Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
STEP 1
STEP 2
1. Apa hubungannya terpercik pembersih lantai dengan keluhan mata kabur,
merah, berair, nyeri ?
2. Mengapa dokter melakukan penanganan irigasi dengan aquabbidest ?
3. Mengapa bisa terjadi oedem kornea, erosi kornea, mixed injeksi ?
4. Apa saja kemungkinan komposisi pada cairan pembersih lantai
5. Apa intepretasi dari VOD 3/60 ?
6. Cara penegakan diagnosis pada kasus trauma mata ?
7. Sebutkan Jenis-jenis trauma pada mata !
8. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan akibat truma pada skenario ?
9. Apa fungsi bebat mata?
10.Apa indikasi pemberian salep antibiotik pada kasus ini ?
11.Apa Terapi yang diberikan ?
12.Bagaimana Penatalaksanaan segera pada kasus trauma mata
STEP 3
1. Apa hubungannya terpercik pembersih lantai dengan keluhan mata kabur,
merah, berair, nyeri ?
pH normal pada mata 7,3
MATA KABUR
Jika oedem kornea tjd di stroma kornea bayangan masuk tidak tepat di
retina pandangan kabur
Pembersih lantai kandungannya asam sulfat zat2 asam masuk pada
bulbus oculi denaturasi protein pada mata koagulasi protein pada
mata ( untuk membentuk barrier ) tampak keruh cahaya tidak masuk
maksimal pandangan kabur
Trauma asam lebih ringan dari basa
Basa tidak membentuk koagulasi protein suka dengan lemak
masuk ke dalam perforasi lapisan
b. pH
c. kecepatan
asam :
a. ion hidrogen
b. anion mengubah pH tjd koagulasi protein terbentuk barrier
ground glass
asam hidroflorida melewati membran sel dgn cepat ion florid masuk
menghambat enzim glikolitik imobilisasi ion kalsium menstimulsi
saraf di sekitar nyeri
terjadi juga presipitasi lukanya hanya di 1 tempat
basa :
a. ion hidroksil
b. kation berinteraksi dgn stroma dan glikosaminoglikan shg timbul
jaringan rusak reaksi inflamasi pelepasan enzim proteolitik
memperberat kerusakan jaringan penetrasi lebih dalam pada kornea
kerusakan kolagen kornea karena kehilangan mukopolisakarida serat
kolagen bengkak stroma kornea mati oedem
basa merusak epitel kornea basal epitel terkelupas reepitelisasi
berhubungan ke stroma langsung oleh plasminogen aktivator
mengganggu penyembuhan epitel menghancurkan jaringan kolagen
penyembuhan epitel terganggu ulkus kornea
kolagenasi terbentuk 9jam stelah trauma (tergantung konsentrasi)
memuncak 12-21hari jadi ulkus 2 minggu stelah trauma
reepitelisasi normalnya 24jam tapi kalau terkena bahan kimia
reepitelisasi 3-7hari
A. TRAUMA TUMPUL
-
HEMATOMA KELOPAK
Pembengkakan atau penimbunan darah dibawah kuliat akibat
pecahnya pemb. Darah palpebra
Edema konjungtiva
Edem kornea keluhan kabur dan terlihat pelangi
Trauma tumpull pada lensa dislokasi lensa karena terputusnya
lig. Suspensorium lentis
E. Trauma Tajam
Ada 2 jenis :
- Beracun
Exp : besi, tembaga, kayu
- Tidak beracun
Exp : terjadi kemungkinan infeksi
visus
segmen anterior
fluoresin
reflek kornea
e. oftalmoskop
STEP 4
STEP 7
1. Apa hubungannya terpercik pembersih lantai dengan keluhan mata kabur,
merah, berair, nyeri ?
Trauma kimia pada mata merupakan salah satu keadaan kedaruratan
oftalmologi karena dapat menyebabkan cedera pada mata, baik ringan,
berat bahkan sampai kehilangan penglihatan. Trauma kimia pada mata
merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat terpaparnya bahan
kimia baik yang bersifat asam atau basa yang dapat merusak struktur
bola mata tersebut. Trauma kimia diakibatkan oleh zat asam dengan pH <
7 ataupun zat basa pH > 7 yang dapat menyebabkan kerusakan struktur
Gambar Klasifikasi Trauma Kimia, (a) derajat 1, (b) derajat 2, (c) derajat 3,
(d) derajat 4
Klasifikasi ini juga bertujuan untuk penatalaksaan yang sesuai dengan
kerusakan yang muncul serta indikasi penentuan prognosis. Klasifikasi
ditetapkan berdasarkan tingkat kejernihan kornea dan keparahan iskemik
limbus.
Menurut klasifikasi Hughes :
Ringan
Prognosis baik
Terdapat erosi epitel kornea
Kekeruhan yang ringan pada kornea
Tidak terdapat iskemia dan nekrosis kornea ataupun konjungtiva
Sedang
Prognosis baik
Kornea keruh, sehingga sukar melihat iris dan pupil secara
terperinci
Terdapat nekrosis dan iskemi ringan pada konjungtiva dan kornea
Berat
Prognosis buruk
Akibat kekeruhan kornea, pupil tidak dapat dilihat
Konjungtiva dan sklera pucat
Trauma
Tumpul
Tumpul
Mekanik
Trauma
Tajam
Trauma
Mata
Perforasi
NonPerforasi
Penetran
NonPenetran
Asam
Kimia
Basa
NonMekanik
Fisika
Radiasi
Trauma Mekanik
a. Trauma tumpul
Kelopak
Palpebra hematom
o
Penyebab
Trauma akibat pukulan tinju, atau benda-benda keras lainnya
Penatalaksanaan
Konjungtiva
Edema konjungtiva
Jaringan konjungtiva yang bersifat selaput lendir dapat
menjadi kemotik pada setiap kelainannya, demikian pula akibat
trauma tumpul. Bila kelopak terpajan ke duania luar dan
konjungtiva secara langsung kena angin tanpa mengedip, maka
keadaan ini telah dapat mengakibatkan edema pada konjungtiva.
Penatalaksanaannya : dapat diberikan dekongestan untuk
mencegah pembendungan cairan di dalam selaput lendir
konjungtiva.
Hematom subkonjungtiva
Hematoma subkonjungtiva terjadi akibat pecahnya pembuluh
darah yang terdapat pada atau di bawah konjungtiva, seperti arteri
konjungtiva dan arteri episklera. Pecahnya pembuluh darah ini
dapat akibat batuk rejan,trauma tumpul basis kranii, atau pada
keadaan pembuluh darah yang rentan dan mudah pecah. Pembuluh
darah akan rentan dan mudah pecah pada usia lanjut, hipertensi,
areriosklerosis, konjungtiva meradang(konjungtivitis), anemia, dan
obat-obatan tertentu.
Pengobatan dini yang dapat dilakukan kompres hangat.
Perdarahan subkonjungtiva akan hilang atau diabsorbsi dalam 1-2
minggu tanpa diobati
Bila perdarahan ini terjadi akibat trauma tumpul maka perlu
dipastikan bahwa tidak terdapat robekan di bawah jaringn
konjungtiva atau sklera. Kadang-kadang hematoma subkonjungtiva
menutupi keadaan mata yang lebih burukseperti perforasi bola
mata. Bila tekanan bola mata rendah disertai tajam penglihatan
menurun dengan hematoma subkonjungtiva maka sebaiknya
dilakukan eksplorasi bola mata untuk mencari adanya ruptur sklera
atauterlihatnya jaringan kororid yang menonjol
Kornea
Edema kornea
Erosi kornea
Uvea
Iridoplegia
Iridodialisis
Hifema
Iridosiklitis
Lensa
Dislokasi lensa
Trauma tumpul lensa dapat mengakibatkan dislokasi lensa akibat
putusnya zonula zinii.
Gangguan kedudukan lensa ini dapat dalam bentuk ;
a) Subluksasi lensa
Terjadi akibat zonula zinn putus sebagian sehingga lensa
berpindah tempat.
Pasien pasca trauma akan mengeluh penglihatan berkurang.
Subluksasi lensa akan memberikan gambaran pada iris berupa
iridodonesis. Akibat pegangan lensa pada zonula tidak ada
maka lensa yang elastis akan menjadi cembung, dan mata akan
menjadi lebih miopia. Lensa yang menjadi sangat cembung
mendorong iris ke depan sehingga sudut bilik mata tertutup.
