Anda di halaman 1dari 9

STATUS RESPONSI DOKTER MUDA

RUMAH SAKIT JIWA BANGLI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
I. IDENTITAS PASIEN
Nama

: IMR

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 32 tahun

Pendidikan

: S1

Pekerjaan

: Tidak berkerja

Agama

: Hindu

Status perkawinan

: Belum menikah

Bangsa/Suku

: Indonesia/Bali

Alamat

: Bantas Tengah Kelod, Bantas, Selemadeg Timur,


Tabanan

Tanggal pemeriksaan

: 24 November 2015

II. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama

: Mengamuk

2. Autoanamnesis

Pasien diwawancarai dalam posisi pasien tidur di atas tempat tidur dan
pemeriksa berada diluar ruangan pasien yang dibatasi oleh jeruji. Saat
diwawancara pasien mengenakan baju kaos lengan pendek berwarna hitam bersih
dengan celana pendek berwarna coklat dan memakai sandal jepit. Rambut pasien
lurus pendek tersisir rapi. Kuku pasien tampak panjang dan kurang bersih. Roman
muka tampak sesuai umur. Pasien berperawakan sedang, dengan ukuran badan
cukup gemuk dan warna kulit sawo matang. Selama diwawancara pasien tampak
kooperatif dalam menjawab pertanyaan pemeriksa, sesekali memalingkan
wajahnya sambil membenahi rambutnya, namun pasien masih dapat sesekali
menatap mata pemeriksa. Pasien berbicara menggunakan bahasa Bali dan
Indonesia dengan volume suara terdengar jelas. Pasien mampu menjawab
pertanyaan dengan jelas dan dapat dimengerti. Pasien dapat menjawab dengan
benar saat ditanya nama, umur, alamat rumahnya, serta siapa yang mengantar
1

pasien saat wawancara dengan benar dan suara yang jelas. Pasien juga dapat
menyebutkan dengan benar tempat dan waktu ia berada saat diwawancara dengan
benar.
Saat ditanyakan perasaannya saat ini, pasien mengatakan tenang dikarenakan
dirinya berada dilingkungan yang tenang. Saat mengatakan perasaannya, pasien
tampak gelisah sambil membolak-balikan badannya ditempat tidur dan menoleh
disekitarnya. Pasien datang ke IGD RSJ Bangli pada tanggal 24 November 2015
diantar oleh ayahnya. Pasien bercerita saat diajak ke RSJ Bangli karena
mengamuk. Mengamuk dikarenakan merasa kesal dan tersinggung atas omongan
tetangga yang mengatakan dirinya orang gila dan diremehkan karena tidak
berkerja. Saat mendengar suara tersebut, pasien menjadi kesal. Suara tersebut
didengarnya saat pasien berjalan disekitar rumahnya. Ketika ditanyakan apakah
melihat orang yang mengatakan dirinya seperti itu, pasien kembali mengatakan
saya tidak berani menduga siapa karena merasa hanya dirinya saja yang
mendengarkannya. Tetangganya mengatakan dirinya tidak berkerja, padahal
menggunakan air pun memerlukan uang. Sehingga pasien merasa memiliki musuh
disekitar rumahnya. Pasien juga mendengar bisikan-bisikan yang akan memotong
kemaluan pasien. Pasien mengatakan apabila tidak segera menikah, maka
kemaluannya akan dipotong dan akan diubah menjadi wanita. Ketika ditanyakan
apakah mengetahui siapa yang mengatakan suara tersebut, pasien tidak tahu dan
tidak berani menduga siapa yang berkata seperti itu. Saat ini pasien terkadang
mendengar suara berdenging seperti suara telepon. Suara tersebut didengar sampai
saat ini namun pasien tidak mengetahui suara apa yang didengarnya. Saat
wawancara pasien menunjuk handphone pemeriksa, dirinya mengatakan dirinya
sangat takut dengan barang elektronik seperti handphone dan laptop. Ketika
ditanyakan mengapa takut dengan barang-barang tersebut, pasien mengatakan
tidak tahu.
Pasien juga mengatakan dirinya sering melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh
orang lain. Pasien bercerita saat dirinya sedang berjalan disekitar rumahnya, saat
itu pasien melihat cahaya terang lalu melihat bola api yang jatuh didepan pasien.
Pasien juga mengatakan dirinya mendengar bisikan yang menyuruhnya ke sungai
dekat rumah, lalu pasien mengikuti perintah tersebut dan disana pasien melihat
2

