Adsorben Dengan Ampas Teh PDF
Adsorben Dengan Ampas Teh PDF
RETNOWATI
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2005
ABSTRAK
RETNOWATI. Efektivitas Ampas Teh sebagai Adsorben Alternatif Limbah Cair
Industri Tekstil. Dibimbing oleh KOMAR SUTRIAH dan HENNY
PURWANINGSIH SUYUTI.
Penanganan limbah cair berwarna dari industri tekstil yang menggunakan karbon
aktif, membutuhkan biaya besar. Untuk mengatasi ha l ini perlu dihasilkan adsorben
alternatif berbaha n dasar murah, misalnya ampas teh yang digunakan dalam penelitian
ini.
Serbuk ampas teh dicuci dengan air deionisasi (biosorben TA), kemudian
pencucian dilanjutkan dengan HNO3 0.6 M (AA), NaOH 0.6 M (AB), atau etanol
(AE). Adsor psi terbesar amaran dan biru metilina masing-masing diperoleh dari
biosorben AE dan TA, yaitu 90.51% dan 94.93%. Waktu yang dibutuhkan 0.1 g
biosorben AE untuk mengadsorpsi larutan amaran adalah 6 jam. Biosorben TA
sebanyak 0.2 g mengadsorpsi larutan biru metilena dengan waktu kontak 2 jam.
Perubahan kuat ion dan pH mempengaruhi daya adsorpsi ampas teh. Biosorben AA
0.10 M meningkat adsorpsinya terhadap amaran pada penambahan KNO3 1.00 M.
Penambahan KNO3 0.10 M pada larutan biru metilena meningkatkan kemampuan
adsorpsi seluruh biosorben. Pengkondisian pH 4 meningkatkan adsorpsi biosorben
AB terhadap larutan biru metilena dan pH 6 meningkatkan adsorpsi biosorben AA
terhadap larutan yang sama.
Berdasarkan pola isoterm adsorpsi, biosorben ampas teh lebih selektif terhadap
larutan bir u metilena dibandingkan amaran.
ABSTRACT
RETNOWATI. The Effectivness of Teawaste as Alternative Adsorbent for Textile
Industries Wastewater. Supervised by KOMAR SUTRIAH and HENNY
PURWANIN GSIH SUYUTI.
Colored wastewater from textile industries treated by activated carbons requires
relatively high costs. To overcome this disadvantages relatively cheap materials are
used as alternative adsorbent, such as teawaste that has been used in this study.
The teawaste powder was washed by deionized water (TA biosorbent), then
washed by HNO3 0.6 M (AA), NaOH 0.6 M (AB), or ethanol (AE). The highest
adsorption for amaranth and methylene blue was obtained from AE and TA
biosorbent, i.e. 90.51% and 94.93%. The required time for 0.1 g AE biosorbent to
adsorp amaranth solution was 6 hours. The amount of 0.2 g TA biosorbent was the
best in adsorbing methylene blue solution at 2 hours contact time.
The change of ionic strength and pH influenced adsorption capac ity of teawaste.
The adsorption capacity of AA biosorbent to amaranth was increasing by adding
KNO3 1.00 M. Addition of 0.10 KNO3 to methylene blue solution increased the
capacity of all biosorbent . Adjusting to pH 4 increased AB biosorbent capacity of
methylene blue solution and pH 6 increased AA biosorbent adsorption capacity to the
same solution.
According to the pattern of isotherm adsorption from teawaste, biosorbent was
selective to methylene blue rather than to amaranth.
RETNOWATI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2005
Judul skripsi : Efe ktivitas Ampas Teh sebagai Adsorben Alternatif Limbah Cair
Industri Tekstil
Nama
: Retnowati
NIM
: G01498070
Disetujui
Diketahui
Dekan fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Tanggal lulus :
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini dilakukan
dari bulan November 2004 sampai Juni 2005 dengan judul Efektifitas Ampas Teh
sebagai Adsorben Alternatif Limbah Cair Industri Tekstil. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Kimia Fisik Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Komar Sutriah, M.Si dan
Ibu Henny Purwaningsih, S.Si, M.Si selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada semua
pihak di Laboratorium Kimia Fisik Departemen Kimia FMIPA IPB yang telah banyak
memberikan bantuannya. Terima kasih untuk Lina, Dian, Nisa, Isye, Mila Citra, Erna,
Lia, Ika, dan mas Heri atas dukungan dan bantuannya. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada bapak, ibu, dan kakak atas segala doa, dukungan, dan semua
sarana yang tak ternilai.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2005
Retnowati
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 11 Agustus 1980 dari ayah Rakidi
dan ibu Juminem. Penulis merupakan putri bungsu dari sebelas bersaudara.
Tahun 1998 penulis lulus dari SMA Negeri 62 Jakarta dan pada tahun yang
sama lulus seleksi masuk ke IPB melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Penulis memilih Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam.
Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah mengikuti praktek lapangan di
dinas Pengendalian Mutu Petrokimia (DPMP) Pertamina pada tahun 2000.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ x
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA
Teh ...............................................................................................................
Adsorpsi.......................................................................................................
Karbon Aktif ................................................................................................
Kuat Ion........................................................................................................
pH.................................................................................................................
Zat Warna .....................................................................................................
1
2
3
3
3
3
METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat............................................................................................. 4
Metode ...................................................................................................... 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Bobot Optimum Adsorben dan Waktu Optimum Adsorpsi........
Pengaruh Kuat Ion terhadap Adsorpsi..........................................................
Pengaruh pH terhadap Adsorpsi...................................................................
Penentuan Isoterm Adsorpsi.........................................................................
5
7
8
8
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
PENDAHULUAN
Limbah cair merupakan masalah utama
dalam pengendalian dampak lingkungan industri tekstil. Masuknya zat warna dari
limbah ke perairan mengakibatkan karakter
fisika dan kimia dari sumber daya air
berubah. Agar dapat memenuhi baku mutu,
limbah cair harus diolah secara terpadu, baik
yang dihasilkan selama proses produksi
maupun setelah proses produksi.
Pengelolaan limbah cair di dalam proses
produksi dimaksudkan untuk meminimalkan
volume, konsentrasi, dan toksisitas limbah.
Pengelolaan limbah cai r setelah proses
produksi
dimaksudkan
untuk
menghilangkan atau menurunkan kadar
bahan pencemar yang terkandung di
dalamnya, sampai limbah cair memenuhi
syarat untuk dapat dibuang (memenuhi baku
mutu yang ditetapkan).
Pengelolaan limbah cair yang paling
banyak dilakukan oleh pabrik tekstil adalah
koagulasi (penggumpalan) yang diikuti adsorpsi bahan pencemar dengan melewatkan
air limbah melalui zeolit dan arang aktif
(Forlink 2000).
Adsorpsi
merupakan
peristiwa
penjerapan suatu zat pada permukaan zat
lain
yang
terjadi
karena
adanya
ketidakseimbangan
gaya
tarik
pada
permukaan zat tersebut (Siaka 2002). Zat
yang menjerap disebut adsorben, sedangkan
zat yang tejerap disebut adsorbat. Adsorben
dapat berupa zat padat maupun zat cair.
Adsorben padat diantaranya adalah silika
gel, alumina, platina halus, selulosa, dan
arang atau arang aktif. Adsorbat dapat
berupa gas dan zat cair. Penelitian ini
menggunakan larutan zat warna sebagai
adsorbat.
Adsorben dapat digunakan di bidang
industri pangan maupun non pangan.
Beberapa kegunaan adsorben diantaranya
adalah untuk memurnikan udara dan gas,
memurnikan pelarut, penghilangan bau
dalam pemurnian minyak nabati dan gula,
penghilangan warna produk -produk alam
dan larutan (Lynch 1990), serta untuk
penjerap zat warna dalam pengolahan
limbah industri tekstil. Berkembangnya
industri tersebut diikuti dengan makin
tingginya kebutuhan terhadap adsorben.
Demikian pula kebutuhan terhadap arang
aktif sebagai salah satu jenis adsorben juga
akan terus meningkat dan belum bisa
terpenuhi
secara
maksimum.
Untuk
mengatasi hal tersebut perlu diupayakan
Kimisorpsi
- Ikatan kuat, jarak
pendek
- Permukaannya selektif
- Hads = 50-500 kJ
mol-1
- Adsorpsi monolayer
Isoterm
Adsorpsi.
Adsorpsi
sering
dirangkaikan dengan istilah isoterm, yang
menunjukkan hubungan antara aktivitas
(konsentrasi) fase cair dari adsorbat dan jumlah
adsorbat pada suhu konstan. Isoterm
menggambarkan kesetimbangan yang tercapai
setelah permukaan adsorben mengadakan
kontak dengan adsorbat dia jangka waktu
tertentu dan suhu tetap.
Isoterm adsorpsi Freundlich. Isoterm adsorpsi
Freundlich sering digunakan dalam pembahasan
adsorpsi dari larutan cair (Atkins)1994.
Isoterm adsorpsi freundlich menggambarkan
hubungan antar logaritmik dari sejumlah
komponen yang teradsorpsi per unit adsorben
dengan konsentrasi komponen tersebut pada
kesetimbangan suhu konstan.
Freundlich memformulasikan persamaan
isotermnya sebagai berikut
X /M = k c 1/n
X adalah jumlah zat terlarut yang diadsorpsi
padatan bermassa M, c k onsentrasi larutan pada
kesetimbangan dan n, k adalah konstanta (Bird
1993). Besarnya nilai n adalah kurang dari satu.
Persamaan di atas dapat juga ditulis dalam
bentuk:
Log (X / M) = 1/ n log c + log k
Konstanta n dan k menunjukkan ikatan antara
adsorben dan adsorbat.
Isoterm adsorpsi digunakan untuk menjelaskan hubungan zat warna yang terdasorpsi
pada adsorben dengan konsentrasi dari molekul
Karbon aktif
pH
Kuat Ion
Jika suatu spesies ionik teradsorpsi pada
suat
permukaan,
maka
untuk
mempertahanka
kenetralan
listriknya
permukaan harus mengadsorpsi pasangan
ionnya. Muatan permukaan dan pasangan
ionnya ini membentuk lapisan listrik
rangkap. Pasangan ion teradsorpsi melalui
gaya tarik Coulomb atau elektrostatik pada
permukaan karena melawan ion-ion penentu
potensial.
Ionisasi permukaan pada proses adsorpsi
menyebabkan
permukaan
menjadi
bermuatan. Permukaan ini dinetralkan
muatannya dan diamati sebagai fungsi pH
dan kuta ion. Kuat ion dipengaruhi oleh
konsentrasi dari seluruh spesies yang ada
dan muatannya. Makin besar kuat ion,
aktivitas ion makin berbeda.
Ion-ion H+ dan OH- memegang peranan
penting sebagai reaktan dalam proses
ionisasi pusat-pusat permukaan dan dalam
Zat Warna
Zat warna tekstil merupakan senyawa
organik
(McGraw
Hill
1993)
yang
keberadaannya
dalam
perairan
dapat
mengganggu ekosistem di dalamnya. Sebelum
dibuang ke perairan, limbah cair yang berwarna
ini akan diproses terlebih dahulu sampai
konsentrasinya cukup aman di perairan. Contoh,
sebuah pabrik tekstil menurunkan kadar zat
warna reaktif dalam limbahnya dari 225 ppm
hingga 0.17 ppm setelah melalui proses
koagulasi.
Amaran. Amaran adalah zat warna yang
digunakan pada industri tekstil yang pada kadar
tertentu masih aman digunakan untuk makanan.
Nama kimia untuk amaran adalah trisodium 2hidroksi- 1-(4-sulfonat-1-naftilazo)
naftalena
3,6-disulfonat dengan bobot molekul sebesar
604.48. Amaran juga dikenal dengan nama CI
Food Red 9, FD & C Red 2, dan Acid Red 27
(Saujanya 2000).
Amaran tersedia secara komersil dengan
kemurnian sekitar 85% (Saujanya 2000).
Senyawa ini juga mengandung logam-logam
berat seperti merkuri, arsenat, timah, serta
kadmium dengan konsentrasi satu sampai
sepuluh ppm.
Pencucian Adsorben
Tiga gelas piala 1 L masing-masing
dimasukkan 100 g serbuk ampas teh dan
ditambah air deionisasi 660 mL. Campuran
dikocok selama 20 menit kemudian airnya
dibuang. Pencucian diulang sebanyak dua kali,
selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu
50 C selam 24 jam (Dewi 2005). Masingmasing sampel kemudian dicuci dengan as am
nitrat 0.6 M, NaOH 0.6 M dan etanol. Caranya
adalah sebagai berikut. Sampel yang telah
dicuci dengan air deionisasi dimasukkan dalam
gelas piakla 1 L dan ditambah 660 mL asam.
