Anda di halaman 1dari 35

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1

Analisis LQ PDRB

Untuk menganalisis sektor yang unggul di Kota Padangsidimpua digunakan metode


analisis Location Quoient (LQ). LQ merupakan suatu perbandingan tentang besarnya

peranan suatu sektor tersebut di Kota Padangsidimpuan terhadap besarnya peranan

sektor Tingkat Provinsi Sumatera Utara. Maka dalam perhitungannya dibutuhkan

sumbangan PDRB tiap sektor dan PDRB baik di Kota Binjai maupun Provinsi Sumatera
Utara. Dalam pembuatan Kajian Potensi Sumberdaya yang Terkait dengan Investasi
sektor yang dimaksud adalah :

1) Sektor pertanian, kehutanan, perikanan


2) Sektor pertambangan dan penggalian
3) Sektor Industri pengolahan

4) Sektor pengadaan dan gas

5) Sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang


6) Sektor konstruksi

7) Sektor perdagangan besar dan eceran, reperasi mobil dan sepeda motor
8) Sektor transportasi dan pergudangan

9) Sektor akomodasi dan makan minum


10) Sektor informasi dan komunikasi

11) Sektor jasa keuangan dan asuransi


12) Sektor real estat

13) Sektor jasa perusahaan

14) Sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial


15) Sektor jasa pendidikan

16) Sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial


17) Sektor jasa lainnya

Perbandingan adalah sebagai berikut


33

Tabel 5.1

PDRB Binjai Atas Dasar Harga Konstan 2010

Lapangan Usaha

Sektor
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan/Agriculture, Forestry and
Fishing
Pertambangan dan Penggalian/Mining
and Quarrying
Industri Pengolahan/Manufacturing
Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity
and Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang/Water supply,
Sewerage, Waste Management and
Remediation Activities
Konstruksi/Construction
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor/Wholesale and Retail Trade;
Repair of Motor Vehicles and
Motorcycles
Transportasi dan
Pergudangan/Transportation and
Storage
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum/Accommodation and Food
Service Activities
Informasi dan Komunikasi/Information
and Communication
Jasa Keuangan dan
Asuransi/Financial and
Insurance Activities
Real Estat/Real Estate
Activities
Jasa Perusahaan/Business
Activities
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib/Public Administration and
Defence; Compulsory Social Security
Jasa Pendidikan/Education

2012

Tahun
2013

2014

280,008.40

284,165.40

294,551.00

223,957.10

248,909.00

258,982.40

744,438.60

813,184.30

897,292.60

8,217.70

8,439.10

8,077.30

6,428.60

7,396.80

8,860.60

645,143.30

724,398.70

856,907.30

1,665,019.70

1,823,458.00

2,021,514.20

453,168.40

520,438.70

601,036.10

395,862.00

418,151.60

447,270.90

133,330.40

148,328.90

165,743.80

246,135.50

279,844.20

303,990.60

435,706.20

507,319.10

566,062.40

51,217.40

59,100.60

67,006.20

443,958.80

512,524.90

584,347.50

320,299.30

351,255.40

388,061.70
34

Lapangan Usaha

Jasa Kesehatan dan Kegiatan


Sosial/Human Health and Social Work
Activities
Jasa lainnya/Other Services
Activities
Produk Domestik Regional

Sumber : BPS Binjai dalam Angka 2015

Tahun
61,271.90

67,477.10

74,991.30

35,740.00

40,030.20

43,976.40

6,149,903.30

6,814,422.00

7,588,672.30

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan

daur ulang , kemudian sektor terbesar kedua adalah perdagangan besar dan eceran.
Untuk lebih jelas dapat dilihat melalui grafik PDRB Kota Binjai dibawah ini :

2,500,000.00

PDRB KOTA BINJAI

2,000,000.00
1,500,000.00
1,000,000.00

500,000.00
-

Gambar 5.1 PDRB Kota Binjai

35

Untuk menganalisisi LQ maka dibandingkan dengan PDRB atas harga konstan 2010 untuk

wilayah yang lebih besar yakni Sumatera Utara, sektor yang lebih besar di Binjai belum
tentu memiliki potensial jika dibandingkan dengan wilayah yang lebih besar. Untuk lebih
jelas melihat PDRB Sumatera Utara dapat dilihat melalui tabel dibawah ini

Tabel 5.2
PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010

Lapangan Usaha

Sektor
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/Agriculture,
Forestry and Fishing
Pertambangan dan Penggalian/Mining and
Quarrying
Industri Pengolahan/Manufacturing
Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity and Gas

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah


dan Daur Ulang/Water supply, Sewerage, Waste
Management and Remediation Activities
Konstruksi/Construction
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor/Wholesale and Retail Trade;
Repair of Motor Vehicles and Motorcycles
Transportasi dan Pergudangan/Transportation
and Storage
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum/Accommodation and Food Service
Activities
Informasi dan Komunikasi/Information and
Communication
Jasa Keuangan dan
Asuransi/Financial and
Insurance Activities
Real Estat/Real Estate
Activities
Jasa Perusahaan/Business
Activities

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan


Jaminan Sosial Wajib/Public Administration and
Defence; Compulsory Social Security

2012

Tahun

2013

2014

95,405.42

99,899.57

104,259.61

4,135.25

5,211.65

5,489.37

76,922.41

80,648.62

83,042.09

353.75

373.84

396.43

553.40

531.92

551.65

44,718.29

48,144.38

51,411.36

65,384.60

69,025.21

73,817.64

16,827.86

18,075.25

19,107.06

8,035.64

8,663.61

9,225.42

8,930.58

9,625.11

10,321.29

11,581.05

12,738.47

13,100.36

15,030.06

16,072.86

17,132.22

3,182.59

3,395.10

3,624.70

12,522.71

12,940.56

13,836.00
36

Lapangan Usaha

Jasa Pendidikan/Education

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/Human


Health and Social Work Activities
Jasa lainnya/Other Services
Activities
Produk Domestik Regional

Sumber : Sumatera Utara dalam Angka 2015

Tahun
7,357.22

7,970.45

8,478.26

3,207.55

3,554.52

3,803.29

1,775.77

1,908.14

2,042.56

375,924.15

398,779.26

419,639.31

Dari hasil perbandingan sektor antara Kota Binjai dan Provinsi Sumatera Utara maka
dapat diketahui sektor basis dan non-basis. Suatu sektor dikategorikan sebagai sektor

basis/unggul apabila sektor tersebut memiliki niali koefisien LQ>1, yang sekaligus
mengindikasikan bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang potensial (ungul) untuk
dikembangkan dalam upaya peningkatan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi baik di

Kota Binjai maupun di Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan subsektor dikatakan non-basis
(tidak unggul) apabila sektor tersebut memiliki nilai koefisien LQ<1 yang mengindikasikan

bahwa sktor tersebut kurang potensial (unggul) untuk dikembangkan dalam upaya
meningkatkan investasi di Kota Binjai. Berdasarkan formulasi LQ dapat diketahui bahwa :