mayat. Mayat tersebut dikatakan bisa hidup dan bisa menyabit pohon kelapa.
Pasien sangat yakin dengan yang dilihatnya dan yang dilihatnya adalah memang
orang yang terlihat nyata. Pasien juga pernah melihat seorang wanita berdiri dari
kejauhan. Wanita tersebut dikatakan wajahnya berubah-ubah dan rambutnya bisa
berubah dari pendek menjadi panjang. Pada saat itu pasien tidak panik dan hanya
berdoa untuk meminta ijin bahwa dirinya hanya tinggal disini dan tidak akan
menggangunya. Pasien merasa semua yang dilihatnya tidak masuk akal dan
sempat menceritakannya ke teman-temannya. Namun teman-temannya tidak
percaya, akan tetapi pasien masih meyakini hal yang dilihatnya karena merasa hal
itu adalah nyata. Ketika ditanyakan oleh pemeriksa apakah yakin terhadap hal
yang dilihatnya, pasien tetap meyakini hal tersebut.
Di rumah, pasien tidak memiliki hubungan harmonis dengan bapak pasien.
Bapak pasien dikatakan sudah tidak mendukung pasien untuk berobat, padahal
pasien sangat ingin untuk sembuh. Pasien mengatakan mungkin saja bapaknya
mengetahui dirinya orang gila dan merasa tidak diberikan dukungan. Pasien tidak
berkerja, sehingga aktivitas pasien sehari-hari hanya menonton televisi dan
memelihara ayam. Tidur pasien dikatakan tidak ada masalah. Namun pasien
mengeluhkan tidurnya tidak nyenyak, sesekali pasien terbangun. Ketika
terbangun, pasien hanya membolak-balikan badannya dikasur dan tertidur
kembali. Pasien juga mengaku dirinya adalah seseorang yang penyendiri dan lebih
senang menghabiskan waktunya dirumah. Ketika ditanyakan kenapa lebih senang
sendiri, pasien mengatakan dirinya tidak terlalu senang dengan pergaulannya dan
bingung ketika bertemu dengan orang banyak dirinya harus berbicara tentang apa.
Pemeriksa menanyakan masa pengobatan pasien. Pasien pernah dirawat di
RSJ Bangli namun tidak ingat kapan waktunya. Pasien juga rutin meminum obat,
yang dikatakannya ada 2 jenis obat. Pasien adalah seorang perokok dimana dalam
satu hari bisa mengahabiskan 1 pak rokok. Namun setelah mengetahui dirinya
sakit kejiwaan, pasien mulai mengurangi merokok. Pasien juga seorang peminum
alkohol dan kini sudah mulai mengurangi. Untuk konsumsi kopi, pasien
mengatakan kadang-kadang, hanya disaat dirinya memang memiliki keinginan
untuk minum kopi.

Heteroanamnesis (Ayah Pasien)

Pasien dibawa ke UGD RSJ Bangli karena mengamuk. Pasien dikatakan


mengamuk sampai memukul bapaknya dan orang-orang sekitarnya. Mengamuk
dikatakan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit dengan durasi sekitar 9 menit
dalam 1 hari dan setelah itu pasien tenang kembali. Pasien juga melempar rumah
tetangga dengan batu. Terkadang diperlukan kepala desa untuk menenangkan
pasien. Pasien dikatakan pernah kuliah hingga mendapatkan gelar sarjana jurusan
bahasa inggris. Pasien dikatakan pernah dirawat di RSJ Bangli sekitar 6 bulan
yang lalu dengan keluhan yang sama dan dirawat selama 4 bulan. Setelah pulang,
pasien menunjukan perkembangan yang baik dan dikatakan mulai berkerja dengan
ayahnya sebagai buruh bangunan. Pasien juga rajin kontrol ke RSJ Bangli setiap 2
minggu sekali dan dikatakan diberikan 3 jenis obat tapi namanya tidak diketahui.
Bapak pasien hanya mengingat warna obatnya, yaitu obat warna kuning tua yang
diminum 1 tablet per hari, obat warna kuning muda yang diminum setengah tablet
per hari dan obat warna merah mudah yang diminum setengah tablet setiap hari.
Pasien terakhir kontrol hari minggu lalu di BRSU Tabanan dan selama pengobatan
pasien rutin mengkonsumsi obat dan diawasi oleh bapak dan ibu pasien. Bapak
pasien mengatakan makan dan minum pasien seperti biasa yaitu 3 kali sehari dan
mandi 2 kali sehari.
Pasien adalah seorang pesilat internasional dan sampai selesai kuliah pasien
menjadi guru silat di suatu Universitas. Setelah selesai kuliah, pasien
mendapatkan kesempatan training di Singapura. Selama di Singapura pasien
mulai mengamuk ketika handphone yang baru dibelinya seharga 8 juta hilang.
Akhirnya pasien ditangkap polisi dan dimasukan ke dalam penjara. Sejak keluar
dari penjara, pasien dikatakan terlihat aneh. Pasien sering terlihat berbicara
sendiri, mudah tersinggung dan marah. Ketika berkunjung ke rumah saudaranya,
dompet pasien hilang dan dikatakan pasien mengamuk, membanting perabotan
rumah dan berteriak mengusir dan berusaha memukul semua orang yang
mendekat. Hubungan pasien bapak pasien dikatakan kurang dekat, karena pasien
lebih suka menyendiri dan tidak pernah menceritakan persoalan atau masalah
kepada bapaknya.

Bapak pasien menyangkal pasien memiliki riwayat hipertensi, kencing manis,


asma dan kejang. Pasien juga mengkonsumsi rokok 1 bungkus per hari, kopi 1
kali sehari dan tidak mengkonsumsi alkohol. Keluhan yang sama dikeluarga
pasien disangkal oleh bapak pasien.
III. Pemeriksaan Fisik
1. Status Interna

Status Present:
Tekanan Darah

: 160/80 mmHg

Nadi

: 80 x/menit

Respirasi

: 22 x/menit

Suhu

: 36 oC

Status Present
Mata : anemis -/-, ikterus -/THT : kesan tenang
Thorax : simetris
Cor

: S1S2 tunggal, regular, murmur (-)

Pulmo : vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/Abdomen : bising usus (+) normal, distensi (-)
Hepar dan lien tidak teraba
Ekstrimitas : hangat pada keempat ekstrimitas, edema (-)
2. Status Neurologi

GCS

: E4V5M6

Tenaga

: 555 555
555 555

Tonus

: N N
N N

Tropik

: N
N

Reflek fisiologis

N
N

: ++ + +
++ + +
5

Reflek patologis

: -

Tremor tidak ada


3. Status Psikiatri
1. Kesan Umum: penampilan tidak wajar, roman muka sesuai usia,
tampak tenang, kontak visual kurang dan kontak verbal cukup.
2. Sensorium Kognisi
a. Kesadaran

