Jantung
Sesak Nafas (Dispnea) saat istirahat, berbaring atau aktifitas
Nyeri dada berdasarkan S(Site-lokasi), Onset, Character (tajam, diremas, ditekan)
Radiation(menjalar ke leher, rahang), Assosiation (terkait dengan rasa mual, pusing atau
palpitasi), Timing (apakah bervariasi), Exacerbating dan relieving factor (faktor pencetus dan
pereda), Severity (Keparahan)
DM
Pada awalnya, pasien sering kali tidak menyadari bahwa dirinya mengidap diabetes melitus,
bahkan sampai bertahun-tahun kemudian. Namun, harus dicurigai adanya DM jika seseorang
mengalami keluhan klasik DM berupa:
poliuria (banyak berkemih, sering buang air kecil dengan frekuensi berlebih)
Jika keluhan di atas dialami oleh seseorang, untuk memperkuat diagnosis dapat diperiksa
keluhan tambahan DM berupa:
penglihatan kabur
Seseorang didiagnosis menderita DM jika ia mengalami satu atau lebih kriteria di bawah ini:
Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma sewaktu 200 mg/dL
Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma puasa 126 mg/dL
Kadar gula plasma 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) 200 mg/dL
Keterangan:
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir pasien.
Puasa artinya pasien tidak mendapat kalori tambahan minimal selama 8 jam.
Jika kadar glukosa darah seseorang lebih tinggi dari nilai normal tetapi tidak masuk ke dalam
kriteria DM, maka dia termasuk dalam kategori prediabetes. Yang termasuk ke dalamnya
adalah
Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT), yang ditegakkan bila hasil pemeriksaan
glukosa plasma puasa didapatkan antara 100 125 mg/dL dan kadar glukosa plasma
2 jam setelah meminum larutan glukosa TTGO < 140 mg/dL
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), yang ditegakkan bila kadar glukosa plasma 2
jam setelah meminum larutan glukosa TTGO antara 140 199 mg/dL
Tabel kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM:
Bukan DM
Plasma vena <100
Darah kapiler <90
Plasma vena <100
Darah kapiler <90
Belum Pasti DM
100-199
90-199
100-125
90-99
DM
200
200
126
100
Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia PERKENI tahun 2011
HIPERTENSI
KATEGORI
SISTOLIK (mmHg)
Normal
Perbatasan
Hipertensi tingkat 1
Hipertensi tingkat 2
Hipertensi tingkat 3
< 130
130-139
140-159
160-179
180
DIASTOLIK
(mmHg)
< 85
85-89
90-99
100-109
110
Gejala Klinis
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala
dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
a) Biasanya pasien mengeluh nyeri dada, dan sesak nafas (dipsnea)
b) Adanya tekanan darah melampaui 160/90 mmHg
c) Adanya retinopathy
d) Mata kabur pada edema papil mata
e) Sakit kepala hebat dan nyeri tengkuk
f) Peningkatan TIK
g) Mual dan muntah
h) Perubahan level kesadaran
i) Nistagmus
j) Abdominal bruit
k) Oliguri, Hematuri dan proteinuri
l) Peningkatan MAP (tekanan arteri rata-rata)
(sumber: Alspach, Joann Griff, 2006)
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi
yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing, Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual,
Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun
CATAFLAM
Cataflam 25 mg memiliki kandungan natrium diklofenak 25 mg, merupakan obat analgesik
dan mengurangi peradangan yang termasuk ke dalam golongan nonsteroidal antiinfammatory drug (NSAID). Cataflam dapat mengurangi radang, nyeri dan menurunkan
demam melalui mekanisme inhibisi biosintesis dari prostaglandin, kerja Cataflam yang cepat
menjadikan Cataflam obat pilihan pada kondisi akut peradangan dan serangan nyeri.
