Anda di halaman 1dari 25

HERNIOPLASTI BILAYER MESH

REFERAT

Pembimbing :
dr. Eka Swabhawa Uttama, Sp.B
Oleh :
Modya Septiana
030.11.194

KEPANITERAAN KLINIK BEDAH


PERIODE 14 SEPTEMBER 2015 22 NOVEMBER 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI
JAKARTA, 23 OKTOBER 2015

LEMBAR PERSETUJUAN

Referat dengan judul :


Hernioplasti Bilayer Mesh

Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing sebagai


syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik ilmu bedah
di RSUP Fatmawati periode 14 September 2015 22 November 2015

Pada Hari ................, Tanggal ......................................... 20...

Jakarta, ... November 2015


Pembimbing,

(dr. Eka Swabhawa Uttama, Sp.B)

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
karunia-Nya referat dengan judul Hernioplasti Bilayer Mesh dapat selesai dengan
semestinya. Referat ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam untuk
menyelesaikan kepaniteraan klinik ilmu bedah di RSUP Fatmawati periode 14 September
2015 22 November 2015
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui
defek atau bagian lemah dari bagian muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas
cincin, kantong dan isi hernia. Semua hernia terjadi melalui celah lemah atau kelemahan
yang potensial pada dinding abdomen yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan
intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan. Hernia tetap merupakan problem kesehatan
yang tidak bisa lepas dari problem sosial, banyak orang dengan tonjolan di lipat paha ke
dukun sebelum dibawa ke rumah sakit atau dokter; adapula sebagian masyarakat yang merasa
malu bila penyakitnya diketahui orang lain sakit demikian, sehingga hal-hal inilah yang
kadangkala memperlambat penanganan hernia. Problem kedokteran yang penting adalah
bagaimana mengurangi frekuensi timbulnya hernia
Salah satu penanganan yang dilakukan pada pasien hernia adalah herniotomi atau
herniorafi. Dampak kesehatan yang ditimbulkan pada pasien yang dilakukan herniorafi di
antaranya nyeri, aktivitas intoleran, dan resiko terjadinya infeksi. Penulis bermaksud untuk
mengambil topik mengenai salah satu tindakan operatif terhadap hernia, yakni Hernioplasti
Bilayer Mesh.
Seperti pepatah tiada gading yang tak retak, penulis menydari bahwa tulisan ini
masih memiliki banyak kekurangan, bahkan jauh dari sempurna. Kritik dan saran sangat
diharapkan penulis guna menyempurnakan tulisan ini pada kesempatan-kesempatan
berikutnya. Penulis menaruh harapan besar agar karya tulis ini dapat memberikan manfaat
bagi semua yang membutuhkannya.
Jakarta, Oktober 2015
Penulis,
Modya Septiana
030.11.194

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan.1,2
Hernia adalah adanya penonjolan peritoneum yang berisi alat visera dari rongga
abdomen melalui suatu lokus minoris resistensi baik bawaan maupun didapat. Hernia tetap
merupakan problem kesehatan yang tidak bisa lepas dari problem sosial, banyak orang
dengan tonjolan di lipat paha ke dukun sebelum dibawa ke rumah sakit atau dokter; adapula
sebahagian masyarakat yang merasa malu bila penyakitnya diketahui orang lain sakit
demikian, sehingga hal-hal inilah yang kadangkala memperlambat penanganan penyakit dan
khususnya hernia. Problem kedokteran yang penting adalah bagaimana mengurangi frekuensi
timbulnya hernia inguinalis.1,3
Pada saat ini hampir semua hernia dikoreksi dengan pembedahan, kecuali bila ada
kontraindikasi bermakna yang menolaknya. Hernia timbul dalam sekitar 1,5 % populasi
umum di Amerika Serikat, dan 537.000 hernia diperbaiki dengan pembedahan pada tahun
1980.
Salah satu penanganan yang dilakukan pada hernia adalah herniotomi atau herniorafi.
Dampak kesehatan yang ditimbulkan pada pasien yang dilakukan herniorafi diantaranya
nyeri, aktivitas intoleran dan resiko terjadinya infeksi.1,2
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Reposisi
dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan
tangan kanan mendorongnya ke arah cincin dengan sedikit tekanan perlahan yang tetap
sampai terjadi reposisi.
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang
rasional. Prinsip dasar operasi hernia terdiri atas herniotomi dan hernioplastik.
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong
dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia
dijahit ikat setinggi mungkin lalu di potong.
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting dalam mencegah
terjadinya residif dibandingkan herniotomi.