1) Nilai LQ = 1 ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i didaerah Kota Binjai
adalah sama dengan sektor dalam perekonomian Sumatera Utara

2) Nilai LQ < 1 ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i didaerah Kota Binjai
adalah lebih kecil dengan sektor dalam perekonomian Sumatera Utara

3) Nilai LQ > 1 ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i didaerah Kota Binjai
adalah lebih besar dengan sektor dalam perekonomian Sumatera Utara

Setelah dilakukan perhitungan dengan membandingkan wilayah Kota Binjai dengan

wilayah Sumatera Utara maka dapat diketahui nilai LQ (sektor yang paling bisa

dikembangkan untuk investasi) yakni adalah sektor pengadaan air, pengelolaan sampah,

limbah dan daur ulang (1.17), perdagangan besar dan eceran, reperasi mobil, dan sepeda
motor (1.54), sektor transportasi dan pergudangan (1.69), penyediaan akomodasi makan

dan minum (2.84), jasa keuangan (1.29), real estate (1.82), jasa perusahaan (1.01),
administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (2.27), Jasa pendidikan

(2.59), jasa kesehatan dan kegiatan sosial (1.12), jasa lainnya (1.22) , setelah
37

dibandingkan maka sektor yang paling memiliki keungglan kompetitif dengan nilai rata-rata

LQ tertinggi adalah akomodasi makan dan minum dengan nilai rata-rata nilai LQ (2.59),
pertahanan jaminan sosial wajib (2.27), dan jasa pendidikan (2.59).untuk lebih jelas dapat
dilihat melalui tabel LQ dibawah ini :

Tabel 5.3
Nilai LQ dan Rata-rata LQ
Lapangan Usaha
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan/Agriculture, Forestry and Fishing
Pertambangan dan Penggalian/Mining and
Quarrying
Industri Pengolahan/Manufacturing

Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity and Gas

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah


dan Daur Ulang/Water supply, Sewerage, Waste
Management and Remediation Activities
Konstruksi/Construction
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor/Wholesale and Retail Trade;
Repair of Motor Vehicles and Motorcycles
Transportasi dan Pergudangan/Transportation
and Storage

Penyediaan Akomodasi dan Makan


Minum/Accommodation and Food Service
Activities
Informasi dan Komunikasi/Information and
Communication
Jasa Keuangan dan
Asuransi/Financial and
Insurance Activities
Real Estat/Real Estate
Activities
Jasa Perusahaan/Business
Activities
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib/Public Administration and
Defence; Compulsory Social Security
Jasa Pendidikan/Education
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/Human
Health and Social Work Activities

LQ

0.18

0.17

0.16

0.59

0.59

0.60

3.31
0.91

2.79
0.93

2.61
0.81

RATA-RATA
0.17
2.90
0.59
0.88

1.11

1.16

1.24

1.17

0.88

0.88

0.92

0.89

1.56

1.55

1.51

1.54

1.65

1.68

1.74

1.69

3.01

2.82

2.68

2.84

0.91

0.90

0.89

0.90

1.30

1.29

1.28

1.29

1.77

1.85

1.83

1.82

2.17

2.32

2.34

2.27

2.66

2.58

2.53

2.59

0.98

1.17

1.02

1.11

1.02

1.09

1.01

1.12

38

Lapangan Usaha
Jasa lainnya/Other Services
Activities

1.23

Total LQ

1.00

Sumber : Data Sekunder diolah 2015

5.2

LQ

1.23

1.00

RATA-RATA

1.19

1.22

1.00

1.00

Pertumbuhan Antar Sektor Kota Binjai

Dengan melihat nilai LQ tersebut kita dapat juga menghitung pertumbuhan antar sektor
Kota Binjai, dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor yang paling tinggi adalah sektor

administrasi pemerintahan pada tahun 2011 namun menurun di tahun 2012 dan 2013
menjadi 0.1 (nilai rata-rata). Sektor yang lainnya juga mengalami pertumbuhan sektor yang

hampir mirip yakni memiliki kenaikan pertumbuhan setiap tahunnya adalah 0.1%, itu
menunjukkkan bahwa seluruh sektor di Kota Binjai tersebar secara merata dari sisi
pertumbuhannya. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 5.4 Pertumbuhan Antar Sektor Kota Binjai

Sektor
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan/Agriculture, Forestry and
Fishing
Pertambangan dan
Penggalian/Mining and Quarrying
Industri Pengolahan/Manufacturing
Pengadaan Listrik dan
Gas/Electricity and Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang/Water supply, Sewerage,
Waste Management and
Remediation Activities

Konstruksi/Construction
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor/Wholesale and Retail Trade;
Repair of Motor Vehicles and
Motorcycles
Transportasi dan
Pergudangan/Transportation and

2011/2010 2012/2011

2013/2012

Rata-rata
2014/2013 pertumbuhan

0.09

0.07

0.01

0.04

0.05

0.09

0.13

0.11

0.04

0.09
0.10

0.05

0.03

0.03

-0.04

0.16
0.14

0.18
0.15

0.15
0.12

0.20
0.18

0.17
0.15

0.08

0.10

0.10

0.11

0.10

0.12

0.13

0.15

0.15

0.13

0.06

0.09

0.10

0.02

39

Sektor

Storage

Penyediaan Akomodasi dan Makan


Minum/Accommodation and Food
Service Activities
Informasi dan
Komunikasi/Information and
Communication
Jasa Keuangan dan
Asuransi/Financial and
Insurance Activities
Real Estat/Real Estate
Activities
Jasa Perusahaan/Business
Activities
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib/Public Administration and
Defence; Compulsory Social Security
Jasa Pendidikan/Education
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial/Human Health and Social
Work Activities
Jasa lainnya/Other Services
Activities

Sumber : Data Sekunder diolah 2015

5.3

2011/2010 2012/2011

2013/2012

Rata-rata
2014/2013 pertumbuhan
0.14

0.05

0.06

0.06

0.07

0.06

0.11

0.15

0.11

0.12

0.12

0.12

0.21

0.14

0.09

0.14

0.16

0.08

0.16

0.12

0.13

0.16

0.11

0.15

0.13

0.14
0.18

0.20

0.21

0.15

0.14
0.10

0.12

0.12

0.11

0.10

0.11

0.11

0.13

0.09

0.12

0.10

0.11

0.13

0.13

0.10

Share Sektor

Share sektor terbesar yakni berada pada sektor pengadaan air, pengelolaan sampah,
limbah dan daur. Dan Kota Binjai juga memiliki share sektor yang terbesar adalah sektor

jasa, baik jasa perusahaan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan jasa lainnya. Hal ini
dikarenakan bahwa KotA Binjai sudah mulai bergerak dari masyarakat yang tradisional

menuju msayarakat yang memiliki konsumsi tinggi sehingga bergerak dalam bidang jasa
yang besar. Untuk lebih jelas dapat dilihat melalui tabel dibawah ini :