Cataflam diindikasikan untuk mengurangi nyeri ringan hingga sedang yang dapat disebabkan
oleh rematik artritis, osteoarthritis, keram otot, peradangan otot, tendonitis, sendi yang
terkilir, dan nyeri perut yang berkaitan dengan menstruasi. Cataflam dapat digunakan setelah
pasien mengalami trauma seperti kecelakaan ringan, operasi kecil seperti cabut gigi, serangan
migren, serangan akut asam urat, Penggunaan Cataflam pada anak jarang diberikan, salah
satu indikasi penggunaan Cataflam pada anak adalah Juvenile Rhematoid Arthritis (JRA)
Cataflam tidak boleh digunakan pada pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap aspirin,
natrium diclofenak, atau NSAID lainnya. Ibu hamil pada trisemester terakhir dan ibu
menyusui. Pasien dengan sakit maag kronis atau ulkus saluran cerna, pasien dengan riwayat
perdarahan lambung dan usus, pasien dengan gagal ginjal dan gangguan hati berat.
EFEK SAMPING
Ketika menggunakan Cataflam dapat muncul efek samping seperti mual disertai muntah,
nyeri perut, diare atau konstipasi. Pusing dan nyeri kepala, serta ruam kulit ringan. Cataflam
dapat menyebabkan perdarahan lambung atau usus. Cataflam dapat meningkatkan risiko
serangan jantung atau stroke jika digunakan dalam jangka panjang, pasien dengan riwayat
penyakit jantung atau operasi jantung tidak disarankan menggunakan obat ini. Pasien juga
dapat mengalami vertigo, mata berkunang-kunag atau pusing berputar serta mengantuk,
orang yang mengkonsumsi Cataflam disarankan untuk tidak mengendarai kendaraan
bermotor dan alat berat.
DOSIS
Dosis Cataflam untuk orang dewasa adalah 2 hingga 3 kali sehari sebanyak 25 mg untuk
nyeri ringan, untuk nyeri sedang dapat menggunakan dosis 2 hingga 3 kali sebanyak 50 mg.
Dosis pada anak adalah 2-3 mg/kg BB setiap harinya. Cataflam dapat digunakan seperlunya
ketika serangan nyeri muncul, penggunaan lebih dari 2 minggu harus dibawah pengawasan
dokter.
AMOXSAN
Amoxsan adalah produk antibiotik golongan beta laktam aminobenzyl penicillin dari Sanbe
Farma dengan kandungan amoxicillin trihydrate. Amoxicillin stabil dalam keadaan asam,
diserap cepat melalui saluran pencernaan tanpa terpengaruh adanya makanan di lambung, dan
mencapai dosis efektif dalam 1jam. Kemampuan bakterisida amoxicillin efektif terhadap
bakteri Gram-positif dan Gram-negatif. Amoxsan tersedia dalam sediaan tablet,kapsul, sirup,
tetes, dan injeksi.
Indikasi:
Infeksi saluran pernapasan atas, misalnya tonsilitis, sinusitis, laringitis, dan faringitis;
Infeksi lambung oleh bakteri Helicobater pylori (sebagai kombinasi dengan antibiotik
lainnya).
Kontraindikasi:
Pasien alergi terhadap obat golongan penisilin yang telah diketahui, termasuk bayi
yang lahir dari ibu yang alergi terhadap penisilin;
Penggunaan obat bersama-sama dengan vaksin bakteri hidup membuat vaksin tidak
efektif karena kandungan bakteri hidup yang ada dalam vaksin akan dimusnahkan
oleh obat sehingga kekebalan tubuh yang diinginkan tidak terbentuk.
EFEK SAMPING
Reaksi alergi yang ditandai dengan gejala nyeri kepala, kulit kemerahan, bengkak,
dan gatal. Reaksi alergi yang berat dapat menimbulkan syok (penurunan tekanan
darah cepat dalam waktu singkat);
DOSIS
Dosis obat dapat bervariasi tergantung dari penyakit yang diderita. Pada infeksi ringan
sampai sedang, untuk orang dewasa dapat digunakan sediaan kapsul 250mg sampai 500mg
tiga kali sehari. Untuk infeksi yang lebih berat seperti pneumonia atau otitis media dapat
diberikan dosis yang lebih tinggi sesuai anjuran dokter. Untuk anak-anak dengan berat badan
diatas 8kg, direkomendasikan sediaan sirup karena tersedia dengan dosis yang lebih kecil.
Untuk bayi yang berusia dibawah 6 bulan atau berat badan dibawah 8kg digunakan sediaan
tetes. Perlu diperhatikan bahwa dosis obat anak diberikan berdasarkan berat badan anak dan
diperlukan konsultasi dengan dokter atau dokter anak.
