas produksi. Pada tahap
pengeboran pengembangan ini dilakukan pengujian seluruh sumur yang
ada sehingga menghasilkan kapasitas produksi.
9. Pemanfaatan Panasbumi
Panasbumi dapat dimanfaatkan dengan dua cara yaitu dengan cara
pemanfaatan langsung dan tidak langsung (SNI 13-5012-1998).
III. METODELOGI
Alat tulis
2.
Alat hitung
3.
Laptop
4.
Software Ms.Excel
5.
Contoh data
A. Data Praktikum
Data praktikum merupakan data asumsi pengembangan sumur dengan
kapasitas 190 Mwe yang dilakukan selama 2 tahap. Tahap I sebesar 110 Mwe
dan tahap II sebesar 80 Mwe dengan kondisi lapangan sebagai berikut :
Jenis Reservoir
= 2 Fasa
Presentasi Uap dan brine Water = 30 : 70%
Suksesi Rasio
= 80 %
Suhu Reservoir
= 212,08 oC
Kapasitas sumur produksi
= 15 Mwe/sumur
Excess uap di kepala sumur
= 10 %
Kapasitas separator
= 1000 ton/jam
B. Pembahasan
Dari asumsi diatas diperoleh hasil perhitungan diasumsikan dengan
perbandingan uap dan brina adalah 30 berbanding 70 maka hasil produksi
uap, produksi brine dan produksi total berdasar asumsi diatas tanpa diketahui
; Uap per MW, produksi uap dan brine di pemisah adalah sebagai berikut ;
Tabel 4.1 Perhitungan jumlah sumur PLTP Tahap I ( 1x110Mwe)
Hasil
Produksi Uap
Ton/jam
150
Produksi brine
Ton/jam
350
Total produksi
Ton/jam
500
Sumur
Sumur produksi
Sumur Injeksi
Sumur pengganti
Jumlah pemisah
Jumlah
10
7
2
1
Unit
Sumur
Sumur
Sumur
Unit
Jumlah
7
Unit
Sumur
Sumur Injeksi
Sumur pengganti
Jumlah pemisah
5
1
1
Sumur
Sumur
Unit
10
4. Studi Kelayakan
Studi kelayakan perlu dilakukan apabila ada beberapa sumur-sumur
eksplorasi menghasilkan fluida panas bumi. Tujuan dari studi ini adalah
untuk menilai apakah sumberdaya panas bumi yang terdapat di
daerah tersebut secara teknis dan ekonomis untuk diproduksikan.
Prosedur penilaian kelayakan ini adalah sebagai berikut :
Aspek kelayakan teknis, dinilai dari besarnya cadangan
yang
ada
yang ditentukan oleh besarnya suhu reservoar yang dapat
dilihat pada kajian geokimia, isotop dan sumur-sumur pemboran
eksplorasi yang ada.
Aspek kelayakan ekonomi, Aspek ini harus bernilai ekonomis
dengan
cara menganalisa dan mensimulasikan perhitungan
keuangan mulai tahap eksplorasi sampai dengan eksploitasi.
Aspek Kelayakan Sosial dan Lingkungan, keberadaan proyek
pengembangan panas bumi seyogianya bermanfaat atau
dapat
dirasakan
oleh masyarakat dan ramah lingkungan, tidak
mengganggu aktivitas warga akibat dari mobilitas kendaraan dan
pengeboran, dan perlu adanya pengelolaan limbah hasil dari
pengeboran.
5. Rekomendasi dan Desain Pengembangan PLTP
Didalam penentuan lokasi sumber PLTP bumi sangat mutlak
dilaksanakan, sebagai persyaratan perlu mempelajari :
Posisi Steam Reservoir, syarat reservoir geothermal yang dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, adalah jarak peresapan batuan
tidak terlalu jauh, jarak terbentuknya uap alam tidak terlalu dalam,
perlu adanya suatu zone kedap air, curah hujan yang cukup untuk
mensuplai air ke reservoir, dan daerahnya pernah mengalami gejala
geologi diman terbentuk sruktur yang memungkinkan sumber panas
mencapai permukaan.
Faktor kegempaan (seismisitas), sangat mempengaruhi suatu PLTP
dalam hal ekstraksi dan reinjeksi uap alam melahirkan gejala lokal
seismiticity,
gempa
bumi mengakibatkan fasilitas dan operasi
PLTP terpengaruh.
Pemilihan lokasi PLTP, dalam pemilihan lokasi perlu diperhatikan
jarak ke sumur produksi, morfologi lokasi, pondasi PLTP, acces
road, tersedianya tanah (tidak ada konflik dalam penggunaan),
pemilihan material / bahan bangunan untuk peralatan pada PLTP
bumi, dan umur (life time) cadangan uap.
11
12
V. KESIMPULAN
DAFRTAR PUSTAKA
LAMPIRAN