40

Tabel 5.5 Share Sektor Kota Binjai


Sektor
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

2010
20.67

2011
21.08

2012
21.96

2013
23.98

2014
25.76

Industri Pengolahan

20.67

21.08

21.96

23.98

25.76

Pertambangan dan Penggalian


Pengadaan Listrik dan Gas

Pengadaan Air, Pengelolaan


Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi

Perdagangan Besar dan Eceran,


Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan

Penyediaan Akomodasi dan Makan


Minum
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan
Asuransi
Real Estat
Jasa Perusahaan

Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial


Jasa lainnya

Sumber : Data Sekunder diolah 2015

27.08

27.78

27.46

27.38

29.30

0.0015 0.0014 0.0013 0.0012 0.0011


1,060

1,016

3.56

3.66

10.07

957

921

9.85

9.53

13.84

13.76

13.57

13.09

12.63

47.52

47.85

46.13

45.94

45.79

13.99
27.34
14.29

14.78
27.20
13.76

3.69

15.54
24.99
14.11

9.41

856

3.74

16.30
24.35
13.43

8.86

3.75

16.97
24.96
13.41

123.91 119.48 120.07 115.30 113.25


16.22

15.04

13.85

13.30

12.99

19.76

19.54

19.20

19.40

19.56

100.62 100.41 100.37 100.99 101.19


170.69 168.84 172.07 170.23 172.56

41

Share per Sektor Kota Binjai

1,200.00
1,000.00
800.00
600.00
400.00

Jasa lainnya

Jasa Kesehatan dan

Jasa Pendidikan

Administrasi

Jasa Perusahaan

Real Estat

Jasa Keuangan dan

Informasi dan Komunikasi

Penyediaan Akomodasi

Transportasi dan

Perdagangan Besar dan

Konstruksi

Pengadaan Air,

Pengadaan Listrik dan Gas

Industri Pengolahan

Pertanian, Kehutanan,

Pertambangan dan

200.00

Gambar 5.2 Share per Sektor Kota Binjai

Dari penjelasan nilai LQ tersebut dapat diketahui bahwa PDRB terbagi atas 3 sektor yakni:
a. Sektor primer

b. Sektor sekunder
c. Sektor tersier
5.3.1 Sektor Primer

Pada tahun 2015. Sektor pertanian yang ada di Kota Binjai mencakup sub sektor tanaman
pangan dan sub sektor peternakan.
1) Sektor Pertanian

Sub Sektor Tanaman Pangan, Komoditi yang diusahakan berupa tanaman pangan

yakni padi, ubi kayu, ubi jalar, jagung, dan kacang-kacangan seperti kacang tanah,

kacang hijau dan kedelai.

Sub Sektor Peternakan, Komoditi yang diusahakan oleh peternak di Kota Binjai

tahun 2015 menurut data BPS sebagian besar dalam skala usaha yang kecil.
Populasi beberapa ternak tampak relatif kecil. Hal ini ditunjukkan dari jumlah
ternak yang dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Binjai.

42

Sektor Pertambangan/Penggalian Sektor ini berkontribusi terhadap PDRB Kota

Binjai yakni rata-rata sebesar 8 persen. Sektor ini berasal dari galian C yang ada
di Kota Binjai.

5.3.2

Sektor Sekunder

Sektor Sekunder merupakan sektor ekonomi yang lebih bertumpu pada pengintegrasian
sumber daya manusia, modal, teknologi dan bahan baku yang berasal dari hasil sektor

primer. Sektor ini meliputi lapangan usaha industri pengolahan, listrik, gas, air minum dan
konstruksi.

Industri Pengolahan

Industri pengolahan berskala besar yang terdapat di Kota Binjai menurut RPJD

2005-2025 sebanyak 10 perusahaan. Produksi unggulan yang dihasilkan oleh

industri-industri kecil Kota Binjai terdiri dari 24 industri anyaman bambu, 36


konveksi, 18 industri tahu/tempe, 16 kerupuk, 4 industri tepung/terasi, 2 industri
barang-barang tekstil, 2 industri sepatu/sandal. Dan 1 industri meubel bambu,
industri rumah tangga yang juga sudah memiliki home industri sendiri, alat musik

gitar yang berada di Kecamatan Binjai Timur sebanyak 2 indutri, dan Binjai Barat
sebanyak 2 industri. Industri anyaman bamboo ini juga telah bekerjasama dengan

penang.

Listrik, Gas dan Air Bersih

Energi listrik di Kota Binjai sampai pada tahun 2010 memiliki jumlah pelanggan

sebesar 63.041 pelanggan, dengan daya tersambung 67.487.805 kva dengan

banyak listrik yang terjual 137.168.292 Kwh. Menurut jenis pelanggan listrik di
Kota Binjai tercatat 869 sosial, 58.633 rumah tangga, 2.920 komersil, 78 industri
dan 541 untuk publik. Penyediaan air minum di Kota Binjai tercatat jumlah

pelanggan 11.377 dengan banyaknya air minum yang disalurkan 2.646.066 m3,
sampai saat ini pengguna air minum atau air bersih yang disalurkan oleh

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtasari. Kota Binjai merupakan salah satu daerah

penghasil Minyak dan Gas yang dikelola oleh Pertamina dan terletak di
Kecamatan Binjai Utara memiliki 4 (empat) sumur. RPJD (2005-2025)

43

Bangunan dan Konstruksi

Menurut RPJD tahun 2005-2025 diketahui bahwa Sektor Bangunan/Konstruksi di

Kota Binjai terdapat jumlah ijin bangunan yang sebanyak 560 ijin bangunan.
Banyaknya surat izin mendirikan bangunan di Kota Binjai menurut jenis bangunan
terdapat 487 unit untuk hunian, 45 unit untuk bangunan komersil, 18 unit untuk
pagar, 1 unit untuk gudang, 3 unit untuk bangunan pendidikan, 2 unit untuk

bengunan khusus, dan 4 unit untuk bangunan umum. Banyak bangunan yang
tidak memiliki IMB. Kontribusi sektor bangunan/konstruksi terhadap PDRB Kota
Binjai rata rata 7 sampai 8 persen. RPJD (2005-2025)
5.3.3

Sektor Tersier

Sektor tersier merupakan sektor yang bergerak berdasarkan nilai tambah dari
sebuah informasi, yang berhubungan dengan sektor tersier adalah pengangkutan

dan komunikasi, perdagangan hotel dan restauran, keuangan dan sektor terbesar
yakni jasa-jasa. Berdasarkan hasil analisis serta RPJD tahun 2005-2025 maka

dapat diketahui sektor-sektor tersebut adalah sebagai berikut :


Pengangkutan dan komunikasi

Sub-sektor komunikasi yang mencakup kegiatan pos dan giro, telekomunikasi dan
jasa penunjang telekomunikasi. Surat yang masuk melalui PT. Pos Indonesia
Cabang Kota Binjai tahun 2010 sebanyak 61.049 buah yang terdiri dari 16.492
surat kilat, 21.826 kilat khusus dan 22.731 surat biasa. Sedangkan surat yang

keluar sebanyak 106.101 buah yang terdiri dari 46.812. surat kilat, 42.708 kilat
khusus dan 16.581 surat biasa. Jumlah pemakai pesawat telepon yang dipasang

dengan sentral telepon otomatis pada tahun 2010 di Kota Binjai ada 428
pelanggan. Pemakai pesawat telepon tersebut berasal dari berbagai kalangan

yaitu wartel sebanyak 406 dan Tuck/Tuk sebanyak 22 unit RPJD (2005-2025)
Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sub Sektor Perdagangan Besar dan Eceran. Jumlah usaha perdagangan di Kota
Binjai terdiri dari perdagangan besar 6 usaha, perdagangan menengah 329 usaha,

perdagangan kecil 1.729 usaha. Untuk meningkatkan Usaha Kecil Menengah

(UKM) dan Pedagang Kaki Lima dibangun Sky Cross untuk menampung usaha
dimaksud yang direncanakan pada Tahun Anggaran 2003. RPJD (2005-2025)

44

Sektor Hotel dan Restoran

Di Kota Binjai terdapat 7 Hotel yang tersebar di beberapa Kecamatan di Kota


Binjai, dengan total kamar sebanyak 301 kamar dan 301 tempat tidur. RPJD

(2005-2025)

Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa

Termasuk dalam sub-sektor Lembaga Keuangan lainnya adalah: Lembaga


Keuangan Bukan Bank, Sewa Bangunan, dan Jasa Perusahaan. Lembaga

Keuangan Bukan Bank meliputi kegiatan asuransi, dana pensiun, pegadaian,


koperasi, simpan pinjam, dan lembaga pembiayaan. Sewa Bangunan meliputi
kegiatan usaha persewaan bangunan, dan tanah, baik yang menyangkut

bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal seperti perkantoran,

pertokoan, serta usaha persewaan tanah persil. Beberapa perbankan yang


terdapat di Kota Binjai diantaranya yaitu PT. Bank SUMUT, Bank Muamalat, Bank

BRI Cabang Binjai, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank CIMB Niaga, Bank
BCA, Lippo Bank, Bank Danamon, Bank BNI 46 dan Bank BTPN. Peranan
perbankan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Binjai sangat berarti.
Pada tahun anggaran 2010, jumlah kredit perbankan yang diberikan sebesar

2.079.909 juta rupiah, kredit usaha kecil sebesar1.129.129 juta rupiah, dan dana

simpanan sebesar 1.435.913 juta rupiah. RPJD (2005-2025)


Jasa-jasa

Jasa Swasta meliputi kegiatan jasa yang dilaksanakan pihak swasta, misalnya
jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi, serta jasa perorangan

dan rumah tangga. Jasa Sosial Kemasyarakatan mencakup kegiatan jasa

pendidikan, kesehatan, palang merah, panti asuhan, panti werda, yayasan


pemeliharaan anak cacat, rumah ibadat dan sejenisnya yang dikelola oleh swasta.

Jasa Hiburan dan Rekreasi mencakup kegiatan jasa bioskop, taman hiburan, pub,
bar, karaoke, kolam renang dan kegiatan hiburan lainnya. Jasa Perorangan dan
Rumah Tangga mencakup kegiatan yang pada umumnya melayani perorangan

dan rumah tangga seperti jasa reparasi, pembantu rumah tangga tukang cukur,
tukang jahit, semir sepatu, salon kecantikan dan sejenisnya. Beberapa pusat
perbelanjaan yang ada di Kota Binjai diantaranya Binjai Super Mall (BSM)

merupakan pusat perbelanjaan yang terbesar di Kota Binjai dengan luas areal
45

73.000 m2 (7,3 Ha), 870 toko, 100 ruko dan 950 parkir mobil. Pusat perbelanjaan

yang lain diantaranya Ramayana Robinson, Plaza Suzuya, Ramayana Swalayan


Binjai, Tahiti Swalayan dan Great MarketSwalayan. Tempat rekreasi di Kota Binjai
sampai saat ini masih bertaraf Taman biasa, namun bagimasyarakat bermanfaat
karena lokasi yang terpelihara dengan bersih seperti taman PKK di Binjai Kota,
Taman Balita di Binjai Kota, Taman PGRI di Kelurahan Jati Negara, Kecamatan
Binjai Utara dan Pantai SB, Taman Remaja, dan Pasar Kaget.
5.4

Analisis LQ Berdasarkan Subsektor

Untuk menganalisis sektor yang unggul di Kota Binjai digunakan metode analisis Location
Quoient (LQ). LQ merupakan suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor

tersebut di Kota Binjai terhadap besarnya peranan sektor Tingkat Provinsi Sumatera Utara.

Maka dalam perhitungannya dibutuhkan sumbangan PDRB tiap sektor dan PDRB baik di
Kota Binjai

maupun Provinsi Sumatera Utara. Dalam pembuatan Kajian Sumber Daya

yang Terkait dengan Potensi Investasi ini sektor yang dimaksud adalah :
1) Sub sektor tanaman pangan
2) Sub sektor peternakan

3) Sub sektor perkebunan


4) Sub sektor perikanan

5) Sub sektor perkebunan


5.4.1

Subsektor Peternakan

Subsektor peternakan di Kota Binjai merupakan salah satu sektor yang sangat potensial
yang dapat memiliki nilai investasi, yang termasuk potensial adalah unggas yakni ayam

ras, hal ini dikarenakan produksi daging unggas di Kota Binjai setiap tahunya meningkat.
Menurut jenis unggas yang paling banyak adalah ayam ras, selain dagingnya ayam ras
juga sangat berpotensi dari telurnya. Walaupun sebagai subsector basis namun bukan

berarti hewan ternak lainnya tidak dapat dikembangkan seperti misalnya kambing. Sapi,

kerbau, babi, serta ayam kampung. Namun yang memiliki potensi adalah ayam ras.
Perbandingan subsektor tersebut adalah sebagai berikut :

46

Tabel 5.6 Perbandingan Subsektor Peternakan Kota Binjai dan Sumatera Utara
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Komoditas

Binjai

SUMUT

LQ

Keteangan

Kuda

2,133

Non Basis

Sapi

5,688

523,277

0.5

Non Basis

172

93,966

0.08

Non Basis

1,901

Non Basis

Kambing

13,435

849,487

0.7

Non Basis

Domba

595,517

Non Basis

Babi

6,026

947,414

0.3

Non Basis

kampung

59,922

15,545,153

0.2

Non Basis

Ayam ras

1,875,325

61,768,723

1.3

Basis

11,222

2,411,989

0.2

Non Basis

Kerbau
Sapi perah

Ayam

Itik

Total

1,971,790

82,739,560

Sumber : BPS, Subsektor peternakan diolah 2015

Dari hasil perbandingan Subsektor antara subsector peternakan Kota Binjai dan Provinsi
Sumatera Utara maka dapat diketahui sektor basis dan non-basis. Suatu sektor
dikategorikan sebagai sektor basis/unggul apabila sektor tersebut memiliki niali koefisien
LQ>1, yang sekaligus mengindikasikan bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang

potensial (ungul) untuk dikembangkan dalam upaya peningkatan pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi baik di Kota Binjai maupun di Provinsi Sumatera Utara.