CAPTOPRIL
Captopril adalah obat tekanan darah tinggi atau hipertensi. Obat ini merupakan obat pilihan
pertama untuk penderita hipertensi tanpa komplikasi. Terdapat bayak golongan obat
antihipertensi. Captopril termasuk dalam golongan obat inhibitor enzim angiotensin
konverter (angiotensin-converting enzyme inhibitor, ACEI).
Captopril cepat bekerja dalam tubuh sehingga sering diberikan untuk hipertensi gawatdarurat. Selain untuk hipertensi, captopril juga berkhasiat untuk penyakit berikut:
1. Gagal jantung kronik;
2. Kelainan jantung kiri pascaserangan jantung;
3. Penyakit ginjal terkait penyakit gula (diabetes).
Captopril tidak boleh diberikan pada kondisi berikut:
1. Alergi (hipersensitif) terhadap obat golongan ACEI;
2. Pasien tidak dapat berkemih (anuria);
3. Penyempitan pembuluh darah ginjal (stenosis bilateral arteri renal);
4. Kehamilan trimester 2 dan 3 karena berisiko menyebabkan kecacatan atau kematian
janin.
EFEK SAMPING
Secara umum, captopril merupakan obat yang aman untuk hipertensi. Beberapa efek samping
dan persentase kemunculan efek samping yang pernah dilaporkan adalah:
1. Hiperkalemia (1-11%);
2. Reaksi alergi (4-7%);
3. Kemerahan pada kulit (4-7%);
4. Tekanan darah rendah (hipotensi) (1-2,5%);
5. Gatal (2%);
6. Batuk kering (0,5-2%);
7. Detak jantung cepat (takikardi) (1%);
8. Nyeri dada (1%).
Bila muncul efek samping, captopril biasanya akan diganti dengan obat hipertensi dari
golongan lain.
DOSIS
Captopril tersedia dalam kemasan tablet 12,5 mg, 25 mg, dan 50 mg. Captopril tersedia
sebagai obat generik maupun paten. Untuk pengobatan hipertensi, captopril diberikan dalam
dosis 25 mg sebanyak 2-3 kali per hari. Dosis dapat ditingkatkan sesuai dengan respon
pengobatan. Dosis untuk hipertensi grade I biasanya 2-3 kali 25-50 mg, sendangkan untuk
hipertensi grade II ialah 2-3 kali 50-100 mg. Captopril juga biasa dikombinasikan dengna
obat hipertensi lainnya untuk mencapai goal terapi. Dosis maksimum yang masih
diperbolehkan ialah 450 mg per hari. Banyak pasien yang membeli bebas captopril, namun
sebaiknya diiringi dengan kontrol teratur ke tenaga medis untuk mengetahui respon
pengobatan dan kontrol tekanan darah.
Untuk mendapatkan khasiat pada pasien gagal jantung kronik, dosis awal yang diberikan
ialah 6,25-12,5 mg sebanyak tiga kali sehari. Dosis kemudian ditingkatkan hingga 2-3 kali 50
mg. Untuk kelainan ginjal akibat sakit gula (diabetes), captopril digunakan untuk mengurangi
pengeluaran protein berlebihan dari ginjal. Dosis yang diberikan ialah tiga kali 25 mg.
mensekresi natrium dan cairan serta mensekresi kalium. Keadaan ini akan menyebabkan penurunan
tekanan darah dan mengurangi beban jantung, baik 'afterload' maupun 'pre-load', sehingga terjadi
peningkatan kerja jantung. Vasodilatasi yang timbul tidak menimbulkan reflek takikardia.
ASPILET
Indikasi:
Untuk menurunkan demam, meringankan sakit kepala, sakit gigi dan nyeri otot.
Kontra Indikasi:
Penderita hipersensitif (termasuk asma). Penderita tukak lambung (maag), pernah atau sering
mengalami perdarahan di bawah kulit (konsultasikan dengan dokter). Penderita hemofilia dan
trombositopenia, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan. Penderita yang
sedang terapi dengan antikoagulan (konsultasikan dengan dokter).
Komposisi:
Setiap tablet mengandung:
Asam Asetilsalisilat ................................. 80 mg
Cara Kerja Obat:
ASPILETS Chewable mengandung asam asetilsalisilat dengan bufer, bekerja dengan
mempengaruhi pusat pengatur suhu di hipotalamus sehingga dapat menurunkan demam, dan
menghambat pembentukan prostaglandin sehingga dapat menurunkan rasa sakit.
Dosis:
Diberikan 3 kali sehari.
Anak 2 - 6 tahun ................................. 1/2 - 1 tablet.
Anak 6 - 12 tahun ................................ 1 - 2 tablet.
Atau menurut petunjuk dokter.
Tablet boleh dihancurkan dahulu sebelum dilepaskan dari foilnya, lalu dilarutkan dalam
sejumlah air atau dicampur dengan susu, dan diminum sesudah makan.
Perhatian:
Jauhkan dari jangkauan anak-anak guna mencegah salah penggunaan tablet ini. Bila setelah 2
hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera hubungi dokter
atau unit pelayanan kesehatan. Hati-hati untuk penderita gangguan fungsi ginjal atau hati dan
dehidrasi.Hati-hati penggunaan pada anak-anak dengan gejala demam terutama flu, varisela
(cacar air), sebelumnya konsultasikan ke dokter karena dapat terjadi bahaya Reye SYndrome.
Sebaiknya obat ini diminum setelah makan atau bersama dengan makan. Alkohol dapat
meningkatkan perdarahan gastrointestinal bila diminum bersamaan dengan obat ini.
Pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan perdarahan pada lambung.
Efek Samping:
Kadang-kadang dapat terjadi: iritasi lambung, mual, muntah. Pemakaian jangka panjang
dapat terjadi: perdarahan lambung, tukak lambung.
Kemasan:
Dus berisi 100 tablet (10 strip @ 10 tablet).
Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering (15 - 25 derajat C).
ALLOPURINOL
Indikasi:
Gout dan hiperurisemia
Kontra Indikasi:
Alergi terhadap Alopurinol. Penderita dengan penyakit hati dan "bone marrow suppression".
Komposisi:
Tiap tablet mengandung Alopurinol 100 mg
Efek Samping:
Reaksi hipersensitifitas: ruam mokulopapular didahului pruritus, urtikaria, eksfoliatif dan lesi
pupura, dermatitis, nefritis, faskulitis dan sindrome poliartrtis. Demam, eosinofilia, kegagalan
hati dan ginjal, mual, muntah, diare, rasa mengantuk, sakit kepala dan rasa logam.
Interaksi Obat:
Pemberian Alopurinol dengan azatioprin, merkaptopurin atau siklofosfamid, dapat
meningkatkan efek toksik dari obat tersebut.
Jangan diberikan bersama-sama dengan garam besi dan obat diuretik golongan tiazida.
Dengan warfarin dapat menghambat metabolisme obat di hati.
Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering.
Cara penulisan data dengan format problem oriented dikenal dengan konsep SOAP.
Konsep SOAP terdiri dari 4 bagian:
1. Subjective (Data Subjektif)
Berisikan bagaimana perasaan pasien terhadap keluhannya sekarang. Seringkali perkataan
pasien ditulis dalam tanda kutip supaya dapat menggambarkan keadaan pasien.
2.Objective(Data Objektif)
Berisikan hasil pemeriksaan jasmani dan pemeriksaan
penunjang.
3.Assessment (Pengkajian)
Berisikan bagaimana pendapat pemeriksa mengenai data tersebut di atas dan hubungannya
dengan kasus. Pengkajian merupakan tulisan yang berisi hasil integrasi pemikiran dokter
(berdasarkan pengetahuannya mengenai patofisiologi, epidemiologi, presentasi klinis
penyakit, dan lain sebagainya) terhadap data subjektif dan objektif yang ada.
4.Plan(Rencana)
Berisikan rencana selanjutnya, baik diagnostik, pengobatan maupun penyuluhan.
Nilai total : 4
nilai 2
nilai
nilai 4
2. RESPON MOTORIK.
Nilai total : 6
nilai
nilai
nilai
nilai
nilai 5
nilai 6
3. RESPON VERBAL.
Nilaitotal : 5
nilai
nilai 2
nilai 3
nilai 4
nilai 5
GCS nilai 15
: kesadaran normal.
