Anda di halaman 1dari 24

STATUS PASIEN PSIKIATRIK

No. Rekam Medis

: 00085608

Tanggal Kunjungan

: 7 Maret 2014

I. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. M

Umur

: 19 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Pekerjaan

: Karyawan, petani

Suku

: Jawa

Agama

: Islam

Pendidikan Terakhir

: 5 SD

Status Pernikahan

: Belum menikah

Alamat

: Kebonrejo III RT 04 RW 006 Kebonrejo Candimulyo


Kabupaten Magelang Jawa Tengah

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Anamnesis diperoleh dari :
1. Autoanamnesis pada tanggal 5 Maret 2014 di P 10.
2. Alloanamnesis, tanggal 7 Maret 2014
Nama

: Ny. R

Umur

: 52 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Kebonrejo III RT 04 RW 006 Kebonrejo Candimulyo


Kabupaten Magelang Jawa Tengah

Status Pernikahan

: Menikah

Hubungan

: Ibu Kandung Pasien

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

A. Keluhan Utama
Penderita marah-marah di rumah sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Penderita datang ke IGD RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang pada tanggal 2
Maret 2014 oleh keluarga penderita dengan keluhan marah-marah pada semua
orang yang ditemuinya tanpa alasan yang jelas sejak tiga hari yang lalu. Hal ini
mulai terjadi tiga hari yang lalu ketika pasien pulang dari pekerjaannya di
Semarang sebagai petani selama empat hari. Sejak tiga hari yang lalu juga pasien
sering keluyuran keluar rumah dengan membawa sepeda motor, namun pulang
tanpa motornya. Pasien juga sempat mengancam pamannya dengan mengangkat
batu besar saat akan dibawa ke rumah sakit jiwa. Sejak pulang dari semarang
tersebut pasien tidak tidur selama tiga hari, menyendiri, dan lebih pendiam dari
biasanya. Pasien juga mengatakan pada ibunya bahwa ia melihat keranda mayat
di rumahnya dan melihat jin. Pasien berulang kali menyuruh ibunya shalat dan
berdoa tanpa berhenti sehingga ibunya merasa ketakutan. Pasien juga lebih sering
mandi, berdandan dan pergi ke masjid untuk adzan dan mengaji. Satu hari
sebelum masuk rumah sakit pasien pergi ke kyai dengan alasan ada yang
menyuruhnya shalat namun tidak ada wujudnya. Oleh keluarga pasien dibujuk
untuk berobat ke rumah sakit jiwa.
Satu tahun yang lalu pasien bekerja di Yogyakarta, pasien hanya bekerja 6
bulan kemudian pulang tanpa izin dari majikannya karena tidak betah. Namun ibu
penderita mengantar penderita kembali ke Yogyakarta untuk pamit dari
majikannya. Sesampainya di Yogyakarta pasien dimarahi dengan kata-kata kasar
oleh beberapa majikannya hingga pasien merasa sangat sedih. Sepulang dari
Yogyakarta menunjukaan perilaku yang aneh, pasien mengatakan pada ibunya
bahwa ia melihat keranda mayat dan merasa ada yang mengejarnya. Penderita
berkali kali menyuruh ibunya untuk shalat tahajud dan tidak berhenti berdoa.
Penderita juga mengatakan pada ibunya bahwa ia sering mendengar bisikanbisikan. Penderita juga mengatakan pada ibunya bahwa ia berulang kali melihat
sosok dajjal. Ibu pasien lama kelamaan merasa takut dan membawanya ke
rumah sakit jiwa. Kemudian pasien dirawat selama satu bulan, pulang dan

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

kemudian bekerja kembali di Yogyakarta. Satu bulan kemudian pasien pulang dan
kembali menunjukkan perilaku yang serupa dan pasien kembali di bawa ke rumah
sakit jiwa. Kemudian pasien bekerja sebagai buruh tani ke Semarang selama
empat hari dan pasien kini di rawat dengan gejala serupa.
Saat ditanya pasien mengatakan masih mendengar suara-suara yang
menyuruhnya shalat, kadang juga suara-suara tersebut menyuruhnya untuk
berbuat jahat. Pasien yakin bahwa ia sering melihat keranda mayat dan yakin
bahwa ada sekelompok orang yang ingin mencelakainya. Pasien juga mengatakan
melihat bayangan yang diyakini pasien sebagai dajjal dan bayangan tersebut
dapat berbicara dengannya.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Satu tahun dan enam bulan sebelum masuk rumah sakit pasien dirawat di
RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang dengan keluhan serupa. Keluhan dimulai
ketika pasien pulang bekerja dari Yogyakarta. Pasien dirawat selama satu
bulan dan dinyatakan cukup membaik dan dapat melakukan aktivitas
namun tidak kembali normal seperti sebelum sakit. Pasien telah melakukan
kontrol dua kali. Pasien mengatakan malas minum obat.
2. Riwayat Gangguan Medis Umum
Pasien belum pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya. Riwayat trauma
kepala, kejang, gondok, penyakit jantung, darah tinggi, asma, alergi, dan
kencing manis disangkal.
3. Riwayat Penggunaan NAPZA
Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol dan tidak
memakai zat adiktif lainnya.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Kondisi ibu saat hamil sehat
dan tidak ada kelainan. Pasien lahir dengan usia kehamilan cukup bulan dan
lahir normal di rumahnya dengan bantuan dukun.

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3tahun)

Psikomotor
Menurut sepengetahuan ibu pasien perkembangan pasien normal
seperti anak lainnya. Pasien mengangkat kepala pertama kali saat usia
1 bulan, tengkurap pada usia 4 bulan, duduk pada usia 7 bulan dan
berjalan pada usia kurang dari satu tahun.

Psikososial
Psikoseksual Papien berkembang sesuai usia mengenai pasien mulai
tersenyum saat melihat wajah orang lain, dikejutkan oleh suara, ketika
tertawa pertama pasien atau menggeliat ketika diminta untuk bermain

atau bertepuk tangan dengan orang lain.


Komunikasi
Pasien mulai dapat berkomunikasi selayaknya anak-anak seusianya,

seperti: mulai mengucapkan kata-kata seperti ibu dan bapak.


Emosi
Bermain, takut dengan orang asing, ketika mulai menunjukkan
kecemburuan atau daya saing terhadap lainnya dan pelatihan

menggunakan toilet.
Kognitif
Pasien dapat mengikuti objek, mengakui ibunya, mengenali anggota
keluarganya.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11tahun)


Pasien masuk SD saat berusia 6 tahun. Pada saat masuk kelas 4 SD
pasien ingin ke pesantren sehingga ibunya memasukkannya ke pesantren.
Namun pasien hanya bersekolah di pesantren tersebut hinnga setingkat 5
SD kemudian pasien berhenti dengan alasan tidak ingin melanjutkan karena
pasien merasa bodoh dan merasa bahwa tanpa bersekolah ia bisa bekerja.
Pasien tidak pernah tinggal kelas. Hubungan pasien dengan guru dan
teman-temannya tidak pernah ada masalah yang serius. Pasien merupakan
anak yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman di sekolah.
Ayah pasien meninggal pada umur 7 tahun karena sakit yang tidak
diketahui, kemungkinan karena serangan jantung.

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

4. Riwayat Masa Kanak Akhir (Pubertas) dan Remaja (11-18 tahun)


Pasien mengalami mimpi basah pada usia 12 tahun disertai dengan
pertumbuhan rambut pada daerah ketiak dan rambut pubis. Pasien setelah
berhenti bersekolah mengatakan ingin bekerja dan membantu ibunya.
Sehari-hari ia bergantung pada ibunya untuk melakukan berbagai macam
keputusan seperti memutuskan akan bekerja di mana atau pergi ke suatu
tempat. Sebelum bekerja di Yogyakarta tahun 2012, ia sehari-hari
mengantar ibunya untuk bekerja dan berbagai keperluan.
5. Riwayat Masa Dewasa

Riwayat Pendidikan
Pasien tidak melanjutkan pendidikannya, berhenti di kelas 5 SD.

Riwayat Pekerjaan
Setelah berhenti sekolah pasien bekerja dua kali sebagai buruh
pembuat bakpia kemudian petani dan berhenti tanpa alasan yang jelas.
Hubungan pasien dengan atasan dan teman kerja diakui pasien baik.

Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah berurusan dengan penegak hukum karena
melakukan pelanggaran hukum.

Riwayat Aktivitas Sosial


Sebelum timbul gangguan keluhan pasien dikenal cukup mudah
bergaul dengan tetangga dan teman sebaya.

Riwayat Kehidupan Beragama


Pasien berasal dari keluarga yang memeluk agama Islam. Pasien
tumbuh diajarkan untuk shalat 5 waktu dan membaca Al-Quran oleh
keluarga dan guru di pesantrennya. Pasien melakukan shalat atas
keinginannya sendiri

Riwayat Psikoseksual
Pasien menyadari dirinya seorang laki-laki dan selama ini
berpenampilan dan berperilaku sebagaimana seorang laki-laki dan
memiliki ketertarikan terhadap perempuan.

Riwayat Situasi Hidup

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Saat ini pasien tinggal di rumah bersama dengan ibunya yang kadang
bekerja membantu membersihkan rumah tetangga atau mencuci baju.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara. Ayah pasien sudah
meninggal dunia pada saat pasien berusia 7 tahun. Pasien tinggal berdua dengan
ibu kandungnya. Kakak-kakak pasien sudah menikah dan tinggal di Yogyakarta
dan Muntilan. Sepengetahuan ibu pasien tidak ada keluarga pasien yang memiliki
gangguan jiwa.
Genogram
F. Riwayat Sosial Ekonomi Sekarang
Saat ini pasien tidak bekerja, pekerjaan pasien dahulunya sebagai petani tidak
mencukupi untuk kehidupan sehari-hari. Sumber penghasilan berasal dari ibu dan
kakak kandungnya. Keadaan sosial ekonomi keluarga pasien tergolong menengah
ke bawah.
G.

Mimpi, Fantasi dan Nilai Hidup


Pasien ingin segera pulang, bertemu ibunya dan ingin bekerja agar dapat
membahagiakan ibunya.
H. Taraf Kepercayaan

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Autoanamnesis

: tidak dapat dipercaya

Alloanamnesis

: dapat dipercaya

I. Progresi Penyakit
Grafik Perjalanan Penyakit
Symptom

2013

2014

Role Function

III.STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Tampak seorang laki-laki, wajah sesuai usia, rawat diri cukup, cara
berpakaian cukup rapi menggunakan seragam RSJ, kebersihan diri cukup.
2. Kesadaran
a. Neurologik

: Compos mentis

b. Psikologik

: Jernih

c. Sosial : Mampu berkomunikasi


3. Pembicaraan
a. Kuantitas

: Meningkat

b. Kualitas

: Menurun

4. Perilaku

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Hiperaktif

:-

Normoaktif

:+

Hipoaktif

:-

Ekopraksi

:-

Katatonia

:-

Negativisme aktif

:-

Katapleksi

:-

Stereotipik

:-

Manerisme

:-

Otomatime

:-

Mutisme

:-

Akatisia

:-

Agresif

:-

Tik

:-

Sonambulisme

:-

Agitasi

:-

Ataksia

:-

Mimikri

:-

Kompulsif

:-

Impulsif

:-

Abulia

:-

5. Sikap
Kooperatif

:+

Non-kooperatif

:-

Indifferent

:-

Apatis

:-

Tegang

:-

Dependen

:-

Aktif

:-

Pasif

:-

Infantile

:-

Curiga

:-

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Bermusuhan

:-

Labil

:-

Rigid

:-

Negativisme pasif

:-

Stereotipik

:-

Katalepsi

:-

Fleksibilitas cerea

:-

6. Kontak psikis

: Mudah ditarik, mudah dicantum

B. Alam Perasaan
1. Mood
Disforik

:-

Eutimik

:-

Hipertimik

:-

Hipotimik

:-

Euforia

:-

Ekspansif

:-

Irritable

:-

Elevated

:+

2. Afek
Serasi

:-

Tidak serasi

:-

Sempit

:-

Tumpul

:-

Datar

:-

Labil

:+

C. Gangguan Persepsi
1. Ilusi
Visual

:-

Auditorik

:-

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Olfaktorik

:-

Gustatorik

:-

Taktil

:-

2. Halusinasi
Visual

:+

Auditorik

:+

Olfaktorik

: -

Gustatorik

: -

Taktil

: -

Kinestetik

: -

3. Depersonalisasi

: -

4. Derealisasi

: -

D. Proses Pikir
1. Isi pikir
Idea of reference

:-

Preokupasi

:-

Obsesi

:-

Fobia

:-

Waham

Kebesaran

:+

Berdosa

:-

Kejar

:-

Curiga

:-

Cemburu

:-

Somatik

:-

Magikmistik

:+

Kacau (Bizzare)

