Anda di halaman 1dari 13

EKONOMI PEMBANGUNAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN ASIA SELATAN

OLEH :
ALIF GALUH PERMATA DHESA
201310210311047

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan paper yang bertema Kebiajakan
Pembangunan Asia Selatan dengan spesifikasi negara India. Alhamdulillah paper ini dapat
dikerjakan dengan baik dan tepat pada waktunya. Saya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada paper ini. Oleh karena itu saya berharap kepada Bapak Ir.
Harpowo MP. selaku dosen pembimbing untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun untuk penyempurnaan paper selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Penulis,

PENDAHULUAN
Sampai tahun 1990an, dunia masih memandang India sebagai negara miskin dengan
penduduk satu miliar lebih dan penuh bencana. Kecelakaan kereta api, banjir, dan badai
adalah berita-berita dari India yang sering kali terdengar. Kemiskinan penduduk terjadi
dimana-mana. Polusi kota menjadi pemberitaan utama tentang India, misalnya New Delhi
disebut-sebut sebagai sebagai kota terpolutif di dunia.1
Setelah reformasi ekonomi tahun 1991, India mengejutkan dunia dengan pencapaian
besar dalam pertumbuhan ekonominya . Dimulai pada 1997, terlihat pergerakan pertumbuhan
ekonomi India yang mencapai angka rata rata 7% lebih yang menjadikan turunnya angka
kemiskinan penduduk dunia sebesar 10%. Menurut data yang tercatat, tikat pertumbuhan
PDB (Produk Domestik Bruto) di tahun 2006 sekitar 9,6%, dan ditahun 2007 sekitar 9%,
sedangkan di tahun 2008 sebesar 6,6%.2
Namun, yang lebih mengejutkan adalah kemajuan yang sangat pesat dalam bidang
teknologi informasi menjadikan India sebagai negara yang sangat diperhitungkan. Koran The
Wall Streer Journal melukiskan kinerja perusahaan high-tech India, dari daftar 10 perusahaan
terbesar India, tiga produsen peranti lunak dan tenologi informasi menempati posisi puncak.
Pemimpin salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang TI, Infosys Tech memberikan
bukti kesuksesan perusahaanya dalam meraup keuntungan sebesar 534 juta dolar AS,
meningkat 33 persen dari tahun 2005.

1 Irwan Suhanda. India: Bangkitnya Raksasa Baru Asia. Jakarta :Penerbit Buku Kompas. hal
91
2 Ministry of External Affairs, Government of India Investment & Technology Promotion
(ITP)
Division
diakses
pada
http://www.indiainbusiness.nic.in/economy/indust_performance.htm.

KEBANGKITAN INDIA
Terhadap dunia luar, India menerapkan kebijakan proteksi serta melakukan industri
substitusi impor. Selain itu, juga ada campur tangan pemerintah soal ketenaga kerjaan dan
pasar moneter. Pembangunan India sebenarnya mengharapkan hasil yang positif. Namun, hal
demikian tidak terwujud. Sistem ini lebih mirip sistem ekonomi komando yang memusatkan
perhatian secara simultan pada penggunaan modal teknologi berbasis industri berat.
Model pembangunan ekonomi Nehruvian mulai diterapkan oleh Nehru sejak tahun
1951, bersamaan dengan dikeluarkannya penerapan kebijakan rencana pembangunan lima
tahun (five-year plans) sebagai landasan kebijakan rencana pembangunan India. Bersamaan
dengan itu, pemerintah India juga membentukbadan perumus pelaksana bagi realisasi rencana
pembangunan lima tahun disebut Komisi Perencanaan. K.B. Sahay dalam tulisannya pada
harian The Tribune, sistem ekonomi Nehruvian memiliki dua karakteristik dasar. Pertama,
inisiatif untk meningkatkan jumlah produksi nasional melalui kebijakan industralisasi yang
dilakukan dibawah pengawasan negara. kedua, sifat pembangunan trickle down dalam
distribusi atas hasil- hasil pembangunan.3 Trickle down effect yang menjadi karakteristik
dalam model ekonomi Nehruvian didasari pemikiran Prasanta Chandra Mahalanobis, seorang
ahli statistik dan ekonomi India, yang dikenal sebagai model pembangunan ekonomi
Mahalanobis. Pemikiran Mahalanobis dapat dikatakan telah memenagaruhi model
pembangunan Nehruvian sampai tahun 1991. Pemikiran Nehruvian sangat berorietasi
nasional tidak lepas dari pengalaman traumatis bangsa tersebut saat berada dibawah jajahan
Inggris. Oleh karena itu, Nehru kemudian memilih untuk meniadakan peran modal asing
dalam pembangunan ekonomi negerinya serta berupaya menerapkan pemikiran Gandhi yaitu
semangat swadesi, dimana semangat ini menekankan pada upaya semua untuk menahan diri
dan menggunaka apa yang ada berdasarkan kemampuan sendiri. Sehingga atas landasan itu,
pembangunan ekonomi nasional India

berbasis pada pengembangan industri substitusi

impor.

