Anda di halaman 1dari 4

Cara Mengukur, Membaca dan Meng-interpretasikan Hasil Tuberculin Skin Test (TST)

Test Mantoux :
Tuberculin Skin Test atau Mantoux Test juga dikenal dengan nama Mantoux screening
test, tuberculin sensitivity test, Pirquet test, atau PPD test (purified protein derivative),
adalah suatu tindakan untuk memastikan ada atau tidaknya penyakit TBC pada seseorang
sebelum kita memberikan vaksin BCG kepadanya. Test kulit ini sangat umum dilakukan
diseluruh dunia, juga di Indonesia.
Test sensitifitas kulit ini pertama kali dilukiskan oleh Robert Koch, yaitu sarjana kedokteran
yang penemu kuman Mycobacterium tuberculosis, tetapi test kulit ini diberi nama sesuai
dengan nama seorang dokter Prancis Charles Mantoux yang meneruskan kerja penelitian
Robert Koch bersama dokter Clemens von Pirquet yang melakukan test kulit pada tahun
1907.
Tujuan Mantoux Test yaitu untuk membedakan apakah seseorang belum pernah atau telah
terkena infeksi dengan kuman Mycobacterium tuberculosis sebelumnya. Tetapi test ini tidak
selalu akurat dan tidak bisa menentukan secara pasti apakah seseorang sedang menderita
penyakit paru paru TBC atau mempunyai infeksi tuberculosis yang laten (Latent
Tuberculosis Infection), sehingga diperlukan pemeriksaan lain (pemeriksaan fisik, foto
radiologi paru dan biakan kuman dan test laboratorium) untuk mendapatkan kepastian
diagnosa.
Cara Melakukan Mantoux Test ini :
Dosis standard 5 tuberculin unit (0.1 mL) disuntikkan diantara jaringan kulit (intradermal
injection), hasilnya baru kita baca dan evaluasi setelah 48 hingga 72 jam kemudian. Jika
seseorang pernah terpapar dengan kuman Mycobacterium, atau pernah mendapat vaksinasi
BCG sebelumnya, maka akan terterjadi reaksi imunologi positif di kulit yang disuntikan tadi.

Kita bisa mengukur diameter dari reaksi indurasi (daerah mengeras yang teraba) dilengan
bawah ditempat suntikan tuberculin sebelumnya, jika tidak teraba indurasi, maka hasil test

dinyatakan sebagai 0 mm atau reaksi negatif. Jangan mengukur luas daerah kemerahan
(erythema = kemerahan)

Klasifikasi Reaksi Mantoux Test


Hasil Mantoux test ini harus dibaca dan di-interpretasikan dengan hati hati.
Hasil MantouxTest ini berhubungan erat dengan kondisi kesehatan dan situasi orang tersebut
sebelumnya (lihat keterangan dibawah).
Hasil test yang positif sebagai indikasi orang tersebut telah terpapar / terinfeksi dengan
kuman Mycobacterium tuberculosis
Ukuran indurasi 5 mm atau > 5 mm dinilai test POSITIF, pada orang dengan kondisi :

Orang yang HIV-positive

Baru terpapar dan kontak dengan penderita TBC

Orang dengan kelainan gambaran foto rontgen paru atau yang penyakit paru TBC
lama yang baru sembuh

Orang yang mengalami transplantasi organ dan orang yang mendapat pengobatan
imunosupresant seperti obat kortiko steroid

Ukuran indurasi 10 mm atau > 10 mm dinyatakan POSITIF, bila :

Imigrant atau orang yang baru tiba (kurang dari 5 tahun) dari negara dengan angka
kesakitan TBC paru yang tinggi atau negara endemik penyakit TBC paru paru

Pecandu narkoba dengan cara suntikan

Penghuni dan petugas dari rumah penjara, rumah perawatan orang tua, rumah sakit
dan penampungan untuk kaum gelandangan, dan sebagainya.

Pekerja di laboratorium mycobakteriologi

Penderita penyait khronis seperti penyakit diabetes, pengobatan kortikosteroid jangka


lama, penyakit leukemia, penyakit ginjal stadium akhir, sindrome gangguan penyerapan
khronik, berat badan yang rendah, dst)

Anak berusia kurang dari 4 tahun, atau anak dan remaja yang terpapar pada orang
dewasa dengan resiko tinggi akan menderita penyakit TBC paru paru

Ukuran indurasi 15 mm atau > 15 mm dinyatakan POSITIF, bila

Orang yang tidak memiliki salah satu faktor resiko tersebut diatas

(Catatan: Mantoux test ini hanya ditujukan pada kelompok dengan resiko tinggi
menderita penyakit TBC paru paru)

Selalu ada kemungkinan Hasil Mantoux Test tidak tepat sesuai dengan keadaan sebenarnya
dari penderita, selalu ada kemungkinan terjadi :

Hasil Test yang False Positive : yaitu reaksi yang seharusnya negatif, namun karena
suatu hal, sistim imunologi tubuh memberikan reaksi yang positif, ini terjadi pada mereka
yang pernah mendapatkan vaksinasi BCG sebelumnya. Atau akibat infeksi dengan jenis
kuman Mycobacterium yang lain, atau karena memegang dan menyentuh tempat suntikan
tuberkulin dilengan.

Hasil Test yang False Negative : yaitu reaksi yang seharusnya menjadi positive,
namun karena beberapa hal yang menyebabkan gangguan sistim imunologi tubuh,
sehingga hasilnya menjadi negatif, misalnya karena menderita sakit AIDs, mendapat obat
kortikosteroid jangka panjang, atau karena mal nutrizi (kurang gizi)

Menurut konsensus, maka semua orang dengan Tuberkulin Test Positif, yang telah disaring
berdasarkan kriteria tersebut diatas, harus dianggap dan diperlakukan sebagai penderita
penyakit TBC dan dberi pengobatan yang adekuat, hingga terbukti sebaliknya.
Sedangkan yang hasil Tuberkulin Test negatif juga tidak mutlak menjamin bahwa orang
tersebut bebas dari infeksi kuman M tuberculosis dan penyakit TBC.

Anda mungkin juga menyukai