Dikenal beberapa metode dalam hernioplasti yaitu menurut metode Bassini dan
metode Mc Vay. Akan di jelaskan lebih lanjut pada penatalaksanaan. Metode Bassini
merupakan teknik herniorofi yang pertama dipublikasikan tahun 1887. Tapi pada teknik
Bassini dan teknik lain yang berupa variasi teknik herniotomi Bassini adalah terdapatnya
regangan berlebihan dari otot-otot yang dijahit.
Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun delapan puluhan dipopulerkan pendekatan
operasi bebas regangan. Pada teknik ini digunakan prostesis mesh untuk memperkuat fasia
tranversalis yang membentuk dasar kanalis inguinalis tanpa menjahitkan otot-otot ke inguinal
atau yang sering di sebut dengan Tension Free Repair With Mesh. Mesh ini dapat
memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan disekitar fascia.
Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1
persen.Adapun juga operasi hernia yang lain adalah Laparoscopic yang makin populer dalam
beberapa tahun ini. 1,4
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang penulisan, maka diperoleh rumusan

masalah-masalah sebagai berikut.

Apa yang dimaksud dengan hernia?


Tindakan apa yang perlu dilakukan pada pasien dengan hernia?
Apa yang dimaksud Hernioplasti Bilayer Mesh?
Apakah komplikasi yang terjadi pada tindakan hernioplasti bilayer mesh?
1.3

Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui gambaran umum dari penyakit hernia dan tindakan-tindakan medis
yang diperlukan dalam penanganan kasus hernia
1.3.1 Tujuan Khusus
Mengetahui prosedur hernioplasti bilayer-mesh
Mengetahui teknik teknik hernia repair
1.4

Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat untuk Ilmu Pengetahuan


Tulisan ini diharapkan dapat melengkapi referensi kepustakaan dan memperluas
khazanah ilmu pengetahuan yang telah ada.
1.4.2 Manfaat untuk Profesi

Tulisan ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan dan pertimbangan
untuk kalangan mahasiswa/i kedokteran, profesi medis, atau pun profesi lainnya yang
berkaitan dengan ilmu kesehatan pada umumnya yang ingin mengembangkan penulisan,
melakukan penelitian atau mengembangkan penelitian-penelitian yang telah ada.
1.4.3 Manfaat untuk Masyarakat
Tulisan ini diharapkan dapat memperluas wawasan masyarakat yang ingin mengetahui
hal-hal yang berkaitan dengan penyakit hernia dan hernioplasti bilayer mesh.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Hernia ialah penonjolan dari suatu struktur / bentuk, viscus atau organ dari tempat
yang seharusnya ; protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga bersangkutan.2
Hernia dapat terjadi diantara dua rongga yang saling berdekatan seperti abdomen dan
toraks atau ke dalam bagian dari suatu rongga yang demikian disebut hernia internal. Hernia
yang paling sering adalah yang eksternal dari dinding abdomen di inguinal, femoral, dan
umbilicus3. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari
lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut, yang normalnya tidak dapat dilewati.2,4

2.2 EPIDEMIOLOGI HERNIA


Hernia terdapat 6 kali lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. Pada pria, 97 %
dari hernia terjadi di daerah inguinalis, 2 % sebagai hernia femoralis dan 1% sebagai hernia
umbilicalis. Pada wanita variasinya berbeda, yaitu 50 % terjadi pada daerah inguinalis, 34 %
pada canalis femoralis dan 16 % pada umbilicus.2,3
Tempat umum hernia adalah lipat paha, umbilikus, linea alba, garis semilunaris dari
Spiegel, diafragma, dan insisi bedah. Tempat herniasi lain yang sebanding tetapi sangat
jarang adalah perineum, segitiga lumbal superior dari Grynfelt, segitiga lumbal inferior dari
Petit, dan foramen obturator serta skiatika dari pelvis.
2.3 ANATOMI
Regio inguinalis untuk beberapa struktur merupakan tempat peralihan dari daerah
perut ke organ-organ kelamin luar dan ke tungkai bagian atas. Garis pemisah anatomis antara
kedua daerah tersebut dibentuk oleh ligamentum inguinale (poupart) yang terletak diantara
tuberculum ossis pubikum, pada sisi medialnya dan spina illiaka anterior posterior, pada sisi