Sedangkan subsektor dikatakan non-basis (tidak unggul) apabila sektor tersebut memiliki

47

nilai koefisien LQ<1 yang mengindikasikan bahwa sktor tersebut kurang potensial (unggul)

untuk dikembangkan dalam upaya meningkatkan investasi di Kota Binjai. Berdasarkan


formulasi LQ dapat diketahui bahwa :

1) Nilai LQ = 1 ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i didaerah Kota Binjai
adalah sama dengan sektor dalam perekonomian Sumatera Utara

2) Nilai LQ < 1 ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i didaerah Kota Binjai
adalah lebih kecil dengan sektor dalam perekonomian Sumatera Utara

3) Nilai LQ > 1 ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i didaerah Kota Binjai
adalah lebih besar dengan sektor dalam perekonomian Sumatera Utara

Berdasarkan hasil dari LQ maka dapat diketahui bahwa subsektor peternakan yang paling
menjadi komoditas unggulan di Kota Binjai adalah ayam ras, dengan rata-rata LQ adalah
3. Sub sektor peternakan ini sesuai dengan konsep RPJP-D Kota Binjai pada tahun 2005-

2025 yang telah mengusahakan komoditi peternak dari mulai tahun 2010 yang sebagian

masyarakat Kota Binjai telah memiliki skala usaha kecil dalam beternak. Populasi ayam

ras dari tahun ketahun terus meningkat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dan
grafik dibawah ini :

Tabel 5.7 Populasi Ternak Ayam Ras dari Tahun 2009-2013


Tahun
2009

Ternak ayam ras


762,896.00

2010

1,580,430.00

2012

1,924,124.00

2011
2013

Sumber : BPS dalam Angka

1,673,152.00
1,875,325.00

48

1,673,152.00

1,580,430.00

1,924,124.00

1,875,325.00

762,896.00
2009

2009

2010

2010

2011

tahun

2011

2012

2012

Ternak ayam ras

2013

2013

Gambar 5.3 Populasi Ternak Ayam

Jumlah peternakan yang paling mendominasi adalah Kecamatan Binjai Selatan, dan Binjai

Barat. Selain peternakan ayam ras di Kecamatan Binjai Barat juga memiliki potensi
perikanan air tawar lele, kambing, dan babi.
5.4.2 Sub Sektor Tanaman Pangan

Pada subsektor tanaman pangan dapat diketahui bahwa Kota Binjai memiliki komoditas
unggulan yakni ubi kayu. Produksi ubi kayu memiliki nilai LQ 4.8. Daerah yang memiliki

banyak perasawahan adalah Binjai utara persawahan , Binjai Selatan (ubi, kacangkacangan). Untuk lebh jelasnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

49

Komoditas

Tabel 5.8 Sub sektor Tanaman Pangan Binjai


2012

2013

2014

Total Produksi

Padi

26

24.28

9.153

59.242

Jagung

6.138

3.201

14.607

Kedelai

Kacang tanah

Kacang Hijau

Ubi Kayu

1.750.000

1,577,000

945,000

4272000

Ubi Jalar

1750031

1579043.418

945012.354

4272073.849

Total

Sumber : BPS dalam Angka Kota Binjai

50

Komoditas

Tabel 5.9 Sub sektor Tanaman Pangan SUMUT


2012

2013

2014

Padi

3,715,154

3,715,154

3,715,154

Jagung

1,347,124

1,182,928

1,159,795

Kedelai
Kacang tanah
Kacang Hijau
Ubi Kayu
Ubi Jalar
Total

5,419

3,229

5,705

12,073

11,352

9,777

3,817

2,345

2,907

1,171,520

1,518,221

1,383,346

186,583

116,670

146,622

6,441,690

6,549,899

6,423,306

Total Produksi
11,145,462
3,689,847
14,353
33,202
9,069
4,073,087
449,875
19,414,895

Sumber : BPS SUMUT dalam Angka

51

Tabel 5.10 LQ Sub sektor Tanaman Pangan

Komoditas

LQ

Rata-rata LQ

Padi

0.0

0.0

0.0

0.0

Jagung

0.0

0.0

0.0

0.0

Kedelai

0.0

0.0

0.0

0.0

Kacang tanah

0.0

0.0

0.0

0.0

Kacang Hijau

0.0

0.0

0.0

0.0

Ubi Kayu

5.5

4.3

4.6

4.82

Ubi Jalar

0.0

0.0

0.0

0.0

Sumber : Data diolah 2015

5.5

Analisis Shift Share

Shifth share terbagi atas 3 bagian yakni :

a. Proportional Shifth merupakan komponen structural atau komponen campuran


industri yang dapat mengukur nilai pergeseran komposisi sektoralyang terjadi
distruktur ekonomi acuan atau perbedaan antara pertumbuhan sektor-sektor
secara individual dengan pertumbuhan ekonomi di wilayah acuan

b. Differential shifth merupakan komponen kontribusi pertumbuhan lokal (local


share). Besaran yang diukur oleh komponen ini adalah simpangan atau

pergeseran di sektor industri lokal tertentu dengan pertumbuhan sektor industri


yang sama ditingkat perekonomian acuan

c. National Growth adalah pertumbuhan nilai tambah sektor i dibandingkan total


sektor ditingkat provinsi.

52

5.5.1 National Growth

Dapat dilihat bahwa sektor-sektor yang lebih besar dari sektor di SUMUT dan dapat
mendorong pertumbuhan di Provinsi Sumatera Utara yakni adalah sektor sektor industri
pengolahan, sektor konstruksi, dan sektor yang paling besar adalah perdagangan besar

dan eceran, reperasi mobil dan sepeda motor (dapat dijadikan salah satu komoditas
investasi Kota Binjai), sektor transportasi dan pergudangan, peneydiaan akomodasi dan

bahan makanan, real estat, dan administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial,
Untuk lebih jelas dapat dilihat melalui tabel dibawah ini :

Tabel 5.11 National Growth Kota Binjai

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

10
11
12
13
14
15
16
17

Sektor Ekonomi
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan
Asuransi
Real Estat
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa lainnya
J u m l a h Total

Sumber : BPS dalam Angka Kota Binjai (diolah 2015)

PDRB
BINJAI 2013

TOTAL
PERTUMBUHAN
PDRB SUMUT

NATIONAL
GROWTH
SHARE
(NGS)

A
284,165.40
248,909.00
813,184.30
8,439.10

B
0.05231
0.05231
0.05231
0.05231

AxB
14,864.626
13,020.372
42,537.481
441.447

724,398.70

0.05231
0.05231

386.925
37,893.127

520,438.70

0.05231
0.05231

95,384.662
27,224.027

148,328.90

0.05231
0.05231

21,873.413
7,759.050

507,319.10
59,100.60

0.05231
0.05231
0.05231

14,638.585
26,537.744
3,091.539

7,396.80

1,823,458.00
418,151.60
279,844.20

512,524.90
351,255.40
67,477.10
40,030.20
6,814,422.00

0.05231 26,810.058
0.05231 18,374.088
0.05231
3,529.711
0.05231
2,093.970
0.05231 356,460.824
53

5.5.2 Local Share

National growth adalah sektor yang dikategorikan sebagai sektor yang mempunyai
pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan sektor lainnya. Untuk sektor-sektor yang

tumbuh cepat dibanding sektor yang lainnya di Kota Binjai adalah sektor industri
pengolahan hal ini sesuai dengan pertumbuhan sektor-sektor industri yang ada di Kota
Binjai, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang. Kota Binjai

merupakan kota dengan dua sungai yang membelah Kota Binjai yaitu Sungai Bingai dan

Sungai Menciri yan dapat menyuplai kebutuhan air bersih bagi PDAM Tirta Sari Binjai, hal
ini juga dapat dijadikan investasi agar seluruh kebutuhan masyarakat yang masih berada

dipinggiran kota dapat mengkonsumsi air bersih tanpa menggunakan air sumur lagi.
Selanjutnya sektor di Kota Binjai yang tumbuh pesat yakni sektor perdagangan besar dan

eceran reperasi mobil dan sepeda motor, transportasi dan pergudangan, peneydiaan

akomodasi makanan dan minuman, real estat, serta sektor jasa yang meliputi jasa
perusahaan, jasa administrasi dan pemerintahan, jasa pendidikan, pemerintahan, dan

sektor lainnya yang bergerak dalam bidang jasa. Untuk lebih jelas dapat dilihat melalui
tabel dibawah ini :

54

Tabel 5.12 Local Share Kota Binjai (Differential Shifth)


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Sektor Ekonomi
Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan
Pertambangan dan
Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi
Perdagangan Besar dan
Eceran, Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum
Informasi dan
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
Asuransi
Real Estat
Jasa Perusahaan
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial
Jasa lainnya
J u m l a h Total

PDRB BINJAI
A

284,165.40

PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN
LOCAL
SEKTORAL
SEKTORAL
SHARE (LS)
PDRB BINJAI
BINJAI
B
C
A x (B-C)
0.03655

0.04364

-2,016.581

0.04047
0.10343

0.05329
0.02968

-3,190.539
59,974.815

-0.04287

0.03709

-674.823

0.19790
0.18292

0.06043
0.06786

1,016.834
83,352.373

0.10862

0.06943

71,453.256

0.15486

0.05708

50,888.607

0.09858

0.06485

1,350.358

0.11741

0.07233

6,686.335

0.08629
0.11579
0.13377

0.02841
0.06591
0.06763

16,196.244
25,305.968
3,908.811

351,255.40

0.14013
0.10479

0.06920
0.06371

36,357.729
14,427.262

40,030.20
6,436,300.60

0.11136
0.09858
0.04364

0.06999
2,791.684
0.07045
1,126.250
0.05231 368,954.583

248,909.00
813,184.30

8,439.10
7,396.80

724,398.70
1,823,458.00
520,438.70
40,030.20
148,328.90
279,844.20

507,319.10
59,100.60
512,524.90

67,477.10

Sumber : BPS dalam Angka Kota Binjai (diolah 2015)

55

5.5.3 Industrial Mix Share

Industrial mix share adalah sektor yang bergeser yang akan memberi pengaruh kepada

sektor yang sama didaerahnya . berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa
industrial mix share yang akan memberi pengaruh pergeseran sektor di Kota Binjai
diantaranya adalah sektor pertambanan dan penggalian, pengadaan air, pengelolaan

sampah, limbah dan daur ulang, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, reperasi
mobil dan sepeda motor, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan

makan minum, informasi dan komunikasi, real estat, dan beberapa sektor yang bergerak

dalam bidang jasa diantaranya adalah jasa perusahaan, administrasi pemerintahan,


pertahanan dan jaminan sosial, jasa kesehatan lainnya serta jasa-jasa lainnya, hal ini
membuktikan bahwa Kota Binjai merupakan kota yang bergerak dari kota dengan
pekerjaan yan dahulu didominasi oleh pertanian menjadi kota dengan pekerjaan yan lebih

banyak bergerak dalam bidang jasa. Untuk lebih jelasnya perhitungan dapat dilihat melalui
tabel dibawah ini :

56

Tabel 5.13 Industrial Mix Share

No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Sektor Ekonomi

Pertanian, Kehutanan, dan


Perikanan
Pertambangan dan
Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi
Perdagangan Besar dan
Eceran, Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan
Asuransi

Real Estat
Jasa Perusahaan
Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial
Jasa lainnya
J u m l a h Total

PDRB BINJAI
A

284,165.40
248,909.00
813,184.30
8,439.10
7,396.80
724,398.70
1,823,458.00
520,438.70
40,030.20
148,328.90
279,844.20
507,319.10
59,100.60

512,524.90
351,255.40
67,477.10
40,030.20

6,436,300.60

Sumber : BPS dalam Angka Kota Binjai (diolah 2015)

TOTAL
PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN
SEKTORAL
SEKTORAL
SUMUT
PDRB SUMUT
B
C

INDUSTRIAL
MIX SHARE
(IMS)
A x (B-C)

0.04364

0.05231

0.05231
0.05231
0.05231

243.567
-18,403.996
-128.424

0.06043
0.06786

0.05231
0.05231

60.041
11,263.100

0.06943

0.05231

31,218.282

0.06485
0.07233

0.05231
0.05231

501.872
2,969.514

0.02841
0.06591
0.06763

0.05231
0.05231
0.05231

-6,688.429
6,899.589
905.250

0.06920
0.06371

0.05231
0.05231

8,654.814
4,004.950

0.05329
0.02968
0.03709

0.05708

0.06999
0.07045
0.05231

0.05231

0.05231
0.05231
0.05231

-2,462.445

2,484.766

1,192.805
725.980
43,441.235

57

5.6

Tipologi Klassen

Tipology Klassen sebagai alat analisis. Tipology Klassen melakukan pengolompokan


wilayah berdasarkan dua karakteristik yang dimiliki wilayah tersebut yaitu PDRB perkapita

dan laju pertumbuhan ekonomi. Sjafrizal (1997: 27-38) menjelaskan bahwa dengan
menggunakan alat analisis ini dapat diperoleh empat klasifikasi pertumbuhan masingmasing daerah yaitu:

Kuadran I yaitu daerah yang cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high

income) atau disebut juga sebagai daerah maju dan tumbuh cepat (rapid growth
region), merupakan daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan

pendapatan perkapita yang lebih tinggi dibanding rata-rata

Kuadran II yaitu daerah yang berkembang cepat (high growth but low income)

atau juga disebut sebagai daerah maju tetapi tertekan (retarded region),
merupakan daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tetapi

pendapatan perkapitanya lebih rendah dibanding rata-rata.

