Bab V
Bab V
5.1
Analisis LQ PDRB
sumbangan PDRB tiap sektor dan PDRB baik di Kota Binjai maupun Provinsi Sumatera
Utara. Dalam pembuatan Kajian Potensi Sumberdaya yang Terkait dengan Investasi
sektor yang dimaksud adalah :
7) Sektor perdagangan besar dan eceran, reperasi mobil dan sepeda motor
8) Sektor transportasi dan pergudangan
Tabel 5.1
Lapangan Usaha
Sektor
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan/Agriculture, Forestry and
Fishing
Pertambangan dan Penggalian/Mining
and Quarrying
Industri Pengolahan/Manufacturing
Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity
and Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang/Water supply,
Sewerage, Waste Management and
Remediation Activities
Konstruksi/Construction
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor/Wholesale and Retail Trade;
Repair of Motor Vehicles and
Motorcycles
Transportasi dan
Pergudangan/Transportation and
Storage
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum/Accommodation and Food
Service Activities
Informasi dan Komunikasi/Information
and Communication
Jasa Keuangan dan
Asuransi/Financial and
Insurance Activities
Real Estat/Real Estate
Activities
Jasa Perusahaan/Business
Activities
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib/Public Administration and
Defence; Compulsory Social Security
Jasa Pendidikan/Education
2012
Tahun
2013
2014
280,008.40
284,165.40
294,551.00
223,957.10
248,909.00
258,982.40
744,438.60
813,184.30
897,292.60
8,217.70
8,439.10
8,077.30
6,428.60
7,396.80
8,860.60
645,143.30
724,398.70
856,907.30
1,665,019.70
1,823,458.00
2,021,514.20
453,168.40
520,438.70
601,036.10
395,862.00
418,151.60
447,270.90
133,330.40
148,328.90
165,743.80
246,135.50
279,844.20
303,990.60
435,706.20
507,319.10
566,062.40
51,217.40
59,100.60
67,006.20
443,958.80
512,524.90
584,347.50
320,299.30
351,255.40
388,061.70
34
Lapangan Usaha
Tahun
61,271.90
67,477.10
74,991.30
35,740.00
40,030.20
43,976.40
6,149,903.30
6,814,422.00
7,588,672.30
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan
daur ulang , kemudian sektor terbesar kedua adalah perdagangan besar dan eceran.
Untuk lebih jelas dapat dilihat melalui grafik PDRB Kota Binjai dibawah ini :
2,500,000.00
2,000,000.00
1,500,000.00
1,000,000.00
500,000.00
-
35
Untuk menganalisisi LQ maka dibandingkan dengan PDRB atas harga konstan 2010 untuk
wilayah yang lebih besar yakni Sumatera Utara, sektor yang lebih besar di Binjai belum
tentu memiliki potensial jika dibandingkan dengan wilayah yang lebih besar. Untuk lebih
jelas melihat PDRB Sumatera Utara dapat dilihat melalui tabel dibawah ini
Tabel 5.2
PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010
Lapangan Usaha
Sektor
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/Agriculture,
Forestry and Fishing
Pertambangan dan Penggalian/Mining and
Quarrying
Industri Pengolahan/Manufacturing
Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity and Gas
2012
Tahun
2013
2014
95,405.42
99,899.57
104,259.61
4,135.25
5,211.65
5,489.37
76,922.41
80,648.62
83,042.09
353.75
373.84
396.43
553.40
531.92
551.65
44,718.29
48,144.38
51,411.36
65,384.60
69,025.21
73,817.64
16,827.86
18,075.25
19,107.06
8,035.64
8,663.61
9,225.42
8,930.58
9,625.11
10,321.29
11,581.05
12,738.47
13,100.36
15,030.06
16,072.86
17,132.22
3,182.59
3,395.10
3,624.70
12,522.71
12,940.56
13,836.00
36
Lapangan Usaha
Jasa Pendidikan/Education
Tahun
7,357.22
7,970.45
8,478.26
3,207.55
3,554.52
3,803.29
1,775.77
1,908.14
2,042.56
375,924.15
398,779.26
419,639.31
Dari hasil perbandingan sektor antara Kota Binjai dan Provinsi Sumatera Utara maka
dapat diketahui sektor basis dan non-basis. Suatu sektor dikategorikan sebagai sektor
basis/unggul apabila sektor tersebut memiliki niali koefisien LQ>1, yang sekaligus
mengindikasikan bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang potensial (ungul) untuk
dikembangkan dalam upaya peningkatan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi baik di
Kota Binjai maupun di Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan subsektor dikatakan non-basis
(tidak unggul) apabila sektor tersebut memiliki nilai koefisien LQ<1 yang mengindikasikan
bahwa sktor tersebut kurang potensial (unggul) untuk dikembangkan dalam upaya
meningkatkan investasi di Kota Binjai. Berdasarkan formulasi LQ dapat diketahui bahwa :
1) Nilai LQ = 1 ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i didaerah Kota Binjai
adalah sama dengan sektor dalam perekonomian Sumatera Utara
2) Nilai LQ < 1 ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i didaerah Kota Binjai
adalah lebih kecil dengan sektor dalam perekonomian Sumatera Utara
3) Nilai LQ > 1 ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i didaerah Kota Binjai
adalah lebih besar dengan sektor dalam perekonomian Sumatera Utara