lateralnya. Sebenarnya ligamentum inguinale ini merupakan tempat pertemua fascia yang
menutupi permukaan perut dan fascia yang menutupi permukaan tungkai (fascia lata).
Di atas ligamentum inguinale, funikulus spermatikus meninggalkan rongga perut
melalui anulus inguinalis profundus yang terletak disebelah lateral. Funikulus spermaticus ini
menembus dinding perut melalui kanalis inguinalis yang terletak sejajar dengan ligamentum
inguinale dan berada di bawah kulit dalam annulus inguinalis superfisialis yang terletak
disebelah medial. Lubang yang disebutkan belakangan ini dengan mudah dapat diraba
dibawah kulit pada dinding perut, kalau scrotum didorong kedalam, serta meraba di atas
lipatan inguinale.4,5,6
* Kanalis Inguinalis
Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan terletak 2-4 cm
kearah caudal lagamentum inguinal. Kanal melebar diantara cincin internal dan eksternal.
Kanalis inguinalis mengandung salah satu vas deferens atau ligamentum uterus. Funikulus
spermatikus terdiri dari serat-serat otot cremaster, pleksus pampiniformis, arteri testicularis n
ramus genital nervus genitofemoralis, ductus deferens, arteri cremaster, limfatik, dan
prosesus vaginalis. 6
Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks anatomi tiga dimensi. Kanalis
inginalis berjalan dari lateral ke medial, dalam ke luar dan cepal ke caudal. Kanalis inguinalis
dibangun oleh aponeurosis obliquus ekternus dibagian superficial, dinding inferior dibangun
oleh ligamentum inguinal dan ligamentum lacunar. Dinding posterior (dasar) kanalis
inguinalis dibentuk oleh fascia transfersalis dan aponeurosis transverses abdominis. Dasar
kanalis inguinalils adalah bagian paling penting dari sudut pandang anatomi maupun bedah.5,6
Pembuluh darah epigastric inferior menjadi batas superolateral dari trigonum
Hesselbach. Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membrane rectus, dan ligamentum
inguinal menjadi batas inferior. Hernia yang melewati trigonum Hesselbach disebut sebagai
direct hernia, sedangkan hernia yang muncul lateral dari trigonum adalah hernia indirect.4

* Aponeurosis Obliqus External

Aponeurosis otot obliquus eksternus dibentuk oleh dua lapisan: superficial dan
profunda. Bersama dengan aponeorosis otot obliqus internus dan transversus abdominis,
mereka membentuk sarung rectus dan akhirnya linea alba. external oblique aponeurosis
menjadi batas superficial dari kanalis inguinalis. Ligamentum inguinal terletak dari spina
iliaca anterior superior ke tuberculum pubicum. 5,6

* Otot Oblique internus


Otot obliq abdominis internus menjadi tepi atas dari kanalis inguinalis . bagian medial
dari internal oblique aponeurosis menyatu dengan serat dari aponeurosis transversus
abdominis dekat tuberculum pubicum untuk membentuk conjoined tendon. adanya conjoined
tendon yang sebenarnya te;ah banyak diperdebatkan, tetapi diduga oleh banyak ahli bedah
muncul pada 10% pasien. 4,5,6

* Fascia Transversalis
Fascia transversalis dianggap suatu kelanjutan dari otot transversalis dan
aponeurosisnya. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki 2 lapisan: "The
fascia transversalis dapat dibagi menjadi dua bagian, satu terletak sedikit sebelum yang
lainnya, bagian dalam lebih tipis dari bagian luar; ia keluar dari tendon otot transversalis pada
bagian dalam dari spermatic cord dan berikatan ke linea semulunaris.5,6

. Fascia Transversalis
* Ligamentum Cooper
Ligamentum Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dan dibentuk oleh
ramus pubis dan fascia. Ligamentum cooper adalah titik fixasi yang penting dalam metode
perbaikan laparoscopic sebagaimana pada teknik McVay. 5

* Preperitoneal Space
preperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, lymphatics, pembuluh darah dan saraf.
Saraf preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah adalah nervus cutaneous femoral
lateral dan nervus genitofemoral. nervus cutaneous femoral lateral berasal dari serabut L2 dan
L3 dan kadang cabang dari nervus femoralis. Nervus ini berjalan sepanjang permukaan
anterior otot iliaca dan dibawah fascia iliaca dan dibawah atau melelui perlekatan sebelah
lateral ligamentum inguinal pada spina iliaca anterior superior.6
Nervus genitofemoral biasanya berasal dari L2 atau dari L1 dan L2 dan kadang dari
L3. Ia turun didepan otot psoas dan terbagi menjadi cabang genital dan femoral. Cabang
genital masuk ke kanalis inguinalis melalui cincin dalam sedangkan cabang femoral masuk
ke hiatus femoralis sebelah lateral dari arteri. ductus deferens berjalan melalui preperitoneal
space dari caudal ke cepal dan medial ke lateral ke cincin interna inguinal.
Jaringan lemak, lymphatics, ditemukan di preperitoneal space, dan jumlah jaringan
lemak sangat bervariasi.1,4,5,6

2.4 ETIOLOGI
Penyebab terjadinya hernia:1,4,5,7
1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian dalam hidup.
2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3. Kongenital
a. Hernia congenital sempurna
Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempa t

tempat tertentu.

b. Hernia congenital tidak sempurna


Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi dia mempunyai defek pada
tempat -tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (0 1 tahun) setelah lahir akan
terjadi

hernia

melalui

defek

tersebut

karena dipengaruhi

oleh

kenaikan

tekanan

intraabdominal (mengejan, batuk, menangis).


4. Aquisial adalah hernia yang buka disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi disebabkan
oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya, antara lain :
a. Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak dialami oleh pasien yang
sering mengejan yang baik saat BAB maupun BAK.
b. Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan ikatnya
yang sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia karena
\banyaknya jaringan lemak pada tubuhnya yang menambah beban kerja jaringan
ikat penyokong pada LMR
c. Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.
d. Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan intraabdominal.
2.5 KLASIFIKASI HERNIA

Hiatal Hernia
Epigastric Hernia
Umbilical Hernia
- Incisional Hernia
- Parastomal Hernias
Spieghel Hernia
Inguinal Hernia
Femoral Hernia

Hernia Types

1. Berdasarkan terjadinya3,6
a. Pada hernia congenital, sebelumnya telah terbentuk kantong yang terjadi sebagai akibat
dari perintah atau gangguan proses perkembangan intrauterine paten prosesus vaginalis
adalah salah satu contohnya
b.Hernia dapatan atau akuisita, terdapat dua tipe hernia akuisita3,6

Hernia primer : terjadi pada titik lemah yang terjadi alamiah, seperti pada :
o Struktur yang menembus dinding abdomen : seperti pembuluh darah femoralis
yang melalui kanalis femoralis.
o Otot dan aponeurosis yang gagal untuk saling menutup secara normal, seperti
pada regio lumbal
o Jaringan fibrosa yang secara normal berkembang untuk menutup defek, seperti

pada umbilikus
Hernia Sekunder : terjadi pada tempat pembedahan atau trauma pada dinding, seperti
pada laparatomi dan trauma tembus

2. Hernia berdasarkan gambaran klinis, komplikasi yang terjadi:3


a. hernia reponibel
Hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk, tetapi kantungnya menetap. Isinya tidak
serta merta muncul secara spontan, namun terjadi bila disokong gaya gravitasi atau tekanan
intraabdominal yang meningkat. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika
berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.8
b.Hernia Ireponibel
Isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam rongga perut. Ini biasanya disebabkan
oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta.
Dapat juga terjadi karena leher yang sempit dengan tepi yang kaku (misalnya pada : femoral,
umbilical). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun sumbatan usus. Hernia ireponibel
mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadi obstruksi dan strangulasi daripada hernia
reponibel.3
c. Hernia Strangulata
Suplai darah untuk isi hernia terputus. Kejadian patologis selanjutnya adalah oklusi vena dan
limfe; akumulasi cairan jaringan (edema) menyebabkan pembengkakan lebih lanjut ; dan
sebagai konsekuensinya peningkatan tekanan vena. Terjadi perdarahan vena, dan berkembang
menjadi lingkaran setan, dengan pembengkakan akhirnya mengganggu aliran arteri.
Jaringannya mengalami iskemi dan nekrosis. Jika isi hernia abdominal bukan usus, misalnya
omentum, nekrosis yang terjadi bersifat steril, tetapi strangulasi usus yang paling sering

terjadi dan

menyebabkan nekrosis yang terinfeksi (gangren). Mukosa usus terlibat dan

dinding usus menjadi permeabel terhadap bakteri, yang bertranslokasi dan masuk ke dalam
kantong dan dari sana menuju pembuluh darah. Usus yang infark dan rentan, mengalami
perforasi (biasanya pada leher pada kantong hernia) dan cairan lumen yang mengandung
bakteri keluar menuju rongga peritonial menyebabkan peritonitis. Terjadi syok sepsis dengan
gagal sirkulasi dan kematian. Bila strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus,
hernianya disebut hernia Richter. Ileus obstruksi mungkin parsial atau total, sedangkan
benjolan hernia tidak ditemukan dan baru terdiagnosis pada waktu laparatomi. Komplikasi
hernia Richter adalah strangulasi sehingga terjadi perforasi usus, dan pada hernia
femoralistampak seperti abses di daerah inguinal.6
3. hernia menurut letak penonjolannya
a. Hernia inguinalis lateralis/ indirek
Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia lateralis karena keluar dari rongga peritoneum
melalui anggulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior,
kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut,
tonjolan akan sampai ke scrotum, ini disebut hernia scrotalis. Kantong hernia berada didalam
muskulus kremaster terletak anteromedial terhadap vas deferant dan struktur lain dalam tali
sperma.5

b. Hernia inguinalis medialis/ direk


Hernia inguinalis direk disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol langsung kedepan
melalui segitiga Hesselbach, daerah yang dibatasi oleh ligamentum inguinale.5,6

2.6 DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk,
bersin atau mengedan dan menghilang setelah berbaring. Pada hernia inguinal lateralis muncul
benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong.
Hernia skrotalis yaitu benjolan yang terlihat sampai skrotum yang merupakan tojolan lanjutan
dari hernia inguinalis lateralis. Pada hernia inguinalis medialis tonjolan biasanya terjadi
bilateral, berbentuk bulat.6
Palpasi
Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum ditekan lalu pasien disuruh mengejan.
Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka dapat diasumsikan bahwa ituhernia inguinalis
medialis.Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum ditekan lalu pasien disuruh
mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita tekan maka dapat diasumsikan sebagai
nernia inguinalis lateralis. Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis
inguinalis) ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateralnya berarti hernia
inguinalis lateralis jika di medialnya hernia inguinalis medialis.1
Pada hernia inguinalis, kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba padafunikulus
spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini disebut sarung tanda sarung
tangan sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau
ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi pada waktu jari masih berada dalam annulus
eksternus, pasien mulai mengedan kalau hernia menyentuh ujung jari
inguinalis

lateralis

dan

kalau

samping

jari

yang

berarti

hernia

menyentuh menandakan hernia

inguinalis medialis. lipat paha dibawah ligamentum inguinal dan lateral tuberkulum pubikum.
Perkusi
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan hernia
strangulata.1,6

Auskultasi
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang mengalami
obstruksi usus (hernia inkarserata).8
Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test dan Tumb test.
Cara pemeriksaannya sebagai berikut :3,9
Pemeriksaan Finger Test:

menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.


Dimasukkan lewat skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.
Penderita disuruh batuk
Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

Bila

impuls

disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.

Gambar: finger test


Pemeriksaan Ziemen Test:
Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh penderita).
Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada:
jari ke 2 merupakan hernia inguinalis lateralis, jari ke 3 merupakan hernia ingunalis
medialis, jari ke 4 merupakan hernia femoralis.

Gambar: Ziement test


Pemeriksaan Thumb Test:

anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan
bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.
Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis

Gambar: Thumb test


Pemeriksaan penunjang
Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi, sebagai berikut: Leukocytosis dengan shift tthe
left yang menandakan strangulasi. Elektrolit,kadar kreatinin yang

tinggi

akibat

muntah-

muntah dan menjadi dehidrasi. Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari
traktus genitourinarius yang menyebabkan nyeri lipat paha.
Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan pada pemeriksaan rutin hernia.Ultrasonografi


dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada lipat paha atau dinding abdomen dan
juga

membedakan

penyebab

pembengkakan

testis. Pemeriksaan Ultrasound pada daerah

inguinal dengan pasien dalam posisi supine dan posisi berdiri dengan manuver valsafa
dilaporkan memiliki sensitifitas dan spesifisitas diagnosis mendekati 90%. Pemeriksaan
ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia inkarserata dari suatu nodus limfatikus
patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang teraba di inguinal. Pada pasien yang sangat
jarang dengan nyeri inguinal tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi yang menunjukkan hernia
inguinalis. 9
2.7 Diagnosis banding
1. Hidrokel testis/funikulokel.
2. Varikokel
3. Limfadenopati inguinal
4. Abses inguinal
2.8 PENATALAKSANAAN
Terapi hernia secara umum terbagi menjadi dua, yakni :
1. Konservatif
- Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan
tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat dan menetap
sampai terjadi reposisi
- Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi Trendelenburg, pemberian
sedatif parenteral, kompres es di atas hernia, kemudian bila berhasil, anak boleh
menjalani operasi pada hari berikutnya.
- Bantal penyangga, bertujuan untuk menahan hernia yang telah direposisi dan harus
dipakai seumur hidup. Namun cara ini sudah tidak dianjurkan karena merusak kulit dan
otot abdomen yang tertekan, sedangkan strangulasi masih mengancam.
2. Operatif
- Anak-anak : Herniotomy
Karena masalahnya pada kantong hernia, maka dilakukan pembebasan kantong hernia
sampai dengan lehernya, dibuka dan dibebaskan isi hernia, jika ada perlekatan lakukan
reposisi, kemudian kantong hernia dijahit setinggi-tinggi mungkin lalu dipotong.
Karena herniotomi pada anak-anak sangat cepat dan mudah, maka kedua sisi dapat
direparasi sekaligus jika hernia terjadi bilateral
- Dewasa : Herniorrhaphy, dengan teknik-teknik meliputi :

Perawatan kantung hernia dan isi hernia


Penguatan dinding belakang (secara Bassini, Marcy Ferguson, Halsted / Kirchner,
Lotheissen-Mc Vay (Coopers ligament

repair),

Shouldice, Tension free

herniorrhaphy)
Berliner repair
The Lichtenstein repair
The Wilkinson Technique
Abrahamson Nylon Darn Repair
Lichtenstein Plastic Screen Reinforcement
Minimally Invasive Surgery (Laparoscopy), seperti TAPP = Trans Abdominal Pre
Peritoneal dan TEP = Total Extra Peritoneal.

Teknik-teknik operasi hernia


Tujuan operasi adalah menghilangkan hernia dengan cara membuang kantung dan
memperbaiki dinding abdomen.
Adapun teknik-teknik operasi hernia ada beberapa cara, yaitu:
Marcy dikenal dengan ligasi sederhana dengan diangkat tinggi kantungnya, melewati
inguinal yang dikombinasi dengan pengikatan cincin interna. Lebih sering digunakan pada
anak-anak.
Bassini, dahulu metode yang sering digunakan, dengan cara conjoint tendon didekatkan
dengan ligamentum Pouparts dan spermatic cord diposisikan seanatomis mungkin mungkin
di bawah aponeurosius muskulus oblikuus eksterna.
Halsted, menempatkan musculus obliquus ekterna di antara cord

kebalikannya cara

Basssini.
Mc Vay, di kenal dengan metode ligamentum Cooper, meletakkan conjoint tendon lebih
posterior dan inferior terhadap ligamentum Cooper. (10,11).
Berdasarkan pendekatan operasi, banyak teknik herniorraphy dapat dikelompokkan
dalam 4 kategori utama :
o Kelompok 1: Open Anterior Repair 3,9,12
Kelompok 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice) melibatkan pembukaan
aponeurosis otot obliquus abdomins ekternus dan membebaskan funikulus spermatikus. fascia
transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah direct dan indirect.
Kantung hernia biasanya diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruksi.

Teknik Bassini 8.12


Komponen utama dari teknik bassini adalah

Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis ingunalis hingga

ke cincin ekternal
Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia indirect

sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia direct.
Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia

transversalis)
Melakukan ligasi kantung hernia seproksimal mungkin
Rekonstuksi didinding posterior dengan menjahit

fascia

tranfersalis,

otot

transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum inguinalis lateral.

Gambar. McVay open anterior repair.


Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka dalam rekontruksi, tetapi semuanya
menggunakan jahitan permanen untuk mengikat fascia disekitarnya dan memperbaiki dasar
dari kanalis inguinalis, kelemahannya yaitu tegangan yang tejadi akibat jahitan tersebut,
selain dapat menimbulkan nyeri juga dapat terjadi neckosis otot yang akan menyebakan
jahitan terlepas dan mengakibatkan kekambuhan
o Kelompok 2: Open Posterior Repair 10
Posterior repair (iliopubic tract repair dan teknik Nyhus) dilakukan dengan membelah lapisan
dinding abdomen superior hingga ke cincin luar dan masuk ke properitoneal space. Diseksi
kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis. Perbedaan utama antara teknik ini
dan teknik open anterior adakah rekonrtuksi dilakukan dari bagian dalam. Posterior repair

sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari
operasi sebelumnya. Operasi ini biasanya dilakukan dengan anastesi regional atau anastesi
umum.
o kelompok 3: Tension-Free Repair With Mesh 10,12
Kelompok 3 operasi hernia (teknik Lichtenstein dan Rutkow ) menggunakan pendekatan awal
yang sama degan teknik open anterior. Akan tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk
memperbaiki defek , tetapi menempatkan sebuah prostesis, mesh yang tidak diserap. Mesh ini
dapat memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan disekitar
fascia. Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan dilaporkan kurang
dari 1 persen. Beberapa ahli bedah meragukan keamanan jangka panjang penggunaan implant
prosthesis, khususnya kemungkinan infeksi atau penolakan. Akan tetapi pengalaman yang
luas dengan mesh telah mulai menghilangkan anggapan ini, dan teknik ini terus popular.
Teknik ini dapat dilakukan dengan anestesi local, regional, atau general.

Gambar 11. Open mesh repair


Mesh merupakan bahan anyaman steril yang dirancang secara permanen dalam tubuh.
Fungsi utama mesh adalah untuk menstabilkan dan memperkuat jaringan, sebagai penahan
untuk mendukung organ prolaps, dan dapat menstimulasi pertumbuhan jaringan baru. Mesh
bisa dalam bentuk patch yang berjalan di bawah atau di atas kelemahan, atau dapat dalam
bentuk plug yang masuk ke dalam lubang. Mesh sangat kokoh dan kuat, namun sangat
tipis. Hal ini juga lembut dan fleksibel untuk memungkinkan untuk dengan mudah
menyesuaikan diri dengan tubuh gerakan, posisi, dan ukuran.
Mesh umumnya tersedia dalam berbagai ukuran dan sering dapat dipotong untuk
ukuran. Tergantung pada teknik perbaikan yang digunakan, mesh ditempatkan baik di bawah
atau di atas defek pada dinding perut dan diadakan di tempat oleh beberapa jahitan. Mesh

bertindak sebagai "bangunan untuk pertumbuhan baru jaringan pasien sendiri, yang akhirnya
menggabungkan mesh ke daerah sekitarnya. 11
ethicon menciptakan banyak produk jala inovatif yang dirancang untuk efektivitas dan
kenyamanan pasien. Beberapa produk mesh yang paling populer digunakan saat inguinal,
ventral dan pusar perbaikan hernia.
Beberapa jenis mesh:11,13
1. ULTRAPRO Hernia System (UHS)
Hernia ULTRAPRO Sistem (UHS) adalah sebuah perangkat yang dapat diserap
sebagian. Mesh ini terdiri mempunyai struktur 3dimensi yaitu terdiri onlay patch, connector,
dan underlay patch digunakan untuk memperkuat atau melapisi defek pada dinding perut
dengan memberikan dukungan permanen dari dinding perut selama dan setelah penyembuhan
luka. Mesh ULTRAPRO ringan, namun kuat, fleksibel dan nyaman. Telah dilaporkan bahwa
terjadi perunan tingkat kekambuhan hernia dengan memakai UHS, menjadi kurang dari 0,1%
dibandingkan dengan mesh lainnya angka kekambuhan sekitar 1%.

2. PROLENE Polypropylene Hernia System (PHS)


Hernia PROLENE (polyprolene) Sistem adalah perangkat steril yang dibentuk tiga
dimensi, perangkat dibangun dari patch onlay dihubungkan dengan silinder jala ke lapisan
bawah melingkar Patch. PHS dibentuk dari filamen polypropylene yang tidah diserap.

3. ULTRAPRO Partially Absorbable Lightweight Mesh

Mengurangi resiko komplikasi dibandingkan dengan mesh yang lebih berat : Penelitian dari
International Mesh Hernia Registry ( IHMR ) , menunjukkan rendahnya tingkat komplikasi
intra dan pasca operasi , seperti seromas , dan kekambuhan ( < 1 % ) setelah 1 tahun. Dalam
studi yang sama , pasien yang dilakukan perbaikan hernia dengan UltraPro Mesh dilaporkan
penurunan

keterbatas gerak dan

rasa sakit setelah operasi. Inflamasi lebih minimal

dibandingkan jala yang berat. Desain yang berpori dapat mengalirkan cairan sehingga ,
mengurangi risiko seroma yang dapat menyebabkan infeksi. Dapat menahan 2x lebih besar
tekanan perut maksimum.

KOMPLIKASI PEMASANGAN MESH


Beberapa efek samping yang mungkin dapat terjadi seperti reaksi inflamasi terhadap
benda asing, pembentukan seroma, infeksi, pembentukan adhesi, pembentukan fistula ketika
mesh produk tertentu digunakan dalam perbaikan hernia. Penggunaan beberapa perangkat
mesh pada luka yang terinfeksi atau terkontaminasi dapat menyebabkan pembentukan fistula
dan / atau penolakan mesh, atau infeksi yang mungkin memerlukan pengangkatan mesh.
Mesh

umumnya tidak digunakan pada pasien dengan potensi pertumbuhan atau

ekspansi jaringan (seperti bayi atau anak-anak atau wanita yang mungkin hamil) mesh tidak
dapat meregang secara signifikan. 13
o Kelompok 4: Laparoscopic7,10
Operasi hernia Laparoscopic makin populer dalam beberapa tahun terakhir,tetapi juga
menimbulkan kontroversi. Pada awal pengembangan teknik ini, hernia diperbaiki dengan
menempatkan potongan mesh yang besar diregion inguinal diatas peritoneum. Teknik ini
ditinggalkan karena potensi obstruksi usus halus dan pembentuka fistel karena paparan usus
terhadap

mesh.Saat

ini

kebanyakan

teknik

laparoscopic

herniorrhaphies

dilakukan

menggunakan salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total


extraperitoneal (TEP) . pendekatan TAPP dilakukan dengan meletakkan trokar laparoscopic
dalam cavum abdomen dan memperbaiki region inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh
diletakkan dan kemudian ditutupi dengan peritoneum.sedangkan pendekatan TAPP adalah

prosedur laparoskopic langsung yang mengharuskan masuk ke cavum peritoneal untuk diseksi.
Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah bisa cidera selama operasi.

BAB III
KESIMPULAN
Hernia merupakan kasus tersering di bagian bedah abdomen sesudah appendicitis. Hernia
didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang
lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat
dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.

Hernia inguinalis dibagi dua jenis hernia inguinalis medialis/hernia inguinalis directa/
hernia inguinalis horizontal dan hernia inguinalis lateralis / hernia indirect/ hernia oblique.
Yang tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada laki-lai dan
yang paling sering adalah sebelah kanan.
Saat ini sudah di temukannya teknik operasi pada hernia yaitu dengan menggunakan
bilayer mesh. Namun di Indonesia masih sedikit yang menggunakan bilayer mesh ini. Satu
dari harga masih terlalu mahal. Dan persepsi masyarakat yang masih berpikiran bagaimana
suatu alat dimasukkan ke dalam tubuh.
Semenjak kemunculan mesh ini, mesh semakin di perbaharui. Dan efek samping
sudah mulai berkurang seperti infeksi dan nyeri pada saat setelah operasi. Tapi dengan
beberapa penelitian yang terbaru dengan menggunakan mesh ini. Operasi hernia akan lebih
cepat, penyembuhannya juga akan lebih cepat dan pasien akan lebih cepat beraktivitas
kembali setelah operasi herniotomy dengan mesh ini. Itupun di dukung dengan pengalaman
dokter bedah itu sendiri yang sudah sangat sering menggunakan mesh ini.

DAFTAR PUSTAKA
1

R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit
kedokteran EGC. Jakarta. 1997. Hal 700-718

buku

A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita Selekta Kedokteran.


Edisi III, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta. 2000. Hal 313-317

H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-356

Townsend, Countney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery. 17 th Edition.


Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.

Hernia:

Anatomy

and

management

Accede

on

Sept

2015.

Avaible

at

http://www.medscape/viewarticle/420354_4
6

A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita Selekta Kedokteran.


Edisi III, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta. 2000. Hal 313-317

Dr. P. Bhatia & Dr. S. J. John. Laparoscopic Hernia Repair (a step by step approach).
Edisi I. Penerbit Global Digital Services, Bhatia Global Hospital & Endosurgery
Institute. New Delhi. 2003. (Ebook, di akses 10 juli 2010)

Widjaja, H, Anatomi abdomen, Jakarta, EGC, 2007, Hal : 21-25.

C. Palanivelu. Operative Manual of Laparoscopic Hernia Surgery. Edisi I. Penerbit


GEM Foundation. 2004. Hal 39-58

10 Gary G. Wind. Applied Laparoscopic Anatomy (Abdomen and Pelvis). Edisi I. Penerbit
Williams & Wilkins, a Waverly Company. 1997.
11 http://www.ecatalog.ethicon.com/hernia-repair/view/ultrapro-hernia-system
12 Brian W. Ellis & Simon P-Brown. Emergecy surgery. Edisi XXIII. Penerbit Hodder
Arnold. 2006
13 http://www.ethicon360.com/products/ultrapro-hernia-system

Anda mungkin juga menyukai