Campuran dikocok selama 30 menit, dan
disaring. Sampel dikeringkan dalam oven pada
suhu 50 C selama 24 jam, kemudian suhu
dinaikkan 180 C dan didinginkan. Sampel
kemudian dicuci dengan air panas, disaring dan
dikeringkan dalam oven pada suhu 50 C
selama 24 jam. Ketiga sampel yang dihasilkan
selanjutnya disebut ampas teh dengan
pencucian asam (AA). Ampas teh pencucian
basa (AB), dan ampas teh pencucian etanol
(AE).
80
Removal (%)
60
Removal (%)
60
40
20
0
40
20
0
6
12
24
12
24
30
30
Gambar
0.2 g
0.1 g
0.4 g
Removal (%)
55
50
45
40
35
30
6
12
24
30
Gambar
0.2 g
0.4 g
0.2 g
0.4 g
80
Removal (%)
0.1 g
40
0
6
12
24
30
0.2 g
0.4 g
Removal (%)
95
90
85
6
12
24
30
0.1 g
Gambar
0.2 g
0.4 g
Removal (%)
TA
AA
0.00 M
90
60
30
0
TA
AA
AB
AE
Jenis biosorben
0.1 g
0.2 g
Arang
aktif
0.4 g
AE
0.01 M
0.10 M
Arang
aktif
1.00 M
Removal (%)
Removal (%)
AB
Jenis biosorben
100
95
90
85
80
75
TA
AA
AB
AE
Arang
aktif
Jenis biosorben
0.00 M
0.01 M
0.01 M
1.00 M
Removal (%)
AA
AB
AE
Arang aktif
Jenis biosorben
pH awal
Removal (%)
Gambar
pH 4
pH 7
pH 10
amaran
dengan
TA
Arang
aktif
100
95
90
85
80
75
AA
AB
AE
Jenis biosorben
pH awal
pH 4
pH 6
pH 8
0
log X/M
0.4
0
-0.4
-0.8
-1.2
0.5
1.5
y = 3.1232x - 4.1845
R2 = 0.9736
log C
R2
(%)
Larutan amaran
AA
Arang
aktif
0.3202
6.5833x10-5
97.36
Saran
0.1923
3.2900
58.86
Penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan larutan tunggal. Penelitian
selanjutnya dapat diujicobakan adsorpsi ampas
teh pada larutan campuran. Selain itu dapat
dilakukan uji coba kemampuan adsorpsi ampas
teh terhadap zat warna tak bermuatan (netral).
-2.2873
-0.7501
0.1814
0.4666
0.7898
0.0744
3.5571x104
4.0616x102
0.42
17.97
82.78
65.30
0.4750
3.4770x104
88.22
DAFTAR PUSTAKA
Anggraningrum IT.1996. Model adsrpsi ion
kompleks koordinasi nikel (II) pada
permukaan alumina [tesis]. Jakarta:
Magister Sains Ilmu Kimia. Universitas
Indonesia.
[ASTM] American Society for Testing
Materials. 1995. Standard practice for
determination of adsorptive capacity of
acyivated carbon of aqueous phase
isotherm technique. Vol 15 (1). UK.
Atkins PW. 1994. Physical Chemistry. Ed ke-5.
England: Oxford Univ Pr.
Bird T. 1993. Kimia Fisik untuk Universitas.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
10
obat.
[13
11
LAMPIRAN
12
Ampas teh
Pembuatan serbuk
Pencucian asam
Pencucian basa
Pencucian etanol
13
Kadar air
(%)
22.44
23.83
24.39
1
57.0427
56.8162
1.0093
2
59.4972
59.2578
1.0047
3
60.7192
60.4733
1.0082
Keterangan:
a: bobot sampel dan cawan petri sebelum dikeringkan
b: bobot sampel dan cawan petri sesudah dikeringkan
c: bobot sampel
Absorbans
0.7
y = 0.0411x - 0.0270
0.0000
0.0017
0.0315
0.0575
0.1013
0.1068
0.4485
0.5784
0.5
R = 0.9826
Absorbans
Konsentrasi
(ppm)
0.0
0.5
1.0
2.0
4.0
5.0
10.0
15.0
0.3
0.1
-0.1 0
10
15
20
Konsentrasi (ppm)
Absorbans
Konsentrasi
(ppm)
0.00
0.10
0.25
0.50
1.00
1.50
2.00
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
y = 0.4254x + 0.0018
2
R = 0.9982
0.5
1.5
Konsentrasi (ppm)
2.5
14
Co
(ppm)
1
5
10
20
25
TA
Absorbans
akhir
0.0969
0.2034
0.3851
0.6345
0.5986
C (ppm)
3.0150
5.6058
10.0268
16.0949
15.2214
Co
(ppm)
1
5
10
20
25
AB
Absorbans
akhir
0.1367
0.2708
0.4976
0.8013
0.7447
C (ppm)
3.9830
7.2457
12.7640
20.1533
18.7762
Co
(ppm)
1
5
10
20
25
AE
Absorbans
akhir
0.0757
0.2034
0.4365
0.7594
0.8539
C (ppm)
2.4988
5.6058
11.2774
19.1338
21.4331
Co (ppm)
1
5
10
20
25
Absorbans
akhir
0.0799
0.1831
0.3706
0.7212
0.8297
C (ppm)
Log C
X (mg)
X/M (mg/g)
Log X/M
2.6010
5.1119
9.6740
18.2044
20.8443
0.4151
0.7086
0.9856
1.2602
0.3190
0.0362
0.1796
0.4156
0.0815
0.4490
1.0390
-1.0888
-0.3477
0.0166
Co (ppm)
1
5
10
20
25
Absorbans
akhir
0.0070
0.0214
0.0168
0.0343
0.0114
C (ppm)
Log C
X (mg)
X/M (mg/g)
Log X/M
0.8273
1.1776
1.0657
1.4915
0.9373
-0.0823
0.0710
0.0276
0.1736
-0.0295
0.0173
0.3822
0.8934
1.8509
2.4065
0.1730
3.8220
8.9340
18.5090
24.0650
-0.7619
0.5823
0.9510
1.2674
1.3814
Co (ppm)
0.5
1
5
10
Absorbans
akhir
0.0958
0.1079
0.0726
0.0820
C (ppm)
Log C
X (mg)
X/M (mg/g)
Log X/M
0.2210
0.2924
0.1664
0.1885
-0.6556
-0.3031
-0.7788
-0.7247
0.0279
0.0751
0.4834
0.9811
0.1395
0.6755
2.4170
4.9205
-0.8554
-0.4254
0.3833
0.3920
Co (ppm)
0.5
1
5
10
Absorbans
akhir
0.0747
0.0241
0.0353
0.0381
C (ppm)
Log C
X (mg)
X/M (mg/g)
Log X/M
-0.7660
-1.2807
-1.1051
-1.0691
0.0425
0.0948
0.4921
0.9915
0.0425
0.0948
0.4921
0.9915
0.4250
0.9480
4.9210
9.9150
-0.3716
-0.0232
0.6920
0.9963
15
Co (ppm)
0.5
1
5
10
Absorbans
akhir
0.0585
0.0506
0.0799
0.0757
C (ppm)
Log C
X (mg)
X/M (mg/g)
Log X/M
0.1333
0.1147
0.1360
0.1737
-0.8752
-0.9404
-0.7361
-0.7602
0.0367
0.0885
0.4816
0.9826
0.1835
0.4425
2.4080
4.9130
-0.7364
-0.3541
0.3816
0.6523
X (mg)
X/M (mg/g)
Log X/M
0.0458
0.0915
0.4850
0.9897
0.4580
0.9150
4.8500
9.8970
-0.3391
-0.0386
0.6857
0.9955
Co (ppm)
0.5
1
5
10
Absorbans
akhir
0.0195
0.0381
0.0655
0.0458
C (ppm)
0.0416
0.0853
0.1497
0.1034
Log C
-1.3809
-1.0691
-0.8248
0.9897
Absorbans
akhir
0.0035
0.0017
0.0079
0.0061
C (ppm)
Log C
X (mg)
X/M (mg/g)
Log X/M
0.0040
-0.0002
0.0143
0.0101
-2.3979
0.0496
0.2480
-0.6050
-1.8447
-1.9957
0.4986
0.9990
2.4930
4.9950
0.3967
0.6985