GCS nilai 03
: kesadaran coma.
Pengukuran suhu
1. Oral
Termometer diletakkan di bawah lidah dimana terdapat arteri sublingual dan biasanya
menunjukkan hasil pengukuran 0,5 0,8C di bawah suhu inti.
2. Rektal Berbeda 0,1C dengan suhu inti.
Kontraindikasi :
1) Diare
2) Pembedahan rectal
3) Clotting disorders
4) Hemorrhoids
3. Aksila
Hasil pengukuran 0,6C lebih rendah dibandingkan suhu oral.Paling sedikit dilakukan,
mudah dan nyaman.
Kontraindikasi :
1)
Pasien kurus
2)
Inflamasi local daerah aksila
3)
Tidak sadar, shock
4)
Konstriksi pembuluh darah perifer.
Nadi
Nadi adalah sensasi denyutan seperti gelombang yang dapat dirasakan / dipalpasi di arteri perifer, terjadi
karena gerakan atau aliran darah ketika konstraksi jantung.
Nadi adalah gelombang darah yang
dibuat oleh kontraksi ventrikel kiri jantung. Pada orang dewasa kontriksi jantung 60-100
x/mnt saat istrahat. Cardiac output adalah volume darah yang dipompakan ke dalam arteri
oleh jantung = SVxHR. Nadi perifer adalah nadi yang berada jauh dari jantung, contoh: kaki,
radialis, leher, nadi apical. Nadi sentral: lokasinya di apex jantung.
2. Pemeriksaan denyut nadi
Nilai denyut nadi merupakkan indicator untuk menilai system kardiovaskuler, denyut nadi dapat diperiksa
dengan mudah menggunakan palpasi di atas arteri radialis ataupun nadi perifer yang lain.
Nilai normal nadi adalah : 60-80 x/menit
Respirasi
Nilai pemeriksaan pernafasan merupakan salah satu indicator untuk mengetahui fungsi system pernafasan
yang didalamnya ada siklus pertukaran O2 dan CO2.
Bunyi tambahan.
1. Krekels/rales adalah bunyi yang berlainan atau non kontinyu yang terjadi akibat
penundaan pembukaan kembali jalan napas yang menutup:
1. Krekels halus dapat terdengar pada akhir inspirasi.
2. Krekels kasar mempunyai bunyi parau dan basah.
3. Mengi (ronki) adalah bunyi berirama kontinyu yang durasinya lebih lama
dibanding krekels. Dapat terdengar pada saat inspirasi, ekspirasi atau pada
keduanya.
Tekanan Darah
Nilai tekanan darah merupakan indicator untuk menilai system kardiovaskuler bersamaan dengan
pemeriksaan nadi. Dalam pemeriksaan tekanan darah ada 2 metode yaitu: metode langsung dan tak
langsung.
Metode langsung yaitu:
memasukkan kanula atau jarum langsung ke dalam pembuluh darah yang dihubungkan ke manometer.
Metode ini adalah metode paling tepat dan akurat tetapi pasien tidak nyaman dan memerlukan metode
khusus.
Metode tidak langsung:
Adalah metode yang menggunakan manset yang disambungkan ke sfigmanometer.
Mekanisme metode ini adalah dengan mendengarkan bunyi koroktoff pada dinding arteri brakhialis
dengan menggunakan stetoskop. Bunyi koroktoff sendiri adalah bunyi gelombang sel-sel darah yang
dikontrasikan (saat sistolik) oleh jantung dan mengenai dinding arteri maka timbul bunyi dug..dug
Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti (core temperatur), yaitu
suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga
pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar 37C). selain itu, ada suhu
permukaan (surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan
lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20C sampai 40C.
Adapun suhu tubuh normal menurut usia dapat dilihat pada tabel berikut:
USIA
3 Bulan
6 Bulan
1 Tahun
3 Tahun
5 Tahun
7 Tahun
9 Tahun
11 Tahun
13 Tahun
Dewasa
>70 Tahun
SUHU(DERAJAT CELCIUS)
37,5C
37,5C
37,7C
37,2C
37,0C
36,8C
36,7C
36,7C
36,6C
36,4C
36,0C