Rinaiya
Rinaiya
malaikat maut kami siap untuk bertemu ibu.Tiba-tiba, disaat itu seseorang mengetuk pintu
gubuk.Miranda,adik pertamaku membuka pintunya dengan sedikit mendobraknya kearah
belakang.Ternyata ia pulang.Orang yang entah kemana saat ibu pergi kini pulang.Wajahnya
beringas sekali.Mukanya tampak tak beres.Sayatan-sayatan yang tampak kering menggarisi
mukanya dan tangannya.Di genggamannya ia membawa roti yang sudah berjamur.
Makanlah,aku akan cari makanan lebih banyak lagi ya
Ia menatap kami dengan kosong.
Ia memangmemiliki keterbelakangan mental tapi bukan berarti ia tidak bisa menjadi kakak yang
baik.
Roti berjamur itu adalah roti yang paling enak .Mungkin hingga sampai saat ini.Walau satu orang
hanya bisa mencuil 2 kali untuk kenikmatan dagingnya tapi betapa lezatnya makanan itu dengan
asinnya air mata yang tertelan,bercampur satu di dinding kerongkongan .Di gubuk itu adalah
awal kepahitan yang akan ia rasakan untuk hari esok yang jahat.Dan awal bagi kehidupan yang
semakin muram.Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi esok,sebulan bahkan selama-lamanya
dalam hidup kami.
Esoknya,di waktu-waktu matahari mencapai titik terbit didetik-detik matahari akan menelan
malam yang larut bersama kesedihan yang harus pergi,Rinaiya,kakakku itu telah pergi bersama
gelapnya jalanan dan dengan keterbelakangan mental ia punya menyebrangi samudera baru yang
akan menjadi rumah dan mimpi barunya.Dahsyatnya ombak yang akan dilalui oleh seseorang
yang memiliki keterbelakangan mental.Aku tak tahu tahankah ia akan dengan kejinya dunia
yang akan menghancurkannya?.Tapi saat itu aku tak pernah berpikir tentang itu.Aku hanya
berpikir tentang keselamatan masa depanku dan makanan yang akan mengisi
lambungku.Bahkan aku tak tahu dengan cara apa ia mampu mendapatkan berbutir-butir beras.
Dan ketika siang melompong ia datang kesekolahku lewat jalan-jalan tikus yang jarang dilalui
orang .Masuk ke sekolahku dari pelataran belakang sekolah dan menungguiku hingga semua
pelajaran usai.Tapi semua itu membuatku selalui dikucilkan dengan semua teman-teman
dikelasku dengan menyebutku si abnormal.Dulu,aku selalu ingin menjadi designer interior
tapi semenjak aku dikucilkan oleh semua pihak termasuk guru-guru yang juga mengatakan kalau
aku lambat menangkap dalam proses pembelajaran.Semua harapan itu terasa telah dibawa pergi
oleh angin .Semuanya menyebabkanku malas menunggangi bangku dimalam hari untuk
berbicara bersama buku-buku pelajaran.Bahkan untuk mengerjakan tugasku.Sebab semuanya
sudah nihil.
Kau tak belajar,sibha?
Aku melihatnya penuh benci yang selalu kubungkam.Namun kali ini kurasa aku tak sanggup
lagi.
Sewaktu pagi telah menelan malam.Aku baru tersadar .Semua mimpi-mimpi yang merasuk kini
telah buyar.Mataku melihat pergerakan matahari yang sudah naik dengan cara itu aku melihat
jam.Tapi di depanku sebuah lingkaran mini yang bergerak begitu teratur menunjukkan symbolsimbol khusus.Jam itu sungguh indah.Setiap detiknya bergerak dengan sangat teratur.Dan
bunyinya yang berdetak bersamaan dengan denyut nadi.Ah,inikah rasanya memiliki jam di
rumah maksudku di gubuk.Aku bangkit dan menggulung tikar serta menuju meja buruk di
depanku dan membereskan buku-buku.Ada tulisan yang begitu rapi.Yang menelusuri ruas-ruas
kertasnya .Mengisi setiap titik-titik untuk memberi jawaban.Siapa yang mengerjakan tugasku?.
