Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Profesi Ners Departemen Medical di
Ruang Teratai Rumah Sakit dr. Soepraoen Malang

OLEH :
Afiat Arif Ibrahim
115070207111001
Kelompok 2A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

Bakteri
(e.coli)
Refluks uretrovesikal

Hiperplasia prostat jinak (BPH)

Trauma Uretra

atau prostitis

Masuk melalui
Stagnasi urine
Uretra

Injuri pada dinding


obstruksi aliran

mukosa

Terjadi invasi kuman

Inflamasi edema ureter

Pertumbuhan
bakteri
Menempel pada Mukosa

Berpoliferasi

Menghancurkan sel mukosa

Inflamasi,dan edema pada mukosa

MK: Nyeri b/d


inflamasi dan
infeksi uretra

Bakteri naik ke vesica urinaria

Melalui lapisan tipis cairan (Films of fluid)

Vesica urinaria terinfeksi

Spasme otot Polos

MK : Perubahan
pola eliminasi
berhubungan
dengan obstruksi

Urgensi,Disuria

Definisi

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran
kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme
(Corwin, 2001 : 480).

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu tanda umum yang ditunjukkan pada
manifestasi bakteri pada saluran kemih (Engram, 1998 : 121).

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangnya mikroorganisme di dalam


saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri,
virus/mikroorganisme lain.

Etiologi
Organisme penyebab infeksi tractus urinarius yang paling sering ditemukan adalah
Eschericia coli, (80% kasus). E.Coli merupakan penghuni normal dari kolon.
Organisme-organisme lain yang juda dapat menyebabkan infeksi saluran perkemihan
adalah : Golongan Proteus, Klebsiela, Pseudomonas, Enterokokus dan Staphylokokus.
1.1 ISK uncomplicated (simple)
ISK yang sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik
anatomi maupun fungsionil normal. ISK sederhana ini pada usia lanjut terutama
mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superfisial
kandung kemih. Penyebab kuman tersering (90%) adalah E.Coli
1.2 ISK complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kuman penyebab sulit
diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotik,
sering terjadi bakteriemia, sepsis, dan syok. Penyebab kuman pada ISK
complicated adalah Pseudomonas, Proteus dan Klebsiela.

ISK complicated terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut :

Kelainan abnormal saluran kemih, misalnya batu (pada usia lanjut kemungkinan
terjadinya batu, lebih besar dari pada usia muda). Refleks vesiko urethral obstruksi
paraplegi, atoni kandung kemih, kateter kandung kemih menetap, serta prostatitis
menahun.

Kelainan faal ginjal, bail gagal ginjal akut (GGA) maunpun gagal ginjal kronis
(GGK).

Bermacam-macam mikroorganisme dapat menyebabkan ISK. Mikroorganisme yang


paling sering adalah bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni oleh bakteri atau
mikroba lain, karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli biasanya steril. Walaupun
demikian uretra bagian bawah terutama pada wnaita dapat dihuni oleh bakteri yang
jumlahnya makin kurang pada organ yang mendekati kandung kemih. Selain bakteri
aerob, ISK juga dapat disebabkan oleg virus, ragi dan jamur.
Penyebab terbanyak adalah Gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni
usus yang kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari Gram negatif ternyata E.Coli
menduduki tempat teratas, yang kemudian diikuti oleh Proteus, Klebsiela, Enterobacter,
dan Pseudomonas.
Jenis kokus Gram-positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan Enterococcus
dan Staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu saluran kemih,
lelaki usia lanjut dengan hipertrofi prostat atau pada pasien yang menggunakan kateter.
Bila ditemukan Staphylococcus aureus dalam urin harus dicurigai adanya infeksi
hematogen melalui ginjal. Demikian juga Pseudomonas aeroginosa dapat menginfeksi
saluran kemih melalui jalur hematogen dan pada kira-kira 25% pasien demam tifoid
dapat diisolasi Salmonella pada urin. Bakteri lain yang dapat menyebabkan ISK melalui
jalur hematogen ialah Brusella, Nokardia, Actinomyces dan Mycobacterium
tuberculosae.
Virus juga sering ditemukan pada urin tanpa ada gejala ISK akut. Adenovirus tipe 11
dan 12 diduga sebagai penyebab sistitis hematpragik. Sistitis hemoragik dapat juga

disebabkan oleh schistosoma hematobim yang termasuk golongan cacing pipih.


Candida merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada pasien
dengan kateter, pasien DM atau yang mendapat pengobatan dengan antibiotik
spektrum luas. Candida yang paling sering ialah Candida albicans dan Candida
tropicalis. Semua jamur sistemik dapat menulari saluran kemih secara hematogen.
Faktor Resiko
1. Jenis kelamin dan aktivitas seksual
Secara anatomi, uretra perempuan memiliki panjang sekitar 4 cm dan terletak di
dekat anus. Hal ini menjadikannya lebih rentan untuk terkena kolonisasi bakteri
basil gram negatif. Karenanya, perempuan lebih rentan terkena ISK. Berbeda
dengan laki-laki yang struktur uretranya lebih panjang dan memiliki kelenjar
prostat yang sekretnya mampu melawan bakteri, ISK pun lebih jarang
ditemukan.Pada wanita yang aktif seksual, risiko infeksi juga meningkat. Ketika
terjadi koitus, sejumlah besar bakteri dapat terdorong masuk ke vesica urinaria
dan berhubungan dengan onset sistitis. Semakin tinggi frekuensi berhubungan,
makin tinggi risiko sistitis. Oleh karena itu, dikenal istilah honeymoon cystitis.
Penggunaan spermisida atau kontrasepsi lain seperti diafragma dan kondom
yang diberi spermisida juga dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih
karena mengganggu keberadaan flora normal introital dan berhubungan dengan
peningkatan kolonisasi E. coli di vagina.Pada laki-laki, faktor predisposisi
bakteriuria adalah obstruksi uretra akibat hipertrofi prostat. Hal ini menyebabkan
terganggunya pengosongan vesica urinaria yang berhubungan dengan
peningkatan risiko infeksi.2 Selain itu, laki-laki yang memiliki riwayat analseks
berisiko lebih tinggi untuk terkena sistitis, karena sama dengan pada wanita saat
melakukan koitus atau hubungan seksual dapat terjadi introduksi bakteri-bakteri
atau agen infeksi ke dalam vesica urinaria. Tidak dilakukannya sirkumsisi juga
menjadi salah satu faktor risiko infeksi saluran kemih pada laki-laki.

2. Kehamilan
ISK seringkali menyerang perempuan hamil dengan prevalensi rerata sekitar
10%. Hal ini dikaitkan dengan adanya perubahan fisiologis pada perempuan
yang sedang hamil seperti pengaruh hormon progresteron dan obstruksi oleh
uterus yang menyebabkan dilatasi sistem pelviokalises dan ureter.3 Pada
perempuan hamil juga terjadi penurunan tonus ureter dan peristaltiknya, serta
peningkatan refluks vesikoureter karena katup vesikoureter yang sementara
kurang kompeten.1,3 Kateterisasi vesika urinaria yang terkadang dilakukan
sebelum atau sesudah partus juga turut menambah risiko infeksi.1
3. Obstruksi
Penyebab obstruksi dapat beraneka ragam di antaranya: tumor, striktur, batu,
dan hipertrofi prostat. Hambatan pada aliran urin dapat menyebabkan
hidronefrosis, pengosongan vesica urinaria yang tidak sempurna, sehingga
meningkatkan risiko ISK.1,2
4. Disfungsi neurogenik vesica urinaria
Gangguan pada inervasi vesica urinaria dapat berhubungan dengan infeksi
saluran kemih. Infeksi dapat diawali akibat penggunaan kateter atau keberadaan
urin di dalam vesica urinaria yang terlalu lama.1
5. Vesicoureteral reflux
Refluks urin dari vesica urinaria menuju ureter hingga pelvis renalis terjadi saat
terdapat peningkatan tekanan di dalam vesica urinaria. Tekanan yang
seharusnya menutup akses vesica dan ureter justru menyebabkan naiknya urin.
Adanya hubungan vesica urinaria dan ginjal melalui cairan ini meningkatkan
risiko terjadinya ISK.

6. Faktor genetik

Faktor genetik turut berperan dalam risiko terkena ISK. Jumlah dan tipe reseptor
pada sel uroepitel tempat menempelnya bakteri ditentukan secara genetik.1

Patofisiologi
Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam
traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari tempat
infeksi terdekat, hematogen, limfogen.
Ada dua jalur utama terjadinya ISK yaitu asending dan hematogen.

Secara asending yaitu:

Masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: factor


anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki
sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi,
kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan
sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.

Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.


Secara hematogen yaitu:

Sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah
penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur
dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya
bendungan total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan
intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.
Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung
kemih yang tidak lengkap atau kurang efektif.

Mobilitas menurun

Nutrisi yang sering kurang baik

System imunnitas yng menurun

Adanya hambatan pada saluran urin

Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensii yang
berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan
resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri
yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian
keadaan ini secara hematogen menyebar ke suluruh traktus urinarius.
Selain itu, beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK, antara lain: adanya obstruksi
aliran kemih proksimal yang menakibtakan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis
ginjal dan ureter yang disebut sebagai hidronefroses. Penyebab umum obstruksi
adalah: jaringan parut ginjal, batu, neoplasma dan hipertrofi prostate yang sering
ditemukan pada laki-laki diatas usia 60 tahun.
Manifestasi Klinis
Infeksi bakteri ke gejala klinis ISK tidak khas dan bahkan pada sebagian pasien tanpa
gejala. Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria dan terdesak kencing
yang biasanya terjadi bersamaan. Nyeri suprapubik dan daerah pelvis juga ditemukan.
Polakisuria terjadi akibat kandung kemih tidak dapat menampung urin lebih dari 500 ml
karena mukosa yang meradang sehingga sering kencing. Stranguria, tenesmus,
nokturia, sering juga ditemukan enuresis nokturnal sekunder, prostatismus, nyeri uretra,
kolik ureter dan ginjal.
Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi sebagai berikut:

Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasnaya berupa rasa sakit atau rasa
panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit serta rasa tidak
enak di daerah suprapubik.

Pada ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise, mual,
muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di pinggang

ISK yang bergejala, gejala pada masing-masing orang tidak sama. Gejalanya
antara lain:

Sakit di perut bagian bawah, diatas tulang kemaluan

Kencing sakit terutama pada akhir kencing

Anyang-anyangan atau kencing tidak tuntas dan rasa masih ingin kencing
lagi walaupun bila dicoba untuk berkemih tidak ada air kemih yang keluar.

Sering berkemih

Jika infeksi sudah berlanjut, bisa demam

ISK yang tak bergejala terhitung lebih berbahaya, karena tanpa disadari, penyakit
tersebut akan menggerogoti terus-menerus. Jadi, orang yang bersnagkutan terinfeksi
tetapi dia tidak tahu dan biasanya malah menjadi kronis.
Pemeriksaan Penunjang
Urinalisis

Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB)
sediment air kemih

Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih.
Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan
glomerulus ataupun urolitiasis.
Bakteriologis

Mikroskopis

Biakan bakteri
1. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
2. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin
tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai
criteria utama adanya infeksi.
3. Metode tes

Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess
untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien mengalami piuria.
Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat
urin normal menjadi nitrit.

Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) :

Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis,
neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).

Tes- tes tambahan :

Urogram intravena (IVU), Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat
dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius,
adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram
IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten
Penatalaksanaan Medis
Pasien dianjurkan banyak minum agar diuresis meningkat, diberikan obat yang
menyebabkan suasan urin alkali jika terdapat disuria berat dan diberikan antibiotik yang
sesuai. Biasanya ditujukan untuk bakteri Gram-negatif dan obat tersebut harus tinggi
konsentrasinya dalam urin. Wanita dengan bakteriuria asimtomatik atau gelaja ISK
bagian bawah cukup diobati dengan dosis tunggal atau selama 5 hari. Kemudian
dilakukan pemeriksaan urin porsi tengah seminggu kemudian, jika masih positif harus
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pada pria, kemungkinan terdapat kelainan saluran kemih lebih besar, sehingga
sebaiknya diberikan terapi antibiotik selama 5 hari, bukan dosis tunggal dan diadakan
pemeriksaan lebih lanjut. Terdapat 2 jenis ISK rekuren. Yang paling sering adalah
kuman baru pada setiap serangan, biasanya pada wanita dengan gejala sistitis akut
rekuren atau pasien dengan kelainan anatomi.

Pasien diminta banyak minum agar sering berkemih dan dianjurkan untuk minum
antibiotik segera setelah berhubungan intim. Pada kasus sulit dapat diberikan
profilaksis dosis rendah sebelum tidur setiap malam, misalnya nitro furantoin,
trimetroprim dan sulfametoksazol, biasanya 3-6 bulan.
Jenis kedua adalah dimana infeksi terjadi persisten dengan kuman yang sama. Di luar
kemungkinan resistensi kuman ini biasanya merupakan tanda terdapat infeksi seperti
batu atau kista. Biasanya dibutuhkan antibiotik jangka panjang.
Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah agens antibacterial yang
secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhaap
florafekaldanvagina.
Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan atas:

Terapi antibiotika dosis tunggal

Terapi antibiotika konvensional: 5-14 hari

Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu

Terapi dosis rendah untuk supresi

Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi. Jika


kekambuhan disebabkan oleh bakteri persisten di awal infeksi, factor kausatif (mis:
batu, abses), jika muncul salah satu, harus segera ditangani. Setelah penanganan dan
sterilisasiurin,terapipreventifdosisrendah.
Penggunaan

medikasi

yang

umum

mencakup:

sulfisoxazole

(gastrisin),

trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang ampicillin atau


amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten terhadap bakteri ini. Pyridium, suatu
analgesic urinarius jug adapt digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat
infeksi.
Pemakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkina adanya:

Gangguan absorbsi dalam alat pencernaan

Interansi obat

Efek samping obat

Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui ginjal

Resiko pemberian obat pada usia lanjut dalam kaitannya dengan faal ginjal:

Efek nefrotosik obat

Efek toksisitas obat

Komplikasi

Gangguan pada ginjal. Saat seseorang terkena infeksi pada kandung kemih,
bakteri dapat naik dan masuk ke ginjal. Jika terjadi, maka orang tersebut berisiko
terkenainfeksi ginjal dengan gejala berupa nyeri punggung, mual, demam, hingga
menggigil. Infeksi ginjal yang tidak segera ditangani dapat mengarah pada gagal
ginjal atau kerusakan permanen pada organ tersebut.

Infeksi darah. Komplikasi ini terjadi ketika bakteri yang terdapat di dalam sistem
saluran kemih memasuki aliran darah dan pada akhirnya turut menyerang organ-organ
tubuh lainnya. Infeksi darah merupakan kondisi yang tergolong mematikan.

Prostatitis. Komplikasi yang hanya dialami oleh pria ini terjadi ketika kelenjar
prostat mengalami peradangan. Gejala yang muncul bisa berupa rasa nyeri di daerah
selangkangan saat buang air kecil atau saat ejakulasi.

Asuhan Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai