KATA PENGANTAR
Dengan rahmat dan nikmat dari Allah SWT, alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan. Sehingga makalah yang penulis beri
judul Menuliskan item-item tes untuk berbagai jenis tes ini bisa memenuhi tugas Evaluasi
Pembelajaran Matematika. Dapat terselesaikannya makalah ini tidak lain karena banyaknya
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sangat berterima kasih atas
kontribusi semua pihak yang telah memperlancar penyusunan makalah ini.
Mengingat pentingnya suatu pengetahuan yang lebih luas mengenai item-item tes untuk
berbagai jenis tes, maka makalah ini diharapkan bisa memberikan khasanah lebih luas mengenai
mengenai penulisan item-item tes khususnya dalam penulisan evaluasi pembelajaran
matematika.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Besar harapan penulis
akan tegur sapa dari berbagai pihak berupa saran dan kritik membangun sehingga bisa menjadi
acuan bagi penulis untuk perbaikan kedepannya.
Malang, 20 Oktober2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2 Benar-Salah
14
27
30
PENUTUP
30
2.1 Kesimpulan
2.2 Saran
30
DAFTAR PUSTAKA31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki
oleh sesesorang atau kelompok. Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan atau tugas
atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau
atribut pendidikan atau spikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut
mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar (Zainul dan Nasoetion, 1993).
Tes merupakan cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik
pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu
yang jelas. Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada
siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk
tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pengajaran. Karena pentingnya suatu tes dalam dunia pendidikan sehingga kami akan
mengulas sedikitMenuliskan itemengenai-itemtesuntukberbagai jenis tes.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Menuliskan item tes
Dalam penulisan item tes dapat di bagi menjadi 5 item yaitu :
1. Pilihan Ganda
2. Benar Salah
3. Jawaban Singkat
4. Pasangan
5. Karangan (Essay)
2.1.1 Pilihan Ganda
A. Pengertian
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar
atau paling tepat. Soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil
belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri
atas:
1) Stem, yaitu pernyataan yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan
2) Option, yaitu sejumlah pilihan atau alternatif jawaban
3) Kunci, yaitu jawaban yang benar atau paling tepat
4) Distractor (pengecoh), yaitu jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban
Menurut Gronlund (1981) alternatif ja dengan yang lainnya. Makin banyak alternatif jawaban,
makin kecil kemungkinan peserta
didik menerka Jadi,jawabansebenarnyajumlahtidakada alternatifaturanbaku.Guru bisa
membuat 3,4,5 alternatif jawaban. Semakin banyak maka akan semakin bagus.
Soal pilhan ganda adalah tipe soal yang banyak digunakan. Soal ini dapat
mengukur variasi hasil belajar dari yang sederhana sampai yang kompleks. Dan ini dapat
diterima sebagai tipe pengukuran terbaik dari berbagai sudut pandang. Soal pilihan ganda
dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki objektivitas yang tinggi, mengukur
berbagai tingkatan kognitif, serta dapat mencakup ruang lingkup materi yang luas dalam
5
suatu tes. Bentuk ini sangat tepat digunakan untuk ujian berskala besar yang hasilnya
harus segera diumumkan, seperti ujian nasional, ujian akhir sekolah, dan ujian seleksi
pegawai negeri.Hanya saja, untuk meyusun soal pilihan ganda yang bermutu perlu waktu
lama dan biaya cukup besar, disamping itu, penulis soal akan kesulitan membuat
pengecoh yang homogen dan berfungsi, terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban,
dan peserta mudah mencotek kunci jawaban.
Soal pilihan ganda sangat efektif untuk mengukur kemampuan, mulai dari
kemampuan yang sederhana samapi dengan kemampuan yang kompleks seperti
kemampuan dalam pengetahuan, pemahaman, dan penggunaan konsep. Soal soal dalam
pilhan ganda dapat mengukur kemampuan dalam hal :
1. Mengenal istilah (knowledge of terminologi)
2. Mengenal fakta (knowledge of spesific facts)
3. Mengenal prinsip (knowledge of principle)
4. Mengenal metode dan prosedur (knowledge of methods and procedures)
5. Mengidentifikasi penggunaan fakta dan prinsip
6. Menginterpertasikan hubungan sebab akibat (ability to interpretcau se- and effect
relationships)
7. Menilai metode dan prosedur (ability to justify methods and procedures)
Selain itu, aspek yang dapat diukur dengan bentuk soal pilihan ganda adalah kemampuan
tinggi seperti :
8. Pengamatan dan pengukuran
9. Mengklasifikasi
10. Inferring
11. Reasoning
12. Prediction
13. Reading a table
14. Critical thinking
15. Problem solving
16. Rancangan percobaan
Ada beberapa jenis tes bentuk pilihan ganda, yaitu :
6
1) Distracters, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai jawaban yang benar.
Tugas peserta didik adalah memilih satu jawaban yang benar.
2) Analisis hubungan antara hal, yaitu bentuk soal yang dapat digunakan untuk melihat
kemampuan peserta didik dalam menganalisis hubungan antara pernyataan dan
alasan (sebab- akibat)
3) Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan dan pernyataan mempunyai beberapa pilihan
jawaban yang benar, tetapi disediakan satu kemungkinan jawaban yang salah. Tugas
peserta didik adalah memilih jawaban yang salah tersebut
4) Variasi berganda, yaitu memilih beberapa kemungkinan jawaban yang semuanya
benar, tetapi ada satu jawaban yang paling benar. Tugas peserta didik adalah memilih
jawaban yang paling benar
5) Variasi yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan atau pernyataan yang memiliki
beberaapa kemungkinan jawaban yang belum lengkap. Tugas peserta didik adalah
mencari satu jawaban yang paling benar dan melengkapinya.
Sementara itu, Mosier, Myers, Price dan P. A. Bott mengemukakan ada 14 tipe bentuk
soal pilihan ganda, yaitu :
1) Pertanyaan yang berkaitan dengan definisi
2) Pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan
3) Pertanyaan yang berkaitan dengan kasus
4) Pertanyaan yang berkaitan dengan pengaruh
5) Pertanyaan yang berkaitan dengan asosiasi
6) Pertanyaan yang berkaitan dengan recognition of errors
7) Pertanyaan yang berkaitan dengan identifikasi kesalahan
8) Pertanyaan yang berkaitan dengan evaluasi
9) Pertanyaan yang berkaitan dengan membedakan
10) Pertanyaan yang berkaitan dengan kesamaan
11) Pertanyaan yang berkaitan dengan susunan
12) Pertanyaan yang berkaitan dengan susunan yang tidak lengkap
13) Pertanyaan yang berkaitan dengan prinsip umum
14) Pertanyaan yang berkaitan dengan subjek kontroversional
C. Cara Penilaian
=
1
Keterangan :
= Skor
B = Jumlah jawaban benar
S = Jumlah jawaban salah
Disamping rumus disamping, ada juga rumus lain. Menurut Ainur Rofieq (2008) cara penskoran tes
bentuk pilihan ganda ada tig jawaban, penskoran ada koreksi jawaban,. da
1) Penskoran tanpa koreksi, yaitu penskoran dengan cara setiap butir soal yang dijawab
benar mendapat nilai satu (bergantung pada bobot soal). Skor peserta didik diperoleh
dengan cara menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar.
= 100%
Keterangan :
B = Jumlah jawaban benar
N = Jumlah soal
9
]100%
Keterangan :
B = Jumlah soal yang dijawab benar
S = Jumlah soal yang dijawab salah
p = Jumlah pilihan jawaban tiap soal (option)
1 = Bilangan tetap
N = Jumlah soal
Catatan : Soal yang tidak dijawab diberi skor 0.
3) Penskoran dengan butir beda bobot, yaitu pemberian skor dengan memberikan bobot
berbeda untuk sejumlah soal. Biasanya bobot butir soal menyesuaikan dengan
tingkatan kognitif (pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi)
yang telah ditetapkan guru.
( ) = 100%
Keterangan :
B = Jumlah soal yang dijawab benar
b = bobot setiap soal
Si = skor ideal (skor yang mungkin dicapai jika semua soal dapat dijawab dengan
benar)
4. Contoh Soal dan Penyelesaian
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan menyilang (x) jawaban yang benar!
1. Diketahui fungsi ()
dan ()
=3 1
=2 +3
( )(1)=....
a. 11
10
2. 14
3. 17
4. 21
5. 27
2.
Harga tiket masuk ke ruangan pameran untuk balita .2.000, 0dan untuk dewasa .3.000, 0.Pada hari minggu terjual 540 tiket dengan hasil penjualan 1.260.000,00.
Banyak masing-masing tiket untuk balita dan dewasa terjual berturut turut adalah ....
+ + =165.
15 40
=....
19
a. 45
b. 55
c. 68,5
d. 75
e. 82,5
4. Perhatikan gambar grafik fungsi eksponen
disamping! Persamaan grafik fungsi invers dari grafik
fungsi pada gambar disamping adalah ...
a. =log2 b. =2log c.
= log
d. = log2 e.
=2 log2
5. Sebuah kotak berisi 4 bola kuning dan 6 bola biru . Jika diambil 2 bola biru secara
acak, maka peluang terambil kedua bola berwarna sama adalah....
a.
11
b.
c.
d.
e.
Penyelesaian :
1.
()=3 1
()
=2 +3
()= (())
=2(3 1)2+3
) =29 6 +1 +3
2
=18 12+5
(1)=18(1)212(1)+5=11
Jawaban : A
2. Misal x= balita, dan y=dewasa
x
2.000
3.000
540
1.260.000
Diperoleh :
+ =540 | 2|
2 +2 =1.080
2 +3 =1260|1|
2 +3 =1.260
=180
=180
Maka banyaknya tiket yang terjual untuk balita dan dewasa masing masing 360 dan
180
Jawaban : D
3.
+ + =165maka
15 40
=.... ?
19
+ + +14+ +39=165
12
3 +54=165
+18=55
Sehingga diperoleh
= +18=55
19
Jawaban : B
1
4.
= () = ()
=2
2
=
()=
Maka
()=
2
Jadi, fungsi invers dari =2 adalah =
Jawaban: C
5.
4
6 15 21 7
+
10
10
45 45 45 15
Jawaban : E
Kunci Jawaban :
1. A
2. D
3. B
4. C
5. E
5. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dari soal bentuk soal pilihan ganda adalah sebagai berikut :
1) Materi yang diujikan dapat mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran yang telah
diberikan
2) Jawaban siswa dapat dioreksi (dinilai) dengan mudah dan cepat dengan menggunakan
kunci jawaban
3) Jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah sehingga penilainnya
bersifat objekif
13
4) Dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam berbagai jenjang
kemampuan kognitif
5) Soal dapat digunakan berulang-ulang
6) Soal dapat digunakan untuk peserta jumlah tes yang banyak
Adapun kekurangan dari bentuk soal pilihan ganda, yaitu:
1) Tes yang dibuat cenderung mengukur proses berpikir rendah kurang dapat mengukur
aspek pengetahuan yang lebih tinggi, dan
2) Jika siswa tidak mengerti akan jawaban dari suatu butir soal mereka dapat menjawab
dengan cara menebak
3) Menuliskan soalnya relatif lebih sulit dan lama
Kelemahan tersebut dapat diminimalkan dengan cara terus berlatih untuk menulis
tes objektif yang baik, sehingga penulis benar-benar terampil dalam menulis terutama
untuk menulis tes objektif yang dapat mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari
hanya sekedar ingatan.
2.1.2 Benar-Salah
A. Pengertian
Tes obyektif bentuk benar atau salah (true false) adalah salah satu bentuk tes obyektif
di mana butir-butir soal yang diajukan dalam tes hasil belajar itu berupa pernyataan
(statement), pernyataan mana ada yang benar dan ada yang salah dengan kata lain
terdapat dua kemungkinan alternatif jawab yaitu Benar atau Salah. Selain itu, tes ini juga
dikenal dengan istilah tes jawaban-no test)pendek dan merupakan tes model baru (new type test)
dengan cara menuliskan jawabannya
berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat yang telah disediakan untuk
masing-masing butir item yang bersangkutan. Pada pernyataan tes benar atau salah,
peserta tes tersebut tinggal menyilang atau melingkari huruf B jika pernyataan menurut
pendapat benar dan huruf S jika salah. Dalam hal ini Testee diminta menentukan
pendapatnya mengenai pernyataan-pernyataan tersebut dengan cara seperti yang telah
ditentukan dalam petunjuk cara mengerjakan soal.
14
Bentuk tes benar atau salah ini bermacam-macam variasinya jika dilihat dari segi pola
pengerjaannya yang terdiri dari:
1) Tes Benar-Salah bentuk pernyataan
Dalam bentuk ini soal terdiri dari pernyataan-pernyataan dan siswa diminta memilih
kemungkinan benar atau salah saja.
2) Tes Benar-Salah yang menuntut alasan
Dalam bentuk ini selain seperti bentuk pertama juga menuntut supaya siswa memberi
alasan apabila ia memilih kemungkinan salah (menyalahkan pernyataan soal).
3) Tes Benar-Salah dengan membetulkan
Dalam bentuk tes ini selain seperti bentuk pertama juga menuntut supaya siswa
membetulkan pernyataan soal yang disalahkan (jika siswa memilih kemungkinan salah
terhadap pernyataan/ soal yang bersangkutan).
4) Tes Benar-Salah Berganda
Pada bentuk ini satu induk persoalan menghasilkan beberapa anak persoalan. Beberapa
anak persoalan itu dirumuskan dalam pernyataan/ soal yang mempunyai kemungkinan
benar atau salah.
2. Penulisan item Benar-Salah
Item-item tes yang mempunyai tipe benar-salah harus memenuhi beberapa
kriteria, diantaranya.
1) Soal harus singkat, jelas, bukan bukan kalimat majemuk.
2) Jumlah soal harus banyak dan disusun atau dasar tabel spesifikasi.
3) Satu soal harus berisi satu pernyataan.
4) Tidak mengungkapkan kata-kata seperti: selalu, seringkali, pada umumnya, biasanya,
karena kata-kata itu memudahkan murid untuk menerka jawaban.
5) Setiap pernyataan/soal harus pasti salah atau betul (tidak mendua arti).
6) Jumlah soal yang betul dan yang salah harus seimbang.
7) Urutan soal (yang betul dan yang salag) seharusnya tidak mengikuti pola yang teratur.
8) Sebaiknya pernyataan tidak diambil langsung dari buku.
9) Tulisan huruf B-S pada permulaan nomor masing-masing item dengan maksud untuk
mempermudah mengerjakan dan menilai (skoring).
15
3. Cara Penilaian
1. Tanpa denda
Skoring diperhitungkan hanya jawaban yang benar.
=
2. Dengan denda
Skoring ini dipakai apabila tes belum diketahui reliabilitasnya atau masih diragukan.
=
Keterangan :
= skor / nilai
B = Banyaknya jawaban yang benar
S= Banyaknya jawaban yang salah
Contoh :
Seorang peserta didik dites dengan soal bentuk benar-salah sebanyak 30 soal. Ternyata,
peserta didik tersebut dapat menjawab soal dengan betul 25 butir soal, berarti jumlah
jawaban yang salah ada 5 soal. Dengan demikian, skor peserta didik yang bersangkutan
adalah :
Skor = 25 5 = 20
3. Contoh Soal dan Penyelesain
Soal :
1.
B S
25
2.
B S
625 +
3.
B S
1,2,3 termasukbilanganbulat
4.
B S
5.
B S
27
= 5
121
= 40
= 8
Penyelesaian:
1.
25
2.
625 +
5
121
= 25
+ 11 = 36
16
3. B
4. B
5. S
27
= 3 x 3 x 3 = 27
17
3) Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan dua kemungkinan
(benar dan salah)
Item tipe jawaban pendek berupa kalimat pernyataan yang harus dijawab dengan
jawaban singkat, umumnya tidak lebih dari satu atau dua kata, atau berupa kalimat
pernyataan yang belum selesai sehingga subjek harus mengisikan kata untuk
melengkapi kalimat tersebut. Biasanya soal bentuk jawaban singkat ditandai dengan
adanya tempat kosong yang disediakan bagi peserta tes untuk menuliskan jawabannya
sesuai petunjuk.
Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat
danatau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal tes bentuk jawaban
singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan. Dengan kata lain, soal tersebut
berupa suatu kalimat bertanya yang dapat di jawab dengan singkat, berupa kata, prase,
nama, nama tempat, nama tokoh, lambang, dan lain-lain
Keunggulan item tipe ini sebetulnya terletak pada kemudahan menulisnya serta
banyaknya jumlah item yang dapat dicakup dalam setiap pengenaan tes. Hanya saja
biasanya item tipe jawaban pendek sulit utuk digunakan mengungkap taraf kompetensi
yang tinggi dan karenanya lebih cocok untuk dikenakan pada siswa dari tingkat
pendidikan dasar.