:+

Thought echo

:-

Thoughtinsertion or withdrawal

:-

Thoughtbroadcasting

:-

Delusion of control

:+

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

10

Delusion of influence

:-

Delusion of passivity

:-

Delusional perception

:-

2. Arus pikir
a. Kuantitas

Logorrhea

:-

Remming

:-

Blocking

:-

Mutisme

:-

Talkative

:+

b. Kualitas

Koheren

:+

Inkoherensi

:-

Konfabulasi

:-

Asosiasi longgar

:+

Sirkumtansial

:-

Asosiasi bunyi

:-

Word salad

:-

Jawaban irelevan

:-

Flight of idea

:-

Neologisme

:-

Tangensialitas

:-

Perseverasi

:-

Verbigerasi

:-

Ekolalia

:-

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

11

3. Bentuk pikir
Realistik

:-

Non-realistik

:+

Dereistik

:-

Autistik

:-

E. Sensorium dan Kognitif


1. Tingkat pendidikan

: Rendah

2. Orientasi

Waktu

: Baik

Tempat

: Baik

Personal

: Baik

Situasional

: Baik

3. Daya ingat jangka panjang

: Baik

4. Daya ingat jangka pendek

: Baik

5. Daya ingat segera

: Baik

6. Konsentrasi

: Baik

7. Perhatian

: Baik

8. Kemampuan baca tulis

: Baik

9. Pikiran abstrak

: Baik

F. Pengendalian Impuls
Pengendalian diri selama pemeriksaan : Baik
Respon penderita terhadap pemeriksa

: Baik

G. Tilikan
Impaired insight
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus
1. Keadaan umum

: Tampak sakit ringan

2. Kesadaran

: Compos mentis

3. Tanda vital

Tekanan darah

: 120/80 mmHg

Nadi

: 96 kali/menit

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

12

Respirasi

: 23 kali/menit

Suhu

: 36.5 C

4. Kepala (Mata dan THT)

Kepala

: Normocephali

Mata

Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Telinga

Normotia/normotia, sekret -/-

Mulut

Sianosis (-)

Tenggorokan

Faring hiperemis (-)

Leher

Pembesaran kelenjar getah bening (-)

Hidung

Cavum nasi lapang/lapang, sekret -/-

5. Thorax
a. Jantung
Inspeksi

: Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi

: Ictus cordis terada di ICS V 2

cm medial
linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi

: Suara jantung I/II reguler,

murmur (-),
gallop (-)
b. Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dada simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor kanan=kiri
Auskultasi

: Bunyi napas dasar vesikuler, ronkhi

/-,wheezing -/-

6. Abdomen

Inspeksi

: Perut tampak datar

Auskultasi

: Bising usus (+) 6 kali/ menit

Palpasi

Supel, nyeri tekan (-)

Perkusi

Timpani
Case Based Discussion
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

13

7. Urogenital

: Dalam batas normal

8. Ekstremitas

Oedem
Sianosis
Akral dingin
Cappilary refill test
Deformitas

Superior
///< 2 detik
/-

Inferior
///< 2 detik
/-

B. Pemeriksaan Neurologis
1. Kaku kuduk

Tidak ditemukan

2. Saraf kranialis

Dalam batas normal

3. Motorik
Motorik
Superior
Inferior
Gerakan
N/N
N/N
Kekuatan
5/5
5/5
Tonus
N/N
N/N
Trofi
E/E
E/E
4. Sensorik : Sensibilitas dalam batas normal
5. Refleks fisiologis :

