Anda di halaman 1dari 2

TUGAS

1. Patofisiologi Nyeri Kepala


a. NKTO
Patofisiologi
Tidak ada patofisiologi yang dapat menjelaskan terjadinya nyeri kepala tipe
tegang secara tuntas; sejauh ini di duga terkait dengan kejang berlebihan pada
otot, ditemukan juga ada hubungan yang erat dengan factor psikofisiologik.
b. Migrain
Patofisiologi
Migren merupakan reaksi neurovaskuler terhadap perubahan mendadak
dalam lingkungan eksternal atau internal. Masing-masing individu mempunyai
ambang migren dengan tingkat kerentanan yang bergantung pada keseimbangan
antara eksitasi dan inhibisi pada berbagai tingkat sistim saraf.
Mekanisme migren berwujud sebagai refleks trigeminovaskular yang tidak
stabil dengan cacat segmental pada jalur kontrol nyeri. Cacad segmental ini
mengakibatkan masukan aferen kortikobulbar yang berlebihan. Hasil akhirnya
adalah interaksi batang otak dan pembuluh darah cranial yang menimbulkan nyeri
kepala dengan ciri berdenyut-denyut.
c. Trigeminal Neuralgia
Patofisiologi
Nervus trigeminus dapat menyebabkan nyeri karena fungsi utamanya adalah
sensorik. Kompresi vaskular, umumnya lilitan arteri atau vena pada area masuk
saraf trigeminus ke pons merupakan patogenesis pada varian idiopatik. Kompresi
ini menyebabkan demielinasi fokal nervus trigeminus. Nyeri neuropatik
merupakan tanda utama jejas pada daerah serat aferen nosiseptif yang tidak
termielinisasi atau hanya memiliki lapisan mielin yang tipis.
d. Cluster Type Headache
Patofisiologi
Patofiologi nyeri kepala pada cluster tidak dimengerti nsecara menyeluruh,
beberapa faktor yang mungkin mendasari adalah vasodilatasi, sinyal dari nervus
trigeminus, saraf otonom, irama sirkardian, serotonin, histamin, dan sel mast.
2. Pemeriksaan Stadium HNP
3. Rumus MAPB
4. Efek Samping Diazepam
Mengantuk, ataksia, kelelahan erupsi pada kulit, edema, mual dan konstipasi, gejala
ekstra piramidal, gangguan visual dan retensi atau inkontinensia urine.

5. Etiologi Status Epileptikus


6. Manuver pada rehabilitasi Vestibular
7. Etiologi Koma
C
= CIRCULATION
E
= ENSEFALOPATI
M
= METABOLIC
E
= ENDOKRIN & ELEKTROLIT
N
= NEOPLASMA
T
= TRAUMA CAPITIS
E
= EPILEPSI
D
=
8. Perbedaan Kortikal dan Subkortikal
9. Agnosia dan Anosognosia
Agnosia
:
Kegagalan mengenal suatu objek kendati sensasi primernya
(indera) berfungsi baik. Beberapa jenis agnosia seperti agnosia visual (tidak mampu
mengenal objek secara visual padahal penglihatan adekuat), agnosia jari (keadaan
tidak mampu mengidentifikasi jarinya atau jari orang lain), agnosia taktil (terdapat
kegagalan mengenal suatu objek melalui perabaan, sedang sensorik primernya baik)
Anosognosia :
Tidak mengakui adanya penyakit atau kelainan dan merupakan
keadaan tidak mengakui atau tidak menyadari adanya gangguan fungsi pada sebagian
tubuh.
10. Perbedaan Deselebrasi dan Decortikasi

Anda mungkin juga menyukai