Miranda,kau mengerjakan tugas anak SMA?
Miranda bangkit dengan wajah berkhayal-khayal sehabis melalui mimpi-mimpinya.
Aku saja kesusahan mengerjakan tugasku apalagi tugas seorang anak SMA
Bukan Miranda,jika Atika yang mengerjakannya itu pasti mustahil sebab ia masih seumuran
anak TK walaupun ia tidak TK.Lebih mustahil lagi jika yang mengerjakannya Rinaiya.Apa ini
yang namanya pertolongan yang tak pernah disangka
Darimana jam ini?
Miranda melihati lingkaran itu.
Entahlah..
Matahari terasa menyinari dengan panas bagai salju dan kemarau seakan sudah dihujani musim
semi.Setiap hari hingga tepat pukul 12.00 aku menunggangi bangku untuk bercerita bersama
buku-buku pelajaran dan mengerjakan semua yang dulu kekerjakan untuk meeraih mimpiku.
Dibalik kesulitan ada kemudahan.Ternyata semuanya terasa bagai diatas awan.
Bahkan guru-guru mengatakan jika aku mengalami kemajuan yang sangat pesat.Aku bukan si
abnormal yang mereka katakanan lagi.Aku adalah manusia normal seperti ibuku bukan seperti
kakakku.Di gubuk itu ada dua orang yang sedang mati-matian belajar hingga detik-detik jam
berdetak pada angka 24.00.
Namun,Tiba-tiba saja suara langkah-langkah kaki mendekati pintu gubuk kami.Suara itu
menyatakan langkahan kaki yang berusaha disembunyikan .Miranda,mendatangi pintu dan
mendobraknya kebelakang.Ya,seseorang yang berusaha masuk tampak kelalapan.Ia berusaha
menyenbunyikan wajahnya.Tapi aku seperti kenal wajahnya juga sayatan di wajahnya.rinaiya.
Rinaiya?
Ia menghempaskan buku-buku dan berlari terbatah-batah.Buku itu buku pelajaran SMA dan
SD.Aku dan Miranda kaku.hanya bisa melihat dan menelan ludah.Miranda berlari diantara
genangan air mengejar Rinaiya yang berlari.Dan aku,jantungku berdetak dan mataku berair.
Miranda tunggu
Aku juga berlari diantara gerimis yang turun dengan lembut .Tiba-tiba Rinaiya masuk kedalam
gubuk itu.Gubuk yang lebih baik daripada gubuk kami seperti rumah yang ingin dibangun.
Rinaiya,bukalah!
Aku mendekati pintunya dan mengetuknya.
Rinaiya,jika kau tak membukanya,aku akan tidur disini hingga kau membukanya.
Ia langusng membuka pintunya.Dan wajahnya terus tertunduk.
Aku masuk kedalamnya.Gubuk ini jauh dari luarnya.Rapi sekali.Dan penuh dengan kertas-kertas
buram dengan tulisan yang acak dan tulisan serupa yang ada di buku tugasku dan
Miranda.Lukisan-lukisan dekorasi rumah dan foto-foto aku,Miranda,Atika,ibu ,ayah,dan
Rinaiya.Tenggorokanku benar-benar sesak.
Miranda membacakan secarik kertas yang ditempel Rinaiya di dinding gubuknya.
ya,tuhanbiarkan adik-adikku menikmati rumah ini jikalau rumah ini telah selesai
dibangun.Meski aku sudah tidak ada tuhan.Tuhan,jadikan adik -adikku seperti mimpi-mimpi
mereka.Mereka adalah adik-adikku yang sangat jenius.Tuhan,jangan hampakan hidup
mereka.Tuhan,biarkan aku menikmati terakhir kali hidupku dengan berusaha sekuat tenagaku
untuk membuat semua adik-adikku bahagia,tolong tuhan.Apapun,apapun tuhan untuk membuat
mereka berhasil bersama mimpi-mimpi mereka.Biarkan aku menghargai nyawa terakhirku buat
satu hal terpenting membacakan dongeng bagi mereka dimalam terakhirku tuhan.Jangan ambil
nyawaku sebelum aku berhasil membangun rumah ini dan membuat mereka bisa menggapai
mimpi mereka.Tolong tuhan..biarlah ginjal ini lebih lama mempertahankan hidupku,tuhan.
TOLONG..
Dunia telah menamparku sekuat-kuatnya.Sesak merusuk kuat sekali dari kaki higga ubun-ubun.
Miranda keluar dan membanting pintu gubuknya.Hanya ada aku dan ia.
Kemana ginjal yang satumu,apa kau jual untuk beli jam dan buku-buku itu..,kenapa kau
melakukan itu?,Aku tak suka buat kakakku menderita.cukup !
Aku hanya berusaha untuk menyelamatkan ibu,supaya kalian enggak
Aku memeluk pundaknya dan menangis membasahi bajunya yang bau itu.Pelukan ini adalah
pelukan pertamaku padanya.Selama ini aku saja tak pernah sedekat ini dengannya.Mungkin ini
adalah pelukan terakhir.Dan tak akan pernah terulang.Gerimis diluar telah melonjak pasrah
menurunkan kawanya yang lebih deras.
Jangan menangis didepanku,aku tak mau ,,,,,,,
Aku terisak-isak dan mencakar bajunya.Kisah-kisah pahit yang kulukiskan untuknya
teringinang-ngiang dalam memori.
kenapa tuhan tidak kasih tahu aku?,kenapa harus seperti inikenapa tunggu hari-hari
terakhir.
Nanti kalau rumah ini sudah siap.Aku serahkan pada design interior terhebatku,Sibha
Sarawiya
Waktu itu aku tak bisa berbicara.aku keluarkan semua air mataku.Semuanya,untuk sebuah
kepahitan dan kesengsaraan yang ia rasakan sendiri selama 2 tahun.Tanpaku,Miranda,Atika
ataupun seorang ayah.ia rasakan sendiri tanpa seseorang.Pahit,sakit,jatuh, semuanya sendiri demi
keindahan yang akan kami nikmati.Dan yang selalu saja terasa tertutup.
Berapa hari lagi aku bisa punya kesempatan memberikan yang terbaik untuk mu?
Aku memandang matanya.Kali ini matanya terlihat lebih fokus.
1 hari lagi
Jantungku seakan yang harus berhenti.Aku tak bisa lagi menangis.Air mataku telah habis.
apa yang kau inginkan,Kak?
Untuk yang pertama kali suara itu melangun dengan penuh kasih padanya.
Aku ingin kalian menikmati dunia ini tanpa suram lagi
Aku melihatnya dengan kasih yang dikirim tuhan .Seseorang malaikat telah tuhan kirim dalam
keluarga ini.Tapi tak satupun sadar untuk itu.Saat itu,aku melihat indahnya hidup bahkan aku tak
tampak sedikitpun keterbelakangan mentalnya.Ia sesempurna yang pernah kulihat.Hatinya telah
tuhan beri bumbu yang tak pernah dimiliki siapapun.
Saat itu ,aku benar-benar memeluknya seerat-eratnya.Satu hari lagi aku takkan merasakan
bidadari yang selama 17 tahun dalam hidupku.Kenapa aku baru bisa menyadarinya dan
mensyukurinya hanya dalam 2 hari.Kenapa tidak dari dulu.
Hari itu,adalah tanggal yang sama saat aku pergi ke negeri kincir angin untuk melanjutkan
mimpi yang belum usai.
***
Anak itu masih dengan nanarnya menatap ayahnya yang tiada.Aku berlari sambil menghapus air
mata yang meneduh dibawah dagu Menolong anak itu dan ayahnya.
Tuhan tak pernah biarkan setiap kita meringis hingga tak mampu menghadapi hidup.Selalu ada
bidadari-bidadari dunia disebelah kita.Walau kau tak sadar itu,tapi orang itu ada.