Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pengertian dan Klasifikasi Cadangan ( Reserve )
B. Proved Reserve
Proved reserve dapat diperkirakan dengan cukup teliti untuk dapat diambil atas dasar
kondisi ekonomi saat itu (current economic conditions). Kondisi ekonomi tersebut harga dan
biaya pada saat dilakukan perkiraan (perhitungan) reserve. Proved reserve digolongkan menjadi
developed atau undeveloped. Pada umumnya reserve disebut proved jika kemampuan produksi
reservoir secara komersial didukung oleh uji produksi (production test) atau uji lapisan
produktifitas sumur atau reservoir semata. Pada kasus-kasus tertentu , proved reserves mungkin
dapat dihitung berdasarkan analisa data log atau data core yang menunjukkan bahwa kandungan
reservoir adalah hidrokarbon dan memiliki kesamaan dengan reservoir didaerah yang sama yang
sedang diproduksi , atau telah dibuktikan dapat diproduksi saat dilakukan uji lapisan (formation
test).
C. Unproved Reserve
Unproved reserve didasarkan pada data geologi dan atau engineering seperti halnya yang
digunakan untuk menentukan proved reserve , tetapi ketidakpastiannya secara teknik , ekonomi ,
kontrak , dan regulasi lebih besar. Perhitungan unproved reserve dapat dibuat untuk perencanaan
internal atau evaluasi khusus. Unproved reserve tidak bisa ditambahkan dalam proved reserve.
Unproved reserve dibagi lagi menjadi dua , yaitu :
1. Probable Reserve
Probable reserves meliputi :
a. Reserve yang diperkirakan menjadi proved jika dilakukan pemboran dimana data subsurface
belum cukup untuk menyatakannya sebagai proved.
b. Reserve dalam formasi yang produktif berdasarkan data log tetapi tidak memiliki data core atau
tes lain yang definitive (seperti uji produksi atau uji lapisan) dan tidak serupa dengan reservoir
c.
2. Possible Reserve
Possible reserve meliputi :
a. Reserve yang dibuat dengan ekstrapolasi struktur atau statigrafi diluar dari daerah yang telah
digolongkan sebagai probable , berdasarkan interpretasi geologi dan geofisik.
b. Reserve dalam formasi yang berproduktif berdasarkan pada data log atau core tetapi produksinya
c.
1.2
TUJUAN
Membuat perkiraan cadangan minyak
1.3
RUMUSAN MASALAH
BAB II
Metode Perhitungan Cadangan
2.1.
a. Metode analogi
b. Metode volumetric
A. Metode analogi
Analogi /statistic metode biasa nya di gunakan untuk prospek belum dibor, dan untuk
melengkapi metode volumetric dalam bidang atau tahap awal reservoir dari pengembangan dan
produksi. Selain itu, metode yaqng dapat di gunakan untuk memperkirakan cadangan traktat
belum dibor di bidang sebagian di kembangkan atau reservoir.
Metode volumetric mencoba untuk menentukan jumlah minyak di tempat dengan
menggunakan ukuran reservoir serta sifat batuan dan cairan. Kemudian di tempat dengan
menggunakan ukuran reservoir serta sifat batuan dan cairan. Kemudian faktor pemulihan di
asumsikan, dengan mengguanakan asumsi dari bidang dengan karakteristik serupa. OIP
dikalikan dengan factor pemulihan untuk sampai pada nomor cadangan.
Metodologi ini di dasari pada asumsi bahwa bidang analog, reservoir, atau baik adalah
sebanding dengan field perihal, reservoir, atau baik, tentang aspek-aspek yang recovery control
utama minyak atau gas. Kelemahan metode ini adalah bahwa validitas asumsi ini tidak dapat di
tentukan sampai bidang subjek atau reservoir telah dio produksi berkelanjutan.
Analogi
dilakukan
apabila
data
minim(misalnya sebelum eksplorasi). Perlu di ingat bahwa seminimum apapun datanya, pembuat
keputusan memerlukan angka cadangan dan
: porositas rata-rata
(%)
(%)
Boi
( RB / STB )
RF
: Recovery Factor
(%)
B. Metode volumetric
Pada metode ini perhitungan didasarkan pada persamaan volume, data-data yang
menunjang dalam perhitungan cadangan ini adalah porositas dan saturasi hidrokarbon.
Persamaan yang di gunakan dalam metode volumetric adalah IGIP (initial gas in place) atau
IOIP(initial oil in place). Yang di gunakan dalam perhitungan ini adalah data dari peta isopach.
Peta isopach yaitu: salah satu peta geology yang menampilakan ketebalan lapisan suatu
daerah (reservoir). Peta ini juga di susun berdasarkan peta kombinasi iso-struktur, sehingga
ketebalan lapisan di bawah permukaan dapat di hitung.
IGIP
Ket
:A
: Luas pengeringan
(Acres)
: Porositas rata-rata
(%)
Swi
: Saurasi awal
(%)
Bgi
RF
: Recovery Factor
(%)
IOIP
Ket
:A
h
: Luas pengeringan
(Acres)
(foot)
: Porositas rata-rata
(%)
Swi
: Saurasi awal
(%)
Boi
( RB/STB )
RF
: Recovery Factor
(%)
a.
ket
Bg
( cuft/SCF )
Bgi
(cuft/SCF )
b. Metode P/Z Vs Gp
Initial Gas in place dan cadngan gas dapat di tentukan tanpa harus mengetahui harga A, h,
Q, dan S w. jika data kumulatif produksi dan tekanan reservoir cukup tersedia, yaitu dengan
membuat kesetimbangan massa atau mol dari gas.
Untuk menerapkan metode ini, di butuh kan pengetahuan tentang teknik reservoir.
Material balance dapat digunakan untuk berbagai m,acam tujuan antara lain:
-
E.
data ke model, history matching dan peramalan. Untuk melakukannya di butuhkan pengetahuan
teknik reservoir dan teknik computer.
Simulasi reservoir merupakan aplikasi konsep dan teknik pembuatan model matematis
dari suatu system reservoir dengan tujuan agar mendapatkan hidrokarbon (minyak) secara
optimal dan ekonomis, model matematis ini terdiri dari persamaan - persamaan yang mengatur
aliran dengan metode solusi algorithma, sedangkan simulator adalah suatu kumpulan program
computer yang mengaplikasikan model matematik ke dalam computer, dan untuk mencapai
tujuan yang di harapkan maka membutuhkan skripsi reservoir, metodologi perhitungan
hidrokarbon dan distribusi tekanan sebagai fungsi waktu dan jarak yang tepat.
Simulasi Reservoir merupakan salah satu cara yang digunakan untuk:
a.
f.
2.2
Metode
Kekurangan
Analogi
lapangan sekitarnya
- Bisa dilakukan
sebelum pemboran
Volumetrik
Informasi
Perkiraan
- Perkiraan luas
minimal,cepat
kurang tepat
- RF dan
dapatdilakukan di
- Sifat fluida
awal produksi
Material
- Data tekanan
Dibutuhkan
- Fluida dan
- batuan
DeclineData Produksi
Curve
Simulasi
Reservoir
Dibutuhkan
kondisi konstan
- Data material
balanceuntuk tiap sel
- Data sumur dan
Lebih mampu
menjelaskan secara
rinci
- Data geologi
BAB III
Penutup
3.1. KESIMPULAN
Cadangan (Reserves) adalah perkiraan volume minyak, kondensat, gas alam, natural gas
liquids dan substansi lain yang berkaitan yang secara komersial dapat diambil dari jumlah yang
terakumulasi di reservoir dengan metode operasi yang ada dengan kondisi ekonomi dan atsa
dasar regulasi pemerintah saat itu. Perkiraan cadangan didasarkan atas interpretasi data geologi
dan/atau engineering yang tersedia pada saat itu.
DAFTAR PUSTAKA
http://bellampuspita.blogspot.com/2012/03/metode-perhitungan-cadangan-minyak.html
Cadangan Minyak
1. Pengertian Cadangan (Reserves)
Cadangan (reserves) adalah perkiraan volume minyak, kondensat, gas alam, natural gas liquids
dan substansi lain yang berkaitan yang secara komersial dapat diambil dari jumlah yang
terakumulasi di reservoir dengan metode operasi yang ada dengan kondisi ekonomi dan atas
dasar regulasi pemerintah saat itu. Perkiraan cadangan didasarkan atas interpretasi data geologi
dan/atau engineering yang tersedia pada saat itu.
Cadangan biasanya direvisi begitu reservoir diproduksikan seiring bertambahnya data geologi
dan/atau engineering yang diperoleh atau karena perubahan kondisi ekonomi.
Perhitungan cadangan melibatkan ketidakpastian yang tingkatnya sangat tergantung pada
tersedianya jumlah data geologi dan engineering yang dapat dipercaya. Atas dasar ketersediaan
data tersebut maka cadangan digolongkan menjadi dua, yaitu proved reserves dan unproved
reserves. Unproved reserves memiliki tingkat ketidakpastian yang lebih besar dari proved
reserves dan digolongkan menjadi probable atau possible.
2 Klasifikasi Cadangan
2.1 Proved Reserves
Proved reserves dapat diperkirakan dengan cukup teliti untuk dapat diambil atas dasar kondisi
ekonomi saat itu (current economic conditions). Kondisi ekonomi tersebut termasuk harga dan
biaya pada saat dilakukan perkiraan (perhitungan) reserves. Proved reserves digolongkan
menjadi developed atau undeveloped.
Pada umumnya reserves disebut proved jika kemampuan produksi reservoir secara komersial
didukung oleh uji produksi (production test) atau uji lapisan (formation test). Terminology
proved menunjukan pada volume reserves dan tidak pada produktifitas sumur atau reservoir
semata. Pada kasus-kasus tertentu, proved reserves mungkin dapat dihitung berdasarkan analisa
data log dan/atau data core yang menunjukan bahwa kandungan reservoir adalah hidrokarbon
dan memiliki kesamaan dengan reservoir di daerah yang sama yang sedang diproduksi, atau telah
dibuktikan dapat diproduksi saat dilakukan uji lapisan (formation test).
Luas reservoir yang dapat dikatakan proved meliputi :
1. Daerah yang dibatasi sumur delineasi dan dibatasi oleh garis kontak fluida (fluida contacts),
jika ada
2. Daerah yang belum dibor yang diyakini produktif secara komersial atas dasar data geologi dan
engineering yang tersedia
Jika tidak ada fuida contacts, batas dari proved reserves adalah struktur yang telah diketahui
mengandung hidrokarbon terkecuali jika ada data engineering dan kinerja reservoir yang cukup
definitive.
Dikatakan proved reserves jika memiliki fasilitas untuk melakukan proses dan transportasi
hidrokarbon pada saat perkiraan cadangan, atau ada komitmen untuk memasang fasilitas tersebut
nantinya.
Proved undeveloped reserves merujuk pada lokasi yang belum dibor dan memenuhi criteria
berikut :
1. Lokasinya adalah offset dari sumur yang telah terbukti dapat berproduksi secara komersial
pada formasi yang sama,
2. Lokasinya di dalam batas-batas zona produktif yang telah dinyatakan sebagai proved,
3. Lokasinya sesuai dengan regulasi saat ini tentang penetapan well spacing, jika ada, dan
4. Perlu dipastikan bahwa lokasi tersebut akan dikembangkan (diproduksikan).
Di luar empat kriteria tersebut, lokasi yang belum dibor digolongkan proved undeveloped jika
berasarkan interpretasi data sumur-sumur yang ada menunjukan bahwa formasi tersebut kontinyu
secara lateral dan mengandung hidrokarbon yang dapat diambil secara komersial.
Reserves yang dapat diproduksikan dengan menggunakan metode atau teknik improved recovery
digolongkan sebagai proved apabila :
1. Ditunjukan oleh keberhasilan testing dari proyek percontohan (pilot project) atau dari produksi
atau dari respon tekanan dari metode tersebut yang dilakukan pada reservoir itu, atau di reservoir
yang berdekatan dengan sifat-sifat batuan dan fluida yang serupa mendukung analisa
engineering, dan
2. Proyek improved recovery tersebut pasti akan dilakukan
Reserves yang akan diambil dengan improved recovery methods yang perlu melalui keberhasilan
serangkaian tes digolongkan sebagai proved hanya Setelah produksi yang cukup baik dari
reservoir itu, baik dari pencontohan (representative pilot) maupun dari yang sudah terpasang
(installed program), dan proyek improved recovery tersebut pasti akan dilakukan.
http://riahani.blogspot.com/2011/05/cadangan-minyak.html
DECLINE CURVE
DECLINE CURVE
Metode untuk mengestimasi cadangan suatu reservoir dapat dikategorikan dalam
dua bagian, yaitu; berdasarkan karakteristik reservoir dan berdasarkan prilaku
produksi reservoir (reservoir production performance). Estimasi cadangan reservoir
berdasarkan karakteristik reservoir misalnya dengan metode volumetrik, sedangkan
estimasi cadangan reservoir berdasarkan prilaku produksi reservoir dengan
menggunakan metode decline curve.
Estimasi cadangan dengan decline dapat dilakukan hanya dengan terlebih dahulu
melakukan peramalan produksi sampai batas ekonomi limitnya. Peramalan produksi
sampai batas ekonomi limitnya didasarakan hubungan antara laju alir untuk setiap
waktu (qt vs t, Gambar 3.1) dan hubungan antara laju alir setiap waktu dengan
kumulatif produksinya (qt vs Npt, Gambar 3.2).
Gambar 3.1.
Grafik Laju Produksi Vs Waktu2)
Gambar 3.2.
Grafik Laju Produksi Vs Produksi Kumulatif2)
Pada umumnya sumur produksi akan ditinggalkan pada saat biaya untuk
memproduksikan lebih besar dari keuntungan yang diperoleh. Prinsip ini adalah
prinsip ekonomi limit; biaya produksi harus sama dengan pendapatan yang
diterima. Kerugian secara ekonomi akan terjadi jika tetap melanjutkan produksi
diluar statemen ini. Dasar estimasi cadangan dengan decline curve terletak pada
besarnya ekonomi limitnya. Besarnya ekonomi limit ini juga menentukan umur
produksi dan jumlah cadangan minyak yang akan diproduksikan.
3.1. Pengertian OOIP dan Cadangan Reservoir
Pada mulanya hidrokarbon terbentuk dari bahan organik pada batuan induk (source
rock). Karena proses penekanan maka hidrokarbon pada batuan induk tersebut
berpindah ke batuan waduk (reservoir rock) yang selanjutnya akan bermigrasi
melalui jalur migrasi (carrier rock) ke suatu perangkap (trap). Pada lapisan atas
perangkap reservoir ini terdapat batuan penyekat (cap rock), sehingga dapat
dikatakan dengan kondisi tersebut diatas maka hidrokarbon tersebut tidak dapat
lagi berpindah kecuali ada energi luar yang melakukannya.
Gambar 3.3
Akumulasi Minyak dan Gas Bumi pada Perangkap Antiklin dan Proses Migrasi dari
Minyak dan Gas Bumi3)
3.1.1. Estimasi Jumlah Minyak Mula-mula di Reservoir (Estimated Original Oil in
Place OOIP)
Estimated Original Oil in Place (Ni) adalah estimasi jumlah total hidrokarbon mulamula yang terperangkap dalam reservoir, baik yang bisa diproduksikan maupun
yang tidak dapat diproduksikan (Gambar 3.3).
3.1.2. Estimasi Jumlah Cadangan Minyak yang Bisa Diproduksikan (Estimated
Ultimate Recovery -EUR)
Estimated Ultimate Recovery (EUR) adalah estimasi jumlah cadangan minyak yang
bisa diproduksikan sesuai dengan teknologi, kondisi ekonomi dan peraturanperaturan yang ada pada saat itu dan diproduksikan sampai batas ekonominya.
Definisi ini dengan memperhitungkan pemikiran-pemikiran berikut:
Pertama, untuk menyatakan bahwa banyaknya minyak dan gas bumi sebagai
cadangan maka minyak dan gas bumi itu haruslah diproduksikan.
Kedua, minyak dan gas bumi harus secara ekonomis menguntungkan untuk
diproduksikan dengan teknologi yang ada pada saat diproduksikan.
Ketiga, dikarenakan minyak dan gas bumi belum diproduksikan dan tidak
memungkinkan untuk dilihat atau diukur kedalam reservoir minyak dan gas bumi
maka satu-satunya cara hanyalah melakukan estimasi atau perkiraan.
Keempat, dikarenakan cadangan yang ada adalah cadangan sisa, maka akan ada
ukuran waktu produksi yang berhubungan setiap cadangan yang diperkirakan.
3.1.3. Estimasi Cadangan Sisa (Estimated Remaining Reserve -ERR)
Dalam penulisan ini, yang dimaksud dengan Estimated Remaining Reserve (ERR)
adalah estimasi cadangan yang masih tertinggal di reservoir yang dapat
diproduksikan dengan teknologi yang ada. Ditinjau dari konsep decline curve ,
estimated remaining reserve adalah equivalen dengan estimasi produksi kumulatif
sampai ekonomi limitnya tercapai (Npta).
Salah satu konsep dasar dari peramalan metode decline curve adalah tidak ada
perubahan metode produksi, jadi jumlah total estimasi produksi kumulatif sampai
ekonomi limitnya tercapai bukanlah nilai akhir yang bisa diproduksikan dari sumur
produksi karena jika metode produksinya dirubah (misalnya dengan metode EOR),
maka akan ada cadangan sisa lagi yang akan bisa diproduksikan, dimana besarnya
tergantung dari jumlah minyak mula-mula (Ni) yang ada didalam reservoir dan
teknologi yang digunakan.
3.1.4. Produksi Kumulatif (Cumulative Production)
Produksi kumulatif atau Actual Cumulative Production (Npt) adalah jumlah
hidrokarbon yang telah diproduksikan sampai waktu t.
metode produksi.
Decline curve, seperti yang digunakan saat ini adalah plot laju produksi vs waktu
dan plot laju produksi vs kumulatif produksi pada semilog, log-log maupun pada
kertas spesial dengan skala yang sudah pasti tapi yang paling umum adalah pada
semilog.
3.2.1. Ekonomi Limit
Suatu keputusan untuk meninggalkan suatu sumur produksi seharusnya
berdasarkan suatu hubungan yang relevan antara pendapatan (revenue) dan
pengeluaran (expenses or cost). Persamaan berikut ini dapat digunakan untuk
menghitung laju produksi yang dapat digambarkan sebagai pendapatan (revenue)
didalam US Dollar adalah sama dengan pengeluaran (cost). Kondisi ini disebut
sebagai ekonomi limit (the economic limit).
(3-4)
Dimana:
= economic limit, bbl/day
OPC = monthly operating cost, $/month
SP = sales price (harga jual), $/bbl
3.2.2. Nominal dan Effective Decline
Effective decline rate per unit waktu adalah laju penurunan produksi dari qi
menjadi qt selama selang waktu tertentu (1 bulan atau 1 tahun) dibagi dengan laju
produksi mula-mula, atau secara matematis bisa dituliskan sebagai berikut:
(3-5)
Dimana:
qi = laju produksi mula-mula
q = laju produksi pada waktu t
De = effective decline rate
Nominal (atau continuous) decline rate adalah negative slope dari kurva yang
ditunjukkan hasil plot antara laju produksi (q) vs waktu (t), seperti yang ditunjukkan
Persamaan 3-6, berikut:
(3-6)
Dimana:
D = Nominal decline rate, 1/waktu (selalu positif)
dq/dt = perubahan laju produksi akibat bertambahnya waktu
Nominal decline rate selalu berubah dengan bertambahnya waktu kecuali pada tipe
constant percentage decline dimana harga D adalah konstan. Hubungan antara
effective decline rate dengan nominal decline rate akan dibahas pada masingmasing tipe kurva penurunan produksi.
3.2.3. Jenis Decline Curve
Pada saat ini persamaan kurva penurunan produksi ada tiga tipe yaitu; exponential
Gambar 3.5.
A. Bentuk Exponential Decline, Laju produksi (q) Vs Waktu (t)
B. Bentuk Exponential Decline, Laju produksi (q) Vs Kumulatif Produksi (Np)
Persamaan exponential decline pada kertas semilog dapat dituliskan sebagai
berikut:
(3-7)
dan nominal exponential decline rate-nya adalah:
(3-8)
Jika ekonomi limitnya diketahui ( ) maka dapat diketahui umur produksi hingga
batas perolehan akhir (ultimate recovery reserve) yaitu:
(3-9)
Dimana:
= laju produksi pada waktu t, vol/unit time
= laju produksi pada mula-mula, vol/unit time
= laju produksi abandonment, vol/unit time
D = nominal exponential decline rate, 1/time
t = waktu (time)
ta = umur produksi (time)
e = bilangan logaritma natural, (2,71828)
Apapun unit yang digunakan tidak masalah selama unit q dan unit qi adalah sama
demikian juga D dan t haruslah sama.
1. Hubungan Laju Produksi dengan Nominal dan Effective Decline
Persamaan 3-8, memperkenalkan nominal decline rate (D). Jika berbicara mengenai
data produksi, secara tak langsung akan berpikir tentang effective decline rate,
dimana effective decline rate didefinisikan sebagai berikut:
(3-10)
Dari Persamaan 3-7, dan Persamaan 3-10, maka akan dapat dicari hubungan antara
nominal dan effective decline sebagai berikut:
141,2 bopd
Perhitungan dengan Effective Decline:
=
De dikonversikan ke tahun:
1 - Dey = (1-Dem)12
1 - Dey = (1-0,1)12
Dey = 0,7176/year
laju produksi pada saat akhir 1 tahun
141,2 bopd
2. Produksi Kumulatif
Evalusi tentang produksi minyak akan lebih menarik jika berbicara tentang berapa
jumlah minyak yang terproduksi setiap tahunnya daripada laju produksi setiap hari
ataupun setiap bulannya. Produksi kumulatif untuk setiap waktu t dapat dilakukan
dengan menggabungkan Persamaan 3-7, untuk setiap perubahan waktu (dt) yaitu:
(3-15)
q pada Persamaan 3-15, digantikan dengan q pada Persamaan 3-7, maka:
(3-16)
Jika diintegralkan:
(3-17)
(3-18)
(3-19)
dimana merupakan q pada Persamaan 3-7, sehingga Persamaan 3-19, berubah
menjadi:
(3-20)
Perhitungan dibawah ini akan membantu memudahkan pemahaman dari
Persamaan 3-20, yaitu:
Dari data produksi diketahui sumur x telah mengalami penurunan produksi dari
500 bopd menjadi 450 bopd selama 1 bulan. Dari data produksi tersebut hitung
kumulatif produksi untuk 1 tahun.
qi = 500 bopd
q = 450 bopd
D=
D = 0,10536/month
D = 0,10536
D = 1,26/year
Maka:
0,145 MMSTB
Harap diingat bahwa perhitungan kumulatif produksi adalah dengan faktor
pembaginya adalah nominal decline (D) bukan effective decline (De) karena akan
memberikan hasil yang berbeda dan salah.
3.2.3.2. Hyperbolic Decline
Pada hyperbolic decline, jika data produksi dan waktu diplot pada skala semilog
akan memberikan garis yang melengkung tapi jika data produksi diplot dengan
kumulatif produksi akan menghasilkan bentuk yang cembung (Gambar 3.6).
Persamaan hyperbolic yang sering digunakan untuk decline curve adalah:
(3-21)
Dan nominal decline rate adalah:
(3-22)
Jika ekonomi limitnya diketahui ( ) maka dapat diketahui umur produksi hingga
batas perolehan akhir (ultimate recovery reserve) yaitu:
(3-23)
Dimana:
q = laju produksi pada waktu t, vol/unit waktu
qi = laju produksi awal pada waktu t = 0, vol/unit waktu
Di = laju decline mula-mula (t = 0), 1/waktu
b = hyperbolic exponent
t = waktu
ta = t abandonment
Harga b pada Persamaan 3-22, adalah angka yang menunjukkan type dari decline
curve, dimana jika b = 0, maka tipe kurvanya adalah exponential decline,
sedangkan jika b = 1, maka tipe kurvanya adalah harmonic decline, dan jika b > 0
atau b 1, maka type kurvanya adalah hyperbolic decline.
Gambar 3.6.
A. Bentuk Hyperbolic Decline, Laju produksi (q) Vs Waktu (t)
B. Bentuk Hyperbolic Decline, Laju produksi (q) Vs Kumulatif Produksi (Np)
Pada dasarnya lapisan reservoir yang berlapis (multi layer reservoir) dapat
diproduksikan secara bersama-sama. Pola produksi ini dikenal dengan sebutan
commingle production. Perhitungan produksi dengan decline curve dari suatu
sumur berlapis haruslah dengan terlebih dahulu melakukan alokasi produksi dari
masing-masing lapisan yang ada pada reservoir. Salah satu metode pengalokasian
produksi adalah dengan metode kapasitas aliran (kh).
Metode kapasitas aliran (kh) didasarkan atas besarnya kapasits aliran (kh), dimana
besarnya kontribusi masing-masing lapisan ditentukan berdasarkan besarnya
permeabilitas dan ketebalan masing-masing lapisan. Perhitungan besarnya
kontribusi aliran dari masing-masing lapisan didasarkan pada asumsi-asumsi
berikut:
Alirannya radial dengan jari-jari pengurasan (re) yang sama
Draw down pressure (Pe Pwf) pada tiap lapisan adalah sama
Faktor volume formasi dari minyak (Bo) dan viscositas minyak ( ) adalah sama
Skin faktor (S) diabaikan
Dengan asumsi-asumsi tersebut maka persamaan Darcy untuk sistem aliran radial
dapat digunakan sebagai dasar perhitungan alokasi aliran dengan metode kapasitas
aliran (kh) sebagai berikut:
(3-51)
Dimana:
qo = Laju alir minyak, STB/day
ko = Permeabilitas efektif minyak, md
Pe = Tekanan pada saat r = re
Pwf = Tekanan alir dasar sumur pda saat r = rw
re = Jari-jari pengurasan sumur, ft
rw = Jari-jari lubang bor, ft
= Viscositas minyak, cp
Bo = Faktor volume formasi minyak, bbl/stb
Metode produksi dengan commingle production hanya mencatat satu nilai laju alir
dari beberapa lapisan, jika diasumsikan ada 3 lapisan dari satu sumur maka
perhitungan laju alir dari masing-masing lapisan dapat ditulis dengan persamaanpersamaan berikut:
(3-52)
Dari Persamaan 3-51, maka dapat dilakukan penjumlahan kedalam Persamaan 3-52,
sebagai berikut:
(3-53)
(3-54)
(3-55)
Jadi, untuk menghitung kontribusi aliran untuk lapisan 1 dapat dilakukan dengan
persamaan berikut:
(3-56)
Dimana:
FC = Kontribusi aliran, fraksi
3.3. Tahap-Tahapan Pengerjaan
Tahap-tahapan dalam melakukan peramalan produksi dan perhitungan cadangan
dengan decline curve adalah sebagai berikut:
1. Pengolahan data lapangan
2. Perhitungan alokasi produksi untuk sumur dengan metode produksi commingle.
(Sub bab 3.2.5., dan Persamaan 3-56)
3. Analisa data
Plot laju produksi (qo) Vs waktu (t) pada grafik semilog
Pemilihan Periode (Trend) Produksi untuk analisa dengan dasar pemilihan periode
analisa sebagai berikut:
- Tidak ada penutupan sumur dalam waktu yang lama
- Tidak ada penggantian metode produksi
- Adanya grafik penurunan produksi
- Jumlah sumur produksi sebaiknya tidak bertambah dan tidak berkurang
Penentuan Type Decline Curve Dengan Ekstrapolasi Kurva Fit
- Penentuan Harga Nominal Decline (Di) dan Expected Value (Fi)
- Pengujian Fi dengan Metode Chi-Square test
4. Peramalan produksi
Penentuan ekonomi limit
Peramalan laju produksi (qo vs t)
Peramalan Kumulatif Produksi (qo vs Np)
5. Penentuan umur produksi
Umur produksi sampai batas ekonomi limitnya dapat dicari dengan Persamaan 3-9,
Persamaan 3-23, dan Persamaan 3-38 masing-masing untuk tipe exponential,
hyperbolic, dan harmonic.
6. Perhitungan cadangan
ERR, Persamaan 3-20, Persamaan 3-35, dan Persamaan 3-49 masing-masing
untuk tipe exponential, hyperbolic, dan harmonic.
EUR (Persamaan 3-2 atau Persamaan 3-3)
Diagram alir tahap-tahapan dalam melakukan peramalan produksi dan perhitungan
cadangan dengan decline curve dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8.
Diagram Alir Peramalan Produksi Dengan Metode Decline Curve dan Estimasi Jumlah
Cadangan Minyak Pada Blok Q22 Lapisan S Lapangan Limau.
http://gede-siddiarta.blogspot.com/2011/10/decline-curve.html