Pada kebanyakan kasus retardasi pertumbuhan janin dengan usia kehamilan yang jauh
dari aterm, tidak ada terapi spesifik yang akan memperbaiki keadaan tersebut. Keadaan yang
merupakan pengecualian mungkin nutrisi ibu yang tidak memadai, perokok berat,
penggunaan obat-obat jalanan, dan mungkin pula alkoholisme kronis. Idealnya, pemakaian
tembakau, obat-obat yang terlarang dan konsumsi alkohol dapat dihentikan dan kemudian ibu
mendapatkan diet yang memadai sehingga memberikan pengaruh yang menguntungkan
pertumbuhan janin. Kehidupan tanpa aktivitas fisik yang berat, sehingga mendekati tirah
baring sepanjang waktu, juga secara menguntungkan akan mempengaruhi pertumbuhan janin
dan sekaligus mungkin juga menurunkan risiko persalinan preterm.
Umumnya persalinan janin yang jelas mengalami retardasi pertumbuhan dalam
keadaan seperti dijelaskan dibawah ini dan,bukan keterlambatan, dengan kemunduran lebih
lanjut keadaan janin, akan memberikan peluang yang paling besar untuk keberhasilan hidup
janin tersebut. Pada saat mencapai kehailan dengan retradasi pertumbuhan yang berat,
biasanya janin sudah cukup matur untuk dapat bertambah hidup jika (1) persalinan segera
dilakukan dari pada membiarkan resiko timbulnya gangguan lebih lanjut, (2) pemantauan
yang ketat dilakukan selama persalinan diselesaikan dengan seksio sesarea, dan (3) perawatan
neonatal yang baik segera dimulai setelah persalinan janin.
Adanya penyakit maternal yang bertambah parah akibat kehamilannya dan dengan
demikian mengancam kesehatan ibu disamping kesehatan janin, tentunya harus
mempengaruhi keputusan untuk melahirkan janin dengan retardasi pertumbuhan yang berat.
Hampir setiap penyakit maternal tergolong ke dalam kategori ini kalau ditandai dengan
pernyakit vaskuler, kelainan ginjal atau keduanya, dan demikian pula bila terdapat
preeklamsia. Dengan persalinan segera, tindakkan penyelamatan ibu dan janin kemungkinan
memberikan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan penundaan persalinan yang
seharusnya tidak dilakukan meskipun rasio L/S dipandang menunjukan keadaan immatur.
Pada saat yang sama, dengan persalinan segera, kemunduran keadaan ibu kemungkinan bisa
dihentikan.
PERSALINAN DAN KELAHIRAN
Sepanjang persalinan, baik spontan maupun yang diinduksi, janin yang dicurigai
dengan retardasi pertumbuhan harus dipantau sangat ketat untuk mendeteksi kemungkinan
terjadinya kegawatan, termasuk kelainan frekuensi denyut jantung janin dan adanya
mekonium dalam jumlah yang nyata di dalam cairan amnio. Kemungkinan terjadinya gawat
janin yang berat selama persalinan akan mengalami peningkatan yang cukup besar. Retardasi
pertumbuhan janin umumnya merupakan akibat dari fungsi plasenta yang tidak memadai
sebagai konsekuensi perfusi maternal yang salah atau kan ablasio plasenta yang masih
berfungsi, atau kedua-duanya. Semua keadaan ini mungkin semakin bertambah parah dengan
berlangsungnya persalinan yang sulit. Yang penting, berkurangnya cairan amnion merupakan
predisposisi terjadi kompresi tali pusat dan segala ancaman bahayanya. Karena itu, segala
sesuatu yang diperlukan untuk seksio sesarea darurat harus tersedia. Lebih lanjut kita sudah
dapat mengantisipasi bahwa bayi yang dilahirkan dalam keadaan ini akan memerlukan tenaga
ahli yang membantu terlaksananya pernapasan dengan berhasil. Janin akan menghadapi risiko
hipoksia dan aspirasi mekonium kedalam paru sehingga memperburuk peluang untuk
berhasilnya ventilasi. Segera setelah kepala bayi dilahirkan dari vagina, atau dari uterus pada
seksio sesarea, dokter kebidanan harus secepatnya melakukan aspirasi pada mulut, faring dan
hidung bayi.
PERKEMBANGAN
PERTUMBUHAN
SELANJUTNYA
JANIN
DENGAN
RETARDASI