Kuadran III yaitu daerah maju tetapi tertekan (low growth but high income) atau

juga disebut sebagai daerah berkembang cepat (growing region), merupakan


daerah yang memiliki pertumbuhan ekonominya lebih rendah tetapi pendapatan

perkapita lebih tinggi dibanding rata-rata.

Kuadran IV yaitu daerah relatif tertinggal (low growth and low income) atau juga

disebut sebagai daerah relatif tertinggal (relatively backward region), merupakan


daerah yang pertumbuhan ekonomi maupun pendapatan perkapitanya lebih
rendah dibanding rata-rata.

Cara mengetahui tipologi klasen adalah dengan kriteria sebagai berikut :

Diketahuinya share sektor Kota Binjai (Si)

Pertumbuhan ekonomi Kota Binjai (Ski)

Diketahuinya share sektor Provinsi SUMUT (S)


Pertumbuhan Provinsi SUMUT (SK)

Untuk mengetahui perhitungannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

58

Tabel 5.14 Tipologi Klassen


Sektor

ski

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

25.76

Industri Pengolahan

25.76

Pertambangan dan Penggalian

SK

si

4.02

0.05

0.09

5.05

0.10

0.08

29.3

76.45

0.0011

760.70

Konstruksi

856

8.86

1058.55

0.17

0.12

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

3.75

5.68

0.10

0.13

Pengadaan Listrik dan Gas

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,


Limbah dan Daur Ulang

Perdagangan Besar dan Eceran,

8.16

0.09
0.02

0.15

0.00

0.15

Transportasi dan Pergudangan

12.63

21.96

Minum

16.97

45.49

0.06

0.15

24.96

32.03

0.14

0.13

Penyediaan Akomodasi dan Makan


Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan
Asuransi

Real Estat

45.79

13.41

40.66

24.49

0.14

0.33

0.12

0.13

0.14

0.16

0.14

Jasa Perusahaan

113.25

115.77

0.138

0.14

dan Jaminan Sosial Wajib

12.99

30.33

0.18

0.10

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

101.19

110.34

0.11

0.19

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan


Jasa Pendidikan
Jasa lainnya

19.56

172.56

49.50

205.45

Sumber : Data sekunder Binjai dan SUMUT dalam Angka 2015

0.12

0.11

0.15

0.15

59

KUADRAN I
(Sektor maju dan tumbuh
pesat)
Industri Pengolahan

KUADRAN III
(Sektor Potensial yang
masih berkembang)
Pengadaan listrik dan gas,
pengadaan air, sampah dan
limbah daur ulang,
transportasi dan
pergudangan, jasa dan
keuangan, dan administrasi
pemerintahan

KUADRAN II
(Sektor maju namun
tertekan)
Pertanian dan kehutanan,
konstruksi, informasi dan
komunikasi,
KUADRAN IV
(Sektor tertinggal)
Pertambangan dan penggalian,
perdagangan besar dan eceran
reperasi mobil, akomodasi
makan dan minum, real estat,
jasa perusahaan, jasa
pendidikan, jasa kesehatan dan
jasa lainnya

Gambar 5.4 Tipologi Klassen

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa sektor yang menjadi sektor dengan
pertumbuhan pesat dan sangat maju di Kota Binjai adalah industri pengolahan baik industri

makanan dan minuman maupun industri pengolahan lainnya namun walaupun sektor ini

maju tidak termasuk kedalam sektor dengan yang dapat meningkatkan pertumbuhan
sektor lainnya kemungkinan karena sektor ini lebih didominasi oleh industri dari

penanaman modal asing, sedangkan sektor yang maju tapi tertekan dalam arti sektor yang
jenuh adalah sektor pertanian dan kehutatanan, konstruksi, informasi dan komunikasi, jika

ingin mengembangkan sektor ini maka harus dengan pembaharuan yang lebih baik agar
sektor ini tidak tertekan, sektor yang sedang berkembang diantaranya adalah sektor

pengadaan listrik dan gas, namun sektor ini tidak dapat mengerakkan sektor lainnya
karena bernilai negatif dari hasil perhitungan shift share. Sektor pengadaan air dan
sampah, limbah daur ulang merupakan sektor yang sangat baik sebagai investasi hal ini

disebabkan karena dari hasil LQ, dan shifth share sektor ini yang lumayan besar dalam

memberikan distribusi kepada PDRB Kota Binjai, selain itu sektor transportasi dan
60

pergudangan merupakan sektor yang dapat dijadikan investasi karena sektor ini adalah

sektor yang memenuhi wilayah Kota Binjai sebagai kawasan strateis menuju Kota Medan,
menuju Kabupaten Lankat. Jika ingin dikembangkan maka sektor ini dapat dijadikan

investasi yang baik di Kota Binjai. Sektor jasa keuangan, dan administrasi pemerintahan
juga merupakan sektor yang dapat dikembankan sebagai investasi karenan Kota Binjai

mulai bergerak dari sektor pertanian menuju sektor jasa. Sedangkan sektor yang relativ
tertinggal di Kota Binjai adalah sektor pertambangan dan penggalian, perdagangan besar
dan eceran, reperasi mobil dan sepeda motor walaupun realtif tertinggal namun

kontribusinya cukup besar terhadap PDRB Kota Binjai, sektor akomodasi dan makan

minum juga merupakan sektor yang tertingal namun sektor ini juga sektor yang

sebenarnya potensial untuk dikembangankan, real estate juga demikian, jasa pendidikan

dan jasa kesehatan serta jasa lainnya juga sebenarnya dapat dikembangkan seecara baik
sebagai sektor yang potensial hal ini sesuai dengan perhitungan yang sebelumnya pada
nilai LQ, share sektor, dan hasil analisis shift share.
5.7

Analisis Daya Saing Investasi dengan AHP (Analytcal Hirarchy Process)

Metode AHP (Analytcal Hirarki Proses) digunakan sebagai metode ilmiah untuk
menentukan peringkat komoditi unggulan dalam studi ini menentukan komoditi unggulan

dari Kota Binjai. Metode AHP yang digunakan dalam merencanakan investasi di Kota

Binjai adalah level tingkat I yakni Kelembagaan, sosial politik, infrastruktur, ekonomi

daerah, tenaga kerja. Level tingkat II yakni kelembagaan adalah aparatur dan pelayanan,
perda dan kebijakan, keuangan daerah, dan kepastian hukum, sosial politik diukur oleh

keamanan, sosial budaya, politik. Infrastruktur diukur oleh ketersedian infrastruktur dan
kualitas infrastruktur. Sedangkan ekonomi daerah diukur melalui potensi ekonomi, struktur
ekonomi, dan perbankan

