Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Pendekatan Penelitian

Penyususunan Kajian Potensi Sumberdaya yang Terkait dengan Investasi ini akan
mencoba merencanakan investasi yang paling cocok di Kota Binjai yang nantinya akan
dijadikan bahan acuan untuk strategi dan kebijakan investasi di Kota Binjai.
4.2 Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi objek penelitian difokuskan kepada sektor yang ada Kota Binjai yang memberikan

penghasil terbesar sektor untuk investasi, denan waktu pelaksanaan pekerjaan secara
teknis diselesaikan dalam waktu 90 (Sembilan puluh) hari kalender.
4.3 Jenis dan Sumber Data

Untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penyusunan Kajian Potensi

Sumberdaya yang Terkait dengan Investasi di Kota Binjai dapat menggunakan data
primer maupun data sekunder, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Data sekunder

diperoleh dari hasil studi kepustakaan mapun publikasi resmi yang bersumber dari BPS,
serta instansi dan dinas-dinas yang terkait dengan pekerjaan ini, dan data primer
bersumber dari informasi langsung yang diperoleh dengan cara dept interview.
4.4 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penyusunan Kajian Potensi Sumberdaya yang

Terkait dengan Investasi di Kota Binjai mengunakan metode Location Quotient (LQ),
Analytical Hierarchy Process (AHP), Shift Share, tipologi klasen, yang kesemuanya
mengidentifikasi komoditas unggulan di Kota Binjai serta strategi dalam meningkatkan
investasi di Kota Binjai
4.4.1

Location Quotient (LQ)

Untuk menganalisis potensi sektor unggulan di Kota Binjai digunakan analisis LQ. Analisis
LQ digunakan untuk menentukan sektor/sub sektor unggulan dan atau ekonomi basis

28

dalam perekonomian wilayah sektor/subsektor unggulan yang berkembang dengan baik

tentunya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,


yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan daerah secara optimal. Dalam

analisis ini digunakan data sekunder PDRB Kota Binjai dan Sumut persektor atas harga
konstan

Keterangan :
LQ

: Nilai Location Quotient

: PDRB total

: PDRB total di daerah x

Si

: PDRB Sektor i

Ni

: PDRB Sektor i di Propinsi x

Satuan yang dapat digunakan untuk menghasilkan koefisien dapat menggunakan satuan

jumlah buruh, atau hasil produksi atau satuan lain yang dapat digunakan sebagai kriteria
(Warpani, 2001)Apabila hasil perhitungannya menunjukkan LQ > 1, berarti merupakan

sektor basis dan berpotensi untuk ekspor, sedangkan LQ < 1, berarti bukan sektor basis
(sektor lokal/impor). Teknik ini memiliki asumsi bahwa semua penduduk di suatu daerah

mempunyai pola permintaan yang sama dengan pola permintaan nasional (regional).
Bahwa produktivitas tiap pekerja di setiap sektor industri didaerah adalah sama dengan
produktivitas pekerja dalam industri nasional.
4.4.2

Shifth Share

Analisis shift share adalah salah satu teknik kuantitatif yang biasa digunakan untuk
menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah relatif terhadap struktur ekonomi wilayah

administratif yang lebih tinggi sebagai pembanding atau referensi. Untuk tujuan tersebut,
analisis ini menggunakan 3 informasi dasar yang berhubungan satu sama lain yaitu :
-

Pertama, pertumbuhan ekonomi referensi propinsi atau nasional (national growth


effect), yang menunjukkan bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional
terhadap perekonomian daerah.

29

Kedua, pergeseran proporsional (proporsional shift) yang menunjukkan


perubahan relatif kinerja suatu sektor di daerah tertentu terhadap sektor yang

sama di referensi propinsi atau nasional. Pergeseran proporsional (proportional

shift) disebut juga pengaruh bauran industri (industry mix). Pengukuran ini
memungkinkan

kita

untuk

mengetahui

apakah

perekonomian

daerah

terkonsentrasi pada indutri-industri yang tumbuh lebih cepat ketimbang


-

perekonomian yang dijadikan referensi.

Ketiga, pergeseran diferensial (differential shift) yang memberikan informasi


dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan
perekonomian yang dijadikan referensi.

Jika pergeseran diferensial dari suatu industri adalah posisitf, maka industri tersebut relatif
lebih tinggi daya saingnya dibandingkan industri yang sama pada perekonomian yang

dijadikan referensi. Pergeseran diferensial disebut juga pengaruh keunggulan kompetitif.


Formula yang digunakan untuk analisis shift share ini adalah sebagai berikut :

Dampak riil pertumbuhan ekonomi daerah

D ij = N ij + M ij + C ij atau E ij* - E ij

Pengaruh pertumbuhan ekonomi referensi


N ij = E ij x r n

Pergeseran proporsional (proportional shift) atau pengaruh bauran industri

M ij = E ij (r in r n)

Pengaruh keunggulan kompetitif

C ij = E ij (r ij r in)

Keterangan

E ij = kesempatan kerja di sektor i daerah j

E in = kesempatan kerja di sektor i nasional


r ij = laju pertumbuhan di sektor i daerah j

r in = laju pertumbuhan di sektor i nasional


r n = laju pertumbuhan ekonomi nasional

30

4.4.3

Analytical Hirearchy Process (AHP)

Analytical Hierarchy Process (AHP) diperkenalkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1970
an, untuk menyelesaikan masalah multikriteria yang kompleks menjadi suatu hierarki. Tiga
prinsip yang harus dipahami untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan metode
AHP, yaitu: decomposition, comparative judgement, dan logical consistency.

Decomposition

Decomposition adalah memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsur yang


saling berhubungan, dalam bentuk struktur hierarki.
Comparative Judgement

Comparative judgement dilakukan dengan memberikan penilaian tentang kepentingan

relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di
atasnya, untuk memberikan urutan prioritas dari elemen-elemennya. Hasil penilaian ini

akan lebih mudah disajikan dalam bentuk matriks painuaise comparison atau matriks
perbandingan berpasangan. Dalam membentuk pairtuaise, Saaty (1980) menetapkan
skala kuantitatif 1 sampai dengan 9 untuk menilai perbandingan tingkat kepentingan

suatu elemen terhadap elemen lain.


Logical Consistency

Logical consistency merupakan karakteristik penting AHP. Konsistensi memiliki dua


makna, yang pertama adalah bahwa objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan

sesuai dengan keseragaman dan relevansi dan yang kedua adalah menyangkut
tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
4.4.4

Tipologi Klassen

Tipology Klassen sebagai alat analisis. Tipology Klassen melakukan pengolompokan


wilayah berdasarkan dua karakteristik yang dimiliki wilayah tersebut yaitu PDRB perkapita

dan laju pertumbuhan ekonomi. Sjafrizal (1997: 27-38) menjelaskan bahwa dengan
menggunakan alat analisis ini dapat diperoleh empat klasifikasi pertumbuhan masingmasing daerah yaitu:

Kuadran I yaitu daerah yang cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high

income) atau disebut juga sebagai daerah maju dan tumbuh cepat (rapid growth

31

region), merupakan daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan

pendapatan perkapita yang lebih tinggi dibanding rata-rata

Kuadran II yaitu daerah yang berkembang cepat (high growth but low income)

atau juga disebut sebagai daerah maju tetapi tertekan (retarded region),
merupakan daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tetapi

pendapatan perkapitanya lebih rendah dibanding rata-rata.

Kuadran III yaitu daerah maju tetapi tertekan (low growth but high income) atau

juga disebut sebagai daerah berkembang cepat (growing region), merupakan


daerah yang memiliki pertumbuhan ekonominya lebih rendah tetapi pendapatan

perkapita lebih tinggi dibanding rata-rata.

Kuadran IV yaitu daerah relatif tertinggal (low growth and low income) atau juga

disebut sebagai daerah relatif tertinggal (relatively backward region), merupakan


daerah yang pertumbuhan ekonomi maupun pendapatan perkapitanya lebih

rendah dibanding rata-rata.

Dengan berlandaskan dua karakteristik dasar yang dimiliki setiap daerah yaitu
pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita maka daerah-daerah tersebut dapat
dikelompokkan kedalam empat kelompok sehingga tiap kelompok memiliki pola
dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda.

Tabel 4.1 Klasifikasi Daerah Menurut Analisis Klassen Tipologi


r

ri > r

yi > y
Daerah Pertumbuhan

ri < r

Cepat

Daerah Tertekan

yi < y
Daerah Sedang Tumbuh
Daerah Relatif Tertinggal

Keterangan:

ri : Laju pertumbuhan ekonomi wilayah i


yi : PDRB perkapita wilayah i

r : Laju pertumbuhan ekonomi wilayah referensi


y : PDRB perkapita wilayah referensi

32

Anda mungkin juga menyukai