I.
TEORI PRAGMATIK
Pendekatan pragmatik didasarkan pada pengamatan atas perilaku akuntan atau pihakpihak yang menggunakan informasi yang dihasilkan oleh akuntan. Teori pragmatik
membahas berbagai hal yang berkaitan dengan pengujian kebermanfaatan informasi baik
dalam konteks pelaporan keuangan eksternal maupun manajerial.
Pendekatan Pragmatik Deskriptif
Pendekatan pragmatis deskriptif merupakan suatu pendekatan induktif. Perilaku
akuntansi diamati terus menerus dengan tujuan untuk meniru prosedur dan prinsip-prinsip
akuntansi. Teori ini dapat dikembangkan dari pengamatan bagaimana akuntan bertindak
dalam situasi tertentu serta diuji dengan mengamati apakah pada kenyataannya akuntan
melakukan apa yang dianjurkan oleh teori tersebut.
Beberapa kritik terhadap pendekatan pragmatik deskriptif:
a. tidak ada penilaian logis terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan akuntan.
b. metode tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan perubahan,
karena
TEORI SINTAKTIK
Teori sintaktik berusaha menjelaskan praktik akuntansi dan memprediksi bagaimana
akuntan akan bereaksi pada situasi tertentu atau bagaimana mereka melaporkan peristiwa
tertentu. Teori akuntansi sintaktik adalah teori yang berorientasi untuk membahas masalahmasalah tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah dirumuskan secara
semantik dalam elemen-elemen keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk laporan
keuangan. Teori sintaktik meliputi pula hubungan antara unsur-unsur yang memebentuk
TEORI SEMANTIK
Teori semantik berkaitan dengan penjelasan mengenai fenomena (obyek atau
peristiwa) dan istilah atau simbol yang mewakilinya. Teori akuntansi semantik
menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata atau realitas (kegiatan
perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen statement akuntansi) sehingga
orang dapat membayangkan kegiatan fisik perusahaan tanpa harus secara langsung
menyaksikan kegiatan tersebut. Teori ini berusaha untuk menemukan dan merumuskan
makna-makna penting pelaporan keuangan sehingga teori ini banyak membahas
pendefinisian makna elemen (objek), pengidentifikasian atribut, dan penentuan jumlah
rupiah (pengukuran) elemen sebagai sebuah atribut.
Dari aspek bahasa, kerangka teori akuntansi yang lengkap seharusnya memiliki 3
komponen di atas, pragmatik, sintatik, dan semantik (Hendriksen, 1989). Kerangka teoris yang
diperlukan untuk mengembangkan praktik akuntansi yang sehat harus mempertimbangkan faktor
berikut ini:
IV.
TEORI NORMATIF
Teori normatif yaitu teori akuntansi yang mengharuskan dan menggunakan kebijakan
nilai yang mengandung minimum sebuah premis. Teori ini berusaha menjelaskan informasi
apa yang seharusnya dikomunikasikan kepada para pemakai informasi dan bagaimana
2
TEORI POSITIF
Teori positif mulai berkembang pada tahun 1970-an. Positivisme atau empirisme berarti
menguji atau menghubungkan hipotesis akuntansi dengan praktik sebenarnya. Teori positif
Penelitian ilmiah
Penelitian naturalistik
Melihat realita secara objektif dan Melihat realita sebagai
Ontologi
Pendekatan
konkret (berwujud)
Melihat akuntansi sebagai objek.
hasil
konstruksi
sosial
sebagai konstruksi.
Holistik (realita sebagai
Epistemologi
5
bagian-bagian
Metode
Terstruktur
Menggunakan
dasar
teoritis
sebelumnya
Validasi empiris atau ekstensi
Model formulasi sintaksis (prinsip
pembuatan kalimat)
Hipotesis dibuat berdasarkan induksi
empiris
Penggunaan metode statistik yang
terpisah
Kompleksitas dunia tidak
bisa dipecahkan melalui
Metodologi
yang
reduksionisme
Hukum
tidak
dapat
direduksi
Tidak terstruktur
Tidak ada dasar teoritis
sebelumnya
Studi kasus
Eksplorasi yang fleksibel
Mengalami peristiwa
sesuai
VII.
logis
untuk
mendukung
praktik
akuntansi
sehingga
praktisi
dapat
merekomendasi metode yang paling sesuai untuk situasi yang terjadi dengan bukti-bukti
yang ada.
Kesalahpahaman lain yang umum terjadi tentang pengaplikasian sudut pandang ilmiah
dalam akuntansi adalah keinginan untuk mengetahui kebenaran absolut, yang tentu saja
tidak mungkin. Bagaimanapun, semua yang berdebat tentang pendekatan ilmiah terhadap
formulasi teori berpendapat tidak ada hasilnya mencari yang tidak mungkin. Argumen
tersebut didasarkan kepada kesalahan konsep bahwa ilmu pengetahuan dapat menggali dan
menemukan kebenaran absolut. Metode ilmiah tidaklah sempurna. Metode ilmiah adalah
penemuan manusia untuk membantu kita memastikan apakah sebuah pernyataan dapat
dianggap realistis atau tidak. Struktur dari proses dimana ketetapan ini dibuat adalah tidak
ada seorang pun yang mengklaim kebenaran absolut dalam ilmu pengetahuan. Kebenaran
ilmiah bersifah sementara. Sebuah pernyataan atau teori akan diterima hanya jika penelitipeneliti di bidang yang sama memutuskan bahwa bukti-bukti yang disertakan cukup
meyakinkan. Sejarah menunjukkan bahwa penggantian, penyesuaian, dan modifikasi teori
dapat segera dilakukan bersamaan dengan munculnya buti-bukti baru.
VIII.