Penyusun kelompok 2
Kelas B
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Nama
Sibghatullah Mujaddidy
Lasmi
Nur Asriani
Rony Billiardo Tinus
Yoga Pratomo Putra
No. Mahasiswa
20110420084
20130420084
20130420340
20130420448
20130420521
kontribusi
sekitar bandara Soetta dan mengenai beberapa rumah warga hingga rusak. Apakah itu tidak
mengganggu keamanan dan keselamatan penumpang dan juga masyarakat sekitar? Dan yang
masih hangat di ingatan kitta adalah kasus jatuhnya pesawat Adam Air di perairan Mamuju,
Sulawesi. Dimana berdasarkan hasil rekaman kotak hitam, disinyalir terjadi kerusakan pada
alat komunikasi dan navigasi pesawat, padahal itu merupakan alat yang sangat vital bagi
pesawat terbang.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa permasalahan dilema etika dalam perusahaan Adam Air?
2. Apa sebab timbulya dilema etika & adanya Benturan kepentingan di perusahaan Adam
Air?
3. Apa Pelajaran yang dapat diambil dari Kasus sebab runtuhnya Adam Air?
1.3 Tujuan
1.
2.
Mengetahui hal-hal yang perlu dihindari dalam pengelolaan perusahaan secara etis.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Perusahaan Adam Air
Maskapai penerbangan ini didirikan oleh Sandra Ang dan Agung Laksono, yang juga
menjabat sebagai Ketua DPR, dan mulai beroperasi pada 19 Desember 2003 dengan
penerbangan perdana ke Balikpapan. Pada awal beroperasi Adam Air menggunakan dua
Boeing 737 sewaan. Saat pertama diluncurkan, Adam Air mengklaim bahwa mereka
menggunakan "Boeing 737-400 baru" walaupun ternyata pesawat Boeing mereka
sebenarnya merupakan sewaan yang telah berusia lebih dari 15 tahun. Boeing telah
menghentikan produksi 737-400 selama beberapa tahun. Pada 9 November 2006, Adam Air
menerima penghargaan Award of Merit dalam the Category Low Cost Airline of the Year
2006 dalam acara 3rd Annual Asia Pacific and Middle East Aviation Outlook Summit
di Singapura.
Setelah berbagai insiden dan kecelakaan yang menimpa maskapai-maskapai
penerbangan di Indonesia, pemerintah Indonesia membuat pemeringkatan atas maskapaimaskapai tersebut. Dari hasil pemeringkatan yang diumumkan pada 22 Maret 2007, Adam
Air berada di peringkat III yang berarti hanya memenuhi syarat minimal keselamatan dan
masih ada beberapa persyaratan yang belum dilaksanakan dan berpotensi mengurangi
tingkat keselamatan penerbangan. Akibatnya Adam Air mendapat sanksi administratif yang
ditinjau ulang kembali setiap 3 bulan. Setelah tidak ada perbaikan kinerja dalam waktu 3
bulan, Air Operator Certificate Adam Air kemudian dibekukan. Pada April 2007, PT Bhakti
Investama melalui anak perusahaannya Global Air Transport membeli 50% saham Adam Air
dari keluarga Sandra Ang dan Adam Suherman, namun setahun kemudian pada 14 Maret
2008 menarik seluruh sahamnya karena merasa Adam Air tidak melakukan perbaikan
tingkat keselamatan serta tiadanya transparansi. Kegiatan operasional Adam Air kemudian
dihentikan sejak 17 Maret 2008 dan baru akan dilanjutkan jika ada investor baru yang
bersedia menalangi 50 persen saham yang ditarik Bhakti Investama tersebut. Pada 18
Maret 2008, izin terbang atau Operation Specification Adam Air dicabut Departemen
Perhubungan melalui surat bernomor AU/1724/DSKU/0862/2008. Isinya menyatakan
bahwa Adam Air tidak diizinkan lagi menerbangkan pesawatnya berlaku efektif mulai pukul
00.00 tanggal 19 Maret 2008. [10] Sedangkan AOC (Aircraft Operator Certificate)nya juga
ikut dicabut pada 19 Juni 2008, mengakhiri semua operasi penerbangan Adam Air
2.2 Kasus
Mengapa perusahaan penerbangan Adam Air Colapse? yang dijalankan pasangan
suami-istri Suherman dan Sandra Ang.
Dalam kasus Adam Air, penyebab kegagalan terbesar adalah faktor internal.
Sementara faktor eksternal hanya pemicu yang mempercepat colapsenya adam air.
faktor eksternalnya, antara lain:
1. Persaingan pasar
2. Peraturan pemerintah
Adapun faktor internalnya meliputi:
1. Organisasi perusahaan
2.
Financial
3.
Anggota senior dalam keluarga cenderung lebih dominan terhadap anggota keluarga yang
lebih junior, terutama dalam pengambilan keputusan terakhir.
Peran Sandra Ang (Ibu Adam Adhitya Suherman) sebagai komisaris lebih dominan
ketimbang Adam Adhitya Suherman yang menjadi Presdir Adam Air.
Dalam perekrutan karyawan, Sandra juga banyak berperan tanpa melihat kompetensi
calon karyawan. Direksi hanya sebagai boneka. Sandra juga berperan dalam penentuan
pemberangkatan pesawat. Dan menyebabkan kacau-balaunya proses maintenance.
Padahal, komando tertinggi seharusnya berada di tangan Direktur Teknon, Rinaldy
Yuliddin. Namun Rinaldy tidak bisa mengambil keputusan bila tidak mendapat lampu
hijau dari Presdir.
Faktor dilema etika dalam kasus Organisasi perusahaan ini
Kepimpinan dalam perusahaan Adam Air yang tidak professional, direktur Teknon,
Rinaldy mengalami dilema etika antara membiarkan Sandra yang menguasai segala teknis
dan operasinya adam air, padahal direktur lah yang seharusnya memegang atau
mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan, etika profesi yang dilakukan oleh
Sandra tidak etis karena kinerja Sandra tidak sesuai dengan posisi atau jabatan di
perusahaan adam air. Dan Presdir (adam adhitya suherman) kurang tegas dalam menyikapi
hal tersebut. Kenapa? Karena perusahaan ini mengandung asas kekeluargaan. Dalam
pengelolaan perusahaan seharusnya antara keluarga dan kinerja di perusahaan memiliki
satu kesatuan yang berbeda.
Finansial, Gustiono mantan Direktur Keuangan dan Wapresdir Adam Air, Sandra
merupakan tokoh kunci yang mengatur operasi perusahaan, dari hal kecil hingga besar.
Keluarga adam air (Suherman) selalu dinilai dengan uang, uang, dan uang untuk
mengeruk kekayaan. Misalnya, pengembalian uang tiket dari hasil penjualan yang tidak
disetorkan ke rekening, diinstruksikan oleh Sandra untuk dikirim ke rumahnya di Pluit,
Jakarta Utara.
Lalu Adam Skyconnection Airlines atau yang lebih dikenal dengan Adam Air
mengalami pailit. Bermula kejadian jatuhnya pesawat Adam Air tahun 2008. Klimaksnya
pada tahun 2008 maskapai Adam Air di putus pailit, tidak terbukanya sistem keuangan.
Misalnya, pada tahun 2005, Adam Air ketahuan tidak membayar pajak sebesar Rp.15,24
miliar, penjualan tiket tercatat Rp.1,172 triliun, tapi uang yang masuk ke rekening
perusahaan hanya Rp.1,139 triliun. Lalu, pembelian suku cadang senilai Rp.120,8 miliar
tidak bisa dipertanggungjawabkan. Terjadi juga penggelapan sebesar 11 milyar rupiah.
Penggelapan itu untuk menyelamatkan modal dari ketidakberesan keuangan. Pada tahun
2006 neraca keuangan Adam Air terdapat 132 Milyard rupiah yang berada di Bank, akan
tetapi manajemen tidak mengetahui kebenaran akan keberadaan uang tersebut. Maka satusatunya jalan adalah menarik modal. Pada tanggal 14 Maret 2008 Global Air Transport
menarik seluruh sahamnya karena merasa Adam Air tidak melakukan perbaikan tingkat
keselamatan serta tiadanya transparansi. Penarikan modal PT. Bhakti Investama melalui
afiliasinya PT Global Transport Service (19%) dan PT Bright Star Perkasa (31%). Lewat 2
investor tersebut PT Bhakti Investama menguasai 50% saham Adam Air. Sesuai dengan
tujuan diberdirikannya perseroan, maka kedua investor ini mencari keuntungan yang
dibagi sesuai proposionalnya. Jadi yang tersisa 50% saham Adam Air adalah milik
keluarga Suherman. Dalam suatu perseroan minimal pemegang modal adalah dua orang,
dengan demikian yang tersisa hanya pemegang saham tunggal.
Pailit adalah orang atau badan hukum berhenti membayar (tidak mampu atau tidak
mau membayar utangnya). Dengan demikian jika ada penagihan pembayaran utang dan
telah jatuh tempo maka dapat disebut pailit. Bukan hanya tidak mampu untuk membayar
utang, tapi tidak mau membayar utang juga dapat dimintakan pailit.
Apakah akuntan mengalami dilema etika? Ya pasti. Namun tindakkan yang diambil
akuntan perusahaan tidak etis dan mementingkan kepentingannya sendiri hingga
penggelapan uang 11 milyar yang sampai sekarang belum tuntas tebongkar dan 134 milyar
yang tidak tau keberadaannya (tidak trasparan). Dan akhirnya berdampak fatal bagi
perusahaan, investor, pelanggan terakuisisi.
Manajemen SDM dan sistem operasional internal adam air, Beberapa penyimpangan
pengelolaan Adam Air. Seperti, kontrak kerja karyawan yang dianggap menyalahi aturan
ketenagakerjaan. Manajemen memberi janji-janji muluk. Manajemen mengatakan, jika
kondisi perusahaan mulai membaik, otomatis penghasilan meningkat dan karyawan bakal
diberi saham. Akan tetapi, faktanya gaji karyawan saja sering telat.
Kasus lainnya, operasional meminta penggantian ban roda pesawat menjadi baru
semua, pemilik ternyata menolak. Mereka bahkan menyarankan agar ban pesawat
memakai yang vulkanisir. Padahal, ban vulkanisir yang bersetifikat pun maksimal hanya
bisa dipakai tiga kali penerbangan. Celakanya, akibat ban vulkanisir itu alih-alih
menghemat, malah pesawatnya hancur gara-gara kecelakaan. Faktor usia pesawat
menyumbang resiko yang cukup besar pada terjadinya kecelakaan pesawat. Mayoritas
aircraft di Indonesia memang cukup tua. Hal ini berarti lower ownership cost. Namun
dibutuhkan higher maintenance cost agar pesawat tetap dapat berfungsi dengan
semestinya. Pesawat Adam Air sendiri sudah berumur 18 tahun saat kecelakaan terjadi dan
telah melalui inspeksi seminggu sebelum kecelakaan (25 Desember 2006). Diduga Adam
Air tidak memiliki sistem maintenance yang baik dan memadai.bahkan kini izin
terbangnya dicabut
Peristiwa yang di alami Adam Air sebelum ijin terbangnya dicabut pemerintah :
Pada tanggal 11 Februari 2006, Adam Air dengan nomor Penerbangan 782, Boeing
737-300, PK-KKE BH-782, Jakarta-Makassar, kehilangan arah dan mendarat di
Bandara Tambolaka, NTT. Pesawat membawa 146 penumpang dan 6 awak pesawat.
Walaupun tidak ada korban jiwa namun terjadi kesalahan fatal dimana pesawat terbang
lagi sebelum dilakukan investivigasi oleh KNKT (Komite Nasional Keselamatan
Transportasi) dan pesawat tidak mempunyai ijin terbang dari Tambolaka. Seharusnya
dengan kejadian ini pun pemerintah sudah harus mencabut ijin terbang Adam Air.
Pada tanggal 7 Januari 2007, 16 pilot Adam Air mengundurkan diri karena mereka
menilai buruknya standar keamanan dan sistem navigasi di pesawat-pesawat yang
dinilai berkualitas jelek. Adam Air kemudian menuntut balik semua pilot ini karena
kontrak kerja mereka belum habis dan menyalahi kontrak kerja.
Pada tanggal 17 Maret 2008, Kegiatan operasional Adam Air kemudian dihentikan
karena manajemen tidak mampu membayar sewa pesawat dan pengoperasiannya akan
dilanjutkan jika ada investor baru yang bersedia menalangi 50 persen saham yang
ditarik Bhakti Investama tersebut.
Manajemen Adam Air, harus diakui maskapai itu telah berhasil membentuk citra
sebagai salah satu low cost carrier (LCC) terbaik di Indonesia sehingga menjadi salah satu
pemain kuat di jalur penerbangan domestik. Namun, jumlah angkutan penumpang (pax
load factor) yang tinggi itu tidak diimbangi dengan low operating cost (biaya operasional
penerbangan yang rendah). Alhasil, lebih besar pasak daripada tiangnya.
Faktor delima etika dalam manajemen dan teknis operasional internal Adam Air
Manajemen pengelolaan SDM yang menjanjikan hal-hal yang menggiurkan utuk
karyawan padahal saat dilapangannya adam air sering membayar gaji karyawan tidak
sesuai waktunya. Hal ini sangat melanggar etika karena memberi harapan yang tidak pasti.
Mengatakan hal yang tidak akan dilakukan. Sebenarnya manajemen juga tau bahwa hal
tersebut salah, keadaan manajemen tidak sesuai dengan standarnya maka ditutup tutupilah
dengan hal-hal yang menjanjikan seolah-olah system manajemen adam air normal. Dan
pada perawatan pesawat adam air yang tidak dipedulikan yang tidak diperhatikan,
seenaknya, padahal
beresen perusahaan? Apakah menutupi hal tersebut untuk menyelamatkan Adam Air
dalam waktu dekat? Namun tindakan manajemen adam air salah, egoist lah yang kuat
dalam diri manajemen.
2.3 Pertimbangan dalam Penyelesaian Dilema Etika
1. Pertimbangan hukum Positif
2. Pertimbangan Spiritualitas
3. Pertimbangan Ekonomi
Ad/ART Perusahaan
1. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia
akan melihat (balasan)nya pula (Q.S. Al Dzaldzalah 7-8).
2. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri (Q.S. Al Isra 7)
3. Bila orang-orang melihat seorang yang zalim tapi mereka tidak mencegahnya
dikhawatirkan Allah akan menimpakan hukuman terhadap mereka semua. (HR. Abu
Dawud)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kasus penutupan PT Adam Air, berdasar teori etika diatas:
1. Pihak manajemen sangat egois dan hanya memetingkan kepentingannya sendiri
(pemegang saham) karena tidak memperhatikan nasib para karyawan, hal itu
dibuktikan anatara pihak pemegang sahm keluarga Adam Suherman dengan pihak PT
Bhakti Investama yang saling berseteru terhadap penyelesaian karyawan.
2. Pihak manajemen tidak mengambil suatu keputusan yang menyeluruh, yaitu
bagaimana kepentingan para stakeholder yang yang lain harus diperhatikan
3. Pihak manajemen berkewajiban untuk memenhui hak para karyawan, konsumen ,
kreditor, pemegang saham dan pihak lain.
4. Disamping itu, adanya kejanggalan pada susunan menejemen Adam air. Dimana sudah
adanya perwakilan investor yang menjabat posisi direktur keuangan. Namun diakhir
investor menuntut menejemen karena kurang transparan dan dinilai mengambil
keputusan sepihak yang merugikan.
3.1 Saran
Apa yang harus dihindarkan suatu perusahaan agar tidak mengalami seperti Adam Air?
Mengganti pesawat yang usianya cukup tua dengan pesawat yang lebih layak.
berkata
karyawan:
Datanglah
ke
berkata
karyawan:
kepada Saya
menunjukkan
sikap Mereka
Bersikaplah positive
akan
berperilaku
positif
Positiv
Saya
berkata
karyawan:
kepada Saya
mendahulukan Mereka
Utamakan konsumen
mengutamakan
konsumen
Pelanggan
a. kita harus memegang teguh etika. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut
b. akan Anda dap
Apa jadinya kalau hal yang saya lakukan berbeda dengan yang saya ucapkan seperti
berikut ini:
Apa yang Saya Katakan
Saya
berkata
karyawan:
Datanglah
karyawan
akan
Saya
berkata
Positiv
negative
Saya
berkata
karyawan:
Pelanggan
mendahulukan
pelanggan,
b. Tarif murah juga harus memerhatikan dan menjaga agar biaya operasional penerbangannya
tetap rendah (low operating cost). Sebab, Cuma maskapai penerbangan yang memiliki
struktur biaya operasional paling rendah yang bakal memenangi persaingan.
c.
SDM yang berpengalaman, kompeten, dan profesional merupakan aset terbesar dan
terpenting dalam bisnis pengerbangan serta menentukan maju-mundurnya perusahaan
penerbangan.
d. Jika kita punya perusahaan terutama perusahaan jasa kita harus Mengutamakan konsumen,
harus memiliki standar keamanan, keselamatan, dan pelayanan yang tinggi, serta tarif yang
terjangkau oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
https://smlipoitb.wordpress.com/2008/05/28/dibalik-runtuhnya-adam-air/ DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang
Undang-undang nomor 4 tahun 1998 tentang Kepailitan
Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tetang Perseroan
Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Kansil, pokok-pokok pengetahuan hukum dagang Indonesia, 2008, sinar grafika
Reportase : Afif Maulana Dewanda, Darandono, Herning Banirestu, M.Husni Mubarak,
S.Ruslina, Tutur Handayani, dan Wini Angraen/Riset: Sarah Ratna Herni.
http://adamair-indonesia.blogspot.co.id/
http://jakapy.blogspot.co.id/2011/04/etika-bisnis-dalam-industri-jasa.html