Anda di halaman 1dari 4

VELOSMITERI DOPPLER

Deteksi dan Diagnosis


Identifikasi bentuk gelombang arteri umbilikalis yang abnormal berguna untuk
medeteksi sebagian janin yang menderita atau mungkin akan menderita retardasi
pertumbuhan janin. Para peneliti ini menyimpulkan bahwa bentuk gelombang yang abnormal
dalam arteri umbilikalis, dapat mengidentifikasikan lesi spesifik mikrovaskuler plasenta yang
menimbulkan obliterasi pembuluh-pembuluh arteri maskuler kecil dalam vili tertiary stem,
dengan demikian, semua temuan ini konsistem dengan pandangan bahwa jika janin secara
konstitusional berukuran kecil atau jika retardasi perumbuhan bukan disebabkan oleh
pembuluh darah plasenta yang tersumbat, maka kemungkinan tidak akan terdapat perubahan
pada bentuk gelombang arteri umbilikalis.
Kemampuan mendeteksi retardasi pertumbuhan janin kemungkinan bervariasi untuk
beberapa alasan lainnya. Sebagai contoh, sejumlah penelitian sampai saat ini terhambat
karena tidak adanya standar yang andal untuk mendiagnosis retardasi pertumbuhan. Pada
banyak penelitian hanya terdapat sedikit data mengenai berat lahir janin dan pada sebagian
penelitian lainnya, perkiraan berat janin lewat pemeriksaan ultrasnografi telah digunakan
dengan angka kesalahan sebesar 10 hingga 15 persen.
Perkiraan Retardasi Pertumbuhan Janin
Campbell dkk. (1986) melakukan skrining terhadap 126 kehamilan secara berturutan
untuk menemukan terjadinya rertardasi pertumbuhan janin, insufisiensi uteroplasenta dan
hipertensi karena kehamilan. Mereka menggunakan analisis bentuk gelombang arteri uterina
dan melaporkan bahwa identifikasi bentuk gelombang yang abnormal mempunyai sensitivitas
68 persen dengan spesifisitas 69 persen, nilai prediktif positif 42 persen dan nilai prediktif
negatif 87 persen. Dengan demikian, meskipun sebagian besar komplikasi terdeteksi,
pemeriksaan yang normal tidak menyingkirkan kemungkinan komplikasi yang akhirnya
terjadi.
Adaptasi Janin Terhadap Retardasi Pertumbuhan
Adaptasi janin terhadap strees akibat berbagai penyebab retardasi pertumbuhan telah
diteliti. Pengurangan aliran darah vena umbulikalis pernah ditemukan sekaligus bersamaan
dengan bentuk gelombang arteri umbilikalis yang abnormal.
Arbeille dkk. (1987) mendefinisikan rasio serebral-plasenta yang merupakan indeks
pourcelot arteri serebri anterior yang dibandingkan dengan indek Pourvelot arteri umbilikalis.
Ditemukan rasio yang kurang dari satu pada semua kehamilan yang diteliti, termasuk 40
kehamilan dengan janin normal dan 21 kehamilan dengan janin yang mengalami retardasi
pertumbuhan. Hasil serupa pernah dilaporkan pula oleh para peneliti lainnya (Arduini, 1987;
Kirkinen, 1987; Woo, 1987; dan para mutra kerja mereka).
Hasil Akhir Janin Dan Penanganan
Janin dengan bentuk kelompok arteri umbilikalis abnormal yang terbanyak tampak
mempunyai perjalanan neonatal yang jauh lebih sulit daripada perjalanan neonatal tanpa
temuan tersebut (McCrown dkk, 1987; Rochelson dkk, 1987; Trudinger dkk. 1985; Woo dkk,
1987). Dalam pandangan pertama, hal ini memberikan kesan adanya nilai tertentu pada
pemeriksaan Dopper untuk meramalkan janin mana dengan retardasi pertumbuhan yang
memberikan hasil akhir lebih baik ketika kelahiran.

PENATALAKSANAAN RETARDASI PERTUMBUHAN JANIN


Skrining klinik dengan menggunakan usia gestasional yang diperoleh secara cermat
dan pengukuran serial tinggi fundus uteri akan mendeteksi banyak janin berukuran kecil
menurut usia gestasional. Pengukuran serial ultrasonik yang dilakukan dengan teliti pada
kelompok berisiko kronis, diabetes atau dengan penyakit ginjal atau penyakit jaringan ikat
akan mengidentifikasi bahkan lebih banyak lagi janin yang berisiko. Sekalipun dengan
pemeriksaan skrining yang intensif, tidak semua janin yang dapat diidentifikasi. Namun
demikian, begitu kita mencurigai kemungkinan janin yang kecil menurut usia gestasional,
berbagai upaya yang intensif perlu dilakukan untuk menentukan apakah terdapat retardasi
pertumbuhan dan bila terdapat, bagaimana jenis retardasi pertimbuhan tersebut serta
etiologinya. Dokter juga harus memastikan, kalau mungkin, persalinan bayi yang selanjutnya,
dapat bertahan hidup dan tumbuh secara normal. Akhirnya, semua ini harus bisa dilaksanakan
dengan beban yang sekecil mungkin bagi pasien, baik dari segi biaya maupun segi resiko fisik
terhadap dirinya serta janinnya.
RETARDASI PERTUMBUHAN PADA KEHAMILAN YANG DEKAT ATERM
Persalinan segera mungkin memberikan hasil akhir terbaik bagi janin yang dicurigai
dengan retardasi pertumbuhan pada kehamilan aterm atau mendekati aterm. Disini,
sebagaimana penatalaksanaa janin yang jauh aterm, perlu diidentifikasi tipe retardasi
pertumbuhan apakah simetris ataukah asimetris, dan perawatan antepartum serta postpartum
diberikan seperti dijelaskan dibawah.
RETARDASI PERTUMBUHAN PADA KEHAMILAN YANG JAUH DARI ATERM
Retardasi Pertumbuhan Yang Simetris
Jika janinmengalami retardasi pertumbuhan yang simetris, penelitian yang rinci harus
dilakukan untuk menemukan anomali janin dan harus dipertimbangkan untuk mengambil
darah umbulikus bagi pemeriksaan karyotipe, khususnya jika dicurigai adanya anomali
kromosomm. Darah vena umbulikalis dapat diperoleh dengan pengambilan sampel darah
umbilikus secara perkutan yang diarahkan melalui teknik utrasonik. Meskipun sebagian ahli
menganjurkan agar skrining dilakukan untuk toksoplasmosis, rubela, sitomegalovirus, virus
herpes dan unsur-unsur virus lainnya (Pearce dan Campbell, 1985), kami mendapatkan hasil
yang produktif dari pemeriksaan ini.
Retardasi Pertumbuhan Janin Yang Asimetris
Setelah diagnosis ditegakkan, ibu harus masuk rumah sakit dan pemeriksaan
surveilans janin, seperti dijelaskan diatas, mulai dilaksanakan.karena sejumlah janin dengan
retardasi pertumbuhan yang asimetris terjadi akibat kelainan pada perfusi uteriplasenta,
banyak dokter yang memilih untuk memantau kehamilan ini dengan alat velosimetri Doppler
(Fleischer, 1985; Hackett, 1987; McCowan, 1987, Soothill, 1987; Trudinger, 1987; dan para
kolega mereka).
Perarce dan Campbell (1985) mengemukakan bahwa alasan lain yang menjelaskan
hasil pemeriksaan Doppler yang normal adalah bahwa janin yang kecil menurut usia
gestasional dengan bentuk gelombang velositasaorta janin dan uterus arkuata yang normal,
kemungkinan bukan merupakan janin yang secara konstitusional berukuran kecil. Jika hasil
observasi ini dikonfirmasikan, janin yang seara konstitusional bertubuh kecil dapat dipisahkan
dengan janin yang mengalami retardasi pertumbuhan dan dengan pemeriksaan surveilans
yang intensif bagi janin yang secara konstitusional berukuran kecil bisa ditiadakan.

Pada kebanyakan kasus retardasi pertumbuhan janin dengan usia kehamilan yang jauh
dari aterm, tidak ada terapi spesifik yang akan memperbaiki keadaan tersebut. Keadaan yang
merupakan pengecualian mungkin nutrisi ibu yang tidak memadai, perokok berat,
penggunaan obat-obat jalanan, dan mungkin pula alkoholisme kronis. Idealnya, pemakaian
tembakau, obat-obat yang terlarang dan konsumsi alkohol dapat dihentikan dan kemudian ibu
mendapatkan diet yang memadai sehingga memberikan pengaruh yang menguntungkan
pertumbuhan janin. Kehidupan tanpa aktivitas fisik yang berat, sehingga mendekati tirah
baring sepanjang waktu, juga secara menguntungkan akan mempengaruhi pertumbuhan janin
dan sekaligus mungkin juga menurunkan risiko persalinan preterm.
Umumnya persalinan janin yang jelas mengalami retardasi pertumbuhan dalam
keadaan seperti dijelaskan dibawah ini dan,bukan keterlambatan, dengan kemunduran lebih
lanjut keadaan janin, akan memberikan peluang yang paling besar untuk keberhasilan hidup
janin tersebut. Pada saat mencapai kehailan dengan retradasi pertumbuhan yang berat,
biasanya janin sudah cukup matur untuk dapat bertambah hidup jika (1) persalinan segera
dilakukan dari pada membiarkan resiko timbulnya gangguan lebih lanjut, (2) pemantauan
yang ketat dilakukan selama persalinan diselesaikan dengan seksio sesarea, dan (3) perawatan
neonatal yang baik segera dimulai setelah persalinan janin.
Adanya penyakit maternal yang bertambah parah akibat kehamilannya dan dengan
demikian mengancam kesehatan ibu disamping kesehatan janin, tentunya harus
mempengaruhi keputusan untuk melahirkan janin dengan retardasi pertumbuhan yang berat.
Hampir setiap penyakit maternal tergolong ke dalam kategori ini kalau ditandai dengan
pernyakit vaskuler, kelainan ginjal atau keduanya, dan demikian pula bila terdapat
preeklamsia. Dengan persalinan segera, tindakkan penyelamatan ibu dan janin kemungkinan
memberikan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan penundaan persalinan yang
seharusnya tidak dilakukan meskipun rasio L/S dipandang menunjukan keadaan immatur.
Pada saat yang sama, dengan persalinan segera, kemunduran keadaan ibu kemungkinan bisa
dihentikan.
PERSALINAN DAN KELAHIRAN
Sepanjang persalinan, baik spontan maupun yang diinduksi, janin yang dicurigai
dengan retardasi pertumbuhan harus dipantau sangat ketat untuk mendeteksi kemungkinan
terjadinya kegawatan, termasuk kelainan frekuensi denyut jantung janin dan adanya
mekonium dalam jumlah yang nyata di dalam cairan amnio. Kemungkinan terjadinya gawat
janin yang berat selama persalinan akan mengalami peningkatan yang cukup besar. Retardasi
pertumbuhan janin umumnya merupakan akibat dari fungsi plasenta yang tidak memadai
sebagai konsekuensi perfusi maternal yang salah atau kan ablasio plasenta yang masih
berfungsi, atau kedua-duanya. Semua keadaan ini mungkin semakin bertambah parah dengan
berlangsungnya persalinan yang sulit. Yang penting, berkurangnya cairan amnion merupakan
predisposisi terjadi kompresi tali pusat dan segala ancaman bahayanya. Karena itu, segala
sesuatu yang diperlukan untuk seksio sesarea darurat harus tersedia. Lebih lanjut kita sudah
dapat mengantisipasi bahwa bayi yang dilahirkan dalam keadaan ini akan memerlukan tenaga
ahli yang membantu terlaksananya pernapasan dengan berhasil. Janin akan menghadapi risiko
hipoksia dan aspirasi mekonium kedalam paru sehingga memperburuk peluang untuk
berhasilnya ventilasi. Segera setelah kepala bayi dilahirkan dari vagina, atau dari uterus pada
seksio sesarea, dokter kebidanan harus secepatnya melakukan aspirasi pada mulut, faring dan
hidung bayi.

PERKEMBANGAN
PERTUMBUHAN

SELANJUTNYA

JANIN

DENGAN

RETARDASI

Pertumbuhan selanjutnya dari setiap neonatus yang pertumbuhannya mengalami


retardasi, tidak dapat diramalkan hanya berdasarkan pada hasil pengukuran antropometrik
yang dilakukan saat lahir (Philip, 1978). Umumnya retardasi pertumbuhan yang simetris atau
menyeluruh dan sudah berlangsung lama di dalam uterus akan diikuti oleh pertumbuhan yang
lambat sesudah kelahiran, sementara janin dengan retardasi pertumbuhan yang asimetris lebih
cenderung untuk mengejar ketinggalannya sesudah dilahirkan. Secara khusus, bayi yang
beratnya kurang dapat diperkirakan akan tumbuh normal, tetapi jika panjang badannya juga
terganggu, bayi tersebut akan tetap kecil (Brook, 1983). Akhirnya, jenis kelamin bayi dan
ukuran tubuh orangtua mempunyai peranan yang penting di dalam menentukan ukuran
somatik (Brook, 1983, Quinstedt, 1985)
Kemampuan neurologi dan intelektual selanjutnya pada bayi dengan retardasi
pertumbuhan in utero, tidak dapat diramalkan secara tepat. Kendati demikian, Fancourt dkk.
(1976) menemukan bahwa anak-anak dengan gambaran sonografik yang membuktikan
kelambatan pertumbuhan kepala yang mulai terjadi sebelum trimester ketiga, akan mengalami
kelambatan dalam perkembangan neurologi dan intelektualnya pula. Namun demikian,
keseluruhan hasil akhir tidak sedemikian suramnya, dan Vohr dkk (1979) melaporkan bahwa
bayi-bayi preterm yang berukuran kecil untuk usia gastasionalnya mempunyai hasil akhir
yang sama pada kehamilan 18 hingga 24 minggu bila dibandingkan dengan bayi-bayi yang
berukuran kecil untuk usia gastasionalnya, juga mendukung pandangan yang menyatakan
bahwa hasil akhir jangka panjang yang menggembirakan masih dapat diharapkan (Voh dan
Oh, 1983). Akhirnya, hasil akhir yang baik terlihat untuk perkembangan kognitif dan
neurologi tetapi tidak untuk pertumbuhan somatik dalam pengertian bayi kecil tanpa asfiksia
menurut usia gestasionalnya (Westwood dkk, 1983)

Anda mungkin juga menyukai