Anda di halaman 1dari 32

Oleh :

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pemalang

Terdapat beberapa pertimbangan yang mendasari perlunya


dilakukan pengelolaan sampah yaitu :
1.
Pertumbuhan penduduk dan perubahan pola
konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume,
jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam
2.
Pengelolaan sampah selama ini belum sesuai
dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang
berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak
negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan
3.
Sampah telah menjadi permasalahan nasional
sehingga
pengelolaannya
perlu
dilakukan
secara
komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar
memberikan manfaat dan aman bagi lingkungan, serta
dapat mengubah prilaku masyarakat
4.
Dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian
hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan
pemerintah, pemerintah daerah, serta peran masyarakat
dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat
berjalan secara proporsional , efektif, dan efisien.

Selama ini sebagaian besar masyarakat masih memandang


sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna dan
pengelolaan sampah masih bertumpu pada pendekatan akhir
(end of pipe) yaitu kumpul, angkut dan buang ke tempat
pemrosesan akhir sampah.
Timbulan sampah dengan volume yang besar di lokasi
tempat pemrosesan akhir sampah berpotensi melepas gas
metan (CH4) yang dapat menimbulkan gas rumah kaca dan
memberikan kontribusi terhadap pemanasan global, perlu
waktu lama bagi sampah untuk terurai secara alami dan
diperlukan biaya yang besar untuk penanganannya.
Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2008 tentang Pegelolaan Sampah, paradigma pengelolaan
sampah yang berumpu pada pendekatan akhir sudah
saatnya ditinggalkan dan beralih pada paradigma baru
dengan mengelola sampah secara komprehensif dari hulu
hingga ke hilir dan memandang sampah sebagai sumber
daya
yang
mempunyai
nilai
ekonomi
dan
dapat
dimanfaatkan.
Pengelolaan
sampah
paradigma
baru
dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan
sampah.

Amanah yang terdapat dalam Undang-Undang No.18 Tahun


2008
tentang
Pengelolaan
Sampah
mewajibkan
pemerintah
daerah
untuk
melakukan
kegiatan
pengurangan sampah dan penanganan sampah dengan :
1.Menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap
dalam jangka waktu tertentu;
2.Memfasilitasi
penerapan
teknologi
yang
ramah
lingkungan;
3.Memfasilitasi
penerapan label produk yang ramah
lingkungan;
4.Memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur
ulang Memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang;
5.Membiayai penyelenggaraan pengelolaan sampah
Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah terdapat
kendala yang dihadapi oleh pemerintah daerah yaitu :
1.Institusi
yang terdiri dari masalah kelembagaan,
peraturan (produk hukum), sumber daya manusia dan
anggaran/pendanaan
2.Sarana dan prasaran yaitu teknologi, keterbatasan lahan
untuk pelaksanaan dan managemen pemrosesan sampah
akhir (sanitary landfill)

Solusi
untuk
menangani
masalah
sampah
sekaligus membangun nilai ekonomi kerakyatan adalah
melakukan kegiatan 3R dengan masyarakat sebagai
actor utama. Bentuk dan ragam kegiatan 3R tersebut
juga merupakan karya arsitektur masyarakat dimana
salah satunya adalah dengan bank sampah.

Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10


November
1998
tentang
perbankan,
dapat
disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga
kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan
dana, dan memberikan jasa bank lainnya

Merujuk pada usaha perbankan maka konsep bank


sampah meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun
sampah yang berpotensi untuk di daur ulang atau
diubah menjadi bahan yang mempunyai nilai jual,
menyalurkan bahan daur ulang dan produk dari
sampah, dan melakukan bagi hasil dari hasil
penjualan.

Bangunan bank
sampah

Sampah kering yang tersusun


rapi

Tujuan dibangunnya bank sampah sebenarnya bukan


bank sampah itu sendiri. Bank sampah adalah strategi
untuk membangun kepedulian masyarakat agar
dapat
'berkawan'
dengan
sampah
untuk
mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari
sampah.
Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan
harus diintegrasikan dengan gerakan 3R dikalangan
masyarakat sehingga manfaat langsung yang dirasakan
masyarakat tidak hanya ekonomi kerakyatan yang kuat,
namun pembangunan lingkungan yang bersih dan hijau
guna menciptakan masyarakat yang sehat.
Dengan menyatukan bank sampah dengan gerakan 3R,
akan tercipta kesatuan yang utuh antara warga, bank
sampah, dan lingkungan yang bersih dan hijau di tingkat
lokal.

SISTEM
TRANSAKSI

1
Penimbang
an

Pencatat
an

2
Pemilahan sampah
skala rumah tangga

Penyetor
an
Hasil
Hasil sampah
sampah yang
yang
disetorkan
dimasukkan
disetorkan dimasukkan
kedalam
kedalam buku
buku tabungan
tabungan

4
Pengangkutan sampah
dari pelapak kecil ke
pelapak besar

3
Pemilahan oleh
petugas bank sampah

Bank sampah
mendapatkan
keuntungan

Pengangkutan sampah oleh


pelapak kecil

Pengumpulan
Sampah dan
Proses Daur
Ulang
sampah

Pengumpulan
sampah plastik
oleh pelapak
besar

Pengumpulan
Pengumpulan
sampah
sampah oleh
oleh
pengurus
pengurus bank
bank
sampah
sampah

Pengangkutan
Pengangkutan sampah
sampah
dari
dari pelapak
pelapak ke
ke industri
industri

Industri Daur Ulang

Keuntungannya ;
Pemilahan sampah dilakukan mulai dari rumah masing-masing.
Mudah dibawa dalam keadaan bersih ke bank sampah
Memudahkan para petugas bank sampah
Mendapatkan nilai jual yang tinggi dalam keadaan bersih

Warga yang sudah mengolah sampah keringnya menjadi nilai


ekonomi misalnya; memperoleh penghasilan tambahan
sehari-hari (berbelanja sayuran, uang jajan anak, dll)

Dengan adanya program bank sampah, meningkatkan interaksi


antar warga

Sampah yang sudah dikelola secara mandiri menjadikan lingkungan sejuk, indah dan hijau

Pelapak
Setempat

Ketua

Sekretaris

Bendahara

Koordinator

RT
Anggota

Pembukuan

Penimbangan

Pemilahan

Tips : para pengurus akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan sampah kering
yang dilakukan oleh warga dengan menyisihkan hasil penjualan 10% dari pelapak setempat

Sosialisasi ini
dapat dilakukan
pada saat :
Arisan
Pengajian
Pertemuan RT
atau RW
Pertemuan
ibu-ibu PKK

Semakin banyak warga yang meyetorkan sampahnya ke bank sampah


semakin banyak pula penyerapan sampah yang ada di wilayah.

Bisa diletakan di balai RW


Untuk tiap RT bisa di rumahnya masingmasing,di kumpulkan pada saat hari
pengangkutan sampah yang sudah
ditentukan oleh pengurus bank sampah.
Bentuk bangunannya bisa memanfaatkan
ruangan umum yang kurang terpakai.

Jenis-jenis sampah kering yang dapat disetorkan ke Bank Sampah

Plastik Sachetan

Sampah
Sampah Styrofoam
Styrofoam tidak
tidak ada
ada harganya
harganya
Disarankan
Disarankan tidak
tidak menggunakan
menggunakan bahan
bahan dari
dari
Styrofoam
Styrofoam

Kertas

Botol & Gelas Plastik

Sampah kemasan atau multilayer digunakan sebagai bahan baku dalam program Trashion

Catatan ;
Hindari penggunaan alat makan (gelas, sendok,
piring,dll) yang hanya sekali pakai seperti; styrofoam
Bawa kotak makanan dan botol minum sendiri saat
bepergian
Kurangi penggunaan sedotan yang biasanya hanya
dipakai beberapa detik kemudian dibuang ke tempat
sampah

Bawa tas sendiri saat berbelanja guna mengurangi


penggunaan plastik
Pilihlah produk-produk berukuran
besar dan dapat diisi ulang, lebih
ekonomis dan mengurangi sampah
kemasan
hindari penggunaan produk
dalam kemasan sachet

Jangan bakar sampah!


Membakar sampah justru melepaskan karbon dioksida
(CO) dan zat-zat yang berbahaya (dioksin) yang
menyebabkan kanker dan gangguan saluran pernapasan.
Sampah rumah tangga yang dibakar akan menimbulkan
polusi yang cukup berarti bagi lingkungan sekitar.
Undang Undang No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah

KESIMPULAN
Peran Aktif Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah sangat
diperlukan untuk :
Mengurangi sampah disumbernya.
Mengurangi kebutuhan TPS dan TPA
Merangsang masyarakat menempatkan sampah pada
wadah terpilah.
Memberikan pendapatan tambahan kepada masyarakat dari
bagi hasil penjualan sampah daur ulang.

SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai