Anda di halaman 1dari 6

Standar Pelayanan Minimal (Spm) Pada Unit Pelaksana Teknis (Uptd) Puskesmas Hajimena

BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Puskesmas Hajimena sebagai bagian dari Satuan

Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) dalam memberikan pelayanannya dituntut untuk mewujudkan


Good Governance sesuai tuntutan yang harus dipenuhi oleh lembaga
pemerintah dewasa ini. Dibidang kesehatan anggaran berbasis kinerja lebih
menekankan pada proses apa yang dihasilkan (output), bukan hanya sekedar
membiayai masukan (input). Perubahan ini penting dalam rangka proses
pembelajaran yang lebih rasional untuk mempergunakan sumber daya yang
dimiliki, mengingat tingkat kebutuhan dana yang makin tinggi sementara
sumber dana yang tersedia tetap terbatas. Penganggaran berbasis kinerja
dapat diterapkan

pada instansi pemerintah yang tugas dan fungsinya

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan demikian, instansi


tersebut dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan
menonjolkan produktifitas, efesiensi dan efektifitas sebagai bagian dalam
pembaharuan manajemen keuangan baik di sektor publik maupun dalam
peningkatan standar pelayanan pemerintah kepada masyarakat yang disebut
dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK
BLUD).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 23 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU),

Pola

Standar

Pelayanan Minimal (SPM) adalah spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan
minimum yang diberikan BLU kepada masyarakat. Dengan demikian SPM
adalah tolok ukur keberhasilan suatu institusi PPK-BLU, hal ini merupakan
kewajiban

utama

bagi

seluruh

institusi

PPK-BLU

dalam memberikan

pelayanannya kepada publik atau masyarakat.


Standar Pelayanan Minimal dalam PP No. 65 tahun 2005 adalah
ketentuan minimal tentang jenis dan mutu pelayanan dasar, yang merupakan
urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara
minimal. SPM adalah pertanggungjawaban mutu pelayanan yang ingin
diberikan kepada masyarakat pengguna, hakekatnya mutu pelayanan harus
memiliki standar mutu yang jelas, artinya setiap jenis pelayanan yang diberikan
1

Standar Pelayanan Minimal (Spm) Pada Unit Pelaksana Teknis (Uptd) Puskesmas Hajimena

harus jelas indikatornya dan jelas pula standarnya. Dengan demikian maka
pengguna jasa akan bisa membedakan mana pelayanan yang baik dan mana
yang tidak. SPM itu sendiri mampu memberikan gambaran kemampuan
Puskesmas Hajimena dalam pengelolaan dan pengendalian kualitas pelayanan
administratif

yang harus dipenuhi oleh UPTD Puskesmas adalah adanya

Standar Pelayanan Minimal (SPM).


B Maksud dan Tujuan :
1 Maksud :
Standar Pelayanan Minimal ini dimaksudkan guna memberikan pelayanan
atau kegiatan minimal yang harus dilakukan Puskesmas sebagai tolok ukur
kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan kesehatan.
2 Tujuan :
Terlaksananya
pelayanan

peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui

kesehatan

mengedepankan

yang

masalah

bermutu

aksesibilitas

dan

terjangkaudengan

masyarakatsesuai

tetap

dengan

tuntutan masyarakat diwilayah cakupan.


C Pengertian :
1 Umum :
a Puskesmas adalah Unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas Hajimena.
b Pelayanan

kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang

meliputi promitif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.


c

Standar Pelayanan Minimal adalah tolok ukur kinerja dalam menentukan


capaian jenis dan mutu pelayanan dasar dan lanjutan yang merupakan
urusan wajib daerah.

d Indikator

kinerja

adalah

variabel

yang

dapat

digunakan

untuk

mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan


pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dari waktu kewaktu.
2 Khusus
a Dimensi kinerja adalah dimensi-dimensi yang digunakan sebagai dasar
penyusunan standar pelayanan minimal yang meliputi: akses, efektifitas,
2

Standar Pelayanan Minimal (Spm) Pada Unit Pelaksana Teknis (Uptd) Puskesmas Hajimena

efisiensi,

keselamatan/keamanan,

kenyamanan,

kesinambungan

pelayanan, kompetensi teknis dan hubungan antar manusia.


b Indikator adalah latar belakang / alasan mengapa suatu kinerja

tersebut

perlu diukur
c

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari


indikator

d Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan data dari


sumber data untuk tiap indikator tersedia.
e Periode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap
indikator kinerja yang dikumpulkan
f

Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam


rumus indikator kinerja

g Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam


rumus indikator kinerja
h Sumber data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat
dijadikan dasar kajian yang berhubungan langsung dengan personal
i

Standar adalah ukuran pencapaian mutu/kinerja yang diharapkan bisa


dicapai.

