Anda di halaman 1dari 17

ETIKA PROFESI

DELIMA ETIKA PERUSAHAAN


BANGKRUTNYA ADAM SKYCONNECTION AIRLINES
Dosen Ahim Abdulrahim.,SE.,M.Si.,Ak.,SAS.,CA

Penyusun kelompok 2
Kelas B
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Nama
Sibghatullah Mujaddidy
Lasmi
Nur Asriani
Rony Billiardo Tinus
Yoga Pratomo Putra

No. Mahasiswa
20110420084
20130420084
20130420340
20130420448
20130420521

kontribusi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak kasus-kasus pelanggaran etika yang berakibat pada hancurnya sebuah
perusahaan. Salah satu contohnya adalah PT Adam Air.
Top Brand 2008 Low cost carrier and connection yang pernah didapatkan oleh
maskapai tersebut kini tinggal kenangan. Harga murah dengan mengorbankan perwatan
pesawat, kelayakan pilot dan tidak terbukanya keuangan menjadi salah satu faktor
bangkrutnya PT Adam Air. Bahkan isu korupsi kian gencar terdengar dikalangan atas dan
direksinya.
Persaingan bisnis saat ini semakin ketat. Banyak cara dilakukan untuk memenangi
persaingan usaha. Perusahaan saling berlomba untuk menjadi yang terbaik di pasaran. Dan
untuk saat ini banyak perusahaan penerbangan yang menawarkan jasa penerbangan murah
untuk konsumen. Yang dibahas disini adalah perusahaan layanan transportasi udara yang
melakukan perang harga atau menjadi yang termurah untuk menjaring konsumen yang lebih
luas.berlomba-lomba dalam memenangi persaingan harga, terutama untuk rute domestic.
Tetapi mereka mengabaikan beberapa aspek, diantaranya keselamatan penumpang dan
kenyamanan. Memang pada slogan atau visi misi dari perusahaan penerbangan tersebut
mengatakan bahwa keselamatan menjadi yang utama. Tetapi itu hanyalah slogan semata,
pada kenyataannya kalau ditelusuri lebih dalam banyak aspek aspek keselamatan dan
kenyamanan yang diabaikan oleh maskapai penerbangan. Contohnya adalah perawatan rutin
dari armada pesawatnya. Banyak kasus pesawat yang gagal tebang karena kerusakan mesin.
Hal ini memicu ketidaknyamanan penumpang yang sudah membeli tiket, dan mereka yang
memiliki agenda yang penting. Kalaupun dipaksakan terbang akan sangat beresiko. Disini
biaya yang menjadi kambing hitam oleh pihak maskapai, mereka berdalih perawatan armada
pesawat sangat mahal, terutama harga spare part pesawat yang harus diimpor dari luar negeri
semisal Boeing dan Airbus. Beberapa kasus jatuhnya puing puing pesawat ketika terbang
juga mengganggu keamanan dan keselamatan penumpang, dan juga masyarakat sekitar.
Perhah suatu kasus, salah satu puing pesawat milik maskapai penerbangan swasta jatuh di

sekitar bandara Soetta dan mengenai beberapa rumah warga hingga rusak. Apakah itu tidak
mengganggu keamanan dan keselamatan penumpang dan juga masyarakat sekitar? Dan yang
masih hangat di ingatan kitta adalah kasus jatuhnya pesawat Adam Air di perairan Mamuju,
Sulawesi. Dimana berdasarkan hasil rekaman kotak hitam, disinyalir terjadi kerusakan pada
alat komunikasi dan navigasi pesawat, padahal itu merupakan alat yang sangat vital bagi
pesawat terbang.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa permasalahan dilema etika dalam perusahaan Adam Air?
2. Apa sebab timbulya dilema etika & adanya Benturan kepentingan di perusahaan Adam
Air?
3. Apa Pelajaran yang dapat diambil dari Kasus sebab runtuhnya Adam Air?
1.3 Tujuan
1.

Mengetahui pentingnya etika dalam pengelolaan perusahaan.

2.

Mengetahui hal-hal yang perlu dihindari dalam pengelolaan perusahaan secara etis.

3.

