PENDAHULUAN
Hal paling umum yang manjadi salah satu penggerak ekonomi konvensional adalah riba
atau interest. Suku bunga yang menjadi mesin penggerak perekonomian konvensional memang
menjadi rancu penggunaanya dalam sistem konvensional sendiri. Menurut Adiwarman Karim,
suku bunga sendiri pada awalnya merupakan rate of return bagi kepemilikan modal, atau imbal
jasa atas modal yang digunakan dalam proses produksi, bukan merupakan sebuah keuntungan
atau uang yang dipinjamkan kepada investor yang menjalankan perekonomian. Namun seiring
berjalannya
waktu,
riba
lazim
digunakan
untuk
menggerakan
Islam
juga
menganut
prinsip dual system. Perbankan Islam selain berperan sebagai partner usaha juga dapat berperan
sebagai penjual dalam akadMudharobah, ijarah, atau ishtinah. Dengan peran perbankan Islam
sebagai pedagang inilah maka perbankan Islam kini mendapatkan selisih keuntngan yang sudah
ditetapkan di awal dengan barang yang disepakati untuk diperjualbelikan. Akad jual beli ini lah
yang selama ini menjadi produk yang banyak di gunakan oleh institusi syariah karena
perhitungan dan sifat produknya yangg lebih mudah digunakan dalam buisnis syariah. Dengan
Bank Syariah
Page 1
digunakannya produk Mudharobah, ijarah, atau istisna ini memang membuat banyak orang
awam merasa produk syariah menjadi mirip perbankan dengan perbankan konvensional. Apalagi
penempatan margin keuntungan yang jauh beda dengan interest rate. Terlepas dari pembelaan
bank syariah terhadap hal ini, kritik mengenai produk yang berlandaskan akad jual beli ini patut
menjadi perhitungan sendiri bagi perbankan syariah.
1.1Latar Belakang
Perbankan Syariah merupakan suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan
sistem syariah (hukum islam).Usaha pembentukkan sistem ini berangkat dari larangan islam
untuk memungut dan meminjam bedasarkan bunga yang termasuk dalam riba dan investasi
untuk usaha yang dikategorikan haram,misalnya dalam makanan,minuman,dan usaha-usaha lain
yang
tidak
islami,yang
hal
tersebut
tidak
diatur
dalam
Bank
Konvensional.
Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun1991,
bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Bank ini
sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa
sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada
periode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba.
Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-undang yaitu
UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.
Adanya Perbankan syariah di Indonesia bertujuan untuk mewadahi penduduk di Negara
Indonesia yang hampir seluruh penduduknya beragama Islam.
Dengan adanya bank tersebut diharapkan tidak adanya kerancuan dalam proses
muamalah bagi para pemeluk agama islam,sehingga mereka terjaga dari keharaman akibat tidak
adanya suatu wadah yang melayani mereka dalam bidang muamalah yang bersifat islami.
Namun realitas yang ada,dari 80% penduduk Indonesia yang beragama Islam tidak lebih dari
10% di antara mereka yang bertransaksi secara syarI lebih-lebih dalam hal perbankan.Sampai
saat ini perbankan syariah di Indonesia belum mampu menunjukan eksistensinya,banyak
Bank Syariah
Page 2
masyarakat yang tidak menaruh kepercayaan terhadap perbankkan syariah.Bahkan para ulamaulama di negeri ini pun sebagian besar masih menyimpan uangnya di bank konvensional.Hal
tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman mengenai sisitem operasi perbankan syariah
Sistem dalam bank syariah di anggap sama dengan sistem operasi yang ada dalam bank
konvensional.
Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap bank syariah dan
berakibat
kurangnya
kepercayaan
masyarakat
terhadap
bank
syariah.
Hal tersebut menjadi landasan untuk menyadarkan masyarakat akan keurgenan perbankkan islam
di Negara ini.khusunya bagi mereka yang beragama islam.Upaya-upaya pensosialisaian
mekanisme dan syariah di rasa perlu,sehingga masyarakat tidak lagi terjebak dalam transaksitransaksi yang tidak islami dan masyarakat kembali manaruh kepercayaan terhadap transaksi
syariah seperti pada zaman Rosulullah dan para sahabat.
Bank Syariah
Page 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah suatu bank yang dalam aktivitasnya; baik dalam penghimpunan dana
maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar
prinsip syariah.
Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana, meminjamkan
uang, dan jasa pengiriman uang) adalah boleh dilakukan, kecuali bila dalam melaksanakan
fungsi perbankan melakukan hal hal yang dilarang syariah. Dalam praktik perbankan
konvesional yang dikenal saat ini, fungsi tersebut dilakukan berdasarkan prinsip bunga. Bank
konvensional memang tidak serta merta identik dengan riba, namun kebanyakan praktik bank
konvnsionaldapat digolonglan sebagai transaksi ribawi.
2.2 Sumber pendapatan bank syariah
Sumber pendapatan bank syariah terdiri dari:
a. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah
b. Keuntungan atas kontrak jual-beli (al bai)
c. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina dan
d. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya.
2.3 Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional
No
1
Perbedaan
Bunga
Bank Konvensional
Berbasis bunga
Bank Syariah
Berbasis revenue/profit loss sharing
Resiko
Anti risk
Risk sharing
Beroperasi dengan
3
Operasional
Produk
Bank Syariah
pendekatan sektor
riil
Page 4
jasa)
Pendapatan yang diterima
5
Pendapatan
6
7
Dasar Hukum
Falsafah
deposan
tidak
terkait
atas
bunga
(riba)
(maisir),
dan
ketidakjelasan(gharar)
Operasional
simpanan
dibayar
halal
11
Organisasi
12
Uang
berupa
investasi(mudharabah)yang
titipan
mendapat
hasil
baru
jika
menguntungkan,
Aspek sosial
yang Ketiga/DPK)
sektor
10
tidak
aspek
pertimbangan agama
Tidak diketahui secara Dinyatakan secara eksplisit dan tegas
tegas
Tidak
memiliki
Pengawas Syariah(DPS)
Syariah(DPS)
Uang adalah komoditi
Uang
bukan
komoditi,
selain
sebagai
alat
hanyalah alat pembayaran
pembayaran
tetapi
Page 5
Bank Syariah
Page 6
Bunga
Bagi Hasil
Penentuan bunga dibuat pada waktu akad tanpa Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat
berpedoman pada untung atau rugi ada
pwaktu
akad
dengan
berpedoman
pada
tetap
seperti
dijanjikan tanpa mempertimbangkan apakah yang dijalankan sekiranya itu terjadi kerugian
proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah maka akan ditanggung bersama oleh kedua
untung atau rugi
pihak.
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
sekalipun julah keuntungan berlipat
Eksistansi bunga diragukan
Bank Syariah
Page 7
2.
Transaksi yang ditujukan untuk memiliki barang dengan cara jual beli(murabaha)
3.
Page 8
disepakati
tidak
dapat
berubah
selama
berlakunya
akad.
Dalam
perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman
ajil). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sedangkan pembayaran
dilakukan secara tangguh.
Salam
Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada.
Dalam praktik perbankan, ketika barang telah diserahkan kepada bank, maka bank akan
menjualnya kepada nasabah itu sendiri secara tunai atau secara angsuran. Umumnya
transaksi ini diterapkan dalam penbiayaan barang yang belum ada, seperti pembelian
komoditi dijual kembali secara tunai atau secara cicilan.
Istishna
Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna pembayarannya
dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin) pembayaran. Skim istishna dalam
bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan kontruksi.
Ketentuan umum Istishna sebagai berikut :
Spesifikasi barang pesanan harus jelas, seperti jenis, macam, ukuran, mutu, dan
jumlah. Harga jual yang disepakati dicantumkan dalam akad Istishna dan tidak boleh
berubah selama berlakunya akad. Jika terjadi perubahan harga setelah akad ditandatangani,
maka seluruh biaya tambahan tetap ditanggung nasabah.
b. Prinsip Sewa (Ijarah)
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip
ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, namun perbedaanya terletak pada objek
Bank Syariah
Page 9
transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah objek
transaksinya adalah jasa.
Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakan kepada
nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal dengan ijarah muntahiya
nittamlik (sewa yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan). Harga sewa dan harga
jual disepakati pada awal perjanjian.
Page 10
dari pemilik modal dan keahlian dari pengelola. Beberapa ketentuan umum mudharabah
adalah;
-
Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal harus
diserahkan tunai;
Hasil dari pengelolaan modal pembiayaan mudharabah dapat diperhitungkan
dengan dua cara: perhitungan dari pendapatan proyek (revenue sharing) dan
d. Akad Pelengkap
Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya diperlukan juga akad
pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, namun
ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembayaran. Meskipun tidak ditujukan untuk
mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini diperbolehkan untuk meminta pengganti
biaya biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Besarnya pengganti biaya ini
sekadar untuk menutupi biaya yang benar benar timbul.
Hiwalah ( Alih Utang Piutang)
Hiwalah adalah transaksi mengalihkan utang piutang. Dalam praktik perbankan
syariah, fasilitas hiwalah lazimnya untuk melanjutkan suplier mendapatkan modal tunai
agar dapat melanjutkan produksinya. Bank mendapatkan ganti biaya atas jasa pemindahan
piutang.
Rahn (Gadai)
Tujuan akad rahn adalah memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank
dalam memberikan pembiayaan. Barang yang digadaikan wajib memenuhi kriteria sebagai
berikut :
-
Bank Syariah
Page 11
Atas izin bank, nasabah dapat menggnakan barang tertentu yang digadaikan dengan
tidak mengurangi nilai dan merusak barang yang digadaikan. Apabila barang yang
digadaikan rusak atau cacat, maka nasabah harus bertanggungjawab.
Qardh
Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan biasanya dalam empat
hal yaitu:
-
Sebagai pinjaman talangan haji, diman nasabah calon haji diberikan pinjaman
Wakalah (Perwakilan )
Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa pada
bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C
(Letter of Credit), inkaso dan transfer uang.
Bank dan nasabah yang dicantumkan dalam akad pemberian kuasa harus cakap hukum.
Khusus untuk pembukuan L/C, apabila dana nasabah tidak cukup, maka penyelesaian L/C
(settlement L/C) dapat dilakukan dengan pembiayaan murabahah, salam, ijarah,
mudharabah, atau musyarakah.
Kafalah (Garansi Bank)
Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk mrnjamin suatu kewajiban
pembayaran. Bank dapat mempersyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana
untuk fasilitas ini sebagai rahnb. Bank dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip
wadiah. Bank mendapatkan pengganti biaya atas jasa yang diberikan.
Bank Syariah
Page 12
Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik atau ditanggung
bank, sedang pemilik dana tidak dijanjikan imabalan dan tidak menanggung kerugian.
Bank dimungkinkan memberi bonus kapada pemilik dana sebagai suatu insentif untuk
Bank Syariah
Page 13
3.
Mudharabah Mutlaqah
Penerapan mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat
dua jenis penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharaba dan deposito mudharabah.
Berdasarkan prinsip ini, tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang
dihimpun.
Mudharabah Muqayyadah
Adalah jenis mudharabah yang pada akadnya dicantumkan persyaratan-persyaratan
tertentu misalnya hanya boleh digunakan untuk usaha tertentu, di kota tertentu, dan dalam
waktu tertentu. Ikatan-ikatan ini membuat akad mudharabah menjadi terikat dan sempit
sehingga disebut mudharabah muqayyadah (restricted mudharabah). Mudharabah
Muqayyah terbagi 2 yaitu :
Mudharabah Muqayyadah on Balance sheet
Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus (restricted investment) di
mana pemilik dana dapat menetapkan syarat syarat tertentu yang harus dipenuhi
bank. Misalnya disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu, disyaratkan
digunakan deangan akad tertentu, atau disyaratkan digunakan untuk nasabah
tertentu.
Mudharabah Muqayyadah off Balance sheet
Bank Syariah
Page 14
2.9.3
2.
3.
4.
5.
2.
Bank Syariah
Page 15
3.
4.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
PT BCA Syariah
11.
Bank Syariah
Page 16
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Dari uraian kita sepakati bersama bahwa perbankan islam adalah lembaga keuangan yang
menjalankan aktivitas perbankan konvensional murni yang tidak sama sekali ada kaitannya
dengan kegiatan keagamaan yang akan menimbulkan kontradiksi apabila terjadi sebuah
kesalahan, maka agama islam termasuk di dalamnya umat islam itu akan tersalahkan.
Namun dalam kegiatannnya perbankan islam tidak boleh menyimpang dari landasan dan
prinsip-prinsip islam itu sendiri, karena timbulnya perbankan islam adalah untuk
menyempurnakan dari sistem sosialis dan konvensional. Yang bukan saja berorientasi pada
profitabilitas tapi juga bagaimana perbankan islam itu sendiri mengedepankan etika dan moral
dalam berbisnis di dunia perbankan yang dapat menciptakan sebuah kegiatan perbankan yang
efisien dan efektip (bebas dari Riba, Gharar, Maysir, dll) sehingga dapat berimplikasi pada
pembangunan ekonomi, kesejahteraan rakyat, menciptakan pasar ekonomi yang sehat dan
menghilangkan paradigma dzalim.
Saran
Bank Syariah
Page 17
Maka tugas kita selaku akademisi adalah bagaimana kita mengembangkan dan
menerapkan kegiatan perbankan islam pada masyarakat dunia, sehingga tidak ada kata alergi
ketika masyarakat mendengar istilah istilah kegiatan perbankan islam. Harapan kita bahwa
sudah cukup sampai disini saja kegiatan dunia bisnis baik yang basis finansial, Investasi,
perbankan, real, pasar modal, pasar barang dll. Yang hanya menguntungkan sebagian pihak dan
dipihak lain tertidas.
Mari kita jadikan Perbankan islam sebagai sarana untuk menciptakan dunia bisnis baru yang
bernafaskan positif yang dapat memberikan kesejahteraan bagi semua.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Azwar Karim Adiwarman. Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan. Rajawali Pers.
Jakarta.2013.
Frianto Pandia, Elly Santi Ompusunggu, Achmad Abror. Lembaga Keuangan. Rineka Cipta,
Jakarta 2005
Machmud Amir & Rukmana. 2010. Bank Syariah, Jakarta. Erlangga
Sumber lain :
http://www. Makalahegi.blogspot.com Diakses pada tanggal 01 Mei 2014
http://www. Eramoeslem.comekonomi syariah
Bank Syariah
Page 18