Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN
Trauma kepala merupakan penyebab utama kematian di berbagai negara
di dunia, terutama pada kelompok usia di bawah 40 tahun. Di Negara
berkembang seperti Indonesia, seiring dengan kemajuan teknologi dan
pembangunan, frekuensi trauma kepala cenderung makin meningkat. Trauma
kepala merupakan suatu kegawatan yang paling sering dijumpai di unit gawat
daruratsuaturumahsakit. No head injury is so serious that it should be despaired
of,

nor

so

trivial

as

to

be

bahwatidakadacederakepala

lightly

yang

ignored,

menurut

Hippocrates

perludikhawatirkanserius

bisakitaputusharapandantidakadajugakeluhan

yang

yang

dapatkitaabaikan.

(Karbakhsh, Zandi, Rouzrokh, Zarei, 2009)


Trauma
kongenital

yang

kepaladidefiniskansebagai
terjadiakibat

trauma

trauma
yang

non

degeneratif-non

mencederaikepala

yang

kemungkinanberakibatgangguankognitif,

fisik,

danpsikososialbaiksementaraataupermanen

yang

berhubungandenganberkurangatauberubahnyaderajatkesadaran.
Mekanismedaricederakepalaitusendiridapatberasaldaricederalangsungkejaringan
otak,

rudapaksaluar

yang

mengenaibagianluarkepala

(tengkorak)

yang

menjalarkedalamotak, ataupunpergerakandarijaringanotak di dalamtengkorak.


Trauma

kepalaberperanpadakematianakibat

trauma,

mengingatkepalamerupakanbagian

yang

rentandanseringterlibatdalamkecelakaan.

Laki-laki

kali

lebihseringdibandingkanwanita, terutamapadakelompokusiaresikotinggi (usia 15


24 tahundan>75 tahun). Berdasarkanstudiepidemiologi, kecelakaansepeda
motor danviolence-related injuriesmerupakanpenyebab trauma kepala yang
paling sering(Thomas, 2006).
Pasiendengan

trauma

kepalamemerlukanpenegakan

diagnosis

sedinimungkin

agar

tindakanterapidapatsegeradilakukanuntukmenghasilkanprognosa

yang

baik.

Peranandiagnosaimajingjugadiperlukanterutamapadapasiendengantingkatresiko
sedang-berat.

Tujuanutamadaripemeriksaanimajingpadapasien

kepalaadalahuntukmengkonfirmasiadakahcederaintrakranial

trauma
yang

berpotensimengancamjiwapasienbilatidaksegeradilakukantindakan.

Hadirnyamodalitasimajingseperti

CT

telahmerevolusicaramengevaluasidiagnosa

trauma

Penelitianmenunjukkantindakanoperasipada
kepalaberatdalamrentangwaktu
dapatmenyelamatkankuranglebih

scan
kepala.
trauma

jam
70%

pertamasetelahkejadian,
pasien.

Sebaliknya,

tingkatmortalitasdapatnaiksampai 90% bilatindakanintervensidilakukanlebihdari 4


jam. Penegakandiagnosa trauma kepaladiperolehdenganpemeriksaanklinisawal
yang ditelitidantentuditunjangolehdiagnosaimajing.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

AnatomiKepala

2.1.1

KulitKepala
Kulitkepalaterdiridari 5 lapisan yang disebut SCALP yaitu:
1. Skin ataukulit
2. Connective tissue ataujaringanpenyambung
3. Aponeurosisataugaleaaponeurotika,merupakanjaringanikatyang
berhubunganlangsungdengantengkorak
4. Loose

connective

tissue

ataujaringanpenunjanglonggar

yang

merupakantempatterjadinyaperdarahansubgaleal
(hematomsubgaleal)
5. Pericranium.

Gambar 2.1LapisanKranium

2.1.2

TulangTengkorak

Tulangtengkorakterdiridarikubah

(kalvaria)

Tulangtengkorakterdiridaribeberapatulangyaitu
danoksipital

(Dunn

LT

et

al,

2000;

dan

frontal,
Netter

basis

parietal,
FH

et

kranii.
temporal

al,

2003).

Kalvariakhususnyadiregio temporal adalah tipis, namundisinidilapisiolehotot


temporalis.

Basis

craniiberbentuktidakrata

sehinggadapatmelukaibagiandasarotaksaatbergerakakibat

proses

akselerasidandeselerasi. Ronggatengkorakdasardibagiatas 3 fosa,yaitu:


1. Fosaanterior tempatlobusfrontalis
2. Fosa media tempatlobustemporalis
3. Fosa posterior tempatbagianbawahbatangotakdanserebelum

Anatomi normal tengkorakditunjukkanpadaGambar 1 danGambar 2.


Masalah

yang

paling

umumpadafototengkorakpolosadalahmembedakansuturatengkorakdarialurpemb
uluhdarahdanfraktur.

Suturautamaadalahkoronal,

Sebuahsuturajugaberjalandalambentukpelangi

di

sagital,
atastelinga.

danlambdoid.
Pada

orang

dewasa, suturaberbentuksimetrisdanmemilikitepi yang sklerotik (sangatputih).


Alurvaskularbiasanyaterlihatpadatampilan lateral danmeluaspadasisi posterior
dan

superior

darihanya

di

AlurvaskulartersebutmerupakangambarandariArteriMeningen
manajikaterjadi

trauma

depantelinga.
Media,

yang

kepaladapatmenyebabkanarteriinipecah,

sehinggadapatmenyebabkanterjadinyaperdarahan epidural.

Gambar 2.2FotoPolosKepaladariProyeksi Lateral dan AP

Gambar 2.2.1FotoPolosKepaladariProyeksi AP dan Lateral


2.1.3

Meningen
Meningenmerupakanselaput

yang

membungkusseluruhpermukaanotakdansumsumtulangbelakang.
Fungsimeningenyaitumelindungistruktursarafhalus yang membawa pembuluh
darah dan cairan sekresi (cairan serebrospinal), dan memperkecil benturan atau
getaran. Meningenterdiriatas 3 lapisan, yaitu:
a. Duramater (Lapisansebelahluar)
Duramatersecarakonvensionalterdiriatasdualapisanyaitulapisanperiosteal
danlapisan meningeal.Duramateradalahselaputkeras pembungkus otak yang
berasal

darijaringanikatfibrosa

yang

tebaldankuatsertamelekateratpadapermukaandalamdarikranium,
dibagiantengkorakterdiri dari selaput tulang tengkorak dan duramater propia
di bagian dalam. Duramater pada tempat tertentu mengandung rongga yang
mengalirkan darah vena dari otak, rongga ini dinamakan sinus longitudinal
superior

yang

terletak

diantarakeduahemisferotak.Arterimeningeaterletakantaraduramaterdanpermu
kaandalamdarikranium

(ruang

epidural).

Adanyafrakturdaritulangkepaladapatmenyebabkanlaserasipadaarteriarteriinidanmenyebabkanperdarahan

epidural.

Yang

palingseringmengalamicederaadalaharterimeningea

media

yang

terletakpadafosatemporalis (fosa media) (Snell RS, 2006).


b. Arachnoid (Lapisantengah)
Arachnoid adalahmembranimpermeabelhalus yang tipis dantembuspandang
yang meliputiotakdanterletak diantara piamater di sebelah dalam dan
duramater di sebelah luar. Ruang sub arachnoid pada bagian bawah
serebelum merupakanruangan yang agakbesardisebutsistermagna.
c. Piamater (Lapisansebelahdalam)
Piamatermerupakanselaput

tipis

melekateratpadapermukaanjaringanotak

yang
(korteksserebri).

Membranainimembungkussarafotakdanmenyatudenganepineuriumnya.
Arteri-arteri

yang

masukkedalamsubstansiotakjugadiliputiolehpia

mater.

Piameterberhubungandengan arachnoid melaluistrukturjaringanikat(Dunn LT


et al, 2000).

Gambar 2.3LapisanMeningen

American College of Surgeon Committe on Trauma. Cederakepala. Dalam:


Advanced Trauma Life Support for Doctors. IkatanAhliBedah Indonesia,
penerjemah. Edisi 7. Komisi trauma IKABI; 2004. 168-193.
Snell RS. Clinical Anatomy for Medical Student. 6th ed. Sugiharto L,
Hartanto H, Listiawati E, Susilawati, Suyono J, Mahatmi T, dkk, penerjemah.
AnatomiKlinikUntukMahasiswaKedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC: 2006.
740-59
5. Dunn LT, Teasdale GM. Head Injury. Dalam : Oxford Textbook of Surgery.
2nd ed. Volume 3. Oxford Press;2000.

Irwan O. Trauma Kepala. FakultasKedokteranUniversitas Riau. 2006.


Mansjoer A., Suprohaita, Wardhani WI., SetiowulanW. KapitaSelektaKedokteran.
EdisiKetiga. 2000. Jakarta: Media Aesculapius.

Anda mungkin juga menyukai