Mengambil pengalaman yang positif dari kasus Adam Air.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Perusahaan Adam Air
Maskapai penerbangan ini didirikan oleh Sandra Ang dan Agung Laksono, yang juga
menjabat sebagai Ketua DPR, dan mulai beroperasi pada 19 Desember 2003 dengan
penerbangan perdana ke Balikpapan. Pada awal beroperasi Adam Air menggunakan dua
Boeing 737 sewaan. Saat pertama diluncurkan, Adam Air mengklaim bahwa mereka
menggunakan "Boeing 737-400 baru" walaupun ternyata pesawat Boeing mereka
sebenarnya merupakan sewaan yang telah berusia lebih dari 15 tahun. Boeing telah
menghentikan produksi 737-400 selama beberapa tahun. Pada 9 November 2006, Adam Air
menerima penghargaan Award of Merit dalam the Category Low Cost Airline of the Year
2006 dalam acara 3rd Annual Asia Pacific and Middle East Aviation Outlook Summit
di Singapura.
Setelah berbagai insiden dan kecelakaan yang menimpa maskapai-maskapai
penerbangan di Indonesia, pemerintah Indonesia membuat pemeringkatan atas maskapaimaskapai tersebut. Dari hasil pemeringkatan yang diumumkan pada 22 Maret 2007, Adam
Air berada di peringkat III yang berarti hanya memenuhi syarat minimal keselamatan dan
masih ada beberapa persyaratan yang belum dilaksanakan dan berpotensi mengurangi
tingkat keselamatan penerbangan. Akibatnya Adam Air mendapat sanksi administratif yang
ditinjau ulang kembali setiap 3 bulan. Setelah tidak ada perbaikan kinerja dalam waktu 3
bulan, Air Operator Certificate Adam Air kemudian dibekukan. Pada April 2007, PT Bhakti
Investama melalui anak perusahaannya Global Air Transport membeli 50% saham Adam Air
dari keluarga Sandra Ang dan Adam Suherman, namun setahun kemudian pada 14 Maret

2008 menarik seluruh sahamnya karena merasa Adam Air tidak melakukan perbaikan
tingkat keselamatan serta tiadanya transparansi. Kegiatan operasional Adam Air kemudian
dihentikan sejak 17 Maret 2008 dan baru akan dilanjutkan jika ada investor baru yang
bersedia menalangi 50 persen saham yang ditarik Bhakti Investama tersebut. Pada 18
Maret 2008, izin terbang atau Operation Specification Adam Air dicabut Departemen
Perhubungan melalui surat bernomor AU/1724/DSKU/0862/2008. Isinya menyatakan
bahwa Adam Air tidak diizinkan lagi menerbangkan pesawatnya berlaku efektif mulai pukul
00.00 tanggal 19 Maret 2008. [10] Sedangkan AOC (Aircraft Operator Certificate)nya juga
ikut dicabut pada 19 Juni 2008, mengakhiri semua operasi penerbangan Adam Air
2.2 Kasus
Mengapa perusahaan penerbangan Adam Air Colapse? yang dijalankan pasangan
suami-istri Suherman dan Sandra Ang.
Dalam kasus Adam Air, penyebab kegagalan terbesar adalah faktor internal.
Sementara faktor eksternal hanya pemicu yang mempercepat colapsenya adam air.
faktor eksternalnya, antara lain:
1. Persaingan pasar
2. Peraturan pemerintah
Adapun faktor internalnya meliputi:
1. Organisasi perusahaan
2.

Financial

3.

Manajemen SDM dan operasional

Organisasi perusahaan Adam Air, perusahaan yang didirikan, dimiliki, dan


dijalankan oleh sebuah keluarga, Bahwa Adam Air memilki gaya manajemen keluarga.