wilayah Sumatera Utara maka dapat diketahui nilai LQ (sektor yang paling bisa
dikembangkan untuk investasi) yakni adalah sektor pengadaan air, pengelolaan sampah,
limbah dan daur ulang (1.17), perdagangan besar dan eceran, reperasi mobil, dan sepeda
motor (1.54), sektor transportasi dan pergudangan (1.69), penyediaan akomodasi makan
dan minum (2.84), jasa keuangan (1.29), real estate (1.82), jasa perusahaan (1.01),
administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (2.27), Jasa pendidikan
(2.59), jasa kesehatan dan kegiatan sosial (1.12), jasa lainnya (1.22) , setelah
37
dibandingkan maka sektor yang paling memiliki keungglan kompetitif dengan nilai rata-rata
LQ tertinggi adalah akomodasi makan dan minum dengan nilai rata-rata nilai LQ (2.59),
pertahanan jaminan sosial wajib (2.27), dan jasa pendidikan (2.59).untuk lebih jelas dapat
dilihat melalui tabel LQ dibawah ini :
Tabel 5.3
Nilai LQ dan Rata-rata LQ
Lapangan Usaha
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan/Agriculture, Forestry and Fishing
Pertambangan dan Penggalian/Mining and
Quarrying
Industri Pengolahan/Manufacturing
LQ
0.18
0.17
0.16
0.59
0.59
0.60
3.31
0.91
2.79
0.93
2.61
0.81
RATA-RATA
0.17
2.90
0.59
0.88
1.11
1.16
1.24
1.17
0.88
0.88
0.92
0.89
1.56
1.55
1.51
1.54
1.65
1.68
1.74
1.69
3.01
2.82
2.68
2.84
0.91
0.90
0.89
0.90
1.30
1.29
1.28
1.29
1.77
1.85
1.83
1.82
2.17
2.32
2.34
2.27
2.66
2.58
2.53
2.59
0.98
1.17
1.02
1.11
1.02
1.09
1.01
1.12
38
Lapangan Usaha
Jasa lainnya/Other Services
Activities
1.23
Total LQ
1.00
5.2
LQ
1.23
1.00
RATA-RATA
1.19
1.22
1.00
1.00
Dengan melihat nilai LQ tersebut kita dapat juga menghitung pertumbuhan antar sektor
Kota Binjai, dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor yang paling tinggi adalah sektor
administrasi pemerintahan pada tahun 2011 namun menurun di tahun 2012 dan 2013
menjadi 0.1 (nilai rata-rata). Sektor yang lainnya juga mengalami pertumbuhan sektor yang
hampir mirip yakni memiliki kenaikan pertumbuhan setiap tahunnya adalah 0.1%, itu
menunjukkkan bahwa seluruh sektor di Kota Binjai tersebar secara merata dari sisi
pertumbuhannya. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Sektor
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan/Agriculture, Forestry and
Fishing
Pertambangan dan
Penggalian/Mining and Quarrying
Industri Pengolahan/Manufacturing
Pengadaan Listrik dan
Gas/Electricity and Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang/Water supply, Sewerage,
Waste Management and
Remediation Activities
Konstruksi/Construction
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor/Wholesale and Retail Trade;
Repair of Motor Vehicles and
Motorcycles
Transportasi dan
Pergudangan/Transportation and
2011/2010 2012/2011
2013/2012
Rata-rata
2014/2013 pertumbuhan
0.09
0.07
0.01
0.04
0.05
0.09
0.13
0.11
0.04
0.09
0.10
0.05
0.03
0.03
-0.04
0.16
0.14
0.18
0.15
0.15
0.12
0.20
0.18
0.17
0.15
0.08
0.10
0.10
0.11
0.10
0.12
0.13
0.15
0.15
0.13
0.06
0.09
0.10
0.02
39
Sektor
Storage
5.3
2011/2010 2012/2011
2013/2012
Rata-rata
2014/2013 pertumbuhan
0.14
0.05
0.06
0.06
0.07
0.06
0.11
0.15
0.11
0.12
0.12
0.12
0.21
0.14
0.09
0.14
0.16
0.08
0.16
0.12
0.13
0.16
0.11
0.15
0.13
0.14
0.18
0.20
0.21
0.15
0.14
0.10
0.12
0.12
0.11
0.10
0.11
0.11
0.13
0.09
0.12
0.10
0.11
0.13
0.13
0.10
Share Sektor
Share sektor terbesar yakni berada pada sektor pengadaan air, pengelolaan sampah,
limbah dan daur. Dan Kota Binjai juga memiliki share sektor yang terbesar adalah sektor
jasa, baik jasa perusahaan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan jasa lainnya. Hal ini
dikarenakan bahwa KotA Binjai sudah mulai bergerak dari masyarakat yang tradisional
menuju msayarakat yang memiliki konsumsi tinggi sehingga bergerak dalam bidang jasa
yang besar. Untuk lebih jelas dapat dilihat melalui tabel dibawah ini :
40
2010
20.67
2011
21.08
2012
21.96
2013
23.98
2014
25.76
Industri Pengolahan
20.67
21.08
21.96
23.98
25.76
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan
27.08
27.78
27.46
27.38
29.30
1,016
3.56
3.66
10.07
957
921
9.85
9.53
13.84
13.76
13.57
13.09
12.63
47.52
47.85
46.13
45.94
45.79
13.99
27.34
14.29
14.78
27.20
13.76
3.69
15.54
24.99
14.11
9.41
856
3.74
16.30
24.35
13.43
8.86
3.75
16.97
24.96
13.41
15.04
13.85
13.30
12.99
19.76
19.54
19.20
19.40
19.56
41
1,200.00
1,000.00
800.00
600.00
400.00
Jasa lainnya
Jasa Pendidikan
Administrasi
Jasa Perusahaan
Real Estat
Penyediaan Akomodasi
Transportasi dan
Konstruksi
Pengadaan Air,
Industri Pengolahan
Pertanian, Kehutanan,
Pertambangan dan
200.00
Dari penjelasan nilai LQ tersebut dapat diketahui bahwa PDRB terbagi atas 3 sektor yakni:
a. Sektor primer
b. Sektor sekunder
c. Sektor tersier
5.3.1 Sektor Primer
Pada tahun 2015. Sektor pertanian yang ada di Kota Binjai mencakup sub sektor tanaman
pangan dan sub sektor peternakan.
1) Sektor Pertanian
Sub Sektor Tanaman Pangan, Komoditi yang diusahakan berupa tanaman pangan
yakni padi, ubi kayu, ubi jalar, jagung, dan kacang-kacangan seperti kacang tanah,
Sub Sektor Peternakan, Komoditi yang diusahakan oleh peternak di Kota Binjai
tahun 2015 menurut data BPS sebagian besar dalam skala usaha yang kecil.
Populasi beberapa ternak tampak relatif kecil. Hal ini ditunjukkan dari jumlah
ternak yang dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Binjai.
42
Binjai yakni rata-rata sebesar 8 persen. Sektor ini berasal dari galian C yang ada
di Kota Binjai.
5.3.2
Sektor Sekunder
Sektor Sekunder merupakan sektor ekonomi yang lebih bertumpu pada pengintegrasian
sumber daya manusia, modal, teknologi dan bahan baku yang berasal dari hasil sektor
primer. Sektor ini meliputi lapangan usaha industri pengolahan, listrik, gas, air minum dan
konstruksi.
Industri Pengolahan
Industri pengolahan berskala besar yang terdapat di Kota Binjai menurut RPJD
gitar yang berada di Kecamatan Binjai Timur sebanyak 2 indutri, dan Binjai Barat
sebanyak 2 industri. Industri anyaman bamboo ini juga telah bekerjasama dengan
penang.
Energi listrik di Kota Binjai sampai pada tahun 2010 memiliki jumlah pelanggan
banyak listrik yang terjual 137.168.292 Kwh. Menurut jenis pelanggan listrik di
Kota Binjai tercatat 869 sosial, 58.633 rumah tangga, 2.920 komersil, 78 industri
dan 541 untuk publik. Penyediaan air minum di Kota Binjai tercatat jumlah
pelanggan 11.377 dengan banyaknya air minum yang disalurkan 2.646.066 m3,
sampai saat ini pengguna air minum atau air bersih yang disalurkan oleh
Perusahaan Daerah Air Minum Tirtasari. Kota Binjai merupakan salah satu daerah
penghasil Minyak dan Gas yang dikelola oleh Pertamina dan terletak di
Kecamatan Binjai Utara memiliki 4 (empat) sumur. RPJD (2005-2025)
43
Kota Binjai terdapat jumlah ijin bangunan yang sebanyak 560 ijin bangunan.
Banyaknya surat izin mendirikan bangunan di Kota Binjai menurut jenis bangunan
terdapat 487 unit untuk hunian, 45 unit untuk bangunan komersil, 18 unit untuk
pagar, 1 unit untuk gudang, 3 unit untuk bangunan pendidikan, 2 unit untuk
bengunan khusus, dan 4 unit untuk bangunan umum. Banyak bangunan yang
tidak memiliki IMB. Kontribusi sektor bangunan/konstruksi terhadap PDRB Kota
Binjai rata rata 7 sampai 8 persen. RPJD (2005-2025)
5.3.3
Sektor Tersier
Sektor tersier merupakan sektor yang bergerak berdasarkan nilai tambah dari
sebuah informasi, yang berhubungan dengan sektor tersier adalah pengangkutan
dan komunikasi, perdagangan hotel dan restauran, keuangan dan sektor terbesar
yakni jasa-jasa. Berdasarkan hasil analisis serta RPJD tahun 2005-2025 maka
Sub-sektor komunikasi yang mencakup kegiatan pos dan giro, telekomunikasi dan
jasa penunjang telekomunikasi. Surat yang masuk melalui PT. Pos Indonesia
Cabang Kota Binjai tahun 2010 sebanyak 61.049 buah yang terdiri dari 16.492
surat kilat, 21.826 kilat khusus dan 22.731 surat biasa. Sedangkan surat yang
keluar sebanyak 106.101 buah yang terdiri dari 46.812. surat kilat, 42.708 kilat
khusus dan 16.581 surat biasa. Jumlah pemakai pesawat telepon yang dipasang
dengan sentral telepon otomatis pada tahun 2010 di Kota Binjai ada 428
pelanggan. Pemakai pesawat telepon tersebut berasal dari berbagai kalangan
yaitu wartel sebanyak 406 dan Tuck/Tuk sebanyak 22 unit RPJD (2005-2025)
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sub Sektor Perdagangan Besar dan Eceran. Jumlah usaha perdagangan di Kota
Binjai terdiri dari perdagangan besar 6 usaha, perdagangan menengah 329 usaha,
(UKM) dan Pedagang Kaki Lima dibangun Sky Cross untuk menampung usaha
dimaksud yang direncanakan pada Tahun Anggaran 2003. RPJD (2005-2025)
44
(2005-2025)
BRI Cabang Binjai, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank CIMB Niaga, Bank
BCA, Lippo Bank, Bank Danamon, Bank BNI 46 dan Bank BTPN. Peranan
perbankan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Binjai sangat berarti.
Pada tahun anggaran 2010, jumlah kredit perbankan yang diberikan sebesar
2.079.909 juta rupiah, kredit usaha kecil sebesar1.129.129 juta rupiah, dan dana
Jasa Swasta meliputi kegiatan jasa yang dilaksanakan pihak swasta, misalnya
jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi, serta jasa perorangan
Jasa Hiburan dan Rekreasi mencakup kegiatan jasa bioskop, taman hiburan, pub,
bar, karaoke, kolam renang dan kegiatan hiburan lainnya. Jasa Perorangan dan
Rumah Tangga mencakup kegiatan yang pada umumnya melayani perorangan
dan rumah tangga seperti jasa reparasi, pembantu rumah tangga tukang cukur,
tukang jahit, semir sepatu, salon kecantikan dan sejenisnya. Beberapa pusat
perbelanjaan yang ada di Kota Binjai diantaranya Binjai Super Mall (BSM)
merupakan pusat perbelanjaan yang terbesar di Kota Binjai dengan luas areal
45
73.000 m2 (7,3 Ha), 870 toko, 100 ruko dan 950 parkir mobil. Pusat perbelanjaan
Untuk menganalisis sektor yang unggul di Kota Binjai digunakan metode analisis Location
Quoient (LQ). LQ merupakan suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor
tersebut di Kota Binjai terhadap besarnya peranan sektor Tingkat Provinsi Sumatera Utara.
Maka dalam perhitungannya dibutuhkan sumbangan PDRB tiap sektor dan PDRB baik di
Kota Binjai
yang Terkait dengan Potensi Investasi ini sektor yang dimaksud adalah :
1) Sub sektor tanaman pangan
2) Sub sektor peternakan
Subsektor Peternakan
Subsektor peternakan di Kota Binjai merupakan salah satu sektor yang sangat potensial
yang dapat memiliki nilai investasi, yang termasuk potensial adalah unggas yakni ayam
ras, hal ini dikarenakan produksi daging unggas di Kota Binjai setiap tahunya meningkat.
Menurut jenis unggas yang paling banyak adalah ayam ras, selain dagingnya ayam ras
juga sangat berpotensi dari telurnya. Walaupun sebagai subsector basis namun bukan
berarti hewan ternak lainnya tidak dapat dikembangkan seperti misalnya kambing. Sapi,
kerbau, babi, serta ayam kampung. Namun yang memiliki potensi adalah ayam ras.
Perbandingan subsektor tersebut adalah sebagai berikut :
46
Tabel 5.6 Perbandingan Subsektor Peternakan Kota Binjai dan Sumatera Utara
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Komoditas
Binjai
SUMUT
LQ
Keteangan
Kuda
2,133
Non Basis
Sapi
5,688
523,277
0.5
Non Basis
172
93,966
0.08
Non Basis
1,901
Non Basis
Kambing
13,435
849,487
0.7
Non Basis
Domba
595,517
Non Basis
Babi
6,026
947,414
0.3
Non Basis
kampung
59,922
15,545,153
0.2
Non Basis
Ayam ras
1,875,325
61,768,723
1.3
Basis
11,222
2,411,989
0.2
Non Basis
Kerbau
Sapi perah
Ayam
Itik
Total
1,971,790
82,739,560
Dari hasil perbandingan Subsektor antara subsector peternakan Kota Binjai dan Provinsi
Sumatera Utara maka dapat diketahui sektor basis dan non-basis. Suatu sektor
dikategorikan sebagai sektor basis/unggul apabila sektor tersebut memiliki niali koefisien
LQ>1, yang sekaligus mengindikasikan bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang
47
nilai koefisien LQ<1 yang mengindikasikan bahwa sktor tersebut kurang potensial (unggul)
1) Nilai LQ = 1 ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i didaerah Kota Binjai
adalah sama dengan sektor dalam perekonomian Sumatera Utara
2) Nilai LQ < 1 ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i didaerah Kota Binjai
adalah lebih kecil dengan sektor dalam perekonomian Sumatera Utara
3) Nilai LQ > 1 ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i didaerah Kota Binjai
adalah lebih besar dengan sektor dalam perekonomian Sumatera Utara
Berdasarkan hasil dari LQ maka dapat diketahui bahwa subsektor peternakan yang paling
menjadi komoditas unggulan di Kota Binjai adalah ayam ras, dengan rata-rata LQ adalah
3. Sub sektor peternakan ini sesuai dengan konsep RPJP-D Kota Binjai pada tahun 2005-
2025 yang telah mengusahakan komoditi peternak dari mulai tahun 2010 yang sebagian
masyarakat Kota Binjai telah memiliki skala usaha kecil dalam beternak. Populasi ayam
ras dari tahun ketahun terus meningkat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dan
grafik dibawah ini :
2010
1,580,430.00
2012
1,924,124.00
2011
2013
1,673,152.00
1,875,325.00
48
1,673,152.00
1,580,430.00
1,924,124.00
1,875,325.00
762,896.00
2009
2009
2010
2010
2011
tahun
2011
2012
2012
2013
2013
Jumlah peternakan yang paling mendominasi adalah Kecamatan Binjai Selatan, dan Binjai
Barat. Selain peternakan ayam ras di Kecamatan Binjai Barat juga memiliki potensi
perikanan air tawar lele, kambing, dan babi.
5.4.2 Sub Sektor Tanaman Pangan
Pada subsektor tanaman pangan dapat diketahui bahwa Kota Binjai memiliki komoditas
unggulan yakni ubi kayu. Produksi ubi kayu memiliki nilai LQ 4.8. Daerah yang memiliki
banyak perasawahan adalah Binjai utara persawahan , Binjai Selatan (ubi, kacangkacangan). Untuk lebh jelasnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
49
Komoditas
2013
2014
Total Produksi
Padi
26
24.28
9.153
59.242
Jagung
6.138
3.201
14.607
Kedelai
Kacang tanah
Kacang Hijau
Ubi Kayu
1.750.000
1,577,000
945,000
4272000
Ubi Jalar
1750031
1579043.418
945012.354
4272073.849
Total
50
Komoditas
2013
2014
Padi
3,715,154
3,715,154
3,715,154
Jagung
1,347,124
1,182,928
1,159,795
Kedelai
Kacang tanah
Kacang Hijau
Ubi Kayu
Ubi Jalar
Total
5,419
3,229
5,705
12,073
11,352
9,777
3,817
2,345
2,907
1,171,520
1,518,221
1,383,346
186,583
116,670
146,622
6,441,690
6,549,899
6,423,306
Total Produksi
11,145,462
3,689,847
14,353
33,202
9,069
4,073,087
449,875
19,414,895
51
Komoditas
LQ
Rata-rata LQ
Padi
0.0
0.0
0.0
0.0
Jagung
0.0
0.0
0.0
0.0
Kedelai
0.0
0.0
0.0
0.0
Kacang tanah
0.0
0.0
0.0
0.0
Kacang Hijau
0.0
0.0
0.0
0.0
Ubi Kayu
5.5
4.3
4.6
4.82
Ubi Jalar
0.0
0.0
0.0
0.0
5.5
52
Dapat dilihat bahwa sektor-sektor yang lebih besar dari sektor di SUMUT dan dapat
mendorong pertumbuhan di Provinsi Sumatera Utara yakni adalah sektor sektor industri
pengolahan, sektor konstruksi, dan sektor yang paling besar adalah perdagangan besar
dan eceran, reperasi mobil dan sepeda motor (dapat dijadikan salah satu komoditas
investasi Kota Binjai), sektor transportasi dan pergudangan, peneydiaan akomodasi dan
bahan makanan, real estat, dan administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial,
Untuk lebih jelas dapat dilihat melalui tabel dibawah ini :
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Sektor Ekonomi
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan
Asuransi
Real Estat
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa lainnya
J u m l a h Total
PDRB
BINJAI 2013
TOTAL
PERTUMBUHAN
PDRB SUMUT
NATIONAL
GROWTH
SHARE
(NGS)
A
284,165.40
248,909.00
813,184.30
8,439.10
B
0.05231
0.05231
0.05231
0.05231
AxB
14,864.626
13,020.372
42,537.481
441.447
724,398.70
0.05231
0.05231
386.925
37,893.127
520,438.70
0.05231
0.05231
95,384.662
27,224.027
148,328.90
0.05231
0.05231
21,873.413
7,759.050
507,319.10
59,100.60
0.05231
0.05231
0.05231
14,638.585
26,537.744
3,091.539
7,396.80
1,823,458.00
418,151.60
279,844.20
512,524.90
351,255.40
67,477.10
40,030.20
6,814,422.00
0.05231 26,810.058
0.05231 18,374.088
0.05231
3,529.711
0.05231
2,093.970
0.05231 356,460.824
53
National growth adalah sektor yang dikategorikan sebagai sektor yang mempunyai
pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan sektor lainnya. Untuk sektor-sektor yang
tumbuh cepat dibanding sektor yang lainnya di Kota Binjai adalah sektor industri
pengolahan hal ini sesuai dengan pertumbuhan sektor-sektor industri yang ada di Kota
Binjai, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang. Kota Binjai
merupakan kota dengan dua sungai yang membelah Kota Binjai yaitu Sungai Bingai dan
Sungai Menciri yan dapat menyuplai kebutuhan air bersih bagi PDAM Tirta Sari Binjai, hal
ini juga dapat dijadikan investasi agar seluruh kebutuhan masyarakat yang masih berada
dipinggiran kota dapat mengkonsumsi air bersih tanpa menggunakan air sumur lagi.