Jernih

b. Orientasi

Baik

c. Wicara

Jelas dan spontan

d. Daya ingat: segera

Baik

jangka pendek

Baik

jangka panjang

Baik

e. Konsentrasi dan perhatian

Dapat dipertahankan

f. Pemikiran abstrak

Baik

3. Mood/Afek

: Aleksitemia/Inappropiate

4. Proses Pikir
a. Bentuk pikir

: Non logis non realis

b. Arus pikir

: Koheren

c. Isi pikir

: Waham kejar ada,


Waham curiga ada,
Riwayat waham bizzare ada,

5. Persepsi

: Riwayat halusinasi visual ada dan


halusinasi auditorik ada, ilusi
tidak ada

6. Dorongan Instingtual

: Insomnia ada, hipobulia tidak


ada, riwayat raptus ada

7. Psikomotor

: Tenang saat pemeriksaan

8. Tilikan

: 4

9. Intelegensi

: Sesuai tingkat pendidikan

IV. Resume
Pasien laki-laki inisial IMR, umur 32 tahun, agama Hindu, suku Bali,
bangsa Indonesia, pendidikan terakhir Sarjana S1, dan belum menikah. Keluhan
utama mengamuk. Pasien mengamuk sejak 1 hari sebelum MRS. Mengamuk
dikarenakan merasa kesal dan tersinggung atas omongan tetangga yang
mengatakan dirinya orang gila dan diremehkan karena tidak berkerja. Suara
tersebut didengarnya saat pasien berjalan disekitar rumahnya. Ketika ditanyakan
apakah melihat orang yang mengatakan dirinya orang gila dan tidak berkerja,
pasien kembali mengatakan saya tidak berani menduga siapa karena merasa hanya
dirinya saja yang mendengarkannya. Pasien juga mengatakan dirinya sering
melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh orang lain dan mendengar bisikan yang
tidak diketahui siapa pemilik suara tersebut. Pasien sempat menceritakan hal ini
kepada teman-teman pasien dan mereka tidak percaya karena hal itu tidak masuk
akal. Akan tetapi pasien tetap meyakini bahwa hal tersebut nyata. Ketika
ditanyakan oleh pemeriksa apakah yakin terhadap hal yang dilihatnya, pasien
tetap meyakini hal tersebut. Selama perawatan di rumah, pasien rutin minum obat
secara teratur karena ingin dirinya sembuh. Tidur dikatakan terganggu pada
malam harinya dan pasien juga kurang merawat diri.
Pasien adalah tipe orang yang tertutup, yang jarang menceritakan masalah
yang dialami kepada orang lain. Riwayat keluhan yang sama pada keluarga
disangkal. Riwayat penyakit sistemik pada pasien tidak ada.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/80 mmHg dan status
neurologi dalam batas normal. Kesan umum penampilan tidak wajar, roman muka
sesuai usia, kontak visual kurang dan kontak verbal dengan pemeriksa cukup.
Bentuk pikir nonlogis nonrealis, arus pikir koheren dengan isi pikir ada waham
kejar dan waham curiga dan ada riwayat waham bizzare. Halusinasi auditorik ada
dan ada riwayat halusinasi visual. Psikomotor tenang saat pemeriksaan. Pasien
mengalami insomnia dan ada riwayat raptus.
V. Diagnosis Banding

1. Skizofrenia Paranoid (F 20.0)


2. Gangguan Waham Menetap (F 22.0)

VI.

Diagnosis Multiaxial

Axis I

: Skizofrenia Paranoid (F 20.0)

Axis II

: Ciri kepribadian skizoid

Axis III

: Tidak ada

Axis IV

: Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial

Axis V

: GAF 20-11

VII.

Terapi

Rawat inap

Farmakoterapi :

Cycozam 2 x 25 mg

Monitor tekanan darah

Supportif

VIII.

Usulan Pemeriksaan Penunjang :


Cek lab lengkap
Tes Psikometri

IX.

Tes warteg

House tree person test

Tes mengarang cita-cita


Prognosis :

Diagnosis

: Skizofrenia Paranoid (F 20.0)

: buruk

Onset
Riwayat keluarga
Dukungan keluarga
Perjalanan penyakit
Ciri kepribadian
Sosial ekonomi
Status perkawinan
Penyakit organik
Tilikan
Respon terhadap terapi
Cepat dan tepatnya terapi
Kepatuhan

: Usia Dewasa
: tidak ada
: ada
: kronis
: tertutup
: cukup
: tidak menikah
: tidak ada
:4
: baik
: baik
: baik

: baik
: baik
: baik
: buruk
: buruk
: baik
: buruk
: baik
: baik
: baik
: baik
: baik

Dari beberapa kriteria tersebut di atas, maka pada kasus ini prognosis pasien
adalah dubius ad bonam (mengarah ke arah baik).
Silsilah Keluarga

Keterangan :
1. Laki-laki

2. Perempuan =
3. Pasien

Anda mungkin juga menyukai