Laporan
Laporan
URINARY SYSTEM
Glomerulonefritis Kronis
Di susun oleh :
Rika Ayu Kusuma Hasyim
115070201111029
Reguler 1
Jenis gangguan yang klasik dan jinak, yang selalu diawali oleh
infeksi stroptococcus dan disertai endapan kompleks imun pada
membrana basalis glomerulus dan perubahan proliferasif seluler.
b. Sub akut
Bentuk glomerulonefritis yang progresif cepat, ditandai dengan
perubahan-perubahan proliferatif seluler nyata yang merusak
glomerulus sehingga dapat mengakibatkan kematian akibat
uremia dalam waktu beberapa bulan.
c. Kronik
Glomerulonefritis progresif lambat berlangsung 2-40 tahun yang
berjalan
menuju
perubahan
sklerotik
dan
abliteratif
pada
masuk
sirkulasi
terperagkap
glomerulus.
b. Nefrotoksik (anti-GBM), linear
Ag yang bereaksi dengan
di
membran
membran
basalis
basalisglomerulus
sebagaiantigen
Klasifikasi Glomerulonefritis berdasarkan gambaran histologik
a. Glomerulonefritis Perubahan Minimal
Glomerulus tampak normal pada mikroskop cahaya, pada
mikroskop
elektron
glomerulonefitismayor
tampak
tidak
penyatuan
memperlihatkan
podosit;
imunopatologi;
dengan
sklerosis
&
hialinosis
pada
beberapa
heterogen
penyakit
glomerulus.
Mikroskop
menebal,
proliferasi
glomerulustampak
sel
berlobus
mesangeal
seperti
&
endotel
kumparan
kawat;
bacterial,
Hepatitis,
Mononucleosis infeksi
- Beberapa parasit dan jamur
2. Sekunder
Berkaitan dengan infeksi sistemik, diantarannya :
- SLE, Sklerosis Sistemik yang progresif, Trombositopenia Purpura
- Gagal Ginjal Postpartum, Sindrom Goodpasture
- Wegners Granulomatosis
- Polyarteritis Nodusa, Sindrom Uremia Hemolitic
Penyebab lain penyakit glomerulonefritis kronis ini yaitu :
-
Penyakit kolagen
Penyebab lain yang tidak diketahui yang ditemui pada stadium
lanjut
(Sunardi , 2008 )
Patofisiologi
( Terlampir )
Manifestasi Klinis
Gejala glomerulonefritis kronik bervariasi. Beberapa pasien dengan
penyakit berat tidak memiliki gejala sama sekali selama bertahuntahun. Gejala dapat ditemukan ketika keadaan hipertensi atau BUN
tinggi
dan
kadar
kreatinin
serum
terdeteksi.
Diagnosis
kronik
berlangsung,
tanda
dan
gejala
akhir
tambahan
termasuk bukti
perikarditis
Kelelahan
Kelemahan
Penglihatan ganda
Sakit kepala (terutama pada pagi hari)
Dypsnoe
Nochturia
Edema
Kehilangan BB
Pada Stadium Dini: Hasil urine analisa; Albumin, sedimen dalam
Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
Urinalisis
Hiperkalemia
akibat penurunan
ekskresi
kalium,
asidosis,
dan obat-obatan
Asidosis metabolik dari penurunan sekresi asam pada ginjal
darah merah)
Hipoalbuminemia dengan edema sekunder untuk hilangnya
fosfor ginjal
Tingkat kalsium serum menurun (kalsium mengikat fosfor untuk
dan
konsumsi
Tes Darah
- Peningkatan Nitrogen Urea Darah (BUN), kreatinin serum dan
-
asam urat
Perubahan elektrolit : Asidosis Metabolik ( penurunan natrium
dan kalsium, peningkatan kalium, fosfor, albumin serum dan
kolesterol)
Anemia Ringan dan Leukositosis
Peningkatan Titer Antibodi ( antistrreptolisin, antihialurinodase
faktor
pertumbuhan
endotel
vaskular
dan
Komplikasi
Komplikasi dari Glomerulonefritis yaitu :
a. Oliguri sampai anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari. Terjadi
sebagai akibat berkurangnya filtrasi glomerulus. Gambaran seperti
insufisiensi
ginjal
akut
dengan
uremia,
hiperfosfatemia,
gejala
serebrum
karena
terjadi
gagal
jantung
akibat
hipertensi
yang
keduanya.
Pantau berat badan harian
Berikan diuretik untuk mengurangi kelebihan cairan.
Sesuaikan masukan natrium dan cairan sesuai dengan kemampuan
lanjut.
Inisiasi dialisis dipertimbangkan sedini mungkin dalam perjalanan
penyakit pasien untuk menjaga pasien dalam kondisi fisik yang
optimal, mencegah cairan dan ketidakseimbangan elektrolit, dan
meminimalkan risiko komplikasi gagal ginjal. Jalannya dialisis lebih
halus
jika
pengobatan
dimulai
sebelum
pasien
mengalami
(rejimen
ponticelli)
cukup
menguntungkan.
GN
kelainan
disebabkan
oleh
glomerulonefritis
pasca
untuk
mengurangi
cepat
dapat
pengedapan
digunakan
fibrin
dan
atau
mengurangi
menunjukkan
inhibitor
progresi
glomerulonefritis.
enzim pengubah-angiotensin
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Umum
A. Identitas Klien
Hal yang perlu dikaji mengenai nama, usia, jenis kelamin, alamat,
status pernikahan, agama, suku, pendidikan, pekerjaan. Dapat juga
: Glomerulonefritis kronis
anoreksia
yang
perlu
permasalahan
yang
dikaji
yaitu
dialami,
bagaimana
adakah
klien
masalah
mengatasi
setelah
klien
seksualitasnya.
Biasanya
klien
akan
mengalami
c.
pada
klien
dengan
glomerulonefritis
d. Mulut dan tenggorokan : e. Telinga : f. Leher : 3. Thorax dan Dada
Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada,
pengggunaan otot bantu napas, teraba , auskultasi terdengar
krekels , pasien mengeluh sesak, frekuensi napas. Kelebihan
beban sirkulasi
dapat
menyebabkan
pembesaran jantung
asupan
cairan,
Data
DS :
Klien biasanya
mengeluh
Etiologi
Infeksi pada glomerulus
Membentuk kompleks agab
adanya rasa
seperti ketat
karena bengkak.
DO:
tampak edema
( umumnya
Diagnosa
Keperawatan
Kelebihan volume
cairan b.d Perubahan
mekanisme regulasi ,
peningkatan
Aktivasi komplemen
Inflamasi membran basalis
permeabilitas
glomerulus.
glomerulus
Peningkatan permeabilitas
membran basalis
ditemukan pada
ektremitas
bawah )
2.
DS :
Klien mengeluh
gatal-gatal pada
kulitnya dan
kadang terasa
Kerusakan Intergitas
Kulit b.d edema dan
menurunnya tingkat
aktifitas
Aktivasi komplemen
perih.
DO:
kulit klien
terlihat kering,
Peningkatan permeabilitas
pecah-pecah,
membran basalis
kemerahan.
3.
DS :
Klien mengeluh
merasa mudah
lemas ketika
ab
Aktivasi komplemen
melakukan
aktifitas
DO:
Klien tampak
lemah dan
terlihat
kelelahan.
Eritropoiesis menurun
Anemia
Suplai O2 ke jaringan
menurun
Metabolisme anaerob
Timbunan asam laktat
Fatigue
4.
DS :
Klien mengeluh
mual, muntah
Intoleransi Aktifitas
Infeksi pada glomerulus
Membentuk kompleks agab
dan anoreksia
DO:
Klien tampak
kurus, BB
mengalami
penurunan
Aktivasi komplemen
Inflamasi membran basalis
glomerulus
Peningkatan permeabilitas
membran basalis
dalam interval
waktu tertentu.
Ketidakseimbangan
Edema
Kelebihan volume cairan
Hipovelemi cairan
intraselular
Perfusi ginjal menurun
Tekanan perfusi dalam
arteriole meningkat
Pelepasan renin meningkat
Angiotensinogen >>
Angiotensin I >>
Gangg.keseimbangan
asam basa
Produksi asam
Asidosis metabolik
Diagnosa
Intervensi
Kelebihan
Tujuan :
Volume Cairan
asuhan
keperawatan
selama
masalah
kelebihan
24
jam,
keperawatan
volum
cairan
Osmolalitas urin )
Monitor status
hemodinamik
Monitor indikasi
Kriteria Hasil :
retensi/ Kelebihan
volume cairan
normal
-
5
Serum elektroli klien
leher, asites )
Kaji lokasi dan luas
menunjukkan perbaikan
edema
Pertahankan catatan
4
Tidak terjadi
yang akurat
Monitor masukan
penambahan berat
-
makanan/cairan dan
-
daerah perifer
3
-
buah, sayur)
Kolaborasi dengan
dokter jika tanda
cairan berlebih
muncul memburuk
( pemberian
diuretik )
NIC : Fluid Monitoring
- Monitor serum dan
2.