Selanjutnya sektor di Kota Binjai yang tumbuh pesat yakni sektor perdagangan besar dan
eceran reperasi mobil dan sepeda motor, transportasi dan pergudangan, peneydiaan
akomodasi makanan dan minuman, real estat, serta sektor jasa yang meliputi jasa
perusahaan, jasa administrasi dan pemerintahan, jasa pendidikan, pemerintahan, dan
sektor lainnya yang bergerak dalam bidang jasa. Untuk lebih jelas dapat dilihat melalui
tabel dibawah ini :
54
Sektor Ekonomi
Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan
Pertambangan dan
Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi
Perdagangan Besar dan
Eceran, Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum
Informasi dan
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
Asuransi
Real Estat
Jasa Perusahaan
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial
Jasa lainnya
J u m l a h Total
PDRB BINJAI
A
284,165.40
PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN
LOCAL
SEKTORAL
SEKTORAL
SHARE (LS)
PDRB BINJAI
BINJAI
B
C
A x (B-C)
0.03655
0.04364
-2,016.581
0.04047
0.10343
0.05329
0.02968
-3,190.539
59,974.815
-0.04287
0.03709
-674.823
0.19790
0.18292
0.06043
0.06786
1,016.834
83,352.373
0.10862
0.06943
71,453.256
0.15486
0.05708
50,888.607
0.09858
0.06485
1,350.358
0.11741
0.07233
6,686.335
0.08629
0.11579
0.13377
0.02841
0.06591
0.06763
16,196.244
25,305.968
3,908.811
351,255.40
0.14013
0.10479
0.06920
0.06371
36,357.729
14,427.262
40,030.20
6,436,300.60
0.11136
0.09858
0.04364
0.06999
2,791.684
0.07045
1,126.250
0.05231 368,954.583
248,909.00
813,184.30
8,439.10
7,396.80
724,398.70
1,823,458.00
520,438.70
40,030.20
148,328.90
279,844.20
507,319.10
59,100.60
512,524.90
67,477.10
55
Industrial mix share adalah sektor yang bergeser yang akan memberi pengaruh kepada
sektor yang sama didaerahnya . berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa
industrial mix share yang akan memberi pengaruh pergeseran sektor di Kota Binjai
diantaranya adalah sektor pertambanan dan penggalian, pengadaan air, pengelolaan
sampah, limbah dan daur ulang, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, reperasi
mobil dan sepeda motor, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan
makan minum, informasi dan komunikasi, real estat, dan beberapa sektor yang bergerak
banyak bergerak dalam bidang jasa. Untuk lebih jelasnya perhitungan dapat dilihat melalui
tabel dibawah ini :
56
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Sektor Ekonomi
Real Estat
Jasa Perusahaan
Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial
Jasa lainnya
J u m l a h Total
PDRB BINJAI
A
284,165.40
248,909.00
813,184.30
8,439.10
7,396.80
724,398.70
1,823,458.00
520,438.70
40,030.20
148,328.90
279,844.20
507,319.10
59,100.60
512,524.90
351,255.40
67,477.10
40,030.20
6,436,300.60
TOTAL
PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN
SEKTORAL
SEKTORAL
SUMUT
PDRB SUMUT
B
C
INDUSTRIAL
MIX SHARE
(IMS)
A x (B-C)
0.04364
0.05231
0.05231
0.05231
0.05231
243.567
-18,403.996
-128.424
0.06043
0.06786
0.05231
0.05231
60.041
11,263.100
0.06943
0.05231
31,218.282
0.06485
0.07233
0.05231
0.05231
501.872
2,969.514
0.02841
0.06591
0.06763
0.05231
0.05231
0.05231
-6,688.429
6,899.589
905.250
0.06920
0.06371
0.05231
0.05231
8,654.814
4,004.950
0.05329
0.02968
0.03709
0.05708
0.06999
0.07045
0.05231
0.05231
0.05231
0.05231
0.05231
-2,462.445
2,484.766
1,192.805
725.980
43,441.235
57
5.6
Tipologi Klassen
dan laju pertumbuhan ekonomi. Sjafrizal (1997: 27-38) menjelaskan bahwa dengan
menggunakan alat analisis ini dapat diperoleh empat klasifikasi pertumbuhan masingmasing daerah yaitu:
Kuadran I yaitu daerah yang cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high
income) atau disebut juga sebagai daerah maju dan tumbuh cepat (rapid growth
region), merupakan daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan
Kuadran II yaitu daerah yang berkembang cepat (high growth but low income)
atau juga disebut sebagai daerah maju tetapi tertekan (retarded region),
merupakan daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tetapi
Kuadran III yaitu daerah maju tetapi tertekan (low growth but high income) atau
Kuadran IV yaitu daerah relatif tertinggal (low growth and low income) atau juga
58
ski
25.76
Industri Pengolahan
25.76
SK
si
4.02
0.05
0.09
5.05
0.10
0.08
29.3
76.45
0.0011
760.70
Konstruksi
856
8.86
1058.55
0.17
0.12
3.75
5.68
0.10
0.13
8.16
0.09
0.02
0.15
0.00
0.15
12.63
21.96
Minum
16.97
45.49
0.06
0.15
24.96
32.03
0.14
0.13
Real Estat
45.79
13.41
40.66
24.49
0.14
0.33
0.12
0.13
0.14
0.16
0.14
Jasa Perusahaan
113.25
115.77
0.138
0.14
12.99
30.33
0.18
0.10
101.19
110.34
0.11
0.19
19.56
172.56
49.50
205.45
0.12
0.11
0.15
0.15
59
KUADRAN I
(Sektor maju dan tumbuh
pesat)
Industri Pengolahan
KUADRAN III
(Sektor Potensial yang
masih berkembang)
Pengadaan listrik dan gas,
pengadaan air, sampah dan
limbah daur ulang,
transportasi dan
pergudangan, jasa dan
keuangan, dan administrasi
pemerintahan
KUADRAN II
(Sektor maju namun
tertekan)
Pertanian dan kehutanan,
konstruksi, informasi dan
komunikasi,
KUADRAN IV
(Sektor tertinggal)
Pertambangan dan penggalian,
perdagangan besar dan eceran
reperasi mobil, akomodasi
makan dan minum, real estat,
jasa perusahaan, jasa
pendidikan, jasa kesehatan dan
jasa lainnya
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa sektor yang menjadi sektor dengan
pertumbuhan pesat dan sangat maju di Kota Binjai adalah industri pengolahan baik industri
makanan dan minuman maupun industri pengolahan lainnya namun walaupun sektor ini
maju tidak termasuk kedalam sektor dengan yang dapat meningkatkan pertumbuhan
sektor lainnya kemungkinan karena sektor ini lebih didominasi oleh industri dari
penanaman modal asing, sedangkan sektor yang maju tapi tertekan dalam arti sektor yang
jenuh adalah sektor pertanian dan kehutatanan, konstruksi, informasi dan komunikasi, jika
ingin mengembangkan sektor ini maka harus dengan pembaharuan yang lebih baik agar
sektor ini tidak tertekan, sektor yang sedang berkembang diantaranya adalah sektor
pengadaan listrik dan gas, namun sektor ini tidak dapat mengerakkan sektor lainnya
karena bernilai negatif dari hasil perhitungan shift share. Sektor pengadaan air dan
sampah, limbah daur ulang merupakan sektor yang sangat baik sebagai investasi hal ini
disebabkan karena dari hasil LQ, dan shifth share sektor ini yang lumayan besar dalam
memberikan distribusi kepada PDRB Kota Binjai, selain itu sektor transportasi dan
60
pergudangan merupakan sektor yang dapat dijadikan investasi karena sektor ini adalah
sektor yang memenuhi wilayah Kota Binjai sebagai kawasan strateis menuju Kota Medan,
menuju Kabupaten Lankat. Jika ingin dikembangkan maka sektor ini dapat dijadikan
investasi yang baik di Kota Binjai. Sektor jasa keuangan, dan administrasi pemerintahan
juga merupakan sektor yang dapat dikembankan sebagai investasi karenan Kota Binjai
mulai bergerak dari sektor pertanian menuju sektor jasa. Sedangkan sektor yang relativ
tertinggal di Kota Binjai adalah sektor pertambangan dan penggalian, perdagangan besar
dan eceran, reperasi mobil dan sepeda motor walaupun realtif tertinggal namun
kontribusinya cukup besar terhadap PDRB Kota Binjai, sektor akomodasi dan makan
minum juga merupakan sektor yang tertingal namun sektor ini juga sektor yang
sebenarnya potensial untuk dikembangankan, real estate juga demikian, jasa pendidikan
dan jasa kesehatan serta jasa lainnya juga sebenarnya dapat dikembangkan seecara baik
sebagai sektor yang potensial hal ini sesuai dengan perhitungan yang sebelumnya pada
nilai LQ, share sektor, dan hasil analisis shift share.
5.7
Metode AHP (Analytcal Hirarki Proses) digunakan sebagai metode ilmiah untuk
menentukan peringkat komoditi unggulan dalam studi ini menentukan komoditi unggulan
dari Kota Binjai. Metode AHP yang digunakan dalam merencanakan investasi di Kota
Binjai adalah level tingkat I yakni Kelembagaan, sosial politik, infrastruktur, ekonomi
daerah, tenaga kerja. Level tingkat II yakni kelembagaan adalah aparatur dan pelayanan,
perda dan kebijakan, keuangan daerah, dan kepastian hukum, sosial politik diukur oleh
keamanan, sosial budaya, politik. Infrastruktur diukur oleh ketersedian infrastruktur dan
kualitas infrastruktur. Sedangkan ekonomi daerah diukur melalui potensi ekonomi, struktur
ekonomi, dan perbankan
61
Kelembagaan
Aparatur dan
Pelayanan
Sosial politik
Infrastruktur fisik
Ekonomi daerah
Tenaga kerja
Keamanan
Ketersediaan
Potensi ekonomi
Perda dan
kebijakan
Produktivitas
tenaga kerja
Sospol
Kualitas infastrukur
Struktur ekonomi
Keuangan daerah
Budaya
Perbankan
Ketersediaan
tenaga kerja
kepastian hukum
Gambar 5.5 Bagan Investasi Kota Binjai
62
Hasil penelitian tentang faktor dan variabel yang menjadi daya tarik investasi di Kota Binjai
disajikan pada tabel dibawah ini, dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hirarchy
Process), hasil dari AHP dapat menghitung faktor penentu investasi daerah. Hasil temuan
dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penentu investasi adalah faktor
kelelmbagaan memiliki bobot tertinggi yakni 0.542 (54,2%), sosial politik 0.191 (19.1%),
tenaga kerja 0.143 (14,3%), ekonomi daerah 0.086 (8,6%), dan infrastruktur fisik 0.038
(3,8%). Untuk lebih jelas dapat dilihat melalui hasil output dari perhitungan expert choice
dan tabel berikut ini :
Tabel 5.15 Faktor dan Variabel Daya Tarik Investasi di Kota Binjai (Level 1)
Fakto/Variabel
Kelembagaan
Prioritas Relatif
0.191
P2
0.542
Sosial Politik
Tenaga Kerja
0.143
Ekonomi daerah
Infrastruktur Fisik
Bobot
0.086
0.038
P1
P3
P4
P5
63
Dari hasil expert choice menunjukkan bahwa daya tarik utama investasi terletak pada
faktor kelembagaan. Indikator dari faktor kelembagaan adalah aparatur dan pelayanan,
peraturan dan kebijakan daerah, keuanan daerah dan kepastian hukum. Hal ini berarti
bahwa calon investor menginginkan suatu kelembagaan pemerintah yang baik yang
mampu melayani investor dengan baik. Memiliki perda dan kebijakan daerah yang lebih
menjamin kelangsungan investasi, sehingga para investor bisa bersandar kepada hukum
apabila terjadi sesuatu masalah dengan aktivitas penanaman modal. Hasil ini juga sesuai
dengan hasil output expert choice bahwa bobot yang paling tertinggi adalah kepastian
hukum dengan bobot 0.451 (45.1%), aparatur dan pelayanan 0.208 (20,8%), perda dan
kebijakan 0.181 (18.1%), keuangan daerah 0.160 (16%)
Fakto/Variabel
Kepastian hukum
Prioritas Relatif
0.208
P6
0.451
Bobot
0.181
0.160
P9
P7
P8
64
Dari hasil daya tarik investasi di Kota Binjai faktor selanjutnya adalah sosial politik dimana
faktor tersebut diukur dari keamanan dengan bobot 0.779 (77.9%), sosial politik 0.161
(16.1%) dan budaya 0.060 (6%). Hal ini sesuai dengan kondisi riil bahwa terkadang
masyarakat Kota Binjai belum bisa menerima adanya investasi misalnya saja investasi
adanya pembangunan jalan untuk kawasan fly over Medan-Binjai yang masih terbengkalai
masyarakat. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel dan hasil output expert choice
dibawah ini :
Fakto/Variabel
Keamanan
Prioritas Relatif
0.161
P10
0.779
Sosial Politik
Budaya
Bobot
0.060
P12
P11
65
Struktur ekonomi ternyata juga menjadi faktor yang penting dalam investasi , dengan
mengetahui dan mengindentifikasi sektor yang menjadi potensi di Kota Binjai (industri
pengolahan baik industri makanan dan minuman maupun industri pengolahan lainnya,
perhitungan shift share sektor pengadaan air dan sampah, limbah daur ulang merupakan
sektor yang sangat baik sebagai investasi hal ini disebabkan karena dari hasil LQ, dan
shifth share sektor ini yang lumayan besar dalam memberikan distribusi kepada PDRB
Kota Binjai, selain itu sektor perdagangan besar dan eceran reperasi mobil, akomodasi
makan dan minum, real estat, jasa perusahaan, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan jasa
lainnya, untuk itu ada baiknya sektor ini agar dikembangkan dalam investasi. Potensi
ekonomi memiliki bobot 0.779 (77,9%) dan struktur ekonomi 0.161 (16.1%)
Tabel 5.18 Faktor Ekonomi Daerah (Level 2)
Fakto/Variabel
Potensi Ekonomi
Struktur Ekonomi
Bobot
Prioritas Relatif
0.161
P17
0.779
P16
66
Variabel ketersediaan tenaga kerja, biaya tenaga kerja serta produktivitas tenaga kerja
lokal yang selama ini dianggap sebagai faktor yang cukup menentukan daya tarik investasi
ternyata tidak menjadi pertimbangan maka dalam kajian potensi tidak dijelskan secara
detail. Alasannya karena dalam kajian ini menunjukkan bahwa alasan tenaga kerja murah
dan banyaknya tersedia tenaga kerja tidak mampu meningkatkan daya tarik investasi di
Kota Binjai.Faktor yang menentukan daya tarik investasi di Kota Binjai adalah Infrastruktur
fisik yakni ketersediaan infrastruktur dan kualitas infrastruktur untuk itu agar kiranya
pemerintah daerah mempercepat proses Binjai Utara sebagai Kawasan Industri Kota Binjai
dengan kualitas nfrastruktur jalan yang baik. Ketersediaan infrastruktur mempunyai bobot
0.883 (83.3%) dan kualitas infrastruktur 0.167 (16.7%).
Fakto/Variabel
Potensi Ekonomi
Struktur Ekonomi
Bobot
Prioritas Relatif
0.161
P20
0.779
P19
67