+/+

6. Refleks patologis : -/-

V. IKHTISAR TEMUAN BERMAKNA


Telah diperiksa seorang laki-laki berusia 19 tahun, suku Jawa, agama Islam, status
belum menikah, pendidikan SD (tidak tamat), pekerjaan sebagai karyawan dan petani, tinggal
di Magelang. Masuk ke IGD RSJ Prof. dr. Soerojo Magelang diantar ibu kandung dan
pamannya karena marah-marah pada semua orang yang ditemuinya, keluyuran tanpa sebab
yang jelas.
Dari alloanamnesis didapatkan bahwa 1 tahun SMRS pasien telah mengalami
perubahan perilaku berupa sering ketakutan karena melihat keranda mayat dan jin dan
menyuruh ibunya shalat dan berdoa tanpa berhenti. Pasien juga mengatakan melihat sosok
dajjal.
Pasien kini dirawat untuk yang ketiga kalinya dengan keadaan yang lebih buruk dari
sebelumnya, 3 hari yang lalu pasien mengalami peningkatan gejala berupa marah-marah pada
semua orang yang ditemuinya, keluyuran dan melihat keranda mayat dan merasa ada yang
ingin mencelakainya.

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

14

Pemeriksaan Status Mental didapatkan tingkah laku normoaktif, sikap kooperatif


mood elasi, afek labil. perhatian mudah ditarik mudah dicanum, orientasi dan daya ingat baik.
Terdapat halusinasi auditorik dan visual. Arus pikir talkative, terdapat asosiasi longgar. Pada
isi pikir terhadap waham kebesaran, bizar, majik mistik dan waham kendali. Bentuk pikir
nonrealistik. Tilikan derajat 1. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
VI. DIAGNOSIS BANDING
1. F20.0 Skizofrenia Paranoid
2. F25.0 Gangguan Skizoafektif tipe Manik
VII.

FORMULA DIAGNOSTIK
Pada pasien ditemukan sindroma atau pola perilaku atau psikologis yang bermakna

secara klinis dan menimbulkan penderitaan dan hendaya dalam fungsi pekerjaan dan aktivitas
sehari-hari pasien olah karena itu dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan
jiwa sesuai dengan definisi yang tercantum dalam PPDGJ III.
Berdasarkan anamnesis tidak didapatkan adanya riwayat trauma kepala atau kejang
yang dapat menyebabkan gangguan intrakranial. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan
adanya kelainan, sehingga adanya gangguan organik (F00-F09) pada pasien ini dapat
disingkirkan.
Pada pasien tidak didapatkan adanya riwayat penggunaan zat psikoaktif, alkohol dan
zat lainnya sehingga gangguan mental akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-F19) pada pasien
ini dapat disingkirkan.
Pada pasien didapatkan beberapa sindroma yaitu :
1. Sindroma skizofrenia
- Waham bizzare
- Halusinasi auditorik dan visual
- Gejala sudah muncul sejak satu tahun yang lalu.
2. Sindroma paranoid
- Waham kebesaran
- Waham curiga
- Waham majik mistik
3. Sindroma manik (-)
4. Sindroma depresi (-)

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

15

5. Sindroma katatonik (-)


Diagnosis Kerja
F 20.0 Skizofrenia paranoid
Pedoman diagnostik menurut PPDGJ III
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Sebagai tambahan:
- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol:
a) suarasuara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa
bentuk

verbal

berupa

bunyi

pluit

(whistling),

Pada pasien ini


Terpenuhi
Terpenuhi
Pasien mendengar
suara yang
memerintahnya
untuk shalat, yakin

mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);


ada yang
b) halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau
mengendalikan dan
bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh;
mempengaruhinya,
halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol;
c) waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi merasa tidak
waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi berdaya, dan yakin
(delusion of influence), atau passivity (delusion of

bahwa ada yang

passivity), dan keyakinan dikejarkejar yang beraneka ingin


-

ragam, adalah yang paling khas;


Gangguan
afektif,
dorongan

mencelakakannya.
kehendak

dan

pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak


nyata/tidak menonjol

Terdapat pula
waham magik
mistik dan
kebesaran serta
waham kejar.

Diagnosis Banding
F25.0 Gangguan Skizoafektif tipe Manik
Pedoman Diagnostik Menurut PPDGJ III
Pada Pasien
- Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat Tidak terpenuhi
apabila gejala-gejala definitif adanya gangguan
skizofrenia
menonjol

dan
pada

gangguan
saat

afektif

bersamaan,

sama-sama
atau

dalam

beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam


satu episode penyakit yang sama, dan bilamana
sebagai konsekuensinya episode penyakit tidak Tidak terpenuhi

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

16

memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode


manik ataupun depresif.
-

Tidak

boleh

dipakai

Tidak terpenuhi
untuk

pasien

yang

menunjukkan gejala skizofrenia dan gangguan


afektif tapi dalam episode penyakit yang berbeda.
-

Kategori

ini

digunakan

baik

untuk

Terpenuhi

episode

skizoafektif tipe manik yang tunggal maupun untuk


gangguan berulang dengan sebagian besar episode

Terpenuhi

skizoafektif tipe manik.


-

Afek harus meningkat secara menonjol atau ada


peningkatan afek yang tidak terlalu menonjol
dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan
yang memuncak.

Dalam episode yang sama harus jelas ada


sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua gejala
skizofrenia (F20), pedoman diagnostik (a) sampai
(d)

VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


AKSIS I
: F20.0 Skizofrenia paranoid
AKSIS II
: Ciri kepribadian dependen
AKSIS III
: Tidak ada diagnosis
AKSIS IV
: Masalah pekerjaan
AKSIS V
: GAF 20-11
IX. TERAPI
A. Psikofarmaka
Antipsikosis :
Haloperidol 2x5 mg
B. Psikoterapi
Psikoterapi suportif
Psikoedukasi terhadap pasien
Psikoedukasi terhadap keluarga
X. DISKUSI
A. Psikofarmaka

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

17

Skizofrenia merupakan penyakit yang bersifat kronis, sehingga perlu diberikan


penatalaksanaan yang komprehensif dan program jangka panjang. Secara umum terapi
pada skizofrenia adalah :
1. Terapi fase akut untuk mengatasi keadaan gaduh gelisah pasien dan mengurangi
gejala,
2. Terapi

pada

fase

maintenance

untuk

mencegah

terjadinya

kekambuhan,

mengoptimalkan fungsi peran serta meminimalkan gejala dan efek samping


pengobatan.
Terapi utama pada pasien ini adalah antipsikotik, dimana dalam pemilihannya perlu
mempertimbangkan gejala psikotik yang dominan dan efek samping obat. Oleh karena
adanya gejala positif berupa waham dan halusinasi yang menonjol pada pasien ini, maka
lebih dipertimbangkan untuk memilih antipsikotik jenis tipikal, yaitu haloperidol.
Sindrom psikotik berkaitan dengan aktivitas neurotransmitter dopamin yang meningkat.
Mekanisme kerja obat antipsikotik tipikal adalah memblokade dopamin pada reseptor
pascasinaptik neuron di otak khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal
sehingga efektif untuk gejala psikotik.
Terapi akut pada pasien ini saat di IGD adalah injeksi haloperidol 5 mg intramuskuler
dan injeksi diazepam 10 mg intravena. Injeksi diberikan sampai pasien tenang, kooperatif
dan gejala psikotik berkurang.
Selanjutnya ke fase maintenance, diberikan haloperidol 2x5mg, diharapkan terjadi
remisi gejala-gejala psikotik pasien ini, dan dosis dilanjutkan sampai kondisi mental
benar-benar stabil.
Efek samping yang perlu diwaspadai pada obat antipsikotik terutama golongan tipikal
adalah terjadinya efek ekstrapiramidal akibat terblokadenya D2 di jalur nigrostriatal.
B. Psikoterapi
Psikoterapi dipakai sebagai kombinasi yang efektif dengan psikofarmaka pada
gangguan skizofrenia. Tujuan psikoterapi adalah:
-

Memberikan informasi dan penjelasan bahwa penyakit pasien adalah penyakit kronis
dan sering kambuh.

Meningkatkan fungsi peran antara episode kambuh.

Memberikan dukungan emosional.

Memberikan dukungan keluarga.

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

18

Deteksi dini gejala awal.

Memperbaiki coping mechanism terhadap konsekuensi psikososial yang terjadi dan


yang akan datang.
a. Psikoterapi suportif
Dapat dilakukan dengan beberapa teknik. Psikoterapi suportif diberikan
dengan tujuan menguatkan daya tahan mental yang ada, mengembangkan
mekanisme baru yang lebih baik untuk mempertahankan kontrol dirinya,
mengembalikan keseimbangan adaptif (dapat menyesuaikan diri). Psikoterapi
suportif direncanakan untuk diberikan setelah pasien tenang dan wawasan
penyakitnya telah berkembang dengan lebih baik.
Beberapa teknik yang dapat dilakukan antara lain :
1. Ventilasi : Membiarkan pasien untuk menceritakan perasaannya sehingga
merasa lega dan kecemasan terhadap penyakitnya berkurang karena pasien
dapat melihat masalahnya dalam proporsi yang sebenarnya.
2. Sugesti : Secara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran atau
membangkitkan kepercayaan bahwa gejala-gejala akan berkurang.
3. Reassurance : Menerangkan apa yang telah dicapai pasien dan pasen dapat
berfungsi adekuat.
b. Psikoedukasi terhadap pasien
Psikoedukasi adalah memberikan pemahaman kepada pasien dengan suatu
pendekatan teori dan praktik sehingga pasien dapat mengerti dan menyesuaikan
diri terhadap konsekuensi penyakitnya. Tujuan utama psikoedukasi adalah
menurunkan rata-rata kekambuhan dan rawat inap, memperbaiki fungsi dengan
mencapai pemahaman tentang penyakit, ,meningkatkan pengetahuan deteksi dini
dan gejala prodomal, meningkatkan kepatuhan pengobatan, dan mencegah
perilaku bunuh diri. Selain itu juga memperbaiki gangguan tidur dan memperbaiki
kualitas hidup secara keseluruhan dengan mengurangi stigma dan rasa bersalah.
Meningkatkan harga diri, kemampuan, menurunkan kormobiditas, dan mencegah
stres kehidupan.

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

19

c. Psikoedukasi keluarga
Memberikan edukasi dan informasi mengenai penyakit, gejala, faktor-faktor
pemicu, pengobatan, komplikasi, prognosis dan resiko kekambuhan di kemudian
hari. Menjelaskan kepada keluarga bahwa salah satu faktor pemicu penyakit
pasien saat ini adalah keluarga pasien yang mengabaikan pasien. Meminta
keluarga untuk mendukung pasien pada saat-saat setelah sakit agar pasien dapat
mengalami remisi.
XI. PROGNOSIS

Faktor
Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga
Dukungan keluarga dan lingkungan
Status sosial ekonomi
Stressor
Kepribadian premorbid
Onset usia
Perjalanan penyakit
Jenis penyakit
Penyakit organik
Regresi
Respon terapi
Kepatuhan minum obat

Ket
Tidak ada
Ada
Kurang
Kurang jelas
Ciri kepribadian
dependen
Muda (19 th)
Kronis
F 20.0
Tidak ada
Ada
Kurang
Tidak patuh

Baik
+
+

Buruk

+
+
+
+

+
+
+
+
+
+

Faktor yang mempengaruhi ke arah prognosis baik :


- Dukungan keluarga baik
- Tidak ada penyakit organik
- Tidak ada riwayat genetik
Faktor yang mempengaruhi
- Onset usia muda
- Tidak ada pekerjaan
- Terdapat regresi
- Jenis penyakit F20.0 Skizofrenia Paranoid
- Stressor kurang jelas
- Status sosial ekonomi kurang
- Respon terapi kurang
- Kepatuhan meminum obat buruk
Case Based Discussion
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

20

Ciri kepribadian dependen

Prognosis
Ad Vitam
Ad Fungsionam
Ad Sanationam

: Ad bonam
: Dubia ad malam
: Dubia ad malam

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

21

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan dan Sadock. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku dan Psikiatri
Klinis. Edisi Ketujuh.Jakarta: Binarupa Aksara.1997. h: 685-729.
2. Maslim R. Panduan Praktis, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Cetakan III. PT
Nuh. Jakarta.2007. h:14-22.
3. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta.2003. h: 46-9

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

22

LAMPIRAN FOTO

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

23

Case Based Discussion


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

24

Anda mungkin juga menyukai