B. Penulisan item tipe Jawaban Pendek
Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk jawaban singkat dan
melengkapi, antara lain:
1. Hendaknya tidak menggunakan soal yang terbuka, sehingga ada kemungkinan
peserta didik menjawab secara terurai.
2. Untuk soal tes bentuk melengkapi hendaknya tidak mengambil pernyataan langsung
dari buku (textbook).
3. Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan pada akhir atau
dekat akhir kalimat daripada pada awal kalimat.
18
4. Jangan menyediakan titik-titik kosong terlalu banyak, pilihlah untuk masalah yang
urgen saja.
5. Pernyataan hendaknya hanya mengandung satu alternatif jawaban.
6. Jika perlu dapat digunakan gambar-gambar sehingga dapat dipersingkat dan jelas.
C. Cara Penilaian
=
Keterangan :
Sc= skor / nilai
B = Banyaknya jawaban yang benar
Contoh:
Seorang peserta didik dites dengan soal bentuk jawaban singkat sebanyak 10 soal.
Ternyata, peserta didik tersebut dapat menjawab dengan betul 7 soal. Dengan demikian,
skor peserta didik :
Skor = 7
D. Contoh Soal dan Penyelesaian
Berikut ini adalah contoh soal dan penyelesaian soal bentuk jawaban pendek :
1. Jumlah sisi pada bangun segitiga adalah ...
2. Jumlah sudut pada bangun segitiga adalah ...
3
3.
4.
Penyelesaian :
Turunan dari 8 adalah ...
1.
19
Bukti:
Pada segitiga abc, sisi-sisinya adalah ab, bc dan ac. Sehingga jumlah sisi pada
segitiga adalah 3.
Jika dua garis sejajar dipotong oleh suatu garis lain maka sudut-sudut yang
berseberangan dalam akan sama besar, begitupula sudut-sudut yang sehadap akan
sama besar juga. Diperoleh c=d dan a=e.
Sudut b, d dan e terletak pada garis lurus, itu berarti jumlah sudut ketiganya 180,
karena c=d dan a=e diperoleh
a+b+c=180
3
6
3. Integral dari 6 adalah
Bukti:
+1
+1
3
6
3+1
3+1
4
+
Bukti:
=
1
=
20
41
8 = 8.4 =32
kumpulan jawabanyang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda, yaitu
kolom sebelah kiri menunjukan kumpulan persoalan dan kolom sebelah kanan
menunjukan kumpulan jawaban. Jumlah pilihan jawaban dibuat lebih banyak daripada
jumlah persoalan. Bentuk soal menjodohkan sangat baik untuk mengukur kemampuan
peserta didik dalam mengidentifikasikan informasi berdasarkan hubungan yang
sederhana dan kemampuan mengidentifikasi kemampuan menghubungkan antara dua
hal. Makin banyak hubungan antara premis dengan respon dibuat, maka makin baik soal
yang disajikan.
B. Penulisan Item Pasangan
Dalam penyusunan soal harus memperhatikan beberapa unsur yaitu:
1. Buatlah petunjuk dengan jelas, singkat, dan mudah dipahami.
2. Sesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator
3. Kumpulan soal diletakkan sebelah kiri, sedangkan jawabannya di sebelah kanan
4. Jumlah alternatif jawaban hendaknya lebih banyak dari jumlah soal
5. Susunlah item-item dan alternatif jawaban dengan sistematika tertentu, misalnya
sebelum pokok persoalan.
6. Seluruh kelompok soal dan jawaban hanya terdapat dalam satu halaman
7. Gunakan kalimat yang singkat dan langsung terarah pada pokok persoalan
C. Cara Penilaian
=
Keterangan :
= Skor
= Jumlah jawaban benar
Contoh :
Soal
Kunci Jawaban
Jawaban Testi
1) A ___________
.....B.....
1. B
B ____________
.....C.....
2. A
C ____________
.....A.....
3. C
22
4. X
2) A ____________
.....A.....
1. A
B ____________
.....C.....
2. C
C ____________
.....D.....
3. D
D ____________
.....B.....
4. B
5. X
Dari contoh diatas ternyata pada soal nomor (1) peserta didik dapat menjawab
benar 1, sedangkan pada nomor (2) yang benar ada 4. Jadi, jumlah yang benar = 5.
Dengan demikian skor peserta didik yang bersangkutan adalah 5
D. Contoh Soal dan Penyelesaian
Pertanyaan
Jawaban
A. Sama dengan
B. 3
C. Tidak ada
D. 180
E. Lingkaran
F. Bola
G. Alas x tinggi x
H. Rasional
Kunci Jawaban :
1. D
2. J
3. A
4. E
5. F
6. H
7. B
8. C
23
Test uraian (essay test), yang juga sering dikenal dengan istilah tes subyektif
(subjectif test), adalah salah satu jenis test hasil belajar yang memiliki karakteristik
sebagaimana dikemukakan berikut ini.
1. Test tersebut berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban berupa
uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang.
2. Bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut kepada test untuk memberikan
penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan, membedakan dan sebagainya.
3. Jumlah butir soalnya ummumnya terbatas, yaitu berkisar antara lima sampai dengan
sepuluh butir.
4. Pada umumnya butir-butir soal test uraian itu di awali dengan kata-kata :
Jelaskan...., Bagaimana....kan,.....Terang kata-kata lain yang serupa dengan itu.
Tes karangan (essay examination) merupakan alat penilaian hasil belajar paling
tua. Tes essay ini secara umum adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya
dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan
alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri (Sudjana, 1989).
24
Tipe ini sangat populer dikarenakan mudahnya ditulis, dan bagi sebagaian orang
dianggap sebagai cara terbaik untuk mengungkap kemampuan mengorganisir fikiran dan
menyatakan pengetahuan secara lengkap. Dikarenakan jawaban yang diberikan selalu
dalam bentuk ekpresi tulis yang panjang, maka biasanya suatu tes yang ditulis dalam tipe
karangan tidak dapat berisi banyak item. Oleh karena itu, perlu pertimbangan dari pihak
penulis item agar hanya menanyakan hal-hal penting yang kiranya dapat mengungkap
pemahaman subjek secara komprehensif.
B. Penulisan Item Tes Karangan
Beberapa petunjuk penulisan item tes karangan.
1. Berikan
pertanyaan
atau
tugas
yang
menghendaki
menunjukkanpenguasaan pengetahuan yang penting.
agar
subjek
2. Buatlah pertanyaan yang arah jawabannya pasti, sehingga para ahli dapat setuju
bahwa satu jawaban akan lebih baik daripada lainnya.
3. Sebaiknya tidak menanyakan sikap atau pendapat.
4. Sebaiknya pertanyaan diawali dengan kata-kata seperti: bandingkan, berikan alasan,
jelaskan mengapa, beri contoh, dan semacamnya.
5. Jangan beri kesempatan subjek untuk memilih hanya sebagian diantara pertanyaan
yang disediakan untuk dijawabnya.
6. Sebaiknya tulis
pertanyaannya.
dahulu
suatu
jawaban
ideal,
baru
kemudian
menyusun
5x -1
= 27
x +3
Kunci Jawaban
adalah
Skor
2
2
2
2
2
2
33 (x +3)
b. 5x -1 = 3 (x +3)
c. 5x -1 = 3 x +9
d. 5x -3x
= 1 +9
e. 2x = 10
f. x
= 10/2 = 5
Skor Maksimal
12
25
No
Kunci Jawaban
2
Jika ( + ) = buktikan
Skor
+ = 2
2.
2
(+)=
( + )( + )=c
+2 + =
+ = 2
=,
+ = 2
Skor Maksimal
2
12
26
2) Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan
dites karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas)
3) Sifatnya sangat subjektif, baik dalam hal menanyakan, dalam membuat pertanyaan,
maupun dalam cara memeriksanya
4) Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih
banyak dari penilai
5) Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain
Soal tes sebaiknya dikembangkan dari satuan materi yang jelas cakupannya, dan
bersifat komprehensif dalam pengertian materi tes harus mencakup seluruh materi
pengajaran, untuk itu seluruh pokok bahasan (sub pokok bahasan) idealnya harus
terwakili dalam soal tes. Syarat ini akan dapat mengurangi error terhadap hasil
pengukuran.