61

Daya Tarik Investasi Kota Bnjai

Kelembagaan
Aparatur dan
Pelayanan

Sosial politik

Infrastruktur fisik

Ekonomi daerah

Tenaga kerja

Keamanan

Ketersediaan

Potensi ekonomi

Perda dan
kebijakan

Produktivitas
tenaga kerja

Sospol

Kualitas infastrukur

Struktur ekonomi

Biaya tenaga kerja

Keuangan daerah

Budaya

Perbankan

Ketersediaan
tenaga kerja

kepastian hukum
Gambar 5.5 Bagan Investasi Kota Binjai

62

Hasil penelitian tentang faktor dan variabel yang menjadi daya tarik investasi di Kota Binjai

disajikan pada tabel dibawah ini, dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hirarchy
Process), hasil dari AHP dapat menghitung faktor penentu investasi daerah. Hasil temuan
dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penentu investasi adalah faktor

kelelmbagaan memiliki bobot tertinggi yakni 0.542 (54,2%), sosial politik 0.191 (19.1%),
tenaga kerja 0.143 (14,3%), ekonomi daerah 0.086 (8,6%), dan infrastruktur fisik 0.038

(3,8%). Untuk lebih jelas dapat dilihat melalui hasil output dari perhitungan expert choice
dan tabel berikut ini :

Tabel 5.15 Faktor dan Variabel Daya Tarik Investasi di Kota Binjai (Level 1)
Fakto/Variabel

Kelembagaan

Prioritas Relatif

0.191

P2

0.542

Sosial Politik

Tenaga Kerja

0.143

Ekonomi daerah

Infrastruktur Fisik

Bobot

0.086

Sumber : Data Primer diolah 2015

0.038

P1
P3
P4
P5

Gambar 5.6 Faktor Daya Tarik Investasi

63

Dari hasil expert choice menunjukkan bahwa daya tarik utama investasi terletak pada

faktor kelembagaan. Indikator dari faktor kelembagaan adalah aparatur dan pelayanan,

peraturan dan kebijakan daerah, keuanan daerah dan kepastian hukum. Hal ini berarti
bahwa calon investor menginginkan suatu kelembagaan pemerintah yang baik yang
mampu melayani investor dengan baik. Memiliki perda dan kebijakan daerah yang lebih

menjamin kelangsungan investasi, sehingga para investor bisa bersandar kepada hukum

apabila terjadi sesuatu masalah dengan aktivitas penanaman modal. Hasil ini juga sesuai
dengan hasil output expert choice bahwa bobot yang paling tertinggi adalah kepastian
hukum dengan bobot 0.451 (45.1%), aparatur dan pelayanan 0.208 (20,8%), perda dan
kebijakan 0.181 (18.1%), keuangan daerah 0.160 (16%)

Tabel 5.16 Faktor dan Variabel Kelembagaan (Level 2)

Fakto/Variabel

Kepastian hukum

Prioritas Relatif

0.208

P6

0.451

Aparatur dan Pelayanan


Perda dan Kebijakan
Keuangan Daerah

Bobot

0.181

Sumber : Data Primer diolah 2015

0.160

P9
P7
P8

Gambar 5.7 Faktor Kelembagaan

64

Dari hasil daya tarik investasi di Kota Binjai faktor selanjutnya adalah sosial politik dimana
faktor tersebut diukur dari keamanan dengan bobot 0.779 (77.9%), sosial politik 0.161
(16.1%) dan budaya 0.060 (6%). Hal ini sesuai dengan kondisi riil bahwa terkadang
masyarakat Kota Binjai belum bisa menerima adanya investasi misalnya saja investasi

adanya pembangunan jalan untuk kawasan fly over Medan-Binjai yang masih terbengkalai

sebagian mengenai pembebasan lahan. Untuk itu masyarakat sebagai objek


pembangunan haruslah diberikan pergantian lahan baru yang lebih baik dan nyaman agar
proses investasi tidak merugikan kedua belah pihak baik pemerintah daerah maupun

masyarakat. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel dan hasil output expert choice
dibawah ini :

Tabel 5.17 Faktor Sosial Politik (Level 2)

Fakto/Variabel

Keamanan

Prioritas Relatif

0.161

P10

0.779

Sosial Politik
Budaya

Bobot

Sumber : Data Primer diolah 2015

0.060

P12
P11

Gambar 5.8 Faktor Sosial Politik

65

Struktur ekonomi ternyata juga menjadi faktor yang penting dalam investasi , dengan

mengetahui dan mengindentifikasi sektor yang menjadi potensi di Kota Binjai (industri
pengolahan baik industri makanan dan minuman maupun industri pengolahan lainnya,

perhitungan shift share sektor pengadaan air dan sampah, limbah daur ulang merupakan
sektor yang sangat baik sebagai investasi hal ini disebabkan karena dari hasil LQ, dan

shifth share sektor ini yang lumayan besar dalam memberikan distribusi kepada PDRB

Kota Binjai, selain itu sektor perdagangan besar dan eceran reperasi mobil, akomodasi
makan dan minum, real estat, jasa perusahaan, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan jasa

lainnya, untuk itu ada baiknya sektor ini agar dikembangkan dalam investasi. Potensi
ekonomi memiliki bobot 0.779 (77,9%) dan struktur ekonomi 0.161 (16.1%)
Tabel 5.18 Faktor Ekonomi Daerah (Level 2)

Fakto/Variabel

Potensi Ekonomi

Struktur Ekonomi

Bobot

Prioritas Relatif

0.161

P17

0.779

Sumber : Data Primer diolah 2015

P16

Gambar 5.9 Faktor Ekonomi Daerah

66

Variabel ketersediaan tenaga kerja, biaya tenaga kerja serta produktivitas tenaga kerja
lokal yang selama ini dianggap sebagai faktor yang cukup menentukan daya tarik investasi

ternyata tidak menjadi pertimbangan maka dalam kajian potensi tidak dijelskan secara
detail. Alasannya karena dalam kajian ini menunjukkan bahwa alasan tenaga kerja murah

dan banyaknya tersedia tenaga kerja tidak mampu meningkatkan daya tarik investasi di

Kota Binjai.Faktor yang menentukan daya tarik investasi di Kota Binjai adalah Infrastruktur

fisik yakni ketersediaan infrastruktur dan kualitas infrastruktur untuk itu agar kiranya
pemerintah daerah mempercepat proses Binjai Utara sebagai Kawasan Industri Kota Binjai

dengan kualitas nfrastruktur jalan yang baik. Ketersediaan infrastruktur mempunyai bobot
0.883 (83.3%) dan kualitas infrastruktur 0.167 (16.7%).

Fakto/Variabel

Tabel 5.19 Faktor Infrastruktur (Level 2)

Potensi Ekonomi

Struktur Ekonomi

Bobot

Prioritas Relatif

0.161

P20

0.779

Sumber : Data Primer diolah 2015

P19

Gambar 5.10 Faktor Infrastruktur

67

Anda mungkin juga menyukai