elektrolit urin
Monitor serum dan
osmolalitas urine
Monitor berat badan
Monitor tanda dan
gejala oedem
NIC : Skin Surveillance
Kerusakan
Tujuan :
Integritas kulit
asuhan
membran mukosa,
keperawatan
keperawatan
kemerahan,
gangguan
integritas
kulit
dapat
kehangatan
berkurang dengan,
ekstremitas,
Kriteria Hasil :
NOC : Tissue Integrity : Skin
and
membran mukosa,
Mucous
kelembaban dan
Membranes
-
dipertahankan
3
Kulit klien menunjukkan
3
Kulit klien menunjukkan
berkala
Monitor tanda-tanda
infeksi terutama
( kelembabannya )
-
drainase, tekstur.
Monitor warna,
3
Perfusi jaringan tampak
kering
Instruksikan pada
baik
untuk melaporkan
bila terjadi tanda-
tanda infeksi
Dokumentasikan
adanya abnormalitas
dan perubahan pada
3.
Intoleransi
Tujuan :
kulit klien
NIC : Energy
Aktifitas
Setelah dilakukaan
Management
tindakan keperawatan 3 x
yang menyebabkan
meningkatkan aktifitasnya
dan kelemahan berkurang
perasaan terhadap
Kriteria Hasil :
-
Keseimbangan antara
kelelahan
Dorong klien untuk
mengungkapkan
dengan,
NOC : Energy Conservation
Kaji faktor-faktor
keterbatasan
Monitor nutrisi dan
sumber energi yang
4
Menggunakan tehnik
adanya kelelahan
pengehamatan energi
-
3
Melakukukan aktifitas
sesuai dengan
-
terhadap aktifitas
Monitor pola tidur
dan lamanya tidur /
4
NOC : Self Care : ADLs
secara berlebihan
Monitor respon
cardiovaskuler
kemampuan ( energy
yang dimilki )
adekuat
Monitor klien akan
Mampu melakukan
istirahat pasien
Ajarkan
pengorganisasian
aktifitas sehari-hari
manajemen waktu
untuk mencegah
-
kelelahan
Evaluasi peningkatan
tingkat aktifitas klien
Bantu klien
mengidentifikasi
aktifitas yang
mampu dilakukan
Bantu klien untuk
memilih aktifitas
yang konsisten yang
sesuai dengan
kemampuan fisik,
diwaktu luang
Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktifitas
Monitor respon fisik,
emosi, sosial dan
spiritual.
Kolaborasi dengan
tenaga rehabilitasi
medik dalam
merencanakan
program terapi yang
4.
Ketidakseimba
Tujuan :
tepat.
NIC : Nutrition
ngan nutrisi
Setelah dilakakukan
Management
kurang dari
tindakan keperawatan 6 x
kebutuhan
tubuh
makanan
-Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake
Fe
-Anjurkan pasien untuk
meningktakan protein
dan vitamin C
-Yakinkan diet yang
dimakan
4
Intake karbohidrat
mengandung tinggi
adekuat 4
Intkae serat, vitamin dan
mineral adekuat
4
Adanya peningkatan
berat badan sesuai
dengan tujuan 3
Tidak ada tanda-tanda
serat untuk
mencegah konstipasi
-Berikan makanan
terpilih yang sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi
-Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
-Berikan informasi
tentang kebutuhan
malnutrisi
-
nutrisi
-Berikan asupan cairan
4
Tidak terdapat
sesuai dengan
kebutuhan
NIC : Nutritional
Monitoring
-Monitor adanya
penurunan berat
badan
-Jadwalkan pengobataan
dan tindakan tidak
selama jam makan
-Monitor mual muntah
-Monitor makanan
kesukaan
-Monitor kalori dan
intake nutrisi
( NIC & NOC, 2008 )
Referensi :
Barlid, Barrarah, et al. 2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC