Gear Transmission
Gear Transmission
Modul gigi
Wheel
z2 , n2
Pinion
z1, n1
Pinion
z1, n1
Wheel
z2, n2
Train Gear
Speed ratio pertama : i1 = n1 / n2
n1 z1
Speed ratio kedua : i 2 = n2 / n3
Speed ratio total :
i T = i 1 x i 2 = n1 /n2 x n2 /n3 = n1 / n3
Jadi pada train gear, speed ratio hanya tergantung roda gigi pertama dan
yang terakhir, sedang roda gigi diantaranya hanya sebagai makelar saja.
Speed ratio total : i T = n1 / n3 = d3 / d1 = z3 / z1 .
Sedang arah putaran tergantung jumlah roda gigi, apabila
jumlahnya genap ( 8, 10, 20 dll) pasti arah putaran output berlawanan arah
Tetapi bila jumlah rodagigi gasal (3, 9, 15 dll) maka arah putaran output
sama dengan arah inputnya.
Untuk roda gigi lurus (spur) dan penggunaan normal maka batas
speed ratio adalah 6 , apabila speed ratio lebih dari enam harus dibuat
dengan dua tingkat (stage).
Speed ratio maksimal : i maks < 6
Output : z4 , n4
Pinion
z2, n2
z3, n3
Z1, n1
Contoh gambar di atas transmisi rodagigi dua tingkat ( two stages)
n4)
Output (wheel)
gaya aksial
z 2, n2
Input (pinion)
Z1, n1
Gaya yang ada : yaitu gaya tangensial
Gaya radial
Gaya aksial
Ketiga gaya dapat dilukiskan sebagai gaya dalam 3 dimensi.
Wheel
ZW , nW
zWO , n WO
gaya aksial
gaya radial
gaya tangensial
worm
worm
worm.
Apabila roda gigi worm ini , batang berulirnya ada
ofset kedalam , maka disebut : roda gigi spiroid.
Dan apabila ofsetnya lebih jauh kedalam maka
rg. Hypoid
rg.worm
rg.spiroid
Cyclo gear
Differential gear