Anggota senior dalam keluarga cenderung lebih dominan terhadap anggota keluarga yang
lebih junior, terutama dalam pengambilan keputusan terakhir.
Peran Sandra Ang (Ibu Adam Adhitya Suherman) sebagai komisaris lebih dominan
ketimbang Adam Adhitya Suherman yang menjadi Presdir Adam Air.
Dalam perekrutan karyawan, Sandra juga banyak berperan tanpa melihat kompetensi
calon karyawan. Direksi hanya sebagai boneka. Sandra juga berperan dalam penentuan
pemberangkatan pesawat. Dan menyebabkan kacau-balaunya proses maintenance.
Padahal, komando tertinggi seharusnya berada di tangan Direktur Teknon, Rinaldy
Yuliddin. Namun Rinaldy tidak bisa mengambil keputusan bila tidak mendapat lampu
hijau dari Presdir.
Faktor dilema etika dalam kasus Organisasi perusahaan ini
Kepimpinan dalam perusahaan Adam Air yang tidak professional, direktur Teknon,
Rinaldy mengalami dilema etika antara membiarkan Sandra yang menguasai segala teknis
dan operasinya adam air, padahal direktur lah yang seharusnya memegang atau
mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan, etika profesi yang dilakukan oleh
Sandra tidak etis karena kinerja Sandra tidak sesuai dengan posisi atau jabatan di
perusahaan adam air. Dan Presdir (adam adhitya suherman) kurang tegas dalam menyikapi
hal tersebut. Kenapa? Karena perusahaan ini mengandung asas kekeluargaan. Dalam
pengelolaan perusahaan seharusnya antara keluarga dan kinerja di perusahaan memiliki
satu kesatuan yang berbeda.
Finansial, Gustiono mantan Direktur Keuangan dan Wapresdir Adam Air, Sandra
merupakan tokoh kunci yang mengatur operasi perusahaan, dari hal kecil hingga besar.
Keluarga adam air (Suherman) selalu dinilai dengan uang, uang, dan uang untuk
mengeruk kekayaan. Misalnya, pengembalian uang tiket dari hasil penjualan yang tidak
disetorkan ke rekening, diinstruksikan oleh Sandra untuk dikirim ke rumahnya di Pluit,
Jakarta Utara.
Lalu Adam Skyconnection Airlines atau yang lebih dikenal dengan Adam Air
mengalami pailit. Bermula kejadian jatuhnya pesawat Adam Air tahun 2008. Klimaksnya

pada tahun 2008 maskapai Adam Air di putus pailit, tidak terbukanya sistem keuangan.
Misalnya, pada tahun 2005, Adam Air ketahuan tidak membayar pajak sebesar Rp.15,24
miliar, penjualan tiket tercatat Rp.1,172 triliun, tapi uang yang masuk ke rekening
perusahaan hanya Rp.1,139 triliun. Lalu, pembelian suku cadang senilai Rp.120,8 miliar
tidak bisa dipertanggungjawabkan. Terjadi juga penggelapan sebesar 11 milyar rupiah.
Penggelapan itu untuk menyelamatkan modal dari ketidakberesan keuangan. Pada tahun
2006 neraca keuangan Adam Air terdapat 132 Milyard rupiah yang berada di Bank, akan
tetapi manajemen tidak mengetahui kebenaran akan keberadaan uang tersebut. Maka satusatunya jalan adalah menarik modal. Pada tanggal 14 Maret 2008 Global Air Transport
menarik seluruh sahamnya karena merasa Adam Air tidak melakukan perbaikan tingkat
keselamatan serta tiadanya transparansi. Penarikan modal PT. Bhakti Investama melalui
afiliasinya PT Global Transport Service (19%) dan PT Bright Star Perkasa (31%). Lewat 2
investor tersebut PT Bhakti Investama menguasai 50% saham Adam Air. Sesuai dengan
tujuan diberdirikannya perseroan, maka kedua investor ini mencari keuntungan yang
dibagi sesuai proposionalnya. Jadi yang tersisa 50% saham Adam Air adalah milik
keluarga Suherman. Dalam suatu perseroan minimal pemegang modal adalah dua orang,
dengan demikian yang tersisa hanya pemegang saham tunggal.
Pailit adalah orang atau badan hukum berhenti membayar (tidak mampu atau tidak
mau membayar utangnya). Dengan demikian jika ada penagihan pembayaran utang dan
telah jatuh tempo maka dapat disebut pailit. Bukan hanya tidak mampu untuk membayar
utang, tapi tidak mau membayar utang juga dapat dimintakan pailit.

Faktor dilema etika dalam keadaan financial Adam Air yaitu


Uang tiket dari hasil penjualan yang tidak disetorkan ke rekening dan dikirim ke
rumah Sandra di Pluit, Jakarta Utara. Hal ini sangat tidak etis karena menempatkan uang
atau hasil pendapatan tidak pada tempatnya (pendapat perusahaan) namun malah di kelola
secara kekeluargaan.
Kredit macet, pailit, tidak ada transparasi keuangan, penggelapan dan ini yang
menyebabkan ketidaketisan manajemen financial adam air. Yang mana akuntanlah yang
berperan dalam hal ini.

Apakah akuntan mengalami dilema etika? Ya pasti. Namun tindakkan yang diambil
akuntan perusahaan tidak etis dan mementingkan kepentingannya sendiri hingga
penggelapan uang 11 milyar yang sampai sekarang belum tuntas tebongkar dan 134 milyar
yang tidak tau keberadaannya (tidak trasparan). Dan akhirnya berdampak fatal bagi
perusahaan, investor, pelanggan terakuisisi.
Manajemen SDM dan sistem operasional internal adam air, Beberapa penyimpangan
pengelolaan Adam Air. Seperti, kontrak kerja karyawan yang dianggap menyalahi aturan
ketenagakerjaan. Manajemen memberi janji-janji muluk. Manajemen mengatakan, jika
kondisi perusahaan mulai membaik, otomatis penghasilan meningkat dan karyawan bakal
diberi saham. Akan tetapi, faktanya gaji karyawan saja sering telat.
Kasus lainnya, operasional meminta penggantian ban roda pesawat menjadi baru
semua, pemilik ternyata menolak. Mereka bahkan menyarankan agar ban pesawat
memakai yang vulkanisir. Padahal, ban vulkanisir yang bersetifikat pun maksimal hanya
bisa dipakai tiga kali penerbangan. Celakanya, akibat ban vulkanisir itu alih-alih
menghemat, malah pesawatnya hancur gara-gara kecelakaan. Faktor usia pesawat
menyumbang resiko yang cukup besar pada terjadinya kecelakaan pesawat. Mayoritas
aircraft di Indonesia memang cukup tua. Hal ini berarti lower ownership cost. Namun
dibutuhkan higher maintenance cost agar pesawat tetap dapat berfungsi dengan
semestinya. Pesawat Adam Air sendiri sudah berumur 18 tahun saat kecelakaan terjadi dan
telah melalui inspeksi seminggu sebelum kecelakaan (25 Desember 2006). Diduga Adam
Air tidak memiliki sistem maintenance yang baik dan memadai.bahkan kini izin
terbangnya dicabut
Peristiwa yang di alami Adam Air sebelum ijin terbangnya dicabut pemerintah :

Pada tanggal 11 Februari 2006, Adam Air dengan nomor Penerbangan 782, Boeing
737-300, PK-KKE BH-782, Jakarta-Makassar, kehilangan arah dan mendarat di
Bandara Tambolaka, NTT. Pesawat membawa 146 penumpang dan 6 awak pesawat.
Walaupun tidak ada korban jiwa namun terjadi kesalahan fatal dimana pesawat terbang
lagi sebelum dilakukan investivigasi oleh KNKT (Komite Nasional Keselamatan

Transportasi) dan pesawat tidak mempunyai ijin terbang dari Tambolaka. Seharusnya
dengan kejadian ini pun pemerintah sudah harus mencabut ijin terbang Adam Air.

Pada tanggal 7 Januari 2007, 16 pilot Adam Air mengundurkan diri karena mereka
menilai buruknya standar keamanan dan sistem navigasi di pesawat-pesawat yang
dinilai berkualitas jelek. Adam Air kemudian menuntut balik semua pilot ini karena
kontrak kerja mereka belum habis dan menyalahi kontrak kerja.

Pada tanggal 17 Maret 2008, Kegiatan operasional Adam Air kemudian dihentikan
karena manajemen tidak mampu membayar sewa pesawat dan pengoperasiannya akan
dilanjutkan jika ada investor baru yang bersedia menalangi 50 persen saham yang
ditarik Bhakti Investama tersebut.
Manajemen Adam Air, harus diakui maskapai itu telah berhasil membentuk citra

sebagai salah satu low cost carrier (LCC) terbaik di Indonesia sehingga menjadi salah satu
pemain kuat di jalur penerbangan domestik. Namun, jumlah angkutan penumpang (pax
load factor) yang tinggi itu tidak diimbangi dengan low operating cost (biaya operasional
penerbangan yang rendah). Alhasil, lebih besar pasak daripada tiangnya.
Faktor delima etika dalam manajemen dan teknis operasional internal Adam Air
Manajemen pengelolaan SDM yang menjanjikan hal-hal yang menggiurkan utuk
karyawan padahal saat dilapangannya adam air sering membayar gaji karyawan tidak
sesuai waktunya. Hal ini sangat melanggar etika karena memberi harapan yang tidak pasti.
Mengatakan hal yang tidak akan dilakukan. Sebenarnya manajemen juga tau bahwa hal
tersebut salah, keadaan manajemen tidak sesuai dengan standarnya maka ditutup tutupilah
dengan hal-hal yang menjanjikan seolah-olah system manajemen adam air normal. Dan
pada perawatan pesawat adam air yang tidak dipedulikan yang tidak diperhatikan,
seenaknya, padahal

keamanan kenyamanan penumpang dalam penerbangan pesawat

kunci utama yang wajib dipertanggungjawabkan. Apakah manajemen mengalami delima


etika? Ya. Karena manajemen sebenarnya mengerti apa yang telah terjadi pada kesehatan
manajemen adam air terutama SPI nya. Adam Air yang memiliki gaya kekeluargaan inilah
yang menyebabkan delima manajemen perusahaan apakah harus membongkar ketidak

beresen perusahaan? Apakah menutupi hal tersebut untuk menyelamatkan Adam Air
dalam waktu dekat? Namun tindakan manajemen adam air salah, egoist lah yang kuat
dalam diri manajemen.
2.3 Pertimbangan dalam Penyelesaian Dilema Etika
1. Pertimbangan hukum Positif
2. Pertimbangan Spiritualitas
3. Pertimbangan Ekonomi

2.3.1 Pertimbangan Hukum Positif


2.3.1.1 Kode Etik dalam Industri Penerbangan
Dalam menjalankan usahanya, pelaku bisnis jasa penerbangan diwajibkan memenuhi
beberapa regulasi baik yang sifatnya berlaku skala internasional maupun lokal (nasional).
Regulasi dalam penerbangan terkait dengan : keselamatan penerbangan, kenyamanan pelanggan
dan kepuasan pelanggan. Semua regulasi dapat dianggap sebagai pagar atau acuan dalam
menentukan kebijakan dalam jasa penerbangan sudah mengikuti etika atau tidak.
Beberapa aspek etika bisnis jasa penerbangan dapat di jabarkan dalam tiga (3) aspek, yaitu:
aspek regulasi, aspek kebijakan manajemen, dan aspek pelanggan atau konsumen.
1) Regulasi terkait Penerbangan
Beberapa regulasi yang dipakai acuan para pelaku bisnis jasa penerbangan dalam
menjalankan usahanya adalah regulasi yang bersumber dari Pemerintah (Departemen
Perhubungan) maupun regulasi yang bersumber dari asosiasi perusahaan penerbangan.
Berikut, beberapa regulasi terkait jasa penerbangan:

Undang-undang Angkutan Udara

Kepmen : Peraturan Persyaratan SIUP Penerbangan

Kepmen: Peraturan Pergitungan Biaya Pokok Penerbangan Berjadwal

Kepmen: Peraturan Keselamatan Penerbangan

INACA : Etika Bisnis Jasa Penerbangan (INACA)


Keselamatan merupakan prioritas utama dalam dunia penerbangan, tidak ada

kompromi dan toleransi. Pemerintah berkomitmen bahwa "Safety is Number One".


Sesuai dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tujuan
terselenggaranya penerbangan adalah untuk mewujudkan penyelenggaraan penerbangan
yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan berdaya guna, dengan
biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat dengan mengutamakan dan melindungi
penerbangan nasional, menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas, sebagai
pendorong, penggerak, dan penunjang pembangunan nasional serta mempererat
hubungan antar bangsa.
Namun, pada praktiknya Adam Air justru mengesampingkan keselamatan
penumpang. Mulai dari pesawat yang sudah tua dan maintenancenya tidak diperhatikan
hingga navigasi yang tidak berfungsi dengan baik, para pilot Adam Air sering terbang
buta tanpa navigasi. Terkadang para pilot harus bertanya kepada air traffic controller
(ATC) atau pemandu lalu-lintas udara menyangkut posisi pesawat. Padahal, sistem
navigasi di kokpit pesawat cukup memberi informasi kalau alat itu bekerja baik. Dari
kejadian tersebut sangat terlihat jelas alasan yang menjadi timbulnya banyak kecelakaan
pada pesawat Adam Air.
Seharusnya dalam perusahaan penerbangan, seperti yang sudah tertera jelas dalam
undang-undang, harus memperhatikan keamanan dan keselamatan penumpang. Bukan
hanya mengejar pendapatan saja, tetapi juga harus merawat pesawat yang merupakan
salah satu modal dalam usaha mereka dalam mencari pendapatan.
2) Kebijakan Manajemen terkait Etika
Penerapan etika bisnis dalam menjalankan bisnis jasa penerbangan dapat dilakukan
melaui:

Penentuan Nilai-nilai Perusahaan

Penentuan Kebijakan Perusahaan

Ad/ART Perusahaan

Rencana Kerja Jangka Panjang Perusahaan

Buruknya kebijakan dan sistem pengendalian internal (SPI) dalam PT Adam


Skyconnection Airlines membuat manajemen bingung dalam membuat keputusan.
Karena semua perintah berada di tangan Sandra Ang yang menjabat sebagai komisaris di
perusahaan itu. Sandra Ang mengatur segala sesuatu yang ada dalam perusahaan mulai
dari hal kecil hingga ke hal yang besar. Bahkan Presdir yaitu Adam Aditya Suherman
yang juga anak kandung dari Sandra Ang tidak bisa menolak keputusan yang
diperintahkan oleh ibunya tersebut.
Hal tersebut tidak sesuai dengan prinsip GCG (Good Corporate Governance)
yaitu Transparansi. Manajemen Adam Air tidak saling terbuka, dalam pengambilan
keputusan dan penyampaian informasi sehingga terjadi ketidakharmonisan antara Dewan
Komisaris. Akuntabilitas, manajemen Adam Air saling curiga mengenai laporan
keuangan dan pengelolaan keuangan sehingga hal ini sangat berpengaruh terahadap
operasional perusahaan. Kemandirian, karena dalam struktur manajemen Adam Air
tidak ada pemegang saham mayoritas dan saham minoritas, sehingga hal ini sulit untuk
pengambilan kebijakan dan juga tidak ada pihak yang independent (Komisaris dan
Direktur Independen). Kewajaran, karena manajemen Adam Air hanya mementingkan
pemegang saham tidak mempertimbangkan stakeholder yang lain.
Seharusnya dalam sebuah perusahaan, pekerjaan dilakukan sesuai dengan jabatan dan
divisi masing-masing, dan sebuah keputusan ada di tangan Presiden Direktur.
2.3.2 Pertimbangan Spiritualitas
Setelah memahami kasus yang dialami oleh PT Adam Skyconnection Airlines, jelas
banyak sekali dilema etika yang dialami oleh perusahaan tersebut.
Dalam kasus ini, sebenarnya pihak internal sudah mengetahui buruknya kondisi
manajemen Adam Air, tetapi mereka tidak bisa menolak apa yang menjadi keputusan atasan.
Mereka mempunyai hak sesuai dengan jabatan mereka, tetapi semua itu seolah tidak
berfungsi karena adanya kekuatan kekuasan dari pihak atasan.
Jika dilihat dalam sudut pandang spiritual, maka ada beberapa ayat yang terkait dengan
kasus tersebut, diantaranya :

1. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia
akan melihat (balasan)nya pula (Q.S. Al Dzaldzalah 7-8).
2. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri (Q.S. Al Isra 7)
3. Bila orang-orang melihat seorang yang zalim tapi mereka tidak mencegahnya
dikhawatirkan Allah akan menimpakan hukuman terhadap mereka semua. (HR. Abu
Dawud)

2.3.3 Pertimbangan Ekonomi


Akibat egoisme dari atasan, memunculkan dampak-dampak dari perlakuan itu.
1. Pailit
Pailit adalah orang atau badan hukum berhenti membayar (tidak mampu atau tidak mau
membayar utangnya). Dengan demikian jika ada penagihan pembayaran utang dan telah
jatuh tempo maka dapat disebut pailit. Bukan hanya tidak mampu untuk membayar
utang, tapi tidak mau membayar utang juga dapat dimintakan pailit.
Jadi, perusahaan yang ingin go public sebisa mungkin membayar hutang-hutangnya
agar tidak dipailit.
2. Keuangan tidak transparan
Antara data dan realita seharusnya sama jumlahnya, sehingga informasi keuanganpun
dapat diketahui dengan pasti dan memudahkan untuk mengambil keputusan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kasus penutupan PT Adam Air, berdasar teori etika diatas:
1. Pihak manajemen sangat egois dan hanya memetingkan kepentingannya sendiri
(pemegang saham) karena tidak memperhatikan nasib para karyawan, hal itu
dibuktikan anatara pihak pemegang sahm keluarga Adam Suherman dengan pihak PT
Bhakti Investama yang saling berseteru terhadap penyelesaian karyawan.
2. Pihak manajemen tidak mengambil suatu keputusan yang menyeluruh, yaitu
bagaimana kepentingan para stakeholder yang yang lain harus diperhatikan
3. Pihak manajemen berkewajiban untuk memenhui hak para karyawan, konsumen ,
kreditor, pemegang saham dan pihak lain.
4. Disamping itu, adanya kejanggalan pada susunan menejemen Adam air. Dimana sudah
adanya perwakilan investor yang menjabat posisi direktur keuangan. Namun diakhir
investor menuntut menejemen karena kurang transparan dan dinilai mengambil
keputusan sepihak yang merugikan.
3.1 Saran
Apa yang harus dihindarkan suatu perusahaan agar tidak mengalami seperti Adam Air?

Memberikan pelatihan terhadap pilot agar lebih terampil.

Membisakan hidup disiplin, jujur, tidak korupsi, dll.

Memperbaiki hubungan antara pegawai dan majaement.

Mengganti pesawat yang usianya cukup tua dengan pesawat yang lebih layak.

Harus memiliki sistem maintenance yang baik dan memadai.

Menciptakan etika bisnis yang baik.

3.3 Pelajaran yang dapat diambil dari Kasus Adam Air


Apa yang Saya Katakan
Saya

berkata

karyawan:

Apa yang Saya Lakukan

kepada Saya tiba tepat waktu

Datanglah

Apa yang Mereka Kerjakan


Mereka datang tepat waktu

ke

kantor tepat waktu


Saya

berkata

karyawan:

kepada Saya

menunjukkan

sikap Mereka

Bersikaplah positive

akan

berperilaku

positif

Positiv
Saya

berkata

karyawan:

kepada Saya

mendahulukan Mereka

Utamakan konsumen

mengutamakan

konsumen

Pelanggan
a. kita harus memegang teguh etika. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut
b. akan Anda dap
Apa jadinya kalau hal yang saya lakukan berbeda dengan yang saya ucapkan seperti
berikut ini:
Apa yang Saya Katakan
Saya

berkata

karyawan:

Apa yang Saya Lakukan

kepada Saya selalu terlambat

Datanglah

Apa yang Mereka Katakan


Beberapa

karyawan

akan

tepat waktu dan lainnya tidak

ke kantor tepat waktu

Saya

berkata

kepada Saya menjalankan perilaku Hanya beberapa orang yang

karyawan: Bersikaplah negative

positif, selebihnya berperilaku

Positiv

negative

Saya

berkata

karyawan:

kepada Saya mengutamakan diri saya Hanya beberapa orang yang

Utamakan lebih dulu

Pelanggan

mendahulukan

pelanggan,

yang lainnya tidak.

b. Tarif murah juga harus memerhatikan dan menjaga agar biaya operasional penerbangannya
tetap rendah (low operating cost). Sebab, Cuma maskapai penerbangan yang memiliki
struktur biaya operasional paling rendah yang bakal memenangi persaingan.
c.

SDM yang berpengalaman, kompeten, dan profesional merupakan aset terbesar dan
terpenting dalam bisnis pengerbangan serta menentukan maju-mundurnya perusahaan
penerbangan.

d. Jika kita punya perusahaan terutama perusahaan jasa kita harus Mengutamakan konsumen,
harus memiliki standar keamanan, keselamatan, dan pelayanan yang tinggi, serta tarif yang
terjangkau oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
https://smlipoitb.wordpress.com/2008/05/28/dibalik-runtuhnya-adam-air/ DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang
Undang-undang nomor 4 tahun 1998 tentang Kepailitan
Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tetang Perseroan
Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Kansil, pokok-pokok pengetahuan hukum dagang Indonesia, 2008, sinar grafika
Reportase : Afif Maulana Dewanda, Darandono, Herning Banirestu, M.Husni Mubarak,
S.Ruslina, Tutur Handayani, dan Wini Angraen/Riset: Sarah Ratna Herni.
http://adamair-indonesia.blogspot.co.id/
http://jakapy.blogspot.co.id/2011/04/etika-bisnis-dalam-industri-jasa.html

Anda mungkin juga menyukai