Anda di halaman 1dari 2

POLI UMUM

PROSEDUR KLINIS DIAGNOSA DAN TERAPI HIPERTENSI


UPTD
PUSKESMAS PUCANGSAWIT
KOTA SURAKARTA

SPO

No. Dokumen
SPO-PU-01

Revisi.
00

Tanggal Terbit
2 JUNI 2014

Hal :
1 dari 2

Dibuat

Disetujui

Disahkan

Hendras Budi H, S.ST


Koordinator Poli Umum

dr. Monica Peni P


Management Representative

drg. Bintang Setya N


Kepala Puskesmas Pucangsawit

1.

TUJUAN
Menurunkan angka kesakitan

2.

RUANG LINGKUP
SPO ini berlaku di unit pelayanan Poli Umum UPTD Puskesmas Pucangsawit

3.

DEFINISI
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri.
Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang
abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.

4.

PROSEDUR
4.1 Pemeriksaan Klinis
4.1.1 Tekanan darah dan jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi,
maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2 kali pada 2
hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi. Hasil pengukuran bukan hanya
menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetapi juga digunakan untuk
menggolongkan beratnya hipertensi.
4.1.2 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa
Tingkatan

Tekanan Darah Sistolik

Tekanan Darah Diastolik

Stadium 1
(Hipertensi ringan)
Stadium 2
(Hipertensi sedang)
Stadium 3
(Hipertensi sedang)

140 - 159 mm

90 - 99 mmHg

Hg160 - 179 mm

Hg 100 - 109 mmHg

> 180 mmHg

> 110 mmHg

4.2 Diagnosa :
Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk / berbaring. Apabila pertama kali diukur
tinggi (140/90 mmHg) maka pengukuran diulang 2 x pada 2 hari berikutnya untuk
meyakinkan adanya hipertensi.
4.3 Penatalaksanaan
4.3.1 Langkah awal biasanya adalah mengubah pola hidup penderita:
a. Menurunkan berat badan sampai batas ideal.
b. Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar
kolesterol darah tinggi.
c. Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau
d. 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium,
magnesium dan kalium yang cukup) dan mengurangi alkohol.
e. Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat.
f. Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama
tekanan darahnya terkendali.
g. Berhenti merokok.
4.3.2 Terapi obat pada hipertensi dimulai dengan salah satu obat berikut ini:
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas
Pucangsawit

POLI UMUM
PROSEDUR KLINIS DIAGNOSA DAN TERAPI HIPERTENSI
UPTD
PUSKESMAS PUCANGSAWIT
KOTA SURAKARTA

SPO

No. Dokumen
SPO-PU-01

Revisi.
00

Tanggal Terbit
2 JUNI 2014

Hal :
2 dari 2

Dibuat

Disetujui

Disahkan

Hendras Budi H, S.ST


Koordinator Poli Umum

dr. Monica Peni P


Management Representative

drg. Bintang Setya N


Kepala Puskesmas Pucangsawit

a. Hidroklorotiazid (HCT) 12,5 25 mg perhari dosis tunggal pada pagi hari (Pada
hipertensi dalam kehamilan, hanya digunakan bila disertai hemokonsentrasi /
udem paru)
b. Kaptopril 12,5 25 mg 2 3 x sehari. (Kontraindikasi pada kehamilan selama
janin hidup dan penderita asma).
c. Nifedipin mulai dari 5mg 2 x sehari, bisa dinaikkan 10 mg 2 x sehari.
5. REFERENSI
Buku Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2007.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas
Pucangsawit

Anda mungkin juga menyukai