Maj Ked Gi; Desember 2008; 15(2): 187-190 ISSN: 1978-0208,
PERIODONTITIS AGRESIF; KARAKTERISTIK DAN
PERAWATANNYA
Hatadah Fidary* dan Robert Lessang™
* Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
** Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas indonesia
ABSTRAK
Periodontitis agresit mérupakan kelainan jeringan periodontal yang progresif pada oang dewasa muda sehat, Kelainan
itandai dengan hilangnya perlekatan jaringan ikat dan kerusakan tulang alveolar secara cepal, pada lebih dari satu gigi
ermanen. Ada 2 (dua) bentuk periodontitis agresi, yaitu: periodontitis agresiflokal yang hanya mengenai gigi molar pertama
4dan insist, dan periodontlis agresit menyeluruh yang mengenai lebih banyak gigi permanen. Gambaran Kinis periodontitis
agresif dini sering ternat sebagai gojala peradangan ringan. Gejala kiask lain berupa migrasi gig insist rahang atas ke arah
""
Pada periodontitis agresit- menyelurun,
menunjukkan tingkat kerusakan tulang yang hampir
sama, Tahap akhir kerusakan tulang yang terjadi
tidak lagi berbentuk vertikal tetapi berbentuk
horizontal. Perkembangan periodontitis agresif
berbeda dengan periodontitis biasa. Pada
periodontitis agresit kerusakan tulang yang terjadi 3
sampai 4 kali dari perkembangan periodontitis,
biasa. Kerusakan tulang dapat mencapai % bagian
‘kar gigi dalam kurun waktu 5 tahun."*
Etiologi
Etiologi periodontitis agresif hingga Kini
masih diperdebatkan, banyak faktor endogen dan
eksogen yang turut’ mempengaruhinya. Apabila
diamati secara klinis, maka besarnya kerusakan
jatingan periodontal yang terjadi tidak sesuai
dengan etiologi lokal."* Faktor herediter juga
berpengaruh terhadap etilogi dan patogenesis
periodontitis agresit."
Penelitian-penelitian terakhir_menyatakan
bahwa mikroorganisme paling dominan pada plak
subgingiva penderita periodontitis agresit adalah
bakteri Aggregatibacter —actinomycetemcomitans
(Aa). A actinomycetemcomitans adalah kuman
Gram-negatit, _non-motile, capnophilic atau
membutuhkan CO2 untuk’ pertumbuhannya, dan
berbentuk — coccobacillus.’ " Bakteri ini telah
disimpulkan sebagai penyebab dari_periodontitis
agresit karena dapat_menembus jaringan ikat
gingiva hingga ligamen periodontal serta tulang
alveolar serta memproduksi leukotoksin kuat_yang
‘akan membunuh neutofi. Neutrofil_ berfungsi
sebagai pertahanan melawan infeksi_ periodontal
Strain yang berbeda.dari A actinomycetemcomitans
‘akan menghasilkan leukotoksin dengan level yang
berbeda pula. Pasien dengan periodontitis agresif
lokal memitki strain A actinomycetemcomitans yang
menghasikan leukotoksin dengan level 10-20 kali
lebih tinggi dari toksin minimal yang dihasilkan
strain pada pasien periodontitis kronis lebih tinggi
dari toksin minimal yang dihasikan strain pada
pasien periodontitis kronis atau orang. sehat."
Faktor lain yang dipercaya berpengaruh terhadap‘Maj Ked Gi; Desember 2008; 15(2): 187-190
Patogenesis. periodontitis agresif adalah adanya
defek fungsi neutrofi, dimana akiiitas kemotaksis
dari neutrofi menurun. Keabnormalan ini sifatnya
genetik atau bawaan.'® Periodontitis agresif dtandai
dengan adanya kehilangan periekatan cepat dan
parah. Pasien periodontitis agresit memilki sedikit
akumulas plak pada gigi yang terkena, tidak sesual
dengan banyaknya kerusakan jaringan periodontal
yang terjadi Periodontitis agresif dibedakan
dengan periodontitis kron’s oleh proses
perkembangan penyakit yang cepat pada individu
yang sehat, tidsk’ adanya akumulasi plak dan
kalkulus yang banyak, dan adanya faktor
keturunan.
Terapi
Beberapa_metode perawatan periodontitis
agresit telah banyak dilakukan dengan tingkat
keberhasilan yang bervariasi. Prognosis
periodontitis agresif.tergantung pada keadaan
apakah bersifat lokal atau menyeluruh, derajat
kerusakan, serta usia pada waktu pertama kali
dilakukan ' pemeriksaan."” Periodontitis agresif
kadang-kadang secara spontan mengalami fase
remisi atau berhenti, sehingga penting dilakukan
foto rontgen sedini mungkin untuk mengetahui
perkembangan penyakit ini. Terapi_periodonti
agresit dapat berupa terapi non bedah, bedah,
maupun kombinasi keduanya yang " disertai
pemberian antimikroba.” Sejak penelitian-penelitian
menyatakan bahwa bakteri A
actinomycetemcomitans berperan penting sebagai
etiologi periodontitis agresif, beberapa _ahii
melaporkan keberhasilan perawatan periodontitis
agresit dengan kombinasi pemakaian antibiotik
Pemakaian antibiotik ini bertujuan untuk
menghilangkan kelainan, mengurangi keganasan,
mencegah komplikasi dan rekurensi penyakit."®
Terapi non bedah dengan tindakan skeling
dan penghalusan akar saja ternyata tidak dapat
mengeliminir bakteri A. “actinomycetemcomitans
secara_menyeluruh dari _poket periodontal. *
Terapi berupa aplikasi topikal povidon-iodin pada
poket periodontal penderita periodontitis agresif dan
dikombinasi dengan pemberian tetrasikin secara
sistemik terbukti_cukup efektif pada _terapi
periodontitis agresit. Setelah pemberian tetrasiklin
sebanyak 4x250 mgihari selama 2 minggu, ternyata
dapat mengurangijumlah—bakteri_ A,
actinomycetemcomitans —secara_signifikan."*
Tetrasiklin dipakai dalam perawatan periodontitis
agresit, karena tetrasikiin dapat menekan infeksi
yang ‘berasal dari A. actinomycetemcomitans,
memitiki toksisitas yang rendah, dan konsentrasi
tinggi pada cairan suikus gingiva. Perlu diingat
bahwa pemakaian tetrasikiin dalam jangks waltu
lama dapat _meningkatkan resistensi__bakteri
terhadap tetrasikiin dan timbulnya super infeksi.”"
Pemakaian topikal metronidazol dimaksudkan untuk
‘mendapatkan konsentrasi yang tinggi pada daerah
yang mengalami kerusakan dan menghindari efek
ISSN: 1978-0206
pemakaian antibiotk secara sistemik. Salah satunya
adalah pemakaian topikal metronidazole 25% dalam
bentuk ge! setelah tindakan skeling subgingival dan
enghalusan akar. Aplikasi menggunakan syring
khusus pada poket kedalaman 5 mm atau lebih.
HHasilnya menunjukkan penurunan jumlah bakteri A
actinomycetemcomitans.?
Perawatan bedah _resektif _termasuk
penambahan material bonegraft dan _membran
periodontal, memperlhatkan hasil yang memuaskan
terutama pada kelainan dengan poket > 7mm.*
Terapi periodontitis agresif dengan perawatan
bedah modifikasi Wildman flep dan pengambilan
jatingan granulasi, serta plak kontrol yang teratur.