Bila sudut bilik mata menjadi sempit pada mata ini mudah
terjadi glaukoma sekunder.
Katarak traumatic
Trauma tumpul dapat mengakibatkan katarak pungtata, selain
daripada dapat mengakibatkan katarak, yang biasanya berjalan
lambat, dan proses degenerasinya dapat berjalan lanjut. Proses
degenerasi lanjut ini dapat mengakibatkan pencairan korteks lensa
dan bocor melalui kapsul lensa. Bahan lensa di luar kapsul sebagai
benda asing menimbulkan reaksi di dalam bilik mata depan
sehingga menimbulkan reaksi uveitis yang disebut sebagai uveitis
fakotoksik dan glaukoma fakolitik.
Bila katark telah menimbulkan reaksi fakolitik maka pasien akan
mengeluh mata sakit disertai dengan gejala uveitis lainnya
sehingga lensa perlu dikeluarkan dengan segera.
Ablasi retina
Trauma diduga merupakan pencetus untuk terlepasnya retina dari
koroid pada penderita ablasi retina. Biasanya pasien telah
mempunyai bakat untuk terjadinya ablasi retina ini seperti retina
tipis akibat retinitis sanata, miopia, dan proses degenerasi retina
lainnya. Bila terjadinya ablasi retina setelah suatu trauma tidak
diketahui dengan jelas karena waktu terjadinya tidak selalu sama.
Pada pasien ekan terdapat keluhan seperti adanya selaput yang
seperti tabir menganggu lapang pandangannya. Bila terkena atau
tertutup daerah makula maka tajam penglihatan akan menurun.
Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang berwarna
abu-abu dengan pembuluh darah yang terlihat terangkat dan
berkelok-kelok. Kadang-kadang terlihat pembuluh darah seperti
yang terputus-putus.
Rupture koroid
Pada trauma keras dapat terjadi perdarahan subretina yang dapat
merupakan akibat daripada ruptur koroid. Ruptur ini biasanya
terletak di polus posterior bola mata dan melingkar konsentris di
sekitar papil saraf optik. Bila ruptur koroid ini terletak atau
Saraf optic
Tanda :
b. Trauma Tajam
Tanda
Pengobatan
Bila terlihat salah satu tanda di atas atau dicurigai adanya perforasi
bola mata maka secepatnya dilakukan pemberian antibiotika topikal
dan mata ditutup dan segera dikirim pada dokter mata untulk
dilakukan pembedahan.
Etiologi
Binatang
pH,
Kecepatan,
Dibanding bahan asam, maka trauma oleh bahan alkali cepat dapat
merusak dan menembus kornea.
Pengobatan
Regenerasi epitel akibat asam lemah dan alkali sangat lambat yang
biasanya sempurna setelah 3-7 hari.
Klasifikasi
Trauma Asam
Etiologi
Bahan asam yang dapat merusak mata terutama bahan anorga
organik (asetat, forniat),d an organik anhidrat (asetat).
Patofisiologi
Bila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi
pengendapan ataupun penggumpalan protein permukaan sehingga
bila konsentrasi tidak tinggi maka tidak akan bersifat destruktif
seperti trauma alkali. Biasanya akan terjadi kerusakan hanya pada
bagian superfisial saja. Bahan asam dengan konsentrasi tinggi dapat
bereaksi seperti terhadap trauma basa sehingga kerusakan yang
diakibatkannya akan lebih dalam.
Pengobatan
a. Pengobatan dilakukan dengan irigasi jaringan yang terkena
secepatnya dan selama mungkin untuk menghilangkan dan
melarutkan bahan yang mengakibatkan trauma.
b. Biasanya trauma akibat asam akan normal kembali, sehingga
tajam penglihatan tidak banyak terganggu.
Patofisiologi
a. Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan akibat
yang sangat gawat pada mata. Alkali akan menembus
dengan cepat kornea, bilik mata depan, dan sampai pada
jaringan retina. Pada trauma basa akan terjadi penghancuran
jaringan kolagen kornea. Bahan kimia alkali bersifat koagulasi
sel dan terjadi proses persabunan, disertai dengan dehidrasi.
Bahan akustik soda dapat menembus ke dalam bilik mata
depan dalam waktu 7 detik.
b. Pada trauma alkali akan terbentuk kolagenase yang akan
menambah bertambah kerusakan kolagen kornea. Alkali yang
menembus ke dalam bola mata akan merusak retina
sehingga akan berakhir dengan kebutaan penderita.
Pengobatan
a. Tindakan bila terjadi trauma basa adalah dengan secepatnya
melakukan irigasi dengan garam fisiologik. Sebaiknya irigasi
dilakukan selama mungkin. Bila mungkin irigasi dilakukan
paling sedikit 60 menit segera setelah trauma.
b. Penderita diberi sikloplegia, antibiotika, EDTA untuk mengikat
basa. EDTA diberikan setelah 1 minggu trauma alkali
diperlukan untuk menetralisir kolagenase yang terbentuk
pada hari ke tujuh.
Penyulit
Penyulit yang dapat timbul trauma alkali adalah
a. Simblefaron,
b. Kekeruhan kornea,
Sinar inframerah
Sinar ultraviolet
Patofisiologi
Akibat sinar infra merah dapat terjadi pada saat menatap gerhana
matahari dan pada saat bekerja dipemanggangan. Kerusakan ini da
terjadi akibat terkonsentrasinya sinar inframerah terlihat. Kaca yang
mencair seperti yang ditemukan di tempat pemanggangan kaca akan
menggeluarkan sinar infra merah. Bila seseorang berada pada jarak
kaki sela satu menit di depan kaca yang mencair dan pupilnya lebar
atau midria maka suhu lensa akan naik sebanyak 9 derajat Celcius.
Demikian pula yang mengabsorpsi sinar infra merah akan panas
sehingga berakibat tidak baik terhadap kapsul lensa di dekatnya.
Absorpsi sinar infra merah oleh lensa akan mengakibatkan katarak
dan eksfoliasi kapsul lensa.
DD
1. Sinar infra merah akan mengakibatkan keratitis superfisial,
katarak kortikal anterior-posterior dan koagulasi pada koroid.
2. Bergantung pada beratnya lesi akan terdapat skotoma sement
ataupun permanen.
Pengobatan
1. Tidak ada pengobatan terhadap akibat buruk yang sudah terjadi
kecuali mencegah terkenanya mata oleh sinar infra merah ini.
Definisi
Sinar ultra violet merupakan sinar gelombang pendek yang tidak
terlihat mempunyai panjang gelombang antara 350-295 nM.
Patofisiologi
Sinar ultra violet banyak terdapat padd saat bekerja las, dan
menatap sinar matahari atau pantulan sinar matahari di atas salju.
Sinar ultraviolet akan segera merusak epitel kornea. Sinar ultra violet
biasanya memberikan kerusakan terbatas pada kornea sehingga
kerusakan pada lensa dan retina tidak akan nyata terlihat. Kerusakan
ini akan segera baik kembali setelah beberapa waktu, dan tidak akan
memberikan gangguan tajam penglihatan yang menetap.
Pengobatan
Pengobatan yang diberikan adalah sikloplegia, antibiotika lokal,
analgetik, dan mata ditutup untuk selama 2-3 hari. Biasanya sembuh
setelah 48 jam.
Patofisiologi
1. Sinar ionisasi dan sinar X dapat mengakibatkan katarak dan
rusaknya retina. Dosis kataraktogenik bervariasi dengan energi
dan tipe sinar, lensa yang lebih muda dan lebih peka.
2. Akibat dari sinar ini pada lensa, terjadi pemecahan diri sel epitel
secara tidak normal. Sedang sel baru yang berasal dari set
germinatif lensa tidak menjadi jarang.
3. Sinar X merusak retina dengan gambaran seperti kerusakan yang
diakibatkan diabetes melitus berupa dilatasi kapiler, perdarahan,
mikroaneuris mata, dan eksudat.
4. Luka bakar akibat sinar X dapat merusak kornea yang
mengakibatkan kerusakan permanen yang sukar diobati. Biasanya
akan terlihat sebagai keratitis dengan iridosiklitis ringan. Pada
keadaan yang berat akan mengakibatkan parut konjungtiva atrofi
set goblet yang akan mengganggu fungsi air mata.
Pengobatan
1. Pengobatan yang diberikan adalah antibiotika topikal dengan
steroid 3 kali sehari dan sikioplegik satu kali sehari.
2. Bila terjadi simblefaron pada konjungtiva dilakukan tindakan
pembedahan.
ada saat mata terkena asam di tempat kejadian, tindakan pertama yang
harus diambil adalah dengan irigasi bagian mata yang terkena dengan
menggunakan air keran yang mengalir atau menggunakan garam
fisiologis jika ada selama 15-30 menit. (5)
Pada saat di rumah sakit, dapat diberikan anestesi topikal, larutan natrium
bikarbonat 3% dan kemudian bisa diberi antibiotic. Pada trauma asam,
karena terbentuknya barrier proteksi, mata yang terkena pada dasarnya
akan kembali normal.
Penatalaksaan Trauma Basa :
Irigasi dengan garam fisiologis selama mungkin ( 2000 ml selama
kurang lebih 30 menit)
Pemeriksaan Kertas Lakmus cek pH mata
Bila penyebab CaOH Diberi EDTA (EDTAdiberikansegerasetelahtrauma1
tetestiap5menitselama2jamdenganmaksuduntukmengikatsisabasadanuntuk
menetralisirkolagenaseyangterbentukpadahariketujuhposttrauma).
EDEM KORNEA
EROSI KORNEA
a. Erosi kornea
Erosi kornea merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea yang
dapatmengakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea.
Gambaran klinis
Pada erosi pasien akan merasa sakit sekali akibat erosi merusak kornea
yangmempunyai serat sensibel yang banyak, mata berair, fotofobia dan
penglihatan akanterganggu oleh media yang keruh.Pada korne akan
terlihat adanya defek efitel kornea yang bila diberi fuorosein akan
berwarnahijau.
Penatalaksanaan
Anestesi topikal dapat diberikan untuk memeriksa tajam penglihatan
danmenghilangkan rasa sakit yang sangat. Anestesi topikal diberikan
dengan hati-hati karenadapat menambah kerusakan epitel.Epitel yan
terkelupas atau terlipat sebaiknya dilepas atau dikupas. Untuk
mencegahterjadinya infeksi dapat diberikan antibiotika spektrum luas
seperti neosporin, kloramfenikoldan sufasetamid tetes. Akibat rangsangan
yang mengakibatkan spasme siliar maka dapat diberikan sikloplegik aksipendek seperti tropikamida.Untuk mengurangi rangsangan cahaya dan
membuat rasa nyaman pada pasien, maka bisadiberikan bebat tekan pada
pasien minimal 24 jam.
b. Erosi kornea rekuren
Erosi rekuren biasanya terjadi akibat cedera yang merusak membran basal
atau tukak metaherpetik. Epitel akan sukar menutup dikarenakan
terjadinya pelepasan membran basalepitel kornea sebagai sebagai tempat
duduknya sel basal epitel kornea.
Penatalaksanaan
Pengobatan terutama bertujuan melumas permukaan kornea sehingga
regenerasiepitel tidak cepat terlepas untuk membentuk membran basal
kornea.Pemberian siklopegik bertujuan untuk mengurangi rasa sakit
ataupun untuk mengurangigejala radang uvea yang mungkn
timbul.Antibiotik dapat diberikan dalam bentuk tetes dan mata ditutup
untuk mempercepatpertumbuhan epitel baru dan mencegah infeksi
skunder.
Dapat digunakan lensa kontak lembek pada pasien dengan erosi rekuren
pada kornea denganmaksud untuk mempertahankan epitel berada
ditempatnya
INJEKSI KONJUNGTIVAL
INJEKSI SILIAR
2.
Melebarnya pembuluh
darah a. Siliaris anterior
karena radang kornea,
tukak kornea, benda asing
pada kornea, radang
jaringan uvea, glaukoma,
endoftalmitis ataupun
panoftalmitis.
Ukurannya sangat halus
terletak disekitar kornea,
paling padat disekitar
kornea dan berkurang ke
3.
4.
5.
6.
7.
Fotofobia ( - )
Pupil ukuran normal dengan
reaksi normal
8.
Gatal
Injeksi Konjungtival
arah forniks.
Tidak ikut serta dengan
pergerakan konjungtiva
bila digerakkan karena
menempel erat dengan
jaringan perikornea.
Berwarna lebih ungu
dibandingkan dengan
injeksi konjungtiva
Dengan tetes adrenalin /
epinefrin 1:1000 pembuluh
darah perikornea tidak
menciut
Fotofobia ( + )
Pupil irregular kecil ( iritis )
dan lebar ( glaukoma )
Injeksi Siliar
Injeksi Konjungtiva
Injeksi siliar
Melebarnya pembuluh darah peri kornea (a. siliar anterior)
atau injeksi siliar atau injeksiperikornea terjadi akibat radang
kornea, tukang kornea, benda asing pada kornea, radang jaringan
uvea, glaucoma, endoftalmitis ataupun panoftalmitisInjeksi siliar ini
mempunyai tanda-tanda
- Berwarna lebih ungu, dibanding dengan injeksi konjungtival
- Pembuluh darah tidak tampak
Tidak
ikut
digerakkan,
serta
dengan
karena
pergerakan
menempel
konjungtiva
eratdengan
bila
jaringan
perikornea.
Kemerahan paling pada disekitar kornea, dan berkurang kea
rah forniks
Dengan tetes adrenalin 1:1000 tidak menciut.
Hanya lakrimasi
Terdapat fotofobia
Sakit tekan di sekitar kornea
Pada penyakit tertentu dapat menyebabkan pupil ireguler
Penglihatan menurun
Terdapat atau tidak terdapatnya secret
Terdapat peningkatan tekanan bola mata pada keadaan
tertentu,Mata merah dapat dibagi menjadi mata merah
dengan visus normal ataupun mata merahdengan visus
terganggu akibat keruhnya media penglihatan bersama-sama
mata yangmerah.
COMMONACIDSANDALKALI
PRODUCK
Acids
CHEMICAL
Ph
Toilet cleaner
Battery fluid
Sulfuric acid ( 80 % )
Sulfuric acid ( 30 % )
1,0
1,0
Pool cleaners
1,0
Bleaches
Sodium hypochlorite
1,0
Alkalies
Drain cleaner
Sodium or potasium hydroxide
Ammonia
Ammonium hidroxide
Dishwasher detergent
Sodium tripolyphosphate
Oven cleaners
Sodium hydroxide
14
12,5
12,0
14
Penatalaksaan
a. Anamnesis
Ditanyakan mengenai proses terjadi trauma, bagaimana, dan bahan
benda yg mengenai mata trsbt. Apakah benda yg mengenai mata
itu datang dari arah depan, samping atas, samping bawah, atau
dari arah lain dan bagaimana kecepatannya waktu mengenai mata.
Perlu ditanyakan pula kpd penderita berapa besar benda yg
mengenai mata dan bahan benda trsbt apakah terbuat dari kayu,
besi atau bahan lainnya.
Simblefaron
Ptisis Bulbi
Prognosis
Prognosis trauma kimia pada mata sangat ditentukan oleh bahan
penyebab trauma tersebut. Derajat iskemik pada pembuluh darah
limbus dan konjungtiva merupakan salah satu indikator keparahan
trauma dan prognosis penyembuhan. Iskemik yang paling luas pada
pembuluh darah limbus dan konjungtiva memberikan prognosa yang
buruk. Bentuk paling berat pada trauma kimia ditunjukkan dengan
gambaran cooked fish eye dimana prognosisnya adalah yang
paling buruk, dapat terjadi kebutaan.
Keratoplasti dapat ditunda sampai 6 bulan. Makin lama makin baik, hal ini untuk
memaksimalkan resolusi dari proses inflamasi.
3) Debridemen
Pada daerah epitel kornea yang mengalami nekrotik sehingga
dapat terjadi re-epitelisasi pada kornea.Trauma kimia ringan
(derajat 1 dan 2) dapat diterapi dengan pemberian obat-obatan
seperti steroid topikal, sikloplegik, dan antibiotik profilaksis
selama 7 hari. Sedangkan pada trauma kimia berat, pemberian
obat-obatan bertujuan untuk mengurangi inflamasi, membantu
regenerasi epitel dan mencegah terjadinya ulkus kornea.
Sumber : Vaughan DG, Taylor A, and Paul RE. Oftalmologi Umum.Widya
medika. Jakarta. 2000.