3 K.B. Sahay. The New Economic Policy: The Missing Population Concern, The Tribune,
16 Juni 1999.

Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa model pembangunan Nehruvian yang


orientasi nasional dan menutup diri terhadap perdagangan luar negeri, tidak membawa hasil
yang positif. Hal ini kemuadian mendorong Narashima Rao yang diarsiteki oleh Manmohan
Singh dan Indraprasad Gordhanbhai Patel, melaksanakan reformasi menyeluruh atas sistem
ekonomi India secara menyeluruh atas perekonomian India dengan mengadopsi sistem
ekonomi pasar yang berlandaskan pada prinsip-prinsip keterbukaan dan liberalisasi ekonomi.
Kendati terbilang belum lama menerapkan prinsip keterbukaan ini, dengan didukung oleh
sumber-sumber perekonomian domestik yang juga tergolong raksasa, India dapat
mewujudkan apa yang kemudian disebut sebagai keajaiban Ekonomi India (Indian
Economic Miracle). Keterbukaan ekonomi ditunjang dengan perkembangan yang fonomenal
dalam sektor teknologi informasi sebagai salah satu komponen penting dalam pembangunan
ekonomi India. Pembangunan ekonomi India memang tidak terlepas dari program
pembangunan yang dipilih India memang jelas. India membangun apa yang disebut
knowledge based society, masyarakat yang berbasis ilmu pengetahuan. Ibu kota provinsi
Andhar Pradesh secara sengaja dijadikan hi-tech-city, kota berteknologi tinggi. Tecnologi
informasi di negara tersebut digunakan dalam 3 hal besar yaitu : mendorong pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, dan mendorong terciptanya
pemerintahan yang baik.4

Perbedaan Periode Awal Perekonomian India dengan Masa Liberalisasi

Variabel

Periode Awal (1950-1990)

Liberlisasi Ekonomi (1991-2006)

Tingkat GNP

4,1

6,3

Tingkat Tabungan

15,6

23

Tingkat Investasi

13,6

15,4

Agrikultur: 44,75 Industri :21,5

Agrikultur: 21 Industri :27

Jasa :34

Jasa :52

47,4

31

Kontribusi GNP
Tingkat Kemiskinan

4 Narayan N.R.Murthy. The Imfact of Economic Reform on the Industry in India- A Case
Study of the software Industry, Paper Presented In Cornell Universitys The Indian Economic
Conference.

Dikelola

dan

dilindungi

oleh

Kepemilikan Industri pemerintah, semua bentuk kegiatam


dan Usaha

perusahaan
pemerintah

harus

melalui

ijin

pencabutan lisensi, berkembangnya


perusahaan milik swasta, berupa
korporasi dan usaha menengah

Sumber: United Nation, 2008. Gross National Product of India 2007. [online]. Dalam
http://data.un.org/Data.aspx?q=india+industry&d=CDB&f= srID%3a29912%3bcrID%3a

Pembangunan pada dasarnya adalah tentang perubahan struktural: yang melibatkan


memproduksi barang-barang baru dengan teknologi baru dan mentransfer sumber daya dari
kegiatan tradisional kepada kegiatan yang baru. Insutrial Policy semakin dianggap sebagai
alat utama dalam mempromosikan transformasi ekonomi seperti: disebutkan bahwa negaranegara berkembang tidak pernah dapat bangkit dari ketergantungan akan bantuan, "jika
mereka tidak mampu untuk menggunakan kebijakan industri yang mereka perlukan untuk
mengubah industri dalam negeri mereka, diversifikasi ekonomi mereka dan membangun
dasar pengenaan pajak mereka sendiri dari waktu ke waktu. UNCTAD mendefinisikan
industrial policy sebagai suatu upaya sadar yang terpadu dan terfokus dari pemerintah untuk
mendorong dan mempromosikan industri atau sektor tertentu dengan berbagai perangkat
kebijakan". Bank Dunia menganggap industrial policy sebagai "upaya pemerintah untuk
mengubah struktur industri guna meningkatkan produktivitas berbasis pertumbuhan ". Semua
intervensi selektif atau kebijakan pemerintah yang mencoba untuk mengubah struktur
produksi terhadap sektor-sektor yang diharapkan untuk menawarkan prospek yang lebih baik
untuk pertumbuhan ekonomi daripada akan terjadi tanpa adanya intervensi tersebut, seperti,
dalam keseimbangan pasar.
Pada tahun 1948, sesaat setelah kemerdekaannya, India memperkenalkan resolusi kebijakan
industri mereka. Setelah resolusi ini disahkan kedalam konstitusi, kebijakan industri India
telah mengalami beberapa kali revisi pada tahun 1956, 1973, 1977,1980, dan 1991. Revisi
atas kebijakan ini disesuaikan dengan tantangan-tantangan baru yang akan dihadapi India.
Kebijakan Industri tahun 1956 memiliki tujuan memajukan pertumbuhan ekonomi melalui
percepatan industrialisasi yang dipadukan dengan semangat sosialis. Kebijakan Industri tahun
1956 yang berdasarkan pada ideologi sosialis ingin mencapai sebuah ekspansi pemerintah
terhadap sektor publik, menerapkan sustitusi impor, mengurangi ketergantungan asing. Salah

satu tujuan mendasar dari kebijkan industri 1956 adalah mengurangi ketimpangan regional
negara

bagian

India.

Namun,

hasil

daripada

kebijakan

ini

justru

sebaliknya,

ketidakseimbangan regional terjadi di India. Laporan dari Dutt Committe, 4 wilayah


industrialisasi maju yaitu Maharashta, Gujarat, West Bengal dan Tamil Nadu mendapat
keuntungan dari kebijakan industri ini dimana keuntungan mencapai 59,3 persen. Berbeda
dengan wilayah miskin seperti Bihar, Orissa, Uttar Pradesh dan Madhya Pradesh menerima
keuntngan hanya 15,5 persen saja.
Kebijakan indutri India tahun 1973 mengidentifikasikan prioritas industri dimana investasi
dari perusahaan besar dan perusahaan asing dijinkan.
Kebijakan industri tahun 1977 menekankan pada desentralisasi, peran penting industri kecil
menengah, dan industri rumahan.
Pada revisi tahun 1980, kebijakan industri India lebih difokuskan pada meningatkan
persaingan di pasar dalam negeri, technological upgrading dan moderinasi.5 Kebijakan ini
memiliki tujuan dasar meningkatkan daya saing ekspor melalui penanaman modal asing di
bidang teknologi tinggi. Kebijakan ini atas kebutuhan produktivitas disemua sektor ekonomi
dan aktivitas produksi perlu ditingkatkan. Kebijakan ini juga menciptakan percepatan
perkembangan industri negeri ini. Kebijakan industri 1980, kemudian diikuti oleh kebijakan
indutstri tahun 1991 yang ditandai dengan keterbuakaan ekonomi dengan mengikuti sistem
kapitalis.6 Pemerintah India percaya bahwa kolaborasi antara investasi asing dan teknologi
akan menghasilkan teknologi tinggi baru yang pada akhirnya akan meningkatkan ekspor dan
basis produksi.7
Reformasi ekonomi 1991 merupakan momentum bagi penerapan kebijakan industri 1980
yang berdasarkan pada kolaborasi antara investasi asing dan TI serta teknologi tinggi. India
percaya kolaborasi ini akan meningkatkan produktivitas serta basis ekspor. Setelah
momentum reformasi ekonomi 1991, India menjadi negara yang memiliki percepatan dalam
bidang ekonomi. Terlihat pada tahun 2003-04, GDP India meningkat sebesar 82 persen.
Kemampuan industri teknologi India telah mendorong ekspor dalam bidang teknologi
5 S. Padmanabhan. An Overview of Industrial Policy In India. Manupatra. Vol 5. 1993
6 Babita Thakur, et all. Changing Face of Indias Industrial Policies: A Look. International Journal of Scientific
and Research Publications, Volume 2, Issue 12, December 2012

7 Op.cit Padmanabhan, 53

informasi khususnya software dan juga bidang farmasi, hal ini menjadikan India sebagai
pemain utama dalam berinvestasi khsususnya bidang TI. Laporan menunjukan bahwa, 15
besar perusahaan TI telah berinvestasi secara global, kebanyakan di negara maju.
Teknologi Informasi dan Pembangunan Ekonomi
Teknologi informasi India maju begitu pesat. IT India telah berkontribusi pada pertumbuhan
ekonomi India, dimana persentase terhadap GDP sebesar 1,22 persen ditahun 1997-1998,
3,09 persen pada tahun 2002-03 dan 3,8 persen pada tahun 2003-2004. Keberhasilan ini
ditunjukan juga dengan banyaknya perusahaan besar yang bergerak dalam bidang penyedia
software (peranti lunak). 5 besar perusahaan India berkontribusi pada 32 persen total ekspor
perangkat lunak. Industri IT India telah berkembang pesat lebih sejak 1990 dan
berpenghasilan dari 175 juta dolar AS menjadi 8,7 milyar dolar AS selama satu dekade. India
memiliki sekitar 650.000 orang pengembang software atau sekitar 10 persen dari populasi
pengembang software dunia. Angka ini diperkirakan mengalami kenaikan setiap tahun yaitu
sekitar 32 persen, ini berarti bahwa dalam waktu 3 tahun kedepan India akan menjadi negara
dengan populasi pengembang software terbesar di dunia.8
Perbandingan PDB India, Dunia dan negara yang masuk kedalam OECD

Teknologi Informasi dan Pembangunan Sosial


Telah dijelaskan diatas bahwa teknologi informasi telah memberikan kontribusi pada
pembangunan ekonomi India. Bagian ini akan menjelaskan peran teknologi informasi
8 Tojo Thatchenkery, Roger R.S, Govindasamy G dan R. Ranganathan. Information and
communication technology and economic Development: The Indian Context. Dalam Tojo
Thatchenkery, et al. Information Communication and Economic Development: Learning from
the Indian Experience. USA: Edwar Elgar Publishing, Inc. Hal 30

terhadap pembangunan manusia (human development) dimana peran kedua ini berkaitan
langsung dengan pembangunan yang tidak hanya dipandang dari sisi pertumbuhan ekonomi
semata. Adapun peran TI dalam pembangunan manusia dibagi kedalam 3 hal : TI dan
pendidikan, TI dan kesehatan dan TI dan pemerintahan yang baik (good governance).
Teknologi Informasi dan Pendidikan
Terdapat beberapa bukti bahwa TI telah berkontribusi pada peningkatan pelayan pendidikan
di India. Bank Dunia telah berinvestasi sebesar 1,6 juta dolar pada sebuah proyek yang
bernama Hole in The Wall diamana penerapan kurikulum berdasarkan website kepada para
anak-anak pedesaan India. Intel dan Microsoft juga telah melakukan program pembelajaran
komputer dengan memberikan pelatihan kepada 10.000 guru di 20 kota India. NGO nonfrofit asal New Delhi yang mendapatkan bantuan dana dari British Telecommunicaations
telah menggalakan kampanye penggunaan internet kepada masyarakat desa dan masyarakat
miskin guna mendapat kesempatan kerja. Teknologi informasi telah membantu masyarakat
desa membangun infrastruktur sehingga mereka mampu berpartisipasi aktif dalam
pembangunan melalui penggunaan jaringan informasi.
Teknologi Informasi dan Kesehatan
Teknologi informasi telah memberikan pelayanan peningkatan kesehatan kepada penduduk
India di pedesaaan dan masyarakat miskin. Salah satu program kesehatan berbasis TI adalah
Indian HealthCare. Program ini dimulai sejak tahun 1994 sebagai upaya bersama dengan
perusahaan besar komputer Apple, pemerintah India dan Koorporasi komputer India.
Program ini memberikan pelayanan terhadap 630 juta masyarakat India di 32 negara bagian.
Pemanfaatan teknologi informasi terlihat disini, diamana dengan menggunakan metode pesan
Newton, para perawat dan bidan mampu mengoleksi data demografi dan memberikan
imunisasi kepada masyarakat pedesaan. Kontribusi TI pada pelayanan kesehatan India juga
terlihat dari sebuah desa dekat kota Madurai di India Selatan dimana dengan adanya internet
webcame (kamera) yang mampu mengirim transmisi gambar penderita penyakit mata para
penduduk desa ke rumah sakit mata di Madurai. Dokter di rumah sakit Murai mempelajari
gambar tersebut dan memberikan informasi resep obat atas penyakit itu atau memanggil
penderita penyakit yang benar-benar dalam keadaan darurat untuk melakukan konsultasi
dengan biaya yang rendah.
Teknologi Informasi dan Pemerintahan

Terkait kontribusi IT dalam pembangunan manusia dapat dilihat bahwa IT memerankan peran
penting dalam mengurangi kesenjangan akses informasi dan pengetahuan. IT juga berperan
penting dalam memberikan transparansi dan monitor terhadap program pembangunan yang
dilakukan oleh pemerintah. Transparansi ini kemudian memberikan akses pelayanan sebesarbesarnya terhadap masyarakat miskin.9 Transparansi antara publik dan pemerintah adalah
sebuah dasar bagi terciptanya pemerintahan yang baik. Salah satu pendekatan yang dapat
menjelaskan peran TI dalam pemerintahan dengan adanya transparansi adalah mengurangi
tingkat korupsi oleh pemeritah publik. Contoh penggunaan TI dalam pemerintahan dilakukan
oleh negara bagian Andrha Pradesh dengan program yang disebut SMART (Simple, Moral,
Accountable, Responsive and Transparet). Program ini semua spektrum administratif dari
level terendah hingga kantor pusat. Pemerintah secara intensif menggunakan TI dan
memperkenalkan komputer kepada mereka disetiap level pemerintah guna memenuhi
pelayanan kepada masyarakat.

9 Op Cit, Tojo Thatchenkery. Hal 33

DAFTAR PUSTAKA
Altenburg, And Schmitz. Breakthrough?Chinas And Indias Transition From Production
Innovation. World Development Journal Vol. 36
Engardio, Pete. Chindia. Jakarta: Gramedia Pustaka.2008
Krishnan, Rishikesha T. Technology Strategies for Global Competitiveness: Next Practices
from Indias Leading Companies.:Indian Institute of Management Bangalore. Paper presented
at the Global Competitiveness Conference, IIM Kozhikode, May 2007
Mantra , Dodi. Hegemoni dan Diskursus Noeliberalisme, Bekasi: MantraPress, 2011.
Ministry of External Affairs, Government of India Investment & Technology Promotion
(ITP) pada http://www.indiainbusiness.nic.in/economy/indust_performance.htm.
Narayann, K.. Technologi Acquisition, De-regulation and Competitiveness. A study of Indian
Automobile Industri. United Nation University: INTECH
Padmanabhan, S. An Overview of Industrial Policy In India. Manupatra. Vol 5. 1993
Sardjono , S Wisnu. Pengembangan Science dan Technology Park Indonesia. Asisten Deputi
Urusan Jaringan Penyedia dengan Pengguna Kementerian Riset dan Teknologi
Saxenian, Anna Lee. Transnational Communties and the Evolution of Global Production
Network : The Cases of Taiwan, China and India. Indian Institute of Management Bangalore,
East-West Center. Economics Series. No. 31 Desember 2001
Singh, Ajit. The Past, Present And Future Of Industrial Policy In India: Adapting To The
Changing Domestic And International Environment. Centre For Business Research,
University Of Cambridge:Working Paper No. 376
Sugiyono, Agus. Kemajuan Teknologi dan Pembangunan Ekonomi. Program Pascasarjana:
Magister Sains dan Doktoral. Universitas Gadjah Mada. (Makalah dipresentasikan dalam
mata

kuliah

Seminar

Ekonomi

http://www.sugiyono.webs.com/paper/p0006.pdf

Pembangunan)

diakses

melalui

Suhanda. Irwan India: Bangkitnya Raksasa Baru Asia. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.2007
Thatchenkery , Tojo. et al. Information Communication and Economic Development:
Learning from the Indian Experience. USA: Edwar Elgar Publishing, Inc. 2005
Thakur, Babita, et all. Changing Face of Indias Industrial Policies: A Look. International
Journal of Scientific and Research Publications, Volume 2, Issue 12, December 2012
The Institute of Technology Act, Amandement 2002
UNCTAD, (2003), Information and Communication Technology Development Indices,
UNCTAD-UN, New York. Dalam Budi Hermana. Mendorong Daya Saing di Era Informasi
dan Globalisasi: Pemanfaatan Modal Intelektual dan Teknologi Informasi sebagai Basis
Inovasi di Perusahaan. Universitas Guna Dharma

DAPUS ADIT
http://wwwbutonutara.blogspot.co.id/2011/06/teori-teori-pembangunan.html
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=185806&val=6444&title=Strategi
%20Venezuela%20Menyepakati%20ALBA%20Dalam%20Menghadapi%20Ekspansi
%20Perdagangan%20Amerika%20Serikat%20Dikawasan%20Amerika%20Latin

Anda mungkin juga menyukai