Anda di halaman 1dari 2

Efek fitokimia dan Antimikrobial dari Minyak Esensial dan Aktivitas Aktioksidan dari

Ekstrak Cairan Bunga dan Batang Sinapsis arvensis L


Tanaman merupakan sumber daya alam yang kaya manfaat. Penggunaan tanaman
tidak hanya sebagai sumber makanan namun juga banyak fungsi lain misalnya sebagai obatobatan seperti agen antimikroba. Banyak mikroorganisme penyebab infeksi resisten terhadap
antibiotik sintetis sehingga mendorong peneliti untuk menemukan terapi pilihan lain.
Tanaman memiliki zat molekular kompleks seperti metabolit sekunder dan derivatnya yang
memiliki efek antimikroba, seperti alkaloid, senyawa fenol, terpen, tannin, kumarin,
flavanoid, isoflavanoid, dan glikosid. Di samping itu dewasa ini penelitian ethnofarmakologi
juga berfokus pada penemuan antioksidan. Antioksidan mencegah pembentukan reactive
oxygen species dan mencegah perioksidasi molekul biologis dengan menempel pada
perubahan metal yang menghasilkan radikal hidroksil melalui reaksi Haber-Weiss dan
Fenton.
Sinapsis arvensis L dalam Bahasa Indonesia disebut mustar liar, merupakan tanaman
yang termasuk suku kubis-kubisan (Brassicaceae). Sinapsis arvensis yang akan diuji dalam
penelitian ini dipisahkan bunga dan dan bagian yang terkena udara dari akar. Isolasi minyak
esensial didapatkan dengan cara mengeringkan dan menggiling bunga dan batang dengan
bubuk kemudian dilakukan hidrodistilasi selama 2 jam. Setelah itu embun dihilangkan
dengan sodium sulfat anhidrat dan disimpan pada suhu 4 oC hingga analisa. Analisa minyak
esensial dilakukan dengan gas kromatografi. Dari hasil uji didapatkan minyak esensial
Sinapsis arvensis mengandung 2 nitiril, 13 terpenoid, 7 senyawa mengandung sulfur, dan 60
senyawa lain.
Uji aktivitas antibakteri dan mikroorganisme dilakukan dengan agar Mueller Hinton
yang dicairkan kemudian diinokulasi dengan 100 l inokulum kemudian dituangkan ke
cawan petri. Terdapat dua macam metode penempatan minyak esensial yaitu dengan difusi
disk agar dan difusi sumur agar. Kemudian plate agar diinkubasi 24 jam dalam suhu 37 oC.
Pertumbuhan mikroorganisme ditentukan dengan mengukur zona inhibisi bakteri dikurangi
diameter disk untuk setiap strain bakteri dalam milimeter. Sebagai kontrol positif digunakan
disk cephalosporin dan heksan yang dapat menghambat sintesis dinding sel beberapa bakteri
seperti Klebsiella spp, Proteus spp, dan Pseudomonas sp. Bakteri yang digunakan untuk uji
diantaranya bakteri gram positif seperti Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus dan
bakteri gram negatif seperti Eschericia coli, Klebsiella pneumonia, Pseudomonas aeruginosa
yang mana merupakan bakteri patogen multi-drug ressistant. Dari hasil uji didapat Bacillus
subtilis dan Pseudomonas aeruginosa resisten terhadap minyak esensial dari batang dan

bunga. Bakteri yang paling peka dengan minyak esensial Sinapsis arvensis yaitu
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Kombinasi kandungan zat cyano,
isporen, dan disulfida menghambat pertumbuhan bakteri dengan ikatan disulfida pada unit
sistein pada asam amino yang merupakan penyusun dinding sel mikroba.
Di samping itu dari hasil uji antioksidan, ekstrak cairan Sinapsis arvensis
menghambat pembentukan DPPH. DPPH adalah radikal bebas stabil dan menerima radikal
elektron atau hidrogen untuk menjadi molekul diamagnetik stabil. Efek antioksidan
berhubungan dengan kemampuan mendonor hidrogen. Efek antioksidan pada batang lebih
tinggi dibanding pada bunga, hal ini karena pada bunga terkandung antosianin dan flavanoid
sedangkan pada batang terkandung sel-sel parenkim.
Sumber :
Rad JS, Mahsan HA, Majid SR, Dhrubo JS (2013). Phytochemical and Antimicrobial
Evaluation of the Essential Oils and Antioxidant Activity of Aqueous from Flower and Stem
of Sinapis Arvensis L. American Journal of Advanced Drug Delivery, 1(1) pp 01-10
http://www.researchgate.net/publication/262728530_Phytochemical_and_Antimicrobial_Eval
uation_of_the_Essential_Oils_and_Antioxidant_Activity_of_Aqueous_Extracts_from_Flowe
r_and_Stem_of_Sinapis_arvensis_L diakses pada Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai