Kasus Fraktur Femur
Kasus Fraktur Femur
Tn. M, usia 40 tahun dengan fraktur femur kanan 1/3 distal comunited.
Saat ini pasien masih menggunakan Back slab sambil menunggu jadwal
operasi untuk tandur (cangkok) tulang dan pemasangan eksterna traksi.
Dari balutan yang ada pada Back slab merembes darah cukup banyak,
pasien mengeluh nyeri berat. Pasien semenjak kecelakaan 24 jam yang
lalu tidak bisa tidur karena menahan nyeri. Ibu jari dan jari-jari kaki kanan
terasa baal.
kombinasi
proses
penuaan
dan
osteoporosis
pasca
fraktur
intertrokanter
dan
subtrokanter
terletak
fragmen
intrakapsuler
leher
femur
tipis
sehingga
dengan
acara
memindahkan
caput
femur
dan
dengan
sinar
(sebaiknya
untuk memastikan
digunakan
reduksi pada
foto
traksi
skelet,
baik
pada
tuberositas
tibia
maupun
lama
sehingga
untuk
mempercepat
mobilisasi
dan
Untuk fraktur yang tidak stabil, misalnya fraktur batang femur yang
kominutif atau fraktur batang femur bagian distal, pin intramedular ini
dapat dikombinasi dengan pelat untuk neutralisasi rotasi.
Pada fraktur femur tertutup, dilakukan traksi kulit dengan
metode ekstensi buck, tujuan traksi kulit untuk mengurangi rasa sakit
dan mencegah kerusakan jaringan lunak lebih lanjut di sekitar daerah
yang patah.
Fraktur batang femur pada anak-anak umumnya dengan terapi
non operatif, karena akan menyambung dengan baik, pemendekan
kurang dari 2 cm masih dapat diterima karena di kemudian hari akan
sama panjangnya dengan tungkai normal. Hal ini kemungkinan karena
daya proses remodeling pada anak-anak.
Pengobatan non-operatif dapat dilakukan dengan metode
Perkin, metode balance skeletal traction, traksi kulit Bryant, dan traksi
Russel. Sedangkan indikasi operatif karena penanggulangan nonoperatif gagal, fraktur multipel, robeknya arteri femoralis, fraktur
patologik dan fraktur pada orang-orang tua.
4. Fraktur femur suprakondiler
Fraktur ini relatif lebih jarang dibandingkan fraktur batang
femur. Seperti halnya fraktur batang femur, fraktur suprakondiler dapat
dikelola secara konservatif dengan traksi skeletal dengan lutut dalam
posisi fleksi 90O. Traksi ini juga memerlukan waktu istirahat di tempat
tidur yang lama sehingga lebih disukai reposisi terbuka dan
pemasangan fiksasi interna dengan pelat suprakondiler yang kokoh,
yang memungkinkan mobilisasi segera dan menggerakkan sendi lutut.
Hal yang terakhir ini penting karena gerakan sendi lutut yang segera
dapat mencegah sendi kejur akibat perlekatan otot dan atau
perlekatan jaringan lunak di sekitar sendi lutut.
PENGKAJIAN
1. Riwayat keperawatan
a. Riwayat Perjalanan penyakit
-
Kehilangan fungsi
Apakan
klien
pernah
mendapatkan
pengobatan
jenis
Apakah
klien
pernah menggunakan
obat-obat hormonal,
diatas/di
bawah
tulang
yang
fraktur
dipindahkan
-
2. Pemeriksaan fisik
a. Mengidentifikasi tipe fraktur
b. Inspeksi daerah mana yang terkena
-
Laserasi
c. Palpasi
sebelum
Krepitasi
Nadi, dingin
Persiapan alat
o
o
o
o
Basic set
Gunting kassa
Gunting jaringan
Klem
Pinset anatomis
(besar/kecil)
o Pinset cirugis
o
o
o
o
o
o
(besar/kecil)
Kocher
Dukklem
Nail fuder
Scuple (no 4)
Kom
Bengkok
Jmlh
1
1
10
2
2
4
5
2
2
2
2
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Alat tambahan
Jas operasi
Handscoon
Duk besar
Duk sedang/sarung kaki
Canul suction
Selang suction
Kassa
Pisturi no. 22
Cutter
Benang: crumic 2/0, side 2/0, plain
2/0
o Jarum: taper no: 24, cutting no 30
o Set ORIF:
Bone klem
Reduction
Raspatorium
Kuret
Mata bor
Screw driver 3,5
Plate 1/3 tubuler 6 whole
Jmlh
4
4
3
1
1
1
5
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1 set
Penatalakasanaan/instrumen
No
Tindakan
Peralatan
Desinfeksi
Drapping
sampai otot
Mempertahankan hemostatis
Kuret
Fiksasi fraktur
10
Memasang plate
11
NaCL
12
Hecting otot
13
14
Hecting kulit
15
Desinfeksi
Kassa betadin
16
Balut luka
DEFINISI
Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan
oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti
degenerasi tulang / osteoporosis.
FISIOLOGI / ANATOMI
Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan
acetabulum bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian
terbesar dan kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh dari femur
berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk acetabulum.
Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai
darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip.
Suplai darah ke femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya
arteri retikuler posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur
meluas menuju daerah tronkhanter dan bagian bawah dari leher
femur.
KLASIFIKASI
Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :
1. Fraktur Intrakapsuler; femur yang terjadi di dalam tulang sendi,
panggul dan kapsula.
Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih
besar/yang lebih kecil/pada daerah intertrokhanter.
Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2
inci di bawah trokhanter kecil.
PATOFISIOLOGI
Penyebab fraktur adalah trauma
Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau
tanpa trauma yang disebabkan oleh suatu proses, yaitu :
Osteoporosis Imperfekta
Osteoporosis
Penyakit metabolic
Pathway
Pukulan langsung
meremuk
Gerakan puntir mendadak
Konstraksi otot eksterna
Fraktur
Fraktur terbuka
Fraktur tertutup
Pembedahan
Cemas
Pergeseran
Luka pada kulit hingga kepatahan
tulang fragmen tulang
Sindroma kompartemen
Nyeri
Perdarahan
Output berlebih
Aliran darah terganggu
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
O2 dalam darah menurun
Hipoksia
Gangguan perfusi jaringan
TRAUMA
Dibagi menjadi dua, yaitu :
Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita
terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trokhanter mayor
langsung terbentur dengan benda keras (jalanan). Trauma tak
langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya
jatuh terpeleset di kamar mandi pada orangtua.
TANDA DAN GEJALA
PENATALAKSANAAN MEDIK
X.Ray
TRAKSI
Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang
patah dalam jangka waktu sesingkat mungkin
Metode Pemasangan traksi:
Traksi Manual
Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan
Emergency.
Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.
Traksi Mekanik
Immobilisasi
RENCANA KEPERAWATAN
Prioritas Masalah
Mengatasi perdarahan
Mengatasi nyeri
Mencegah komplikasi
NO
DIAGNOSA
INTERVENSI
RASIONALISASI
KEPERAWATAN
1.
Potensial
INDENPENDEN:
terjadinya syok
a)
s/d perdarahan
Observasi
a)
tanda-tanda vital.
yg banyak
Untuk mengetahui
tanda-tanda
syok
se-
dini mungkin
b)
Mengkaji
b)
nya
tindak an
per
darahan
c)
Untuk menentukan
c)
Memberikan
posisi supinasi
Untuk mengurangi
kekurangan
darah ke otak.
d)
d)
Memberikan
banyak
KOLABORASI:
Pemberian
mencegah
(minum)
e)
Untuk
Pemberian
hilang)
e)
Pemberian cairan
per-infus.
f)
Membantu proses
untuk
perda-rahan.
peng-
hentian
perdarahan
dgn g)
fiksasi.
g)
Untuk mengetahui
Pemeriksaan
laboratorium (Hb,Ht)
2.
menghentikan
Gangguan rasa
INDEPENDEN:
nyaman:
a) Mengkaji
perlu
transfusi
atau
tidak.
a) Untuk
Nyeri s/d
karakteristik
perubahan
nyeri
lokasi,
fragmen tulang,
durasi, intensitas
luka pada
nyeri
annya.
jaringan lunak,
meng-
pemasangan
back slab,
tingkat
mengetahui
dengan
rasa
nyeri
gunakan
b) Mempertahankan
b) Mencegah
pergeser-
stress, dan
immobilisasi (back
an
tulang
dan
pe-
cemas
slab)
vena
(support)
pada
return,
menurunkan
ektremitas
yang
edem,
dan
luka.
me-
ngurangi nyeri.
d) Untuk
d) Menjelaskan
mempersiap-
seluruh prosedur
pasien
di atas
KOLABORASI:
e) Pemberian
berpartisipasi
obatan analgesik
3.
Potensial infeksi
INDEPENDEN:
keadaan
luka a) Untuk
dengan luka
terbuka.
mengetahui
tanda-tanda infeksi.
pasien
untuk
tidak b) Meminimalkan
memegang bagian
terjadinya
yang luka.
kontaminasi.
c) Merawat
luka
dengan
meng- c) Mencegah
gunakan
tehnik
aseptik
kontami-
d) Mewaspadai
adanya
keluhan d) Merupakan
indikasi
adanya osteomilitis.
keterbatasan gerak,
edema
lokal,
eritema
pada
daerah luka.
e) Lekosit
KOLABORASI:
darah : leokosit
obatan:
dan
obatantibiotika
TT
(Toksoid
Tetanus)
terjadinya
g) Persiapan
untuk
operasi
sesuai
indikasi
me-
e) Pemeriksaan
f) Pemberian
yang
penyembuhan
luka
4.
Gangguan
INDEPENDEN:
aktivitas
a) Kaji
tingkat
im- a) Pasien
akan
mem-
sehubungan
mobilisasi
yang
dengan
disebabkan
oleh
salah
kerusakan
edema
dan
neuromuskuler
persepsi
skeletal, nyeri,
tentang
immobilisasi.
immobilisasi
pasien
persepsi
posional)
ter-
sebut.
b) Memberikan
b) Mendorong partisipasi
dalam
aktivitas
rekreasi
(menonton
membaca
ke-
energi,
memusatkan
per-
TV,
hatian, meningkatkan
kora,
perasaan mengontrol
dll).
diri
pasien
dan
membantu
dalam
mengurangi
isolasi
sosial.
c) Menganjurkan
pasien
c) Meningkatkan
untuk
darah
melakukan latihan
tulang
pasif
dan
aktif
ke
aliran
otot
untuk
dan
me-
mempertahankan
maupun
yang
tidak.
cegah
kontraktur
yang
tidak
digunakan.
d) Membantu pasien d) Meningkatkan
ke-
dalam perawatan
diri
otot,
meningkatkan
pasien
dalam
me-
kemauan
kebiasa
an
eliminasi
dan
analgetika
rubahan
dan
diit
pedapat
menyebabkan
menganjurkan
penurunan peristaltik
f) Memberikan
tinggi
protein
penyembuhan,
mencegah penurunan
neral.
BB,
karena
pada
immobilisasi biasanya
terjadi penurunan BB
(20 - 30 lb).
KOLABORASI :
g) Konsul
dengan g) Untuk
bagian fisioterapi
5.
Kurangnya
INDEPENDEN:
pengetahuan
a) Menjelaskan
tentang kondisi,
tentang
prognosa, dan
yang
pengo- batan
prognosa,
sehubungan
harap-
dengan
akan datang.
kesalahan
menentukan
program latihan.
a) Pasien
mengetahui
kelainan
muncul
dan
an
yang
kan pilihan.
b) Sebagian
fraktur
besar
memerlukan
dalam pe-
b) Memberikan
nafsiran, tidak
dukung an cara-
selama
familier dengan
nyembuhan sehingga
sumber in-
dan
keterlambatan
formasi.
sebagaimana
nyembuhan disebab-
yang
dianjurkan
oleh
bagi-
alat
ambulasi
an
fisioterapi.
proses
pepe-
bantu
yang
kurang tepat.
c) Mengorganisasikan
kegiatan yang diperlu
kan dan siapa yang
perlu
c) Memilah-milah
aktif-
itas
(apakah
yang
perawat
luarga).
yang
menolongnya.
fisioterapi,
atau
ke-
harus d) Membantu
meng-
fasilitaskan
perawa-
dibantu.
diri.
tersedia
seperti
team
tulang
kemungkinan
rehabilitasi,
perawat keluarga
disiapkan
(home care)
perencanaan
e) Mendiskusikan
tentang
perawatan
lanjutan.
perawatan
untuk
lanjutan