e. Seimbang
Dalam proses pengajaran dosen akan tahu persis, bahwa setiap pokok bahasan
memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, soal tes dikatakan seimbang bila pokok bahasan
yang terpenting mendapat porsi terbanyak dalam soal. Kalau dalam keadaan terpaksa hal
tersebut tidak dapat dilakukan maka keseimbangan dapat dicapai dengan memberikan
bobot yang berbeda pada pokok bahasan yang memiliki tingkat kesulitan yang berbeda.
f.Sensitif
Syarat ini berkait erat dengan taraf kesukaran soal, butir tes yang baik
harusmemiliki sensitivitas untuk membedakan siswa yang benar-benar menguasai materi
dengan yang tidak, hal ini tidak akan tercapai bila soal terlalu sulit sehingga semua siswa
tidak dapat mengerjakan, atau soal yang terlalu gampang sehingga semua siswa dapat
mengerjakan dengan benar.
g. Fair
Tes
hasil
ujian
hendaklah
bersifat
terbuka
dalam
pengertian
tidak
2. Pilih pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang relevan untuk mencapai tujuan
tersebut.
3. Tentukan proses berpikir yang ingin diukur.
4. Tentukan jenis tes yang tepat digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran tersebut.
5. Tentukan tingkat kesukaran butir soal yang akan dibuat.
Berikut ini adalah perbedaan item tes dari berbagai jenis tes:
Karakteristik
Pilihan Ganda
Benar-Salah
Jawaban
Menjodohkan
Singkat
Penulisan Soal
Jumlah
Sukar
Mudah
Essay
(Karangan)
Mudah
Mudah
Mudah
Luas
Luas
Terbatas
Terbatas
Terbatas
Luas
Penekanan
Penekanan
pada
pada
keluasan materi
keluasan
keluasan
kedalaman
materi
materi
materi
pokok Luas
bahasan
(materi)
Aspek
yang Banyak
Terbatas
diukur
Persiapan
Penekanan
pada Penekanan
peserta didik
keluasan materi
pada Penekanan
pada
Jawaban
Memilih
Memilih
Mengisi isian
Menjodohkan
Mengorganisas
Peserta didik
jawaban
Benaratau
(titik- titik)
jawaban
ikan jawaban
Kemampuan
Kemampuan
menebak tinggi
menulis
Salah
Faktor
yang Kemampuan
merusak skor
membaca
Kemampuan
dan menebak
menebak
tinggi
dan
bluffing
(guessing)
Penskoran
Mudah,
cepat, Mudah,
Cukup Lama,
Mudah,
cepat, Sukar,
obyektif
kurang
sangat
cepat,
perlu
konsisten,
obyektif
ketelitian.
reliabilitas
tinggi,
obyektif
lama,
konsisten,
realibilitas
dan
rendah
dan
subjektif)
29
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Tes merupakan cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik
pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu
yang jelas. Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada
siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk
tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pengajaran.
Dalam penulisan item tes dapat di bagi menjadi 5 item yaitu :
1. PilihanGanda
2. Benar Salah
3. JawabanSingkat
4. Pasangan
5. Karangan (Essay)
Setiap item tes mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing masing. Dan
dalam penyusunan soal tes, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: tujuan pembelajaran,
pokok bahasan dan sub-pokok bahasan, proses berpikir yang ingin diukur, jenis tes yang
tepat serta tingkat kesukaran butir soal yang akan dibuat.
30
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal . 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Setiawan dkk. 2008. Prinsip-Prinsip Penilaian Pembelajaran Matematiika SMA. Yogyakarta.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika
Panduan Penulisan Soal Pilihan Ganda. Pusat Penilaian Pendidikan. BALITBANG.
DEPDIKNAS
Tim Studi Guru. Persiapan Menuju Ujian Nasional 2011 SMA-IPA (2010). Bandung. Pustaka
Setia
http://suluhpendidikan.blogspot.com/2010/03/tes-sebagai-alat-penilaianhasil.html http://syamsulhadiserang.blogspot.com/2012/11/penulisan-instrumentes.html http://www.slideshare.net/yenifha/pengembangan-instrumen-te
http://masgug.blogspot.com/2013/01/a.html
http://arimatematika.blogspot.com
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com
31