Record Teknik
Record Teknik
DAFTAR PUSTAKA
(tak taruh di depan aja biar gak kaya’ SKRIPSI)
1. Live recording
Live recording adalah suatu teknik rekaman dimana seluruh player bermain
bersama dalam suatu ruangan dan secara bersamaan pula permainan mereka
direkam ke media tertentu. Dari segi biaya, teknik ini lebih murah dari multi track.
Beberapa studio besar menetapkan tarif yang sedikit miring untuk live recording.
Kelebihan dari live recording kalo menurut saya adalah kita bisa bener-bener
mendapatkan feel dan energi dari lagu yang kita rekam. Sedangkan kelemahannya,
permainan kita harus bener-bener perfect. Semua personel dituntut untuk
menguasai materi dengan benar. Soalnya dalam teknik ini, apabila salah satu
personel melakukan kesalahan, proses rekaman harus diulang dari awal. Oleh
karena itu para praktisi rekaman tidak merekomendasikan teknik ini untuk para
pemula.
(+) lebih murah
(-) permainan harus perfect, apabila salah harus di ulang
2. Multi track recording
Multi track recording adalah teknik perekaman dimana masing-masing instrument
direkam secara bergantian. Teknik ini pertama dikenalkan oleh Les Paul, kalo gak
salah sekitar tahun 60-an. Dalam teknik ini, player bisa sedikit santai karena bisa
mengulang part-nya berkali-kali. Bahkan dengan keajaiban Digital multi track
recording, apabila kita melakukan kesalahan, kita gak perlu mengulang seluruh
bagian. Cukup bagian yang salah aja. Beberapa studio kecil mulai memperkenalan
multi track ini buat band-band pemula yang mau ngrekam demonya. Tentunya
dengan harga yang SUPER miring!
Setelah proses rekaman multi track, kita akan memasuki satu proses yang disebut
mixing. Pada proses ini, seluruh bagian yang sudah kita rekam akan digabung
menjadi satu keseluruhan. Mixing merupakan bagian yang penting dalam proses
rekaman karena ia menentukan hasil akhir rekaman kita. Mixing melibatkan
beberapa proses didalamnya. Proses tersebut antara lain: Equalizing; proses
pewarnaan sound, Panning; pengaturan stereo, dan reverberation; penambahan
efek suara reverb terhadap hasil rekaman.
(+) tidak perlu diulang dari awal
3. Analog
Rekaman dengan cara analog dilakukan dengan menggunakan reel to reel tape.
Sistem rekaman ini memerlukan biaya yang besar karena alatnya sendiri juga gak
murah. Reel to reel tape ini harganya ada yang mencapai 200 jutaan. Otomatis,
hanya studio besar saja yang punya sistem ini. Selain harganya yang selangit,
system analog ini juga terkenal rumit dan butuh perawatan yang mahal pula.
Terlepas dari system yang ribet dan harga yang selangit, cara analog bisa
menghasilkan sound lebih tebal dan hangat.
(+) sound tebal & bagus
(-) mahal dan ribet
4. Digital
Rekaman Digital adalah sistem rekaman yang secara langsung dapat
mengkonversi sinyal analog dari instrument dan vocal ke dalam format digital.
Media perekaman digital ini dapat menggunakan digital recorder maupun
computer. Teknik ini jauh lebih murah dan simpel bila dibandingkan dengan
sistem analog. Cukup sebuah computer dengan soundcard yang memadai dan
anda bisa langsung tancap gas. Pada awal teknik ini muncul, praktisi rekaman
mengeluhkan tentang kualitas sound rekamannya yang tipis. Tapi sekarang hal itu
sudah bisa teratasi dengan munculnya berbagai produk preamp (penguat sinyal)
yang bagus di pasaran. Dewasa ini, hampir seluruh studio rekaman baik besar
maupun kecil lebih memilih digital recording. Karena harganya yang tidak terlalu
mahal, digital recording ini akhirnya mendorong orang- orang untuk membuka
studio rekaman. Hanya dengan 25 juta kita sudah bisa punya sistem ini.
(+) lebih murah dari analog, hampir semua studio memakainya
(-) butuh soundcard yang di atas rata-rata.
Suara yang sudah pecah dan kotor/noisaya akan susah diperbaiki. Jadi prinsipnya, saat
merekam itu harus sudah mendapat suara yang bersih tidak noise dan tebal/Full.
Wah ditempat saya tidak ada lampu neon panjang gitu om, tapi kok masih bunyi
ngebrem/dengung juga neh audio-nya ?
Kalau masih pakai layar monitor tabung (CRT) coba validasikan guitar/bass-nya om
dari layar. Radiasi-nya CRT bisa juga penyebabnya. Cari posisi guitar/bass sampai
dengung hilang. Biasanya pada posisi berlawanan atau tidak searah dengan layar CRT.
Soundcard saya cuma ada line in dan mic in. NGGAK ADA [instrument in] atau
[DI IN] atau [HI-Z IN]. Bisa tidak buat merekam guitar dan bass?
Waktunya untuk cari PREAMP untuk instrument bozz ! Bisa aja colok dari bass ke
line in-nya soundcard. Tapi karena impedansi-nya berbeda, suara yang ditatidakap
tidak maksimal.
Nah, kalau alat yang active gini, coba dulu deh ke LINE IN. Kalau sound-
nya udah dapat silahkan di situ aja. Tapi kalau belum dapat bisa coba
colok ke INSTRUMENT IN atau HI-Z IN.
Good, pasang mic yang benar ya om, colok out mic ke MIC IN
di soundcard (atau di preamp yang om baru beli tadi) Jangan
lupa nyalain phantom power-nya untuk mic condenser !
RECORDING LEVEL & M E T E R
Kalau sinyal benar-benar sudah lewat dari lampu merah dan kehabisan headroom,
biasanya akan terdengar bunyi pecah seperti 'kraaak'.
Bisa aja merekam sampai merah kalau bunyi masih oke. That's fine. Tapi bukan suatu
kebiasaan yang baik dan layak dicontoh.