Sotolah pembedahan tidak digunakan pack
Periodontal tetapi penderita dianjurkan kumur-kumur
dengan chlorhexidine 0,2% 2xhhari selama 2
minggu. Pemberian tetrasikiin peroral_ dllakukan
setelah tindakan bedah dengan dosis 4x 250mg/hari
selama 2 minggu. Hasilnya _menunjukkan
bertambahnya perlekatan jaringan secara klinis dan
pertumbuhan tulang baru pada daerah kerusakan
tulang angular. Kombinasi bone graft dengan
pemberian tetrasiklin 4x250mg/hari selama 10 hari,
memberikan hasil pertumbuhan tulang pada daerah
furkasi setelah 1 tahun perawatan.™
Keberhasilan perawatan periodontitis agresit
tanpa pemberian antibiotk juga banyak dilaporkan
pada perawatan 20 penderita periodontitis agresi,
berupa tindakan skeling dan penghalusan akar
seta bedah flep, dan anjuran pemeliharaan
kebersinan mulut secara profesional tanpa
pemberian antibiotk. Setelah 6 sampal 12 tahun
tidak dijumpal adanya poket periodontal dengan
kedalaman 7 mm atau lebih dan penurunan
kedalgman poket 4-6 mm dari 237 area menjadi 46
area
Tindakan pengambilan jaringan granulasi
sehubungan dengan flap operasi, tidak selalu dapat
menurunkan kedalaman poket, penambahan
perlekatan jaringan, serta pertumbuhan tulang baru
bila tidak disertai dengan pemelinaraan kebersihan
mulut secara optimal
PEMBAHASAN
Periodontitis agresit_ merupakan_kelainan
periodontal yang terjadi terutama pada _usia
pubertas dan dewasa muda, baik pada pria maupun
wanita, Gambaran kiinis yang cukup _jelas
periodontitis agresit adalah kerusakan. tulang
alveolar yang cepat, tidak berhubungan dengan
irtasi lokal, mengenai lebih dari satu gigi permanen
dan terjadi pada orang muda dan sehat. Bakteri
Aggregatibacter actinomycetemcomitans diduga
berperan penting sebagai faktor etiologi dari
periodontitis agresit. Diduga terjadi detek PMN pada
penderita periodontitis agresit._ Perawatan
periodontitis agresif dapat dengan tindakan bedah
periodontal maupun non bedah periodontal dan
189Hafadah F. & Rober L.: Periodontitis Agresif; Karakterstik
dikombinasikan dengan pemberian _antibiotik
maupun tanpa antibiotik, Penting dilakukan
pemelinaraan kebersihan mulut secara profesional
dalam perawatan periodontlis agresif.
KESIMPULAN
Terapi bedah periodontitis agresif untuk mengatasi
kerusakan tulang alvoler, sedang terapi non bedah
dengan menggunakan ' anti biotik lokal_urtuk
mengeliminasi bakteri
DAFTAR PUSTAKA
1. Novak KF & Novak MJ: Aggressive
Periodontitis. In: Newman MG, Takei HH,
Klokkevold PR & Carranza, FA. Carranza's
Clinical Periodontology, 10” . St. Louis
Missouri: Saunders Elsevier 2006: 506-12.
2 Consensus Report: Aggressive Periodontitis.
Ann Periodontol 1999; 4: 53
3, American Academy of Periodontology:
Parameter on Aggressive Periodontitis. J
Periodontol 2000; 71: 867-9
4. Academy Report: Periodontal Disease of
Children and Adoiescents. J Periodontol 2003;
74: 1684-704,
5 TaeJu Oh, Eber R, & HomLay Wang:
Periodontal diseases’ in the child and
adolescent. J Clin Periodontol 2002;29: 400-10,
6. Armitage GC: Development of a classification
system for periodontal disease and conditions
‘Ann Periodontol 1989; 4: 1
7. Schacher B, Baron F, Roberg M, & Wohifel Mt
Aggregatibacter actinomycetemcomitans as
indicator for aggressive periodontitis. by two
analysing strategies. J Clin Periodonto! 2007;
34: 566-73
Klokkevold PR & Nagy FU: Treatment of
aggressive periodontitis and atypical forms of
periodontitis. In: Newman MG, Takei HH,
Kiokkevold PR & Carranza, FA. Carranza’s
Clinical Periodontology, 10" . St. Louis
Missouri: Saunders Elsevier, 2006: 693-700.
Beck JD & Arbes SJ: Epidemiology of Gingival
and Periodontal Diseases.in: Newman MG,
Takei HH. Klokkevold PR & Carranza FA\
Carranza's Clinical Periodontology, 10" . St.
Louis Missouri: Saunders Elsevier, 2006:127-9.
40. Albandar JM & Tinoco EM: Global
epidemiology of periodontal disease in children
and young persons. Periodontology 2000 2002;
28: 153-76.
11, Albandar JM, Brown LJ, & Loe H: Clinical
features of early onset periodontitis. J Am Dent
‘Assoc 1997; 71: 867-8
12, Kinane DF, Shiba H, & Hant TC: The genetic
basis of periodontitis. Periodontology 2000
2005; 39: 91-117.
190
13.
14,
16.
16.
17.
18.
19.
20.
21
22,
23,
24.
25.
26.
ISSN: 1978-0206
Llorente MA & Griffiths GS: Periodontal status
among relatives of aggressive periodontitis
patients and reliability of family history report. J
Clin Periodonto! 2008; 83: 121-5.
Buchanan R, Nunn ME, Dyke IE, & Lange DE
Aggressive Periodontitis; 5-year follow-up of
treatment. J Periodontol 2002; 78: 675-83.
Hart TC: Genetic risk-factors for early-onset
eridontitis. J Periodontol 1996; 67: 355-66.
Boughman JA, Astemborski JA, & Suzuku JB:
Phenotypic assessment of early-onset
Periodontitis in sibships. J Clin Periodontol
1992; 19: 233-9,
Hughes FJ, Syed M, Koshy B, Marinho V,
Bostanci N, McKay WJ, Curtis MA, Croucher RE,
& Marcenes W: Prognostic factors in the
treatment of generalized aggressive
periodontitis: |. Clinical features and inital
‘outcome. J Clin Periodontol 2008; 23: 663-70.
Xaligeorgiou C, Sakellayi D, Sli T, Baka A, &
Konstantinidis "A: Clinical and microbiological
effects of different antimicrobials on generalized
aggtessive periodontitis. J Clin Periodontol
2006; 33: 254-64.
Lafaurie “GI, Mayorga-Fayad |, Torres MF,
Castillo DM, Aya MR, Baron A, & Hurtado PA
Periodontopathic microorganisms in peripheric
blood after scaling and root planing. J Clin
Periodonto! 2007; 34: 873-9,
Pawiowski AP, ‘Allen Chen A, Hacker BM,
Manel LA, Page RC, & Roberts FA: Clinical
effects of Scaling and root planing on untreated
teeth. J Clin Periodontol 2005; 32: 21-8.
Hatfajee AD, Socransky SS,'& Gunsolley JC:
‘Systemic antiinfective periodontal therapy : a
sistemic review. Ann Periodontol 2003; 8: 115-
27.
Guerrero A, Griffiths GS, Niball L, Suvan J,
Moles DR,’ Lars Laurell L, & Tonetti MS:
Adjunctive benefits of systemic amoxicillin and
metronidazole in non-surgical treatment of
generalized aggressive periodontitis: a
randomized placebo-controlied clinical trial. J
Clin Periodonto! 2008; 32: 1096-107.
Van Winklehotf AJ & Tihoff CJ: Microbial and
Glinical results of metronidazole plus amoxicillin
therapy in ‘Actinobacillus
actinomycetemcomitans-associated
periodontitis. / Periodontol 1994; 63: 52-60.
Mabry T, Yukna R, & Sepe W: Freeze-dried
bone allografts with tetracycline in the treatment
of juvenile periodontitis. J Periodontol 1995; 56:
74-88
Drisko CH: Non-surgical periodontal therapy.
Periodontology 2000 2001; 25: 77-89.
Kamma JJ & Bachni PC: Five-year
maintenance follow-up of early-onset
periodontitis patients. J Clin Periodontol 2003;
30: 562-72.