D Landasan Hukum
1 Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 Tentang Kesehatan (lembaran

negara RI tahun 2009 Nomor 114, tambahan lembaran negara RI Nomor


5063);
2 Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 1258, Tahun 2005
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 108,Tambahan

Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4548);


4 UU no 40 tahun 2004 tentang SJSN (lembaran negara RI tahun 2004 Nomor
150, tambahan lembaran negara RI Nomor 4456);
5 UU no 24 tahun 2011 tentang BPJS (lembaran negara RI tahun 2011
Nomor116, tambahan lembaran negara RI Nomor 5256);
3

Standar Pelayanan Minimal (Spm) Pada Unit Pelaksana Teknis (Uptd) Puskesmas Hajimena

6 Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kinerja


Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);
7 Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);
8 Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4570);
9 Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negera Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 4585);
10 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Laporan Keuangan Dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614);
11 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ Menkes / 52 / 2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 -2019;
12 Keputusan

Menteri

128/MenKes/SK/II/2004

Kesehatan
tentang

Republik

Kebijakan

Dasar

Indonesia
Pusat

Nomor
Kesehatan

Masyarakat:
13 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228/MenKes/SK/III/2002 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Yang Wajib
Dilaksanakan Daerah;
14 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/MenKes/SK/IX/2008 tentang
Petunjuk Teknis Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota;
15 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 Tahun 2004
tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik.
16 Permendagri no. 13 tahun 2006; dan perubahannya no 59 tahun 2007
tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah
17 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 Tentang Badan
Layanan Umum Daerah.
18 Permenkes no. 71 tahun 2013 tentang JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)

Standar Pelayanan Minimal (Spm) Pada Unit Pelaksana Teknis (Uptd) Puskesmas Hajimena

19 Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Selatan No. 06 Tahun 2008 tentang


pembentukan organisasi dan tata kerja perangkat Daerah Kabupaten
Lampung Selatan (Kab. Lamsel Tahun 2008 No. 06, tambahan lembaran
Daerah Kab Lamsel No. 06 ) sebagaimana telah di ubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Selatan Nomor 01
Tahun 2015 ( Kab Lamsel Tahun 2015, No.1 , tambahan lembaran Daerah
Kab. Lamsel No.1 )
20 Peraturan Bupati Lampung Selatan No. 03 Tahun 2015 tentang pembentukan,
organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis ( Upt ) pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Lampung Selatan.
21 Keputusan Bupati Lampung Selatan Nomor B/ 249 / I.06 / Hk / 2011 tentang
penetapan, indikator kerja utama Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan
dan Indikator Kinerja utama SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Lampung Selatan Tahun 2011 2015.
22 Peraturan Bupati Lampung Selatan No. 25 Tahun 2015 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemanfaatan dana non kapitasi di Puskesmas
yang belum menerapkan pola keuangan Badan Layanan Umum Daerah
Kabupaten Lampung Selatan.
23 Peraturan Bupati Lampung Selatan No.21 Tahun 2015 tentang petunjuk
pelaksanaan pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi program jaminan
kesehatan Nasional di Puskesmas yang belum menerapkan pola pengelolaan
Badan Layanan Umum Daerah Kabupaten Lampung Selatan.
24 Peraturan Bupati Lampung Selatan No.09 Tahun 2013 tentang pedoman
pelaksanaan petunjuk pelaksanaan program jaminan kesehatan nasional
( JKN ) pada pelayanan kesehatan dasar di Kabupaten Lampung Selatan.
25 Keputusan Bupati Lampung Selatan No.13 Tahun 2003 tentang uraian tugas
jabatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan.
26 Peraturan Bupati Lampung Selatan No. 43 Tahun 2013 tantang standar
pelayanan minmal ( SPM ) Bidang Kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten
Lampung Selatan
27 Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Selatan No. 15 Tahun 2011 tentang
Retribusi Pelayanan Kesehatan.

Standar Pelayanan Minimal (Spm) Pada Unit Pelaksana Teknis (Uptd) Puskesmas Hajimena

E Sistematika dokumen SPM disusun dalam bentuk :


1 Bab I

Pendahuluan yang terdiri dari:


a Latar Belakang
b Maksud dan tujuan
c

Pengertian umum dan khusus

d Landasan Hukum
2 Bab II Realisasi Standar Pelayanan Minimal Puskesmas di
Puskesmas Hajimena Th 2014 dan 2015
3 Bab III

Rencana Standar Pelayanan Minimal Puskesmas

di Puskesmas Hajimena tahun 2016-2020


4 Bab IV

Sistem Akuntabilitas Kinerja


A. Rencana Kegiatan Dan Penganggaran SPM
B. Pengukuran Capaian Kinerja dan Monitoring SPM

5